Dikerjakan oleh:
DERY KRISTINA
ERVANI PUJASTUTI
SOIRIN
Etika merupakan suatu nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah laku (Bertens,2001).
Pengertian resiko etika adalah suatu kemungkinan dilanggarnya etika yang
disebabkan oleh ketidak mapuan perusahaan atau intuisi dalam memenuhi
harapan stakeholder. Beberapa contoh resiko etika dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Para stakeholder yang tidak
dapat dipenuhi
Pemegang saham (shareholder)
adanya
perilaku
penggelapan dana dan
asset
adanya
konflik
kepentingan dengan para
eksekutif perusahaan
tingkatan
performa
perusahaan yang tidak
sesuai dengan keinginan
para pemegang saham
keakuratan
dan
transparansi
laporan
keuangan
Karyawan
keamanan kerja
Pembedaan
mempekerjakan
anak
dibawah
umur
dan
pemerasan tenaga buruh
Pelanggan
keamanan produk
performa perusahaan
Lingkungan
terciptanya polusi
Resiko etika
kejujuran dan integritas
pertanggungjawaban yang
dapat diprediksi
kejujuran
dan
pertanggungjawaban
kejujuran dan integritas
kewajaran
keadilan
keadilan
dan
perlakuan
kasih sayang
keterbukaan
kewajaran
jawaban
Suatu
bertahan
organisasi
berkelanjutan
maka untuk
itu
perusahaan
dapat
perusahaan
sesuai
diperlukan
harus
dengan
pengelolaan
mencapai
tujuannya
fokus
asumsi
resiko
untuk
tetap
going
concern,
etika yang
ada,agar
secara efisien
dan
efektif.
Pengelolaan resiko etika pada praktik bisnis kini mulai menyadari bahwa
meskipun manajemen risiko cenderung berfokus kepada masalah-masalah
non-etis, bukti yang ada menunjukkan bahwa penghindaran bencana dan
kegagalan juga memerlukan perhatian kepada masalah risiko etika.
Manajemen resiko etika berarti suatu tindakan untuk meminimalisir suatu
hal yang tidak diinginkan atau bencana yang dihasilkan dari prinsip-prinsip
etika yang diabaikan oleh suatukelompok/entitas
Berikut akan dijelaskan mengenai identifikasi penilaian resiko etika yang
dibagi menjadi beberapa tahap :
1. Melakukan penilaian dan identifikasi para stakeholder perusahaan. Dalam
tahap ini manajemen membuat daftar mengenai apa saja dan siapa saja para
stakeholder yang berkepentingan dan apa harapan mereka. Hal ini akan
menunjukkan
adanya
perhatian
perusahaan
terhadap
kepentingan
bergantung
pada
empat
faktor,
yaitu
kejujuran,
kredibilitas,
reliabilitas, dan
tanggung
jawab. Faktor-faktor
tersebut bisa
menjadi
kesempatan tersebut.
Berdasarkan Sarbanes-Oxley Act (SOX), manajemen perusahaanlah
yang diharapkan untuk melaporkan system pengendalian internal dan auditor
eksternal
harus
melaporkan
system
tersebut
berdasarkan
laporan
yang
mungkin
akan
lebih
faktor kepastiannya.
mampu
Menurut
menampilkan
Murphy
sebanyak mungkin
(2009) dalam
artikelnya
sosial,
konsumen dan
stakeholder menekankan
pentingnya
masyarakat.
Akhirnya,
mengembangkan
model
hubungan saling
keseimbangan,
dan
menanggapi
kebutuhan
usahanya
harus
mempertimbangkan
hal-hal
tersebut.
Kepatuhan pada Kode Etik ini merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan dan memajukan reputasi perusahaan sebagai karyawan &
pimpinan
perusahaan
yang
bertanggung jawab,
nilai
dimana
pemegang
saham
(shareholder value)
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan krisis terjadi, yaitu:
a) Penyebab Umum.
Penyebab
ini
diantaranya
disebabkan
oleh
organisasi
Penurunan profit yang tajam
Penyelewengan
Perubahan permintaan pasar
secara keselurahan.
Untuk meminimalisir dampak yang disebabkan oleh krisis tersebut, maka
dibutuhkan suatu manajemen didalam mengurangi dampak tersebut, yang
dinamai dengan manajemen krisis.
Dari sisi risk management, sejumlah langkah di bawah ini perlu
dilakukan untuk melindungi perusahaan dari risiko politik, yaitu :
1. Seorang manajer risiko harus melakukan perencanaan dan due
ah dan tokoh
pengusaha-pengusaha
sangat kecil.
asing
orang
yang
bekerja
risiko politik (Political Risk Insurance/ PRI) untuk risiko politik yang
akan dihadapi pengusaha dalam menjalankan perusahaannya di suatu
negara/daerah Politik bisa begitu bergejolak di berbagai tingkat.
Pengusaha harus cerdas dalam mengatasi dampak buruknya dengan
risk manajemen yang tepat.