Analisa Kasus
Kebutuhan pangan/gizi
Orang tua penderita menyatakan bahwa mereka selalu mengusahakan untuk memenuhi
kebutuhan pangan penderita.
Analisis gizi :
Asupan : 2000 cc per hari
Kebutuhan kalori : 80 kkal/kgBB/hari
80 kkal x 22 kg = 1760 kkal
Kebutuhan cairan = (10 kg x 100 cc) + (10 kg x 50 cc) + (2 kg x 20 cc)
= 1000 cc + 500 cc + 40 cc = 1540 cc
Densitas : kebutuhan kalori = 1.14
kebutuhan cairan
Asupan gizi yang diberikan sudah mencukupi kebutuhan yang diperlukan.
2.
Sandang
Keperluan sandang kurang dianggap sebagai prioritas dalam keluarga, namun cukup
diperhatikan. Mereka membeli pakaian baru saat ada uang lebih atau saat hari raya. Namun
dari pengamatan, kebersihan dari pakaian penderita dan keluarganya cukup diperhatikan,
karena ibu mencuci pakaian anak dan anggota keluarga lainnya setiap hari.
3.
Papan
Penderita tinggal di Jalan Pulau Saelus nomor 19, Sesetan. Rumah ini merupakan rumah
pribadi. Rumah tersebut dihuni oleh satu KK dengan total penghuni 4 orang. Antara kamar
tidur, dapur, kamar mandi penderita terletak pada bagunan yang berbeda. Penderita dan
orang tuanya tidur di kamar yang terpisah. Namun penderita tidur bersama dengan
kakaknya. Kamar penderita berukuran 5 x 4 meter, dengan dinding semen bercat, lantai dari
keramik, dan terdapat ventilasi dan jendela di kamar penderita, sehingga matahari dapat
masuk dan sirkulasi udara lancar. Rumah keluarga tersebut memiliki dua kamar mandi dan
WC serta pemakaiannya secara bersama-sama, namun letaknya terpisah dengan kamar
penderita. Kondisi kamar mandi terkesan gelap dan tidak bersih. Sumber air didapatkan dari
sumur, sehingga air yang digunakan dalam keseharian sedikit keruh. Lingkungan rumah
keluarga cukup bersih, namun pada bagian dekat kamar mandi penderita terdapat halaman
yang tidak terpakai dan hanya terdapat barang-barang yang tidak digunakan dan dapat
menimbulkan genangan air.
4. Perawatan kesehatan
Keluarga penderita merupakan keluarga yang mempercayakan kesehatannya kepada
paramedis. Bapak penderita menyebutkan bahwa apabila ada keluhan sakit dari anaknya
maka akan langsung dibawa ke puskesmas ataupun ke rumah sakit. Perawatan kesehatan
bagi penderita merupakan suatu prioritas dalam keluarga, kepercayaan perawatan kesehatan
diberikan kepada paramedis dan bukan alternatif.
5. Waktu bersama keluarga
Ibu penderita adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya bekerja sebagai sales,
bekerja dari jam 08.00-18.00. Kesehariannya penderita lebih sering bersama ibunya dan
kakaknya.
Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
1. Hubungan emosi dan kasih sayang dengan kedua orangtua
Orang tua penderita terlihat menyayangi penderita, terlihat dengan kedekatan penderita
dengan orang tuanya saat kunjungan. Ibu lebih berperanan dalam hal perawatan dan
pengawasan penderita sehari-harinya.
.
Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
1.
Penderita adalah anak yang aktif. Penderita biasa menghabiskan waktunya dengan
bermain di luar rumah bersama anak-anak tetangganya. Hubungan penderita dengan orang
tua cukup dekat. Hal ini terlihat saat orang tua penderita berusaha mengajak penderita untuk
bercakap-cakap dan bermain.
cukup baik yang nantinya dapat mempengaruhi personal sosial, motorik halus, motorik
kasar dan bahasanya.
2.
Perkembangan penderita secara umum masih dalam batas normal. Tetapi tetap
harus diperhatikan perkembangan tahap-tahap selajutnya, berkaitan dengan kondisi kedua
orang tua yang bekerja kemungkinan kurang melatih anak dan ketidaktahuan orang tua.
3.3
KIE
Asuh
Memberikan penjelasan pada orang tua penderita untuk selalu menjaga kesehatan terutama
gizi penderita dengan selalu berusaha memberikan asupan makanan yang sesuai dengan
kebutuhan penderita.
Memberikan penjelasan pada orang tua penderita untuk menjaga kebersihan diri
dan lingkungan mencegah DBD berkembang ke anggota keluarga lain.
Asah
Memberikan informasi kepada orang tua untuk aktif menstimulasi anaknya misalnya
dengan memberikan keleluasaan anaknya bermain dengan teman sebayanya, tapi
memperhatikan pola belajarnya di sekolah dan di rumah.
Asih