Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Kasus membahaskan tentang seorang perempuan berusia 40 tahun dengan keluhan nyeri
pinggang bawah kiri BAK yang sering dan tidak lampias, gejala hilang timbul dan diduga
menderita urolitiasis.
Sistem Urinaria umumnya terdiri dari ginjal, ureter dan kantung kemih di mana ginjal
merupakan salah satu organ yang terpenting dalam tubuh kita. Kelangsungan hidup dan
berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi konsentrasi garam,
asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal di samping pengeluaran terus menerus zatzat metabolism toksik yang dihasilkan oleh sel.
Ginjal berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dan dengan mengatur
konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi
semua zat metabolisme (kecuali CO2). Yang paling penting ialah kemampuan ginjal dalam
mengatur volume dan osmolaritas lingkungan cairan internal dengan mengontrol keseimbangan
air dan garam. Di samping itu, kemampuan ginjal juga penting dalam membantu mengatur pH
dengan mengontrol eliminasi asam basa di urin.
1.2 Tujuan.
a) Memperdalam ilmu tentang struktur makroskopik (anatomi) yang normal pada sistem
urinaria manusia dan struktur mikroskopiknya (histology) saluran kemih, mekanisme
kerja organ-organ tersebut dalam tubuh manusia,
b) Memperdalam pengetahuan tentang sifat dan komposisi urin normal.
c) Mengetahui cara-cara tes fungsi ginjal.
d) Memperdalam pengetahuan tentang penyebab gangguan pada saluran pencermaan yang
umum terjadi pada manusia.

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 IDENTIFIKASI ISTILAH.

Urolithiasis : suatu gangguan akibat dari adanya suatu pembentukan kalkulus atau batu
pada saluran kemih.1,2

Lampias :
i.
ii.

lancar dan deras mengalir (keluar, memancar, dsb)


gancang; lancar (tidak tertahan-tahan)

2.2 STRUKTUR MAKROSKOPIK (ANATOMI)


Sistem urinaria terdiri daripada alat-alat utama saluran kemih yaitu ren, ureter, vesica urinaria
dan urethra.
2.2.1 Ren (ginjal).
Ren sinistra terletak setinggi costa XI atau vertebral 2-3
Ren dextra terletak setinggi costa XII atau vertebral 3-4.
Ren dibungkus oleh beberapa lapisan yaitu:
1. Capsula fibrosa
o Melekat pada ren dan mudah dikupas, tidak membungkus glandula suprarenalis
2. Capsula adiposa
o Mengandungi banyak lemak dan membungkus glandula suprarenalis
o Bagian depan lebih tipis berbanding bagian belakang
3. Fascia renalis (Gerota)
o Terletak di luar capsula fibrosa
o Terdiri dari dua lembar yaitu fascia prerenalis di bagian depan dan fascia
retrorenalis di bagian belakang
o Kedua lembar tersebut tetap terpisah di caudal namun bersatu di cranial5

Ginjal terbagi kepada bagian-bagian berikut:


I.

Cortex renis
o Terdiri daripada korpus Malphigi dan tubulus kontortus proksimal dan distal
o Darah disaring dalam glomerulus dan disalurkan ke dalam medulla
2

II.

Medulla renis
o Saluran-saluran dari cortex bermuara pada papilla renalis sehingga tampak garisgaris yang disebut processus medullaris (Ferheini)/berkas medulla
o Dijumpai papilla renis yang berbentuk segi tiga pada ujung ginjal yang disebut
pyramid renalis (Malphigi)
o Papilla renalis menonjol ke dalam calyx minor
o Antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini)

Nefron adalah unit fungsional ginjal terdiri dari :

Korpus Malphigi
- Tempat filtrasi plasma
- Terdiri dari kapsul Bowman dan glomerulus
- Kutub vaskular masuknya arteriol afferent dan keluarnya arteriol efferent
- Kutub tubulus mulainya tubulus kontortus proksimal
- Atas korpus Malphigi terdapat apparatus juxtaglomerulus yang terdiri dari:
o Sel-sel juxtaglomerulus hasilkan rennin
o Sel-sel mesangial ekstraglomerular hasilkan eritropoetin
o Makula densa sensor osmolaritas cairan dalam tubulus distal
Tubulus kontortus proksimal (TKP)
- Terdapat di korteks ginjal
- Berfungsi dalam absorpsi makromolekul dari filtrat glomerulus dan transport ion
Ansa Henle
- Terdapat di berkas medulla dan medulla
- Terdiri dari:
o Tubulus rektus proksimal mirip tubulus kontortus proksimal
o Segmen tipis- mirip kapiler tetapi tidak ada darah
o Tubulus rektus distal serupa tubulus kontortus distal
- Berfungsi dalam reabsorpsi air dan ion-ion
Tubulus kontortus distal (TKD)
- Terdapat di bagian korteks
- Macula densa menempel di TKD dekat glomerulus
Duktus Koligens
- Di berkas medulla (medullary rays) dan medulla, batas sel jelas

Vaskularisasi ginjal
Ginjal diperdarahi oleh a. renalis. Perdarahan ginjal dapat diuraikan seperti berikut:
I.

Arteri renalis
Cabang dari aorta abdominalis
3

A. renalis kanan lebih panjang dari yang kiri karena harus menyilang v. cava inferior di
belakangnya
Masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan mempercabangkan 2 cabang besar

II.
III.

yang bertemu di lateral yaitu:


Cabang yang berjalan ke depan ginjal mendarahi ginjal bagian depan
Cabang yang berjalan ke belakang ginjal mendarahi ginjal bagian belakang
Berjalan di antara lobus ginjal, bercabang menjadi a. interlobaris
Arteri interlobaris
Bercabang menjadi a. arcuata pada perbatasan cortex dan medulla
Arteri arcuata
Mengelilingi cortex dan medulla
Juga disebut a. arciformis
Mempercabangkan a. interlobularis
Pembuluh balik ren mengikuti pembuluh nadinya mulai permukaan ginjal dan berkumpul ke
dalam v. interlobularis.
V. interlobularis

V. arcuata

V. interlobaris

V. renalis

V. cava inferior

2.2.2 Ureter
Ureter adalah lanjutan pelvis renis yang berjalan ke distal dan bermuara di vesica urinaria. Ureter
dibedakan menjadi:
1. Pars abdominalis ureteris
o Perjalanan ureter dalam cavum abdomen
o Sama pada laki-laki dan wanita
2. Pars pelvina ureteris
o Perjalan ureter dalam cavum pelvis
o Pada wanita berbeda dengan laki-laki karena perbedaan alat-alat panggul wanita
dan laki-laki
Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat yaitu:

Ureteropelvic junction
Saat ureter menyilang vassa iliaca commuis (flexura marginalis)
Saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria

2.2.3 Vesica Urinaria.


4

Vesica urinaria dapat dibedakan kepada:


i.

Apex vesica urinaria


Terletak tepat di belakang tepi atas symphisis ossis pubis
Ditutup oleh perineum dan berbatasan langsung dengan ileum dan colon sigmoideum
Dasar vesica urinaria
Dibentuk oleh permukaan dorsal dan berbentuk segi tiga
Pada sudut laterosuperior dextra dan sinistra dijumpai muara ureter
Pada sudut inferior dijumpai orificium urethrae internum
Dinding vesica urinaria
Terdiri dari 1 dinding superior dan dua dinding lateroinferior
Dinding lateroinferior berhubungan dengan m. obturator internus di sebelah cranial

ii.

iii.

iv.

dan m. levator ani di sebelah distal


Pertemuan dinding lateroinferior di caudal disebut cervix vesicae
Collum vesica urinasia
Pada laki-laki berbatasan dengan permukaan atas glandula prostata. 5,6
Terfiksasi oleh lig. puboprostatica pada laki-laki atau lig. pubovesicale pada wanita.

Lapisan dinding vesica urinaria dikategorikan sebagai:


1. Lapisan mukosa tunika mukosa terdiri dari sel epitel transisional dan lamina propria
Pada saat vesica urinaria kosong, permukaan mukosa tampak berlipat-lipat
Pada saat penuh, lapisan mukosa menjadi tipis,menghilang lipatan-lipatan mukosa
Di dalam vesica urinaria dijumpai:
o Trigonum Liutaudi dibentuk oleh orificium ureteris dextra, orificium ureteris
sinistra dan orificium urethrae internum
o Uvula vesica tonjolan kecil di belakang orificium urethrae internum disebabkan
lobus medial glandula prostata
2. Lapisan otot
Terdiri dari 3 lapis otot yang saling menutupi:
o Musculus detrusor
mengeluarkan isi vesica urinaria
o Musculus trigonal
dalam segi tiga Liutaudi, ikut membentuk uvula, membuka orificium urethrae
interna
o musculus sphincter vesica
pada daerah collum vesica urinaria, berfungsi menahan urine.
Vesica urinaria diperdarahi oleh cabang-cabang a. iliaca interna yaitu:
i.

Arteri vesicales superior


5

ii.

Cabang dari a. umbilicalis bagian proximal


Mendarahi fundus dan akhirnya beranastomosis dengan a. epigastrica inferior
Arteri vesicales inferior
Mendarahi bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria serta glandula
prostata

iii.

Arteri vesiculodeferentialis
Cabang dari a. iliaca interna
Mendarahi 1/3 permukaan posterior vesica urinaria, glandula vesiculosa, dan duktus

deferentialis
Pada wanita, a.vesiculodeferentialis disebut a.vaginalis, mendarahi ovarium & vagina

Pembuluh balik untuk vesica urinaria bermuara ke plexus venosus vesicales yang berhubungan
dengan plexus venosus prostaticus dan kemudian darah dialirkan ke v. iliaca interna.5
2.2.4 Urethra.
Urethra pada laki-laki adalah berbeda dengan yang wanita. Urethra berfungsi untuk
menyalurkan urine dari vesica urinaria keluar tubuh.
Urethra masculina
Berjalan berkelok-kelok melalui tengah prostat dan menembus lapisan fibrosa yang menembus
tulang pubis ke bagian penis. Digunakan sebagai pengaliran urin dan sistem reproduksi.
Ianya terbagi kepada 4 bagian yaitu:
1. Urethra pars intramuralis (preprostatica)
2. Urethra pars prostatica pertemuan saluran urine dan reproduksi
Membentang dari collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex glandula

prostatica
Di dinding posterior dapat dijumpai:
o Crista urethralis
o Sinus prostatica

o Colliculus seminalis
o Muara duktus ejaculatorius

3. Urethra pars membranacea


Bagian paling pendek dan paling sempit karena dikelilingi oleh m. sphincter

urethrae
Membentang apex prostat sampai bulbus penis
6

4. Urethra pars spongiosa


Terpanjang,Membentang dari bulbus penis sampai ujung gans penis
Dikelilingi oleh corpus spongiosum/corpus cavernosum
Pada glans penis, terdapat bagian melebar disebut fossa naviculare urethrae
Muara pada glans penis adalah orificium externum urethrae.5,6
5.
Urethra feminina
Ia terletak sebelah anterior vagina dan di belakang symphisis pubis.
Hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urin ke bagian luar tubuh
6.

Urethra wanita ini diperdarahi oleh a. pudenda interna dan a. vaginalis. Ia

dipersarafi oleh saraf yang bersal dari plexus vesicalis dan n. pudendus.5
7. 2.3 STRUKTUR MIKROSKOPIK (HISTOLOGI)
8.
9. 2.3.1 Ginjal.
10.

Ginjal terbungkus dalam kapsula jaringan lemak dan kapsula jaringan ikat
kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dam medulla yang satu sama lain tidak
dibatasi oleh jaringan pembatas khusus. Di bagian korteks terdapat korpus Malphigi
sedangkan bagian medulla hanya terdiri atas saluran saja.

11. Nefron merupakan unit fungsional ginjal yang terdiri dari :

Korpuskel malphigi
Tubulus kontortus proksimal
Ansa Henle:
o Segmen tebal desenden

o Segmen tipis ansa Henle


o Segmen tebal asenden
Tubulus kontortus distalis
Duktus koligens

Dalam jaringan korteks ginjal terdapat :

a. Glomerulus ginjal (korteks Malphigi)


Permukaan luarnya diliputi epitel selapis gepeng yang disebut kapsula Bowman pars

parietalis.
Di bawah kapsula Bowman pars parietalis terdapat ruangan kosong yang dalam

keadaan hidup terisi cairan ultrafiltrat (urine primer).


Arteriol yang masuk disebut vasa aferen, yang kemudian bercabang-cabang menjadi

sejumlah yang bergelung-gelