Anda di halaman 1dari 15

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Nama Pekerjaan: Peningkatan Jalan Bengkalis Indah II Menuju


RW 06 kelurahan Balai Raja Kecamtana Pinggir
Nama Penawar
I.

: CV. WILIA PRATAMA MANIDIR

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat
didalam dokumen lelang dan uraian Yang diberikan saat rapat penjelasan pada
tanggal 11 juni 2012 yang telah didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi
salah satu persyaratan yang harus dipenuhi didalam mengikuti Pelelangan Umum
Pada POKJA 1 ULP Kbupaten Bengkalis pada paket Pekerjan : Peningkatan
Jalan Bengkalis Indah II Menuju RW 06 kelurahan Balai Raja Kecamtana
Pinggir
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan pekerjaan utama
dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing masing
pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.
Dalam

metode

ini

juga

akan

digambarkan

pelaksanaan

pekerjaan

dengan

memperkecil gangguan terhadap lalulintas.


I.3 Lokasi Pekerjaan dan Lingkup Pekerjaan
Lokasi pekerjaan ini berada di kecamatan pinggir kabupaten Bengkalis, dengan
lingkup pekerjaan antara lain :

Pekerjaan persiapan yang meliputi pekerjaan mobilisasi, persiapan fasilitas

penunjang, pengukuran, dll.


Pekerjaan tanah yang akan meliputi pekerjaan Penyiapan badan jalan.
Pekerjaan perbaikan Tepi perkerasan dan bahu jalan meliputi Pekerjaan lapis

Pondasi Agregat Kelas B pada bahu jalan


Pekerjaan Berbutir yang meliputi pekerjaan lapis pondasi Agregat kelas C
sebai lapis pondasi bawah dan lapis Pondasi Agregat kelas A sebagai lapis

ppondasi atas
Pekerjaan Aspal berupa lapis resap pengikat aspal cair dan

lapis resap

antara ( AC BC) gradasi halus /


II.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan


mengenai tahapan dan tata cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdasarkan dokumen lelang,
gambar teknis, dan spesifikasi. Penjelasan ini akan meliputi :

II.1

Program Mobilisasi
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Uraian Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Program Mobilisasi

Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk
memberikan penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan
oleh PT. Seneca Indonesia didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini
meliputi :
1. Lokasi dan Lahan untuk Base camp
Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan Bengkalis Indah II
Menuju RW 06 kelurahan Balai Raja Kecamtana Pinggir
sekitar lokasi pekerjaan

berada di

Sedangkan untuk kantor proyek / kantor lapangan

yang akan memonitor jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka CV WILIA


PRATAMA MANDIRI

akan mengadakan (penyewaan) lahan tambahan yang

akan dicari didekati lokasi proyek.


2. Daftar Mobilisasi Personil
Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang
terdiri dari :
1. Pelaksana lapangan
2. Surveyor
3. Drafter
Tenaga kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk
melaksankan pekerjaan paket pyoyek ini, akan terdiri dari :
a. Mandor
b. Pekerja terlatih
c. Pekerja Biasa
Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan
di dalam Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek
dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan
kebutuhan yang tercermin dari Rencana Kerja/Schedule.
3. Mobilisasi Peralatan
Daftar

jenis

peralatan

yang

akan

dimobilisasi

ke

lapangan

untuk

menunjang pelaksanaan pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai


dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan.
4. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing
Dalam periode mobilisasi ini, CV. WILIA PRATAMA MANDIRI akan melakukan
pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik tetap ( Bench Mark )
kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench
Mark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran situasi
detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan disajikan dalam

bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan

dalam spesifikasi

teknis, yang akan menghasilkan gambar kerja ( shop drawings ) berupa


gambar situasi, potongan memanjang dan usulan potongan melintang (
profil desain ). Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari
Pengawas Proyek / Direksi. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut
kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan dilapangan ( Site
Execution ).
6.

Analisa Sumber Material (Quarry)


Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi
gambaran secara rinci bagaimana bahan dan material dasar untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini diperoleh, bagaimana dan dimana
proses pengelolahanpencampuran akan dilakukan serta bagaimana proses
pengangkutan material tersebut ke lokasi proyek yang dikaitkan dengan
pengendalian lalu lintas (traffic management).
Pembahasan analisa sumber bahan

ini

akan

dibatasi

pada

beberapa

bahan/ material dasar utamayang diperlukan antara lain :


1.

