Beliau memiliki sifat-sifat yang mulia sejak usia dini. Baca Sifat
Rasulullah SAW
2.
3.
4.
Dalam hal-hal yang tidak diatur Allah SWT secara langsung, beliau
selalu bermusyawarah dengan para sahabat
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Beliau tidak hanya memberi arahan atau membimbing dari balik meja,
Kata-kata beliau selalu konsisten. Tidak ada perbedaan antara kata dan
perbuatan
14.
15.
Beliau disiplin dan adil dalam menegakkan hukum, tanpa pandang bulu
17.
Beliau sangat tegas pada orang yang melanggar hukum Allah, namun
20.
Beliau memiliki kontrol diri yang penuh atas dirinya sendiri dalam
segala situasi
21.
22.
sekalipun
23.
terbaik
24.
Ketika datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke Madinah,
Muhammad Saw baru berangkat ke Madinah setelah semua kaum Muslimin
Makkah berangkat terlebih dulu. Padahal saat itu beliau terancam akan
dibunuh, namun tetap mengutamakan keselamatan kaumnya yang lebih
lemah.
Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin
meminta perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah,
beliau sampai mengeluarkan pernyataan : Bahwa barang siapa yang
mengganggu dan menyakiti orang-orang Yahudi yang meminta perlindungan
kepadanya, maka sama dengan menyatakan perang kepada Allah dan
Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan kredibilitas Beliau di
mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi etnik
Yahudi.
5. Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk
umatnya
Apabila ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari pada
mempersulit orang lain, maka dia adalah para Nabi dan Rasul. Begitu pun
dengan Muhammad saw. Ketika orang lain disuruh mencari jalan yang
termudah dalam beragama, maka Beliau memilih untuk mengurangi tidur,
makan dan shalat sampai bengkak kakinya.
Ketika dia menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk
mengeluarkan zakat hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta
mereka, dia bahkan menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dan
tidak menyisakan untuknya dan keluarganya, kecuali rumah yang menempel
di samping mesjid, satu dua potong pakaian dan beberapa butir kurma atau
sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai tidurnya hanya di atas
pelepah korma.
Seperti pernah dia bertanya kepada Aisyah ra. Istrinya apakah hari itu ada
sepotong roti kering atau sebiji korma untuk dimakan. Ketika istrinya berkata
bahwa tidak ada semua itu, maka Muhammad Saw mengambil batu dan
mengganjalkannya ke perut untuk menahan lapar.
6. Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi
Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh teladan
bagi kita. Muhammad Saw menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama
daripada kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini. Karena pandangannya
yang selalu melihat akhirat sebagai tujuan, maka tidak ada yang sanggup
menggoyahkan keyakinannya untuk menegakkan kebenaran.
Seandainya kalian letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di
tangan kiriku, maka aku tidak akan berhenti dalam menyampaikan risalah
ini. Demikian Muhammad Saw berkata kepada para pemimpin Quraisy
yang mencoba menyuap Muhammad Saw dengan harta benda, menjanjikan
kedudukan tertinggi di kalangan suku-suku Arab dan juga menyediakan
wanita-wanita cantik asalkan Muhammad Saw mau menghentikan
dakwahnya di kalangan mereka.
Pemimpin yang abadi cara berpikir dan pengaruhnya akan terus berjalan
sampai akhir zaman. Inilah dasar yang telah diletakkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam membangun peradaban baru, yang sesuai dengan
fitrah manusia.
Dengan jelas tersimpul dalam cerita yang diambil dari Ali bin Abi Thalib r.a.
ketika ia bertanya kepada Rasulullah dan dijawab :
Marifat adalah modalku,
Akal pikiran adalah sumber agamaku,
Rindu kendaraanku,
Berzikir kepada Allah kawan dekatku,
Keteguhan perbendaharaanku,
Duka adalah kawanku,
Ilmu adalah senjataku,
Ketabahan adalah pakaianku,
Kerelaan sasaranku,
Faqr adalah kebanggaanku,
Menahan diri adalah pekerjaanku,
Keyakinan makananku,
Kejujuran perantaraku,
Ketaatan adalah ukuranku,
Berjihad perangaiku,
Dan hiburanku adalah dalam sembahyang.
Itulah kunci dari kepemimpinan rasulullah. Beliau berhasil memimpin
dunia dengan suara hatinya, dan diikuti pula oleh suara hati pengikutnya.
Dia bukan hanya seorang pemimpin manusia, namun dia adalahpemimpin
segenap hati manusia. Ia adalah pemimpin abadi.
Pemimpin sejati adalah seorang yang selalu mencintai dan memberi
perhatian kepada orang lain, sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang
kuat, sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu membimbing dan
mengajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Dan
yang terpenting adalah memimpin berlandaskan atas suara hati yang fitrah.
Dibaca: 1102
Komentar: 0
seagama. kita kita tahun bukan mudah menyatupadukan banyak hati, tetapi
ia dilakukan Rasulullah SAW meskipun ada caranya.
Akhlak ditonjolkan Baginda SAW menjadi pengajaran paling berkesan.
Sejarah membuktikan keperibadian mulia membentuk masyarakat yang
cemerlang tamadunnya tidak akan dimusnahkan oleh tipu daya dan hasad
dengki sesama manusia.
Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu contoh teladan yang baik bagi kamu
Surah al-Ahzab (ayat 21)
Rahasia kejayaan Rasulullah SAW sehingga mampu membentuk barisan
sahabat yang kukuh dan mantap dari segi sahsiah serta keperibadiannya
sejajar dengan keperibadian Muslim sebenar yang dipaparkan dalam alQuran.
Tanpa apa-apa kepentingan di dunia, Baginda memimpin orang kanannya
dengan keluhuran Islam, ada wahyu Baginda sampaikan, ada kebuntuan
Baginda bawa bermusyawarah. Laba dari inilah yang menjayakan sebuah
kepemimpinan yang akhirnya dikagumi kerana integriti bukan kepentingan
diri.
Ia juga karena Baginda tahu bahawa akhlak adalah asas pembinaan diri yang
akan menentukan jatuh bangunnya bangsa serta faktor pembinaan
sesebuah tamadun. Bahkan inilah sebab utama diutuskan Rasulullah SAW ke
dunia.
Firman Allah SWT:
Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu contoh teladan yang baik bagi
kamu. (Surah Al-Ahzab, ayat 21)
Salah satu cara terbaik untuk membentuk akhlak mulia ialah melalui
pendidikan berasaskan contoh teladan yang baik. Setiap individu haruslah
sehingga tidak melihat apa pun yang akan membusukkan hatinya. Rasulullah
memimpin tutur katanya sehingga tidak pernah berbicara kecuali kata-kata
benar, indah, dan padat akan makna. Rasulullah pun memimpin nafsunya,
keinginannya, dan memimpin keluarganya dengan cara terbaik sehingga
Beliau mampu memimpin umat dengan cara dan hasil yang terbaik pula.
Sayang, kita sangat banyak menginginkan kedudukan, jabatan, dan
kepemimpinan. Padahal, untuk memimpin diri sendiri saja kita sudah tidak
sanggup. Itulah yang menyebabkan seorang pemimpin tersungkur menjadi
hina. Tidak pernah ada seorang pemimpin jatuh karena orang lain.
Seseorang hanya jatuh karena dirinya sendiri. Kedua, Rasulullah saw.
memperlihatkan kepemimpinannya tidak dengan banyak menyuruh atau
melarang. Beliau memimpin dengan suri teladan yang baik. Pantaslah kalau
keteladannya diabadikan dalam Alquran, "Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah" (Q.S. Alahzab: 21).
Dalam kehidupannya, Rasulullah saw. senantiasa melakukan terlebih dahulu
apa yang ia perintahkan kepada orang lain. Keteladanan ini sangat penting
karena sehebat apa pun yang kita katakan tidak akan berharga kecuali kalau
perbuatan kita seimbang dengan kata-kata. Rasulullah tidak menyuruh orang
lain sebelum menyuruh dirinya sendiri. Rasulullah tidak melarang sebelum
melarang dirinya. Kata dan perbuatannya amat serasi sehingga setiap katakata diyakini kebenarannya. Efeknya, dakwah Beliau punya kekuatan ruhiah
yang sangat dahsyat. Dalam Alquran Allah Azza wa Jalla berfirman, "Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada
kamu kerjakan" (QS Ashshaf: 3).
Ketiga, kepemimpinan Rasulullah tidak hanya menggunakan akal dan fisik,
tetapi Beliau memimpin dengan kalbunya. Hati tidak akan pernah bisa
disentuh kecuali dengan hati lagi. Dengan demikian, yang paling dibutuhkan
oleh manusia adalah hati nurani, karena itulah yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Rasulullah menabur cinta kepada sahabatnya sehingga setiap
Sayangnya, kita lebih sosok Rasululah dari aspek ruhaniyaah dan spiritual
belum menyentuh sosok beliau sebagai pengelola pemerintahan dan suatu
negara hingga akhirnya beliau berhasil membangun bangunan negara yang
baldatun tayyibatun wa rabbun ghafuur. Surat Al Ahzab ayat 21 membuat
kita kembali teringat betapa keteladanan beliau meliputi semua aspek
kehidupan. Semua tindak tanduk dan tutur kata beliau merupakan teladan
dan warisan yang teramat berharga.
Rahasia keteladan Nabi dalam memimpin tentu saja karena ditopang oleh
empat sifat yang sudah tidak asing lagi:
Pertama, shidiq yang artinya jujur. Kejujuran merupakan sikap utama dan
harus mendapat tempat semestinya pada diri seorang pemimpin. Dan Nabi
Muhammad SAW dikenal oleh masyarakatnya sebagai sosok yang jujur, jauh
dari dusta. Kejujuran membawa kepada kebaikan, kebaikan dalam segala
hal, utamanya dalam memimpin suatu bangsa dan masyarakat.
Sebuah delegasi datang menemui paman Nabi, Abu Thalib, untuk memberi
tawaran menggiurkan khusus untuk Nabi asal beliau menghentikan
dakwahnya. Mereka, pentolan Qurasih ini dicekam rasa ketakutan bahwa
kedudukan, kewibawaan, dan kekuasaannya akan tamat seiring laju
perkembangan dakwah sang Nabi.
Aspirasi delegasi Quraish disampikan oleh Abu Thalib kepada Nabi. Nabi
menyampaikan sebuah pernyataan tegas sembari memberi ilustrasi indah
yang memupuskan mimpi delegasi Quraish, Demi Allah, jika mereka
meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku
tidak akan meninggalkan (dakwah) ini, sampai Allah memenangkannya atau
aku hancur karenanya.
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orangorang mukmin.
Kata Ilyas Ismail, ayat tersebut mengandung tiga ajaran moral bagi
seseorang dalam memimpin yaitu, memiliki sense of crisis, sense of
achievement, dan kasih sayang.
sense of crisis merupakan penjabaran dari ayat di atas, a`zizun a`laihi ma
a`nittum. Seorang pemimpin harus tahu apa yang dirasakan oleh
rakyatnya. Rasa sakit seorang warganya menjadi rasa sakit bagi diri sosok
pemimpin yang punya sifat empati.
Suatu saat Sayidina Umar bin Khaththab pernah berujar yang ditujukan
kepada semua orang yang diberi amanah sebuah jabatan, Jika rakyatku
kelaparan, Umar orang yang harus pertama kali merasakannya; jika rakyatku
merasa kenyang, Umar orang yang harus terakhir merasakannya. Sosok
umar merupakan penerus sikap moral seorang pemimpin sejati, Nabi
Muhammad.
dan kelompoknya. Salah satu potret indahnya ada pada seorang sahabat,
sepupu sekaligus menantu Nabi, Imam Ali bin Abi Thalib.
Suatu hari, Aqil, saudara Ali, meminta harta lebih dari haknya karena anakanaknya sedang menderita. Kata Ali, Datanglah nanti malam, engkau akan
kuberi sesuatu. Malam itu Aqil datang. Lalu Ali berkata: Hanya ini saja
untukmu. Aqil segera mengulurkan tangannya untuk menerima pemberian
Ali. Tiba-tiba ia menjerit. Ternyata ia sedang memegang besi yang menyala.
Dengan tenang Ali berkata, Itu besi yang dibakar api dunia, bagaimana
kelak aku dan engkau dibelenggu dengan rantai jahannam?
Sayangnya, di negeri berharap adanya pemimpin berjiwa sense of
achievement belum menjelma menjadi sebuah kenyataan. Tengok saja
kasus busung lapar, bunuh diri karena kemiskinan, memakan nasi aking,
padahal negeri kita kaya akan sumber daya alam. Dalam UU pasal 34
disebutkan bahwa orang miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara.
Mungkinkah hal itu terjadi karena bunyi pasalnya telah berubah menjadi
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara dan digunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran segelintir orang?
Ketiga, masih kata Ilyas, adalah pengasih dan penyayang yang merupakan
penjabaran dari ra`ufun rahiim. Kasih sayang perlu dimiliki oleh semua
orang, dalam hal ini, seorang pemimpin. Dengan kasih sayangnya, pemimpin
mampu bersimpati dan memberikan empati, dan mengulurkan tangan.
Dengan kasih sayang, seorang pemimpin akan berkeliling untuk melihat satu
per satu keadaan rakyatnya. Adakah di antara mereka yang kekurangan gizi,
sakit tapi tak mampu berobat, terlilit hutan yang tak sanggup dibayar,
sehingga pemimpin itu menjadi orang pertama yang selalu merasakan apa
yang dirasakan oleh rakyatnya.
Khathtab, Ali bin Abi Thalib, atau pemimpin yang malah tumbang di tangan
rakyatnya sendiri? Sejarah akan menjawab.
b)
Umar Ibnu Khotob bersifat kuat, berani dan tidak kenal takut dalam
c)Utsman Ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela
menafkahkan seluruh harta kekayaannya untuk perjuangan Nabi Muhammad
SAW. Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah pendanaan, sebuah
kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang kondisi ekonomi yang baik
dan keuangan yang lancar. Dan juga dibutuhkan pengorbanan yang tulus
dari pemimpinnya demi kepentingan orang banyak.
d)
Ali Ibnu Abi Tholib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas,
penuh ide kreatif, rela berkorban dan lebih suka bekerja daripada bicara.
Kepemimpinan akan menjadi semakin kuat karena ada regenerasi. Tidak ada
pemimpin yang berkuasa selamanya, dia perlu menyiapkan penerus agar
rencana- rencana yang belum terlaksana bisa di lanjutkan oleh generasi
berikutnya.