Tugas Kuliah
Tugas Kuliah
di
kenal
pada
Tuberkulosis adalah
manusia,
penyakit
infeksius,
(Amin,
yang
Zulkifli,
etal.2006).
terutama
menyerang
infeksi
menular
yang
disebabkan
oleh
Mycobacterium
yang
disebabkan
tuberkulosis).
oleh
M.
basil
TBC
tuberculosis
(mycobacterium
termasuk
familie
mycobacterium,
yang
salah
satu
spesiesnya
adalah
M.
tuberculosis.
M. tuberculosis yang paling berbahaya pada manusia adalah type
humanis. Basil TBC mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam,
sifat ini dimanfaatkan oleh Robert Koch untuk mewarnainya secara
khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut pula basil Tahan asam (BTA).
(Danusanto, Halim 2000).
Tuberculosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
basil Mycobacterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk
batang dengan panjang 1 4 mm dan tebal 0,3 0,6 mm. Stuktur kuman
ini terdiri atas lipid (lemak) yang membuat kuman lebih tahan terhadap
asam, serta dari berbagai gangguan kimia dan fisik. Kuman ini juga tahan
berada
di
udara
kering
dan
keadaan
dingin
karena
sifatnya
yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali dan menjadi lebih aktif. Selain
itu, kuman ini juga bersifat aerob.
Tuberkulosis paru merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang
vital.Basil Mycobacterium masuk ke dalam jaringan paru melalui saluran
napas (droplet infection) sampai alveoli dan terjadilah infeksi primer
(Ghon). Kemudian, di kelenjar getah bening terjadilah primer kompleks
yang disebuttuberculosis primer. Dalam sebagian besar kasus, bagian
yang terinfeksi ini dapat mengalami penyembuhan. Peradangan terjadi
sebelum
tubuh
mempunyai
kekebalan
spesifik
terhadap
basil
napas
bagian
bawah
untuk
pertukaran
gas,
melindungi
(protecting) saluran napas bagian bawah dari benda asing, dan sebagai
penghangat,
penyaring,
serta
pelembab
(warming
filtration
and
b)
Sinus Paranasalis
Sinus paranasalis merupakan daerah yang terbuka pada tulang kepala.
Nama sinus paranasalis sendiri disesuaikan dengan nama tulang di mana
organ
itu
berada.
Organ
ini
terdiri
atas
sinus
frotalis,
sinus
membantu
menghangatkan
dan
melembabkan
udara,
Faring (Tekak)
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan esophagus, pada ketinggian tulang rawan
krikoid.
Oleh
karena
itu,
letak
faring
di
belakang
laring
(larynx
pharyngeal).
d)
Laring
Laring terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkan faring
dari columna
vertebrata. Laring
merentang
sampai
bagian
yang
a)
Trakea
Trakea atau batang tenggorokan memiliki panjang kira-kira 9 cm. organ
ini merentang laring sampai kira-kira dibagian atas vertebrata torakalis
kelima. Dari tempat ini, trakea bercabang menjadi dua bronkus (bronchi).
Trakea tersusun atas
16-20 lingkaran tak lengkap, berupa cincin-cincin tulang rawan yang
disatukan bersama oleh jaringan fibrosa dan melengkapi lingkaran
disebelah belakang trakea.Selain itu , trakea juga memuat beberapa
jaringan otot.
b)
yang
terbentuk
dari
belahan
dua
trakea
pada
terminalis,
yaitu
saluran
udara
terkecil
yang
tidak
terminalis
memiliki
garis
tengah
kurang
lebih
sampai
tingkat
bronkbiolus
terminalis
disebut
saluran
Alveolus
Alveolus (yaitu tempat pertukaran gas sinus) terdiri dari bronkiolus dan
respiratorius yangterkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli
pada
dindingnya.
Alveolus
adalah
kantung
berdinding
tipis
yang
Paru-paru
Bagian paru-paru terdapat dalam rongga toraks. Paru-paru juga dilapisi
pleura, yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga terdapat
cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikin. Paru kanan dibagia ats tiga
lobus,yaitu lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior. Sedangkan ,
paru kiri dibagi menjadi dua lobus, yaitu loobus superior dan inferior. Tiap
lobus dibungkus oleh jaringan elastis yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sukkus alveolar, dan
alveoli. Diperkirakan, setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli,
sehingga organ ini mempunyai permukaan yang cukup luas sebagai
tempat permukaan atau pertukaran gas.
e)
toraks
berfungsi
melindungi
paru-paru,
jantung,
dan
pembuluh darah besar. Bagian rongga toraks terdiri atas 12 iga costa.
Pada bagian atas toraks di daerah leher, terdapatdua otot tambahan
untuk proses inspirasi, yakni skaleneus dan sternokleidomastoideus. Otot
sklaneus menaikkan tulang iga pertama dan kedua selama inspirasi untuk
memperluas rongga dada atas dan menstabilkan dinding dada .
Otot sternokleidomastoideus berfungsi untuk mengangkat sternum.
Otot parastemal, trapezius, dan pektoralis juga merupakan otot inspirasi
tambahan yang berguna untuk meningkatkan kerja napas. Di antara
tulang iga terdapat otot interkostal. Otot interkostal eksternum adalah
otot yang menggerakkan tulang iga ke atas dan depan, sehingga dapat
meningkatkan diameter anteroposterior dari dinding dada.
Diafragma terletak dibawah rongga toraks. Pada keadaan relaksasi,
diafragma ini berbentuk kubah. Mekaniksme pengaturan otot diafragma
(nervus frenikus) terdapat pada tulang belakang (spinal cord) diservikal ke
3 (C3). Oleh karena itu, jika terjadi kecelakaan pada saraf C3, maka hal
ini dapat menyebabkan gangguan ventilasi.
Pleura
merupakan
membrane
serosa
yang
menyelimuti
paru.
Terdapat dua macam pleura, yaitu pleura parietal yang melapisi rongga
toraks dan pleura visceral yang menutupi setiap paru-paru. Di antara
kedua pleura tersebut terdapat cairan pleura menyerupai selaput tipis
yang memungkinkan kedua permukaan tersebut bergesekan satu sama
lain selama respirasi, sekaligus mencegah pemisahan toraks dan paruparu. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfer,
dan
batuk
darah.(Mansjoer,
Arif.
2000).
Pasien
TB
paru
b.
Gejala TB yang khas, kemudian stagnasi dan regresi yaitu tampak gejala
yang khas pada penderita TB kemudian terhenti dan menghilang
c.
d.
a.
b.
c.
d.
saluran
pernapasan,
maka
bakteri
akan
ditangkap
dan
dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini
bakteri ditangkap oleh makrofag yang lemah, maka bakteri akan
berkembang
biak
dalam
tubuh
makrofag.yang
lemah
itu
dan
limfosit.
Beberapa
makrofag
menghasilkan
protease
akibat
dari
timbulnya
hipersensitifitas
selular
(delayed
hipersensitifity) terhadap bakteri TB. Hal ini terjadi sekitar 2-4 minggu dan
akan terlihat pada ts tuberculin. Hipersensitifitas selular terlihat sebagai
akumulasi lokal dari lifosit dan makrofag.
Bakteri TB yang berada dalam alveoli akan membentuk fokus
local (fokus ghon), sedangkan fokus inisial bersama-sama dengan limfa
denopati bertempat di hilus (kompleks primer ranks) dan disebut juga TB
primer. Fokus primer paru biasanya bersifat unilateral dengan subpleura
terletak di atas atau bawah sifura interlobatis, atau di bagian basal dari
lobus inferior. Bakteri ini menyebar lebih lanjut melalui saluran limfe atau
aliran darah, dan tesangkut pada berbagai organ. Jadi , TB primer
merupakan infeksi yang bersifat sistematis.
2. Tuberkulosis Sekunder
Telah terjadi resolusi dari infeksi primer; sejumlah kecil bakteri TB
masih dapat hidup dalam keadaan dorman di jaringan parut. Sebanyak 90
% di antaranya tidak mengalami kekambuhan.Reaktifasi penyakit TB (TB
pascaprimer/TB sekunder) terjadi bila daya tahan tubuh menurun,
pecandu alcohol akut, silikosis, dan pada penderita diabetes militus serta
AIDS.
Berbeda dengan TB primer, pada TB sekunder, kelenjar limfe
regional dan organ lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas, dan
terlokalisir. Reaksi imunologis terjadi dengan adanya pembentukan
granuloma, mirip dengan terjadi pada TB primer. Tetapi, nekrosis jaringan
lebih mencolok dan menghasilakn lesi kaseosa(perkejuan) yang luas dan
disebut tuberkulema. Plotease yang dikeluarkan oleh makrofag aktif akan
menyebabkan pelunakan bahan kaseosar. Secara umum, dapat dikatakan
bahwa terbentuknya kafisatas dan manifestasi lainnya dari TB sekunder
adalah akibat dari reaksi nekrotik yang dikenal sebagai hipersensitivitas.
TB paru pasca primer dapat disebabkan oleh infeksi lanjutan dari
sumber eksogen, terutama pada usia tua dengan riwayat masa muda
pernah terinfeksi bakteri TB. BIasanya, hal ini terjadi pada daerah artikel
atau segmen posterior lobus superior, 10-20 dari pleura dan segmen
apikel lobus interior. Hal ini mungkin disebabkan kadar oksigen yang
tinggi, sehingga menguntungkan untuk pertumbuhan penyakit TB.
Lesi sekunder berkaitan dengan kerusakan paru yang disebabkan
oleh produksi sitokin yang berlebihan. Kavitas kemudian diliputi oleh
jaringan fibrotic yang tebal dan berisi pembuluh darah pulmonal.Kavitas
yang kronis diliputi oleh jaringan fibrotic yang tebal . Masalah lainnya
karena
penyakit
TB
pada
laring
paling
sering terjadi
pada
meningitis
penyebab
tetap
kematian
merupakan
penting
maslah
utama
dibeberapa
dan
Negara.
sebagian
besar
tuberculosis
meningitis,
tetapi
mikobakteria
Gejala
yang
terdapat
pada
tuberculosis
pericardium
adalah
perikarditis kering tampak dari : nyeri mendadak yang terasa lebih ringan
dengan duduk condong kedepan. Friction rub yang terdengar dengan
stetoskop pada jantung dan mengikuti bunyi jantung. Pada pada
gelombang EKG, didapatkan perubahan gelombang T di banyak tempat.
Bila terjadi efusi pericardial, gejala-gejala klinisnya adalah sesak nafas
pada kegiatan fisik, denyut nadi cepat, tekanan darah rendah, pericardial,
gejala-gejala klinisnya adalah sesak nafas pada kegiatan fisik, denyut nadi
cepat, tekanan darah rendah, pembesaran hati, demam.
e. Tuberkulosis Kelenjar getah bening
Tuberkulosis kelenjar getah bening pada orang dewasa sama dengan
tuberculosis kelenjar getah bening pada anak. Namun ada beberapa hal
yang perlu ditekankan. Pada orang dewasa kemungkinan pembesaran
kelenjar getah bening mungkin berkaitan dengan karsinoma yang berasal
dari karsinoma primer didaerah sekitarnya.
f. Tuberkulosis tulang dan sendi
Kuman tuberculosis dapat menyebar dari kompleks primer ke tulang
atau sendi manapun. Resiko kejadian tersebut semakin besar pada anak
dengan usia muda. Kebanyakan dari tuberculosis tulang dan sendi terjadi
dalam waktu 3 tahun sesudah terjadinya infeksi pertama, tetapi
dapat juga timbul lebih lama sesudahnya. Yang sering terkena tulang
belakang, kemudian pinggul, lutut serta tulang kaki sedangkan tulang
lengan atau tangan lebih jarang terkena. Tanda dan gejala yang terdapat
pada tuberculosis tulang dan sendi adalah : gejala pertama terasa nyeri.
Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut, anak atau orang dewasa yang
sakit enggan menggerakkan punggungnya, sehingga seakan-akan kaku.
Nyeri akan berkurang jika beristirahat.
g. Tuberkulosis ginjal dan saluran kemih
Tuberculosis ginjal dan saluran kemih disebabkan oleh organisme
mikrobakterium tuberkulosa. Organisme ini biasanya berjalan dari paruparu melalui aliran darah ke ginjal. Mikroorganisme kemudian menjadi
dorman di ginjal selama bertahun-tahun. Gejala dari jenis tuberculosis ini
adalah awalnya gejala tuberculosis renal adalah ringan, biasanya disertai
sedikit demam di sore hari, kehilangan berat badan, keringatan malam,
nafsu makan hilang dan malese umum. Hematuria dan piuria dapat
terjadi. Nyeri, disuria dan sering berkemih yang terjadi adalah akibat
keterlibatan kandung kemih. Pembentukan rongga dan pengapuran dapat
di jumpai pada pemeriksaan utogram intravena.
h. Tuberculosis pada alat kelamin wanita
Jenis ini merupakan terjadi akibat penyebaran dari infeksi primer
melalui predaran darah. Penyakit ini mengenai endometrium dan tuba
falopi.gejalanya adalah infertilitas, nyeri pada perut bagian bawah atau
panggul, rasa lelah, pembentukan abses pada tuba fallopi, kehamilana
diluar kandungan.
i. Tuberkulosis pada alamat kelamin pria
Prostat, vesikula seminalis dan epididimis dapat terkena tersendiri
atau bersama-sama. Infeksi dapat berasal dari aliran darah atau dari
ginjal melalui saluran kemih. Gejalanya adalah epididmis membesar dan
menjadi keras serta kasar., dimulai dari bagian atasnya. Biasanya hanya
sedikit bengkak. Epididmitis tuberkulosa akut sangat membengkak dan
nyeri. Lesi pada epididimis dapat menjadi abses, melibatkan kulit dan
memecah menjadi lubang. Prostat mungkin terasa kasar.
j. Tuberkulosis usus
Pasien tuberculosis paru menelan sputumnya. Kuman TB dalam
sputum akan menginfeksi dinding usus dan menimbulkan ulserasi. Infeksi
bawah
kelopak
mata
melalui
debu
atau
dari
batuk
orang yang terinfeksi, atau mencapai mata melalui aliran darah berasal
dari focus primer atau tempat lain. Selain itu terasa nyeri hebat, yaitu
konjungtivitis fliktenula yang tidak diakibatkan oleh infeksi langsung,
tetapi kemungkinan terjadi akibat sensitivitas terhadap tuberculin yang
dihasilkan dari lokasi primer pada paru atau lokasi lain.
l. Tuberkulosis kulit dan jaringan ikat
Tuberkulosis kulit tidak sering terjadi tetapi diagnosis penyakit ini
sering terlewatkan. Ada beberapa kelainan kulit yang disebabkan oleh
tuberculosis yaitu lesi primer : kuman dapat memasuki kulit melalui luka
teriiris atau lecet yang baru. Kemudian secara berlahan selama beberapa
waktu akan pecah dan membentuk ulkus yang dangkal. Eritema
Nodosum: merupakan keadaan hipersensitivitas terhadap tuberculin. Lesi
Millier : jarang terjadi, tetapi munkin menjadi lebih sering pada paisen
dengan infeksi HIV dan tuberculosis. Ulkus pada mulut, hidung dan anus :
biasanya terjadi pada pasien tuberculosis lanjut. Lupus Vulgaris : kelainan
ini biasanya menmgenai kepala dan leher. Biasanya terjadi pada hidung
dan menjalar ke pipi. Timbul benjolan seperti keli, kadang terjadi ulserasi.
2.8 Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi
terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli, tempat
dimana mereka terkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Basil juga
dipindahkan melalui system limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lainya
(ginjal, tulang, korteks serebri), dan area paru-paru lainya (lobus atas).
System imun berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit
(neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri, limfosit spesifik
tuberculosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringan normal. Reaksi
jaringan
ini
mengakibatkan
penumpukan
eksudat
dalam
alveoli,
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Cairan pleura
2.10 Komplikasi
Beberapa penyulit lanjut tuberculosis paru seperti halnya disebutkan
danusantoso, Halim (2000) adalah sebagai berikut :
a.
Batuk Darah
Karena pada dasarnya proses TB adalah proses nekrosis, kalau diantara
jaringan yang mengalami nekrosis terdapat pembuluh darah, besar
kemungkinan penderita akan mengalami batuk darah, yang dapat
bervariasi dari jarang sekali sampai sering atau hampir tiap hari.
b.
TB larings
Basil tersangkut di laring dan menimbulkan proses TB di tempat tersebut
c.
Pleuritis eksudatif
Bila terdapat proses TB di bagian paru yang dekat sekali dengan pleura,
pleura akan ikut meradang dan menghasilkan cairan eksudat.
d.
Pneumotoraks
Bisa saja terjadi bahwa proses TB di bagian paru yang dekat sekali dengan
pleura, pleura ikut mengalami nekrosis dan bocor, sehingga terjadi
pneumotoraks.
e.
f.
Abses paru
Infeksi sekunder dapat pula mengenai jaringan nekrosis itu langsung,
sehingga akan terjadi abses paru.
g.
Cor pulmonale
Destruksi parah meluas dan proses fibrotic di paru meluas, resistensi
perifer dalam paru akan meningkat. Resistensi ini akan menjadi beban
bagi jantung kanan, sehingga akan terjadi hipertrofi.
2.11 Penatalaksanaan
Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agens kemoterapi (agens
antituberkulosis) selama periode 6 sampai 12 bulan. Lima medikasi garis
depan digunakan: isoniazid (INH), rifampycin (RIF), sreptomicyn (SM),
etambutol
(EMB)
dan
pirazinamid
(PZA).
Kapreomisin,
kanamisin,
Dosis harian
3 x seminggu
BB< 50 kg
Isoniazid
Rifampisin
300 mg
450 mg
BB>50 kg
400 mg
600 mg
600 mg
600 mg
Pirazinamid 1000 mg
2000 mg
2-3 mg
Stertomisin
750 mg
1000 mg
1000 mg
Etambunatol 750 mg
1000 mg
1-1,5 mg
Etionamid
750 mg
500 mg
Dosis berkala
Evaluasi Pengobatan :
a. Klinis
Biasanya pasien dikontrol dalam 1 minggu pertama, selanjutnya setiap
2 minggu selama tahap intensif dan seterusnya sekali sebulan sampai
akhir pengobatan. Secara klinis hendaknya terdapat perbaikan keluhankeluhan pasien seperti batuk-batuk berkurang, batuk darah hilang, nafsu
makan bertanbah, berat badan meningkat dll.
b. Bakteriologi
Setelah 2-3 minggu pengobatan sputum BTA mulai menjadi negative.
Pemeriksaan control sputum BTA dilakukan sekali dalam sebulan.
yang
sedikit
menghambat
antibiotika
masuk
kedalam
atau
menurunnya
permeabilitas
membrane
terhadap