Boulder
Boulder yang akan digunakan diambil dari quarry Quary yang berada

tidak terlalu jauh dari lokasi pekerjaan Batu Belah yang sudah terseleksi
kualitasnya tersebut akan diproses untuk dijadikan batu pecah (agregat
kasar, agregat halus dan abu batu) yang kemudian akan digunakan sebagai
campuran :
1. AC BC
2. Agregat Kelas A
3. Agregat Kelas B
4. Agregat Kelas C
Pemecahan boulder menjadi batu pecah akan menggunakan mesin
pemecah batu (Stone crusher) sedangkan untuk pencampuran menjadi
aspal panas (hotmix) adalah menggunakan Asphalt Mixing Plant.
2.

Aspal
Aspal yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan campuran

aspal adalah dari jenis aspal minyak yang mempunyai titik lembek 48C.
Aspal Minyak tersebut akan diangkut dengan menggunakan tangki aspal
langsung dari lokasi

gudang supplier ke lokasi base camp utama PT.

Seneca Indonesia. Pengujian awal terhadap penetrasi dan titik lembek


aspal akan selalu dilakukan sebelum aspal tersebut dibongkar di base
camp, kemudian pemeriksaan kedua akan dilakukan lebih detail di
laboratorium, sebelum aspal tersebut dapat diterima.
3. Bahan Aditif Anti Pengelupasan
Bahan Aditif Anti Pengelupasan yang akan digunakan untuk campuran
aspal panas akan diangkut langsung dari lokasi gudang supplier ke lokasi
base camp utama PT. Seneca Indonesia (diterima ditempat).

II.2

Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan

Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan, maka PT. Seneca
Indonesia akan mengusulkan laboratorium utama di base camp Kp. Yaman Labuhan
Batu

dan

laboratorium

penunjang

yang

akan

diadakan

di

lokasi

proyek.

Laboratorium ini dilengkapi dengan minimal uji, antara lain :


a.

Pemeriksaan / pengujian tanah


Kepadatan laboratorium
CBR Laboratorium
Berat jenis tanah
Batas batas Atterberg
Analisa saringan
Kadar air
Kepadatan lapangan dengan metode kerucut (sand come)
b. Pemeriksaan / pengujian beton
Slump test
Cube/cylinder moulds
C. Untuk pemeriksaan / uji aspal

Pengujian metode Marshall


Ekstraksi dengan metode sentrifugal
Ekstraksi dengan metode Refluks
Berat jenis agregat kasar
Berat jenis agregat halus
Pengeboran benda uji inti (core drill)
Termometer logam
Penetrometer
Titik lembek
Dan perlengkapan / peralatan lain.
Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan
dengan berpedoman pada beberapa referensi (standar rujukan) sebagai

berikut :
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)
Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca
Indonesia sesuai ISO 9001 2008
Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang
akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk
memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini
telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Pemeriksaan mutu bahan tersebut akan dilakukan secara intern PT. Seneca
Indonesia dengan melibatkan Quality Control (Material Engineer) tingkat pusat dan
di

lapangan. Hasil pengendalian

mutu secara

intern ini, selanjutnya akan

diperiksakan secara extern dengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan


persetujuan, dalam hal ini adalah dari konsultan supervise dan Direksi Pekerjaan.
Untuk gambaran lebih jelas mengenai pengendalian mutu ini, dapat di lihat dalam
flow chart yang melampiri dokumen ini.

II.3

Uraian Metode Kerja


1. Pekerjaan Umum ( Persiapan )
a. Memobilisasi GS, staf inti dan pelaksana serta peralatan konstruksi .
b. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait didaerah dimana lokasi
proyek berada, khususnya dengan pihak kepolisian untuk menentukan
waktu / jam kerja yang diijinkan dan yang terbaik ditinjau dari segi
kepadatan lalu lintas.
c. Menyiapkan peralatan komunikasi untuk petugas lapangan, agar dapat
berkomunikasi dengan base camp sehingga selalu terpantau kondisi
d.
e.
f.
g.

kepadatan lalu lintas dilapangan.


Menyiapkan kantor lapangan dan fasilitas penunjang.
Melakukan pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawings.
Melakukan dokumentasi (photo) pada kondisi progres nol persen.
Bila diperlukan, melakukan pengujian tanah (soil investigations) untuk
mengetahui secara teliti kondisi tanah yang sebenarnya , khususnya

didalam mengantisipasi pelaksanaan pekerjaan peebaran jalan.


h. Melakukan pengujian bahan dasar yang akan digunakan termasuk
pembuatan job mix formula.
i. Menentukan tempat pembuangan hasil pembersihan dan tanah galian
yang tidak dapat dipakai untuk konstruksi.
2. Pekerjaan Tanah
a. Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop
drawings termasuk didalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah dapat dilakukan untuk
pekerjaan penyiapan badan jalan
b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai
gambar kerja yang disetujui.
c. Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan
top soils ini akan dibuang kelokasi pembuangan yang telah disiapkan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai
dimensi dan elevasi rencana, maka akan dilakukan penyiapan dan
pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian tersebut.
e. Pada lokasi pelebaran jalan dimana terdapat pekerjaan timbunan pilihan,
maka sebelum pekerjaan penimbunan dengan timbunan pilihan dimulai,
akan dilakukan trial section (penghamparan dan pemadatan) untuk
mendapatkan persetujuan terhadap metode kerja penumbunan yang akan
dilaksanakan. Bahan timbunan pilihan yang digunakan akan diangkut
f.

dengan dump truck dari Quarry.


Bila diperlukan maka pada lokasi pekerjaan timbunan biasa juga akan
dilakukan trial section untuk mendapatkan persetujuan terhadap metode
kerja

penimbunan

yang

akan

dilaksanakan,

sebelum

pekerjaan

penimbunan biasa tersebut dilakukan. Bahan timbunan biasa yang


digunakan akan diangkut dengan dump truk dari lokasi pekerjaan.

g. Semua pekerjaan penimbunan akan dilakukan dengan penghamparan dan


pemadatan lapis per lapis, dengan ketebalan gembur setiap lapisan tidak
lebih dari 20 cm.
h. Lapisan terkhir dari timbunan pilihan maupun timbunan biasa akan
dilakukan uji kepadatan dengan menggunakan alat Sand cone.
3. Pekerjaan Struktur Perkerasan,
a. Lapisan strukur perkerasan pada jalan, akan dimulai dari urutan
pekerjaan penghamparan timbunan pilihan, agregat kelas C, agregat
kelas A, pekerjaan pengaspalan yang terdiri dari lapis antara AC- BC
b.

c.

(gradasi halus/kasar)
Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah dasar
sebelum di hampar

lapis pondasi

dilakukan

menggunakan

dengan

penyiapan badan jalan tersebut


alat

pemadat

mekanis

dan

perapihannya dibantu dengan tenaga manusia.


Pekerjaan penghamparan lapis pondasi bawah (agregat kelas C) dan
lapis pondasi atas (agregat kelas A), pada pekerjaan Penimhkatan Jalan
akan dilakukan dengan menggunakan motor grader dan dipadatkan
lapis

per

lapis

dengan

menggunakan

Tandem

Roller.

Untuk

mendapatkan kepadatan yang maksimum pada kadar air optimum


yang direncanakan, maka dilapangan akan ditempatkan satu unit
water
d.

tank

untuk

sewaktu

waktu

akan

diperlakukan

dalam

mengendalikan kadar air saat proses pemadatan.


Setelah lapis pondasi mencapai elevasai yang diinginkan dan kepadan
yang sesuai dengan persyaratan maka dilakukan penyemprotan lapis
resap pengikat dengan menggunakan asphalt sprayer yang di semprot

e.

secara merata pada permukaan lapis pondasi


Pekerjaan penghamparan dan pemadatan laston lapis Antara AC BC (
gradasi halus/kasar diatas permukaan agregat A yang telah diprime
coat akan dilaksanakan / dimulai paling lama 3 hari setelah di semprot

dengan prime coat


4. Pekerjaan Beton K-250
a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton
K-250 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau
pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan.
b. Beton K-250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material
c.

berupa pasir, semen dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.


Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk
pekerjaan diatas (butir a ) dapat diuraikan secara berikut :

Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk

kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.


Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base
camp akan dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai
shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikat dengan
menggunakan kawat beton.

Pekerjaan

dilanjutkan

dengan

pembuatan

dan

pemasangan

bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk

membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.


Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan
penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan

dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.


Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi)
dari beton, maka pengecoran beton akan dilakukan dengan

menggunakan luncuran manual.


Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya
dengan uji slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan
dituangkan

dan

pemadatan

beton

akan

dilakukan

dengan

menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak

terjadi bleeding.
Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan
Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan

benda uji kubus/silinder.


Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton
mengeras dan sesuai engan persyaratan Spesifikasi.

5. Pekerjaan Beton K-175


a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton
K-175 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan tau
pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan.
b. Beton K-175 di produksi secara manual (concrete mixer). Material
c.

berupa pasir, semen dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.


Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk
pekerjaan diatas (butir a ) dapat diuraikan secara berikut :

Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk

kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.


Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan
bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk

membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings.


Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakian
bekisting

akan

dibersihkan

terlebih

dahulu

dan

dimintakan

persetujuannya dari Deraksi Pekerjaan.


Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi)
dari beton, maka pengecoran beton akan dilakukan dengan

menggunakan luncuran manual.


Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya
dengan uji slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan
dituangkan

dan

pemadatan

beton

akan

dilakukan

dengan

menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak


terjadi bleeding.

Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan


Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan

benda uji kubus/silinder.


Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton
mengeras dan sesuai engan persyaratan Spesifikasi.

6. Pekerjaan Baja Tulangan U-24,


a. Material baja tulangan U-24 yang telah disetujui berdasarkan hasil uji /
sertifikat mutu, akan disupply oleh suplier dan diterima dilokasi
basecamp pendukung PT. Seneca Indonesia.
b. Baja tulangan U-24 akan distock dan dipisahkan sesuai ukuran
c.

diameternya.
Perakitan ( cuting dan bending ) akan dilakukan dengan menggunakan
alat pemotong (bar cutting) dan alat pembengkok (bar bending)

sesuai dengan ukuran yang ada didalam shop drawing yang disetujui.
d. Baja tulangan yang telah dipotong dan dibentuk, kemudian diangkut
kelokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump truck akan dilakukan
dengan menggunakan tenaga manusia (manual)
e. Untuk tetap menjaga mutu baja tulangan sebelum digunakan
dilapangan, maka semua stock yang ada di base camp ataupun yang
belum terpasang dilokasi pekerjaan akan dilindungi dengan penutup
agar terhindar dari pengkaratan.
7. Pekerjaan Bahu Jalan,
Perkerjaan bahu jalan akan dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan
perkerasan aspal panas (AC BC). Pekerjaan bahu jalan tersebut akan
menggunakan material aggregat kelas B, untuk Aggregat B penghamparan
akan menggunakan motor grader dan dipadatkan lapis per lapis dengan
menggunakan vibro Roller. Untuk mendapatkan kepadatan maksimum pada
kadar air optimum yang direncanakan, maka dilapangan akan ditempatkan
satu

unit

water

tank

untuk

sewaktu

waktu

akan

diperlukan

dalam

mengendalikan kadar air saat proses pemadatan, sedangkan untuk lapis


Latasir kelas A, penghamparan akan menggunakan asphal finisher dan
dipadatkan dengan menggunakan Tendem dan PTR.
8. Pelaksanaan pembersihan akhir akan dilakukan setelah seluruh pekerjaan
selesai, sebelum dilakukan Profesional Handling Over.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap usulan metode
pelaksanaan yang telah diuraikan diatas makadilampirkan Diagram Metode
Pelaksanaan Pekerjaan awal pelaksanaan pekerjaan sampai akhir pekerjaan.
III.

URAIAN PEKERJAAN UTAMA

Pekerjaan Utama pada Paket Peningkatan Jalan Bengkalis Indah II Menuju


RW 06 kelurahan Balai Raja Kecamtana Pinggir adalah sebagai berikut :

Lapis Pondasi Agregat, terdiri dari : Lapis Agregat C, Lapis Pondasi Agregat

B, Lapis Pondasi Agregat A


Pekerjaan Aspal, terdiri dari : Aspal Minyak, Laston lapis antara (ACBC)

Tahapan pelaksanaan fisik pekerjaan utama dilapangan akan diuraikan


sebagai berikut :
A. LAPIS PONDASI AGREGAT
Secara umum methode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat A, B
dan S adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Pelaksanaan
a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk
penghamparan dan pemadatan lapis pondasi aggregate base.
b) Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar aggregate base.
Lokasi
c)

tersebut

harus

sudah

mendapat

persetujuan

dari

Direksi

Pekerjaan.
Lokasi pekerjaan merupakan daerah pelebaran yang sebelum nya telah
digali dan dihampar timbunan pilihan dan sudah berada pada elevasi

sesuai gambar kerja serta telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.


d) Pencampuran untuk aggregat A, aggregat B dan aggregat C dilakukan di
base camp dan setelah disetujui direksi, lalu material tersebut di angkut
kelokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
e) Melakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat
pemadat yang digunakan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Proses Pelaksanaan
a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas
b) Material pondasi agregat diproduksi di base camp sesuai JMF yang
disetujui diangkut ke lokasi penghamparan dengan menggunakan Dump
c)

Truck.
Material dihampar sesuai tebal dan elevasi rencana yang terlihat

didalam shop drawing.


d) Material dihampar dengan

menggunakan

Motor

grader

kemudian

dipadatkan dengan menggunakan vibro roller dengan berat alat dan


jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui oleh
pihak Direksi pekerjaan.
e) Water tanker disediakan untuk menjaga kadar air agar pemadatan
dialkukan pada kadar air optimum.
3. Pengendalian Kualitas
a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk
mengetahui nilai kepadatan lapangan, dimana nilai kepadatan lapangan
harus 100% dari nilai kepadatan hasil pengujian di lab.
b) Proof rolling test akan dilakukan terlebih dahulu terhadap lapisan agregat
A sebelum pengujian density test.

B. PEKERJAAN ASPAL
Secara umum metode

pelaksanaan

penghamparan

dan

pemadatan

pekerjaan aspal akan dilakukan sebagai berikut


1. Persiapan Pelaksanaan
a) Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan untuk penghamparan dan
pemadatan lapisan aspal baru.
b) Bahan campuran berupa agregat halus dan agregat kasar untuk hotmix
dihasilkan dari produksi stone crusher dengan material dasar batu
boulder yang didapat dari Quarry yang tidak begitu jauh dari lokasi
pekerjaan.
c) Filler berupa semen didatangkan dari Suplier terdekat.
d) Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjut nya diuji kualitasnya
(penetrasi dan titik lembek) sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.
e) Pembuatan JMF hotmix ACBC di labolarotium dengan pengawasan dan
persetujuan Direksi pekerjaan.
f) Pengajuan shop drawing dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
g) Hotmix diproduksi di base camp dengan alat AMP (asphalt mixing plant)
dan diangkut dengan dump truck ke lokasi pekerjaan dengan jaraktidak
lebih dari 150 km.
h) Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial
compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat, pengujian
i)

ini disaksikan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.


Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary
marking diatas lokasi permukaan yang telah direncanakan untuk diberi
lapisan aspal baru. Pengukuran disaksikan dan disetujui oleh Direksi

pekerjaan.
2. Proses Produksi
a) Dimulai dengan pemanasan aspal ( Aspal Minyak ) di dalam aspal
storage sampai temperatur yang disyaratkan.
b) Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan
dan tetapkan ukuran bukaan cold bin untu masing-masing fraksi
aggregat sesuai hasil percobaan bukaan / gate cold bin (kalibrasi bukaan
c)

cild bin).
Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan aggregat dan aspal

sesuai job mix formula.


d) Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke
dryer untuk dikeringkan dengan suhu pemanasan sesuai spesifikasi,
kemudian dinaikkan dengan hot elevator menuju ke penimbangan
material di hot bin.
e) Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke
f)

penimbangan aspal.
Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian
dicampur dalam pugmill dengan wakru pencampuran yang ditentukan

30 detik.
g) Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke aras
Dump Truck dan diperiksa temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.
3. Proses Pelaksanaan
a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.

b) Apabila semua mobilisasi peralatan serta pembuatabn temporary


marking telah dilaksanakan dan disetujui dilapangan, maka pekerjaan
akan dimulai dengan pelaksanaan tack coating.
Tack coating akan dilakukan bertahap lajur per lajur sesuai dengan

c)

metode kerja dan rencanapelaksanaan yang disetujui. Penyemprotan


tack coat secara bertahap ini dilakukan untuk mempertimbangkan
apabila terjadi kerusakan peralatan produksi (AMP), paving set dan
kondisi hujan yang tidak memungkinkan pekerjaan dilanjutkan.
d) Kerataan dan setting time terhadap hasil tack coat tersebut akan
dimintakan persetujuannya dari Deraksi Teknis dan Direksi Pekerjaan
yang bertugas dilapangan.
e) Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang
diproduksi di AMP akan dimulai dengan pemeriksaan temperatur
ampuran aspal panas tersebut sesaat sebelum ditumpahkan ke dalam
hopper finisher, yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa temperature
campuran yang akan berkaitan dengan viskositas aspal masih memenuhi
persyaratan spesifikasi teknis.
f) Setelah dihamparperiksa kelurusan tepi dengan menggunakan tali.
g) Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapihan permukaan
dan tepi hamparan.
h) Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah
i)

lintasan sesuai dengan trial compaction)


Pemadatan intermidiate dengan menggunakan Pneumatic Tyre Roller

j)

(jumlah lintasan sesuai dengann trial compaction)


Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller

(jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction)


4. Pengendalian Kualitas
Pengujian di laboratorium terhadap campuran aspal, antara lain :
Marshal test
Stability
Density, dan properties lainnya.
Pengujian dilapangan/setelah pengharapan

Pemeriksaan suhu campuran, saat proses pemadatan


Core drill test
Density test

IV. PEKERJAAN PENUNJANG


Pekerjaan penunjang merupakan pekerjaan sementara yangmempengaruhi
kelancaran / keberhasilan pennyelesaian

pekerjaan dan salah satunya

adalah Manajemen Pengaturan Lalu Lintas.


IV. 1. Manajemen Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan ini . untuk setiap

tahapan pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak


mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut.
Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas di lokasi pekerjaan dan daerah
sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam
berbagai aspek, safety bagi para pengguna jalan perlun mendapat
jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak.
Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di
lakukan dengan dengan bewrbagai cara antara lain:
1. memasang berbagai jenis rambu rambu pengaman di sekitar lokasi
pekerjaan secara tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi
penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien
untuk mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang
ada. Pekerjaan pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar
(friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian rupa
sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu
lintas yang ada dan menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang
berarti.
4. Jika tidak memingkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka
untuk pekrjaan tertentu seperti overlay, akan dilakukan pada malam
hari

dengan

memasang

penerangan

yang

cukup,

agar

tidak

mengganggu arus lalu lintas.


teknik pengaturan lalu lintas selama pekerjaan diperlihatkan didalam
gambar terlampir.
V. SISTEM MANAJEMEN
V.1. pengendalian Aspek Lingkungan
Rencana pelaksanaan

pekerjaan Peningkatan Jalan Bengkalis Indah II

Menuju RW 06 kelurahan Balai Raja Kecamtana Pinggir , akan menimbulkan

dampak

positif

berupa

peningkatan

kualitas

pelayanan

lalu

lintas,

khususnyha pada ruas jalan tersebut. Pekerjaan ruas jalan ini juga akan
member peningkata pada tarap perekonomian pada masyarakat sekitarnya.
Namun yang perlu di cermati bahwa pelaksanaan pekerjaan Peningkatan
Jalan Bengkalis Indah II Menuju RW 06 kelurahan Balai Raja Kecamtana
Pinggir ini juga akan menimbulkan dampak negative terhadap aspek

lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan ruas jalan tersebut.


Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan pelebaran
jalan pada ruas jalan Peningkatan Jalan Bengkalis Indah II Menuju RW 06
kelurahan Balai Raja Kecamtana Pinggir

, dalam pembahasan ini terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu:

Tahap Pra Konstruksi


Komponen lingkungan yang di perkirakan akan terkena dampak dari
proyek pekerjaan jalan ini antara lain, yaitu:
a. Masyarakat pengguna jalur jalan angkuta material, khususnya tanah
urug dan material lainnya dari sumber material dan base camp dari
lokasi pekerjaan.
b. Masyarakat yang menggunakan Ruang Milik Jalan (Rumija) untuk
kegiatan mereka, misalnya : untuk tempat tinggal, berjualan, dll,
terkena pembebasan lahan untuk konstruksi pelebaran jalan.
c. Berkurangnya lahan tempat pemberhentian kenderaan umum dan

tempat parker.
Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada
tahap konstruksi
antara lain :
a. Adanya kegiatan mobilisasi alat alat berat untuk konstruksi,
sehingga menimbulkkan dampak kemacetan lalu lintas.
b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk

konstruksi,

misalnya : tanah urug, agregat, batu kali, pasir, dll.


c. Kegiatan angkuta untuk pembuangan material : material bekas
galian
d. Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat.
e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena
adanya operasi pengangkutan tanah ex galian tanah dan utntuk
tibunan, serta gas buang dari alat-alat konstruksi dan alat-alat
pengangkutan.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka PT. Seneca Indonesia
akan melakukan
upaya-upaya antara lain :
a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi jalur
angkutan material untuk proyek dengan melibatkan penduduk dan
pejabat setempat (Camat), lurah, RW, RT) setempat, pemilik proyek
(Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana proyek (Kontraktor),

kegiatan

penyuluhan ini harus menjelaskan mengenai rencana/jadwal kegiatan


pelaksanaan

dan

member

gambaran

bagaimana

tipikal

proyek

tersebut setelah ditangani. Pada kesempatan ini, pihak proyek juga


harus

dapat

akibat

menampung

aspirasi/kemarau,

masyarakat

sekitarnya yang terkena dampak lingkungan lainnya baik masa pra


maupun pasca konstruksi.

b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah,


maka

terutama

pada

musim

kering/kemarau,

akan

dilakukan

penyiraman tanah/jalan sehingga gangguan debu dapat diminimalkan.


c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua
kendaraan proyek yang membawa material keluar dan masuk kelokasi
proyek harus tertutup dengan terpal penutup.
d. Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan
dengan cara menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi
kecepatan laju kenderaan saat melewati lokasi proyek, sehingga
intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot

kenderaan angkutan

dan alat berat dapat dikurangi.


e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi
proyek, maka akan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepoisian, khususnya
yang berkaitan dengan pengaturan lalu lintas.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat
jam yang tidak sibuk, yaitu dengan terlebih dahulu mensurvey
kondisi volume lalu lintas harian rata-rata setiap jamnya.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat
waktu
Mengusakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan
dilokasi

proyek

sedemikian

rupa

sehingga

tidak

akan

menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar


muat bahan.
f. Terhadap dampak

yang

timbul

karena

adanya

kemungkinan

pembongkaran/pemindahan utilitas umum, maka akan dilakukan


koordinasi dengan pihak terkait menyangkut pemberitahuan kapan
kegiatan dimulai, prosedur dan pengamanan pelaksanaan.
Uraian

mngenai

pelaksanaan

Sisitem

Manajemenpekerjaan

Paket

Peningkatan Jalan Bengkalis Indah II Menuju RW 06 kelurahan Balai Raja


Kecamtana Pinggir, khususnya yang berkaitan dengan Sistem Manajemen

K3 telah disusun dan merupakan lampiran dari dokumen usaha metode


pelaksanaan.
IV. PENUTUP
Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di
dalamnya, semoga

uraian diatas dapat memenuhi persyaratan yang

dibutuhkan untuk kelengkapan Dokumen Penawaran Paket Peningkatan


Jalan Bengkalis Indah II Menuju RW 06 kelurahan Balai Raja Kecamtana
Pinggir

Selatpanjang , 14 Juni 2012


CV. WILIA PRATAMA MANDIRI

SAMSI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai