Oleh :
Asmah
Habib Husein Jasman
Kahila Delfia
Rahmi Diffilianti
Rizka Novelin
Rudi Sugiarto Saputra
Yosua Butar- Butar
Pembimbing:
dr. Imelda Hutagaol, SpOG (K)
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian Janin merupakan salah satu komplikasi obstetrik yang paling
sering, hampir sekitar 30% dari kehamilan. Kebanyakan terjadi di awal mula
kehamilan dikarenakan adanya masalah pada implantasinya dan biasanya tidak
ditandai dengan adanya gejala klinis yang jelas.1
Sebagian besar keguguran terjadi pada trimester pertama dan kurang dari
lima persen keguguran tersebut terjadi setelah 10 minggu kehamilan. Adapun
beberapa penyebab dari kematian janin dapat digolongkan menjadi beberapa
bagian menurut penyebabnya baik dari ibu , janin serta adanya kelainan atau
gangguan pada kondisi obstetriknya.1
Penyebab si ibu dapat berupa kondisi maternal demografi dari si ibu, usia
ibu, Obesitas, adanya penyakit penyerta dari ibu, eksposur dari zat zat kimia,
keganasan . Adapun penyebab dari janin ialah kelainan genetik, Infeksi,
pertumbuhan janin terhambat.Sedangkan faktor faktor yang menyebabkan adanya
gangguan pada kondisi obstetriknya ialah pendarahan, kondisi plasenta yang
abnormal, trauma pada tali pusat serta adanya massa yang mempengaruhi dari
perkembangan dari janin1.
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: NY.L
Umur
: 27 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Status perkawinan
: Kawin
Alamat
: Pekanbaru.
Pendidikan terakhir
:S1
Agama
: Islam
Pekerjaan
: PNS
Tanggal MRS
: 21-07-2014
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Pasien datang untuk tindakan kuretase + histereskopi
Riwayat penyakit sekarang:
-
Menarche
: pada umur 15 tahun
Siklus
: teratur
Lama
: 5 hari
Banyak perdarahan : normal
Ganti pembalut saat haid: 2-3 kali/hari.
Riwayat obstetri:
-
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
KU
: baik
Kesadaran: komposmentis
TTV : tekanan darah: 120/70 nadi: 88x/m Pernapasan: 18x/m suhu: Afebris
Kepala dan leher: konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), Pembesaran KGB
leher: (-).
Thorax
Paru ;
Inspeksi
Abdomen :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas :
Akralhangat
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan luar:
Iinspeksi v/u tenang
Inspekulo: tidak dilakukan
Laboratorium darah rutin (tanggal 21- 07- 2014 jam 17.28 WIB):
Leukosit
: 9.700 ul
HB
: 12.6 gr%
Hematokrit
: 38.2 %
Trombosit
-
:245.000 ul
: 102 mg/dl
Ureum
: 23.4 mg/dl
Creatinin
: 0.94 mg/dl
AST
: 18.7 UL
ALT
: 19 UL
Hasil
pemeriksaan
USG
(tanggal
16-07-2014)
Rencana penatalaksanaan:
-
IVFD RL 20 tpm
Kuretase
histereskopi
Follow up
Tanggal
21-08-2014
O:
-
Status generalis:
status ginekologis
pemeriksaan abdomen:
sekitarnya
3. dipasang speculum sims atas dan bawah, tampak portio licin, OUE
tertutup, perdarahan aktif dari OUE (-), jaringan (-), fluksus (+). Lalu
dilakukan antisepsis.
4 .memasang tanakulum arah jam 11-1, lalu sims atas dilepas
5. dilakukan sondase, arah uterus didapatkan antefleksi dan panjang
sondase 9 cm
6. dilakukan pemasangan 2 batang laminaria, lalu difiksasi dengan kasa
gulung.
7. setelah diyakini tidak ada perdarahan, tanakulum dilepas.
8. sims bawah dilepas, tindakan selesai.
22-07-2014
09.00-10.00 wib
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Etiologi
kelainan ovum
MenurutHertikdkk, dari 1000 abortusspontan 48,9 % disebabkanoleh
Ovum
yang
patologis.
Ovum
yang
abnormal
diantaranyaterdapatdegenerasivili.Abortusspontan
disebabkanolehkelainan
%
yang
ovum
berkurangkemungkinannyaterjadiabortuskalaukehamilansudahlebihdari 1
bulan,
artinyamakinmudakehamilansaatabortusmakinbesarkemungkinandisebabk
anolehkelainan ovum (50-80 %).
2
kelainanpertumbuhanhasilkonsepsi
Kelainanpertumbuhanhasilkonsepsidapatmenyebabkankematianjaninatauc
acat
janin.Faktor-faktor
yang
rnenyebabkankelainandalampertumbuhanhasilkonsepsiadalah :
a
kelainankromosom
Pada
trisemester
pertama
kemungkinan
terjadinya
10
lahirhanya
0,6%.
Kelainankromosom
seringditemukanpadaabortusspontanaadalahTrisomi,
yang
Monosomi,
lingkungan
endometrium
di
sekitartempatimplamantasikurangsempurnasehinggapemberianzatzatmakananpadahasilkonsepsiterganggu.
c
pengaruhdariluar
Radiasi,
virus,
obat-obatan,
dansebagainyadapatmempengaruhibaikhasilkonsepsimaupunlingkunga
nhidupnyadidalam uterus.Pengaruhinidinamakanpengaruh teratogen.
d Kelainan Genitalia Ibu
1
Tidaksempurnanyakondisi
sepertikurangnya
uterus
progesterone
untuk
proses
implantasi
atau
estrogen,
eridometritisdanmiomasubmukosa.
4
Servikinkompeten
yang
disebabkankelemahanbawaanpadaservik,
GangguanSirkulasiPlasenta
Dijumpaipadaibu
toksemiagravidarum,
yang
menderitapenyakitnefritis,
anomaly
hipertensi,
plasentadanendateritis
yang
menyebabkanoksigenisasiplasentaterganggusehinggamenyebabkangan
gguanpertumbuhandankematianjanin.
11
Penyakitibu
1
Keracunan, NikotindanAlkohol.
Malnutrisi,
avitaminosisdangangguanmetabolisme,
hipotiroid,
Anthagonis Rhesus
Padaanthagonis rhesus darahibu yang melaluiplasentamerusak fetus
danberakibatmeninggalnya fetus.
Antiphospolipid Syndrome
Ada dua macam antibodi antifosfolipid yang telah dikenal yaitu :
Lupus Anticoagulant ( LA ), dan Anticardiolipin Antibody ( ACA ).
Sedangkan klasifikasi APS terdiri dari APS tanpa penyebab lain
disebut sebagai APS primer, sedangkan APS karena penyakit lain
seperti SLE dinamakan APS sekunder.5
ketakutan,
lapartatomi,
dandapatjuga
trauma
Penyakitayah
Usialanjut, penyakitkronis, seperti TBC, anemia, dekompensasikordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan, sinarrontgendanavitaminosis.
III
Epidemiologi
Anomali kromosom janin merupakan penyebab terbanyak terjadinya
kematian
mudigah
yakni
sebesar
30
60%.
Perkiraan
inididasarkan
12
kejadian
yang
sebenarnyamungkin
lebih
Namun,prevalensiabnomalimitosiskromosom
tinggi
gross
dari
kisaran
pada
ini.
embriofase
Patofisiologi
Sindrom antibody antifosfolipid (APS)adalahsalahsatudiantara banyak
timbulbersama
antibody
antifosfolipiddengan
thrombosis
arteridan
vena.APS
dikenaljugasebagaisindromHughes.Trombosistelahdiketahuisecaraluassebagaisala
hsatupenyebabmorbiditasdanmortalitaskehamilan.
APS
adalahpenyebabutamatrombosisdalamkehamilan
yang
bertanggungjawabatasmorbiditasdanmortalitasjaninsertaibusepertipreeklampsia,
pertumbuhanjaninterhambat,
kematianjanindalamrahim,
persalinan
preterm
terjadi
kematian
janin
maka
villi
khorialisbelummenembusdesiduasecaradalam,
jadihasilkonsepsidapatdikeluarkanseluruhnya.
Pada kehamilan 8-12 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga
plasenta tidak dilepaskan secara sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada
plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk seperti kantong kosong
amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya, janin lahir mati, janin masih
hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.7
Manifestasi Klinis
13
Diagnosis
Pemeriksaan Umum
1
Anamnesis
Evaluasi pasien mencakup rincian medis, riwayat bedah, keluarga, genetik,
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus mencakupevaluasi adanya pembesaran tiroid
Pemeriksaan Penunjang
1 Ultrasonografi
14
Histerosalpingografi,
saline
ultrasonografi
tiga-dimensi,
resonansi
indikator
yang
baikbahwa
kehamilan
akan
berhasil,
Laboratorium Test
Uji laboratorium harus dipilih padadasar temuan riwayat klinis masing-masing
pasien dan hasil pemeriksaan. Tes darah mungkin termasuk darah lengkap, jumlah
sel darah, antibodi antinuklear, anticardiolipinantibodi, lupus antikoagulan, kadar
prolaktin, dan kadar thyrotropin.
Kromosomkedua orang tua harus dievaluasi. Evaluasi meliputi uji trombofilia
untuk protein C, protein C teraktivasi, faktor V Leiden dan mutasi protrombin,
protein S, antithrombin, dan kadar homosistein puasa. Biopsi endometrium dapat
membantu mengkonfirmasiovulasi atau mengevaluasi fase luteal yang cacat.
Meskipun prosedur ini kontroversial, tetapi ini merupakan tes terbaik untuk
mengevaluasikelainan endometrium. Pengujian untuk sitomegalovirus, listeria,
dantoksoplasmosis
dapat
juga
dilakukan
mungkin,
tetapi
umumnya
tidakdianjurkan.2
V
Tata Laksana
1.Antikoagulan Theraphy
15
atau kuretase.
Untuk rahim yang usia lebih dari 12 minggu, dilakukan induksipersalinan
dengan oksitosin. Untuk oksitosin diperlukanpembukaan serviks dengan
pemasangan kateter foley intra uterusselama 24 jam.7
16
endometrial
seringkali
berupa
penonjolan
langsung
dari
lapisan
17
klinisi
untuk
menegakkan
diagnosis.
Polip
endometrium
mempunyai konsistensi yang lebih kenyal dan berwarna lebih merah daripada
polip serviks. Sebagian besar polip mempunyai susunan histologis yang sama
dengan endometrium da dasar tangkainya dan tidak menunjukkan perubahan
sekretorik.
Kurang dari sepertiga polip memiliki komposisi jaringan yang sama
dengan jaringan endometrium penyusun atau endometrium asalnya. Ujung polip
yang keluar dari ostium serviks sering mengalami perdarahan, nekrotik, dan
peradangan. Sebagian besar gambaran histipatologikdari polip endometrium
menunjukkan adanya hiperplasia kistik, hanya sebagian kecil saja yang
menunjukkan hiperplasia adenomatosa.
IV. Etiologi Polip Endometrium
a.
Produksi hormon yang abnormal yaitu hormon estrogen yang tidak diimbangi
oleh hormon progesteron
b.
Placenta yang tertinggal setelah partus dan abortus.
c.
Polip bisa berasal dari adenoma-adenofibrinoma dan juga mioma submukosum
yang diakibatkan oleh meningkatnya hormon.
V. Tanda dan Gejala Polip Endometrium
Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan
mereka dapat di pengaruhi oleh kadar hormon, terutama esterogen. seringkali
tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
pembentukannya
Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid
Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang
berkepanjangan
Perdarahan haid yang terlalu berat
Rasa sakit atau dismenore (nyeri pada saat menstruasi)
Perdarahan yang banyak dan lebih lama
Ibu mengalami dispareuni saat berhubungan seksual
18
kuretage.
Histeroskopi dengan cara kateterisasi dan bedah laser.
Identifikasi histologi dari endometrium yang berdarah membantu dalam
pemilihan hormonal yang rasional.
Bila ujung polip keluar melalui ostium serviks sehingga mudah untuk dicapai
makan pemutusan tangkai polip dapat dilakukan melalui dua cara.
1.
Dengan menjepit tangkai polip dan kemudian melakukan putaran atau torsi pada
2.
Obesitas
Penggunaan tamoxifen, terapi obat untuk kanker payudara
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Polip serviks
Tekanan darah tinggidan adanyapolipserviksmerupakan salah satu
dan
Ginekologiedisi
November
2008tidakmenemukan
penelitiankecilyang
diterbitkan
dalamTheJournalmenopauseEropa
penderita
dengan
riwayat
tekanan
darah
tinggidanobesitas
tanpa
19
Dengan menjepit tangkai polip dan kemudian melakukan putaran atau torsi
IX.
tahun mencoba. Ketika seorang wanita tidak subur dan tidak memiliki gejala polip
endometrium, kemungkinan wanita tersebut memiliki polip yang asimtomatik
dengan persentase sebesar 3% sampai 5%, menurut Jones Institute of
Reproductive Medicine Jika wanita tersebut mengalami perdarahan yang tidak
biasa, hal tersebut mungkin disebabkan oleh polip.
Polip rahim bisa bertindak seperti alat kontrasepsi alami (IUD), mencegah
telur dibuahi dari menanamkan pada dinding rahim. Mereka juga dapat
memblokir daerah di mana tuba falopi terhubung ke rongga rahim, mencegah
sperma dari bepergian ke dalam tabung untuk memSenuhi telur. Demikian pula,
mereka dapat memblokir saluran serviks, yang akan mencegah sperma memasuki
rahim sama sekali. Polip juga mungkin memainkan peran dalam keguguran bagi
beberapa wanita. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2005
dalam jurnal Human Reproduction, perempuan yang menjalani inseminasi buatan
setelah polip mereka di buang, mereka hamil sekitar dua kali daripada perempuan
yang tidak mempuyai polip sebelumnya. Bahkan, wanita yang mempunyai
riwayat polip sebelumnya sering hamil tanpa inseminasi buatan.
3.3 HISTERESKOPI
I. Definisi
20
kanker
serviks,
servikalstenosis,
dan
operator
yang
tidak
berpengalaman.
Pemakaian Histeroskopi dalam Kelainan Ginekologi
1. Perdarahan Uterus Abnormal. Histeroskopi dewasa ini mempunyai nilai
lebih dalam penanganan perdarahan uterus abnormal. Temuan yang
didapat pada histeroskopi memberikan berbagai informasi mengenai
bermacam-macam keadaan klinis pasien. Temuan pada histeroskopi
memiliki korelasi yang akurat dengan hasil histopatologi kelainan yang
diperoleh. Pada penelitian pemakaian histeroskopi dengan dilatasi dan
kuretase pada sampling endometrium menunjukkan bahwa keduanya
21
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
Dari hasil laporan operasi didapatkan adanya hasil konsepsi 2 cc, kantong gestasi
di daerah cornu, dan didpatkan polip berbagai ukuran di endometrium.
Diagnosis pada pasien ini G1 gravid 8-9 minggu + missed abortion.
Menurut kami usia kehamilan pada pasien ini 9-10 minggu. Dan diagnosis
preoperasi pada pasien ini seharusnya G1 gravid 9-10 minggu + missed abortion
ec polip endometrium. Hal ini sesuai dengan hasil USG dan laporan operasi.
2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat ?
Tatalaksana pada pasien ini dilakukan prosedur dilatasi kuretase
intrauterine + histereskopi + extirpasi. Menurut literatur pada pasien dengan
diagnosis missed abortion dengan usia kehamilan < 12 minggu bisa dilakukan
langsung evakuasi dengan melakukan dilatasi+ kuretase. Pemeriksaan hitereskopi
diindikasikan untuk diagnostik dan terapeutik. Indikasi diagnostik antara lain
evaluasi infertilitas,septum, polip endometrium,leomioma uteri submukosa dan
adhesi intra uterin. Sedangkan indikasi terpeutik ialah septum,adhesi, polip
endometrium.
Sesuai dengan literatur, diatas, pada pasien ini telah sesuai dilakukan
tindakah histereskopi untuk prosedur diagnostik dan terapeutik pada polip
endometrium.
3. Bagaimana pengaruh polip endometrium pada kehamilan.
Berdasarkan literatur, Polip endometrium dapat menyebabkan beberapa
komplikasi pada kehamilan diantaranya Infertil dikarenakan adanya gangguan
pada proses perjalanan sperma menuju ke ovarium , sehingga tidak terjadi proses
pembuahan. Dapat juga menyebabkan kematian janin karena akan menggangu
proses implantasi, hasil konsepsinya tidak akan dapat menempel dengan baik
karena polip endometrium akan menyebabkan gangguan vaskular dari
endometriumnya.
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1 Kematian hasil konsepsi pada trimester 1 sangat sulit berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik karena tidak adanya gejala klinis serta
keluhan sehingga diperlukan pemeriksaan kehamilan yang teratur pada
2
kehamilan.
Polip endometrium memiliki berbagai banyak komplikasi terhadap
proses pembuahan maupun proses implantasi yang akan berdampak
terhadap kematian janin
5.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
1
Branch Ware, Gibson Mark, Robbert Silver. Reccurent Miscarriage. The New
England Journal Of Medicine 2010;363(18) 1740-7.
26
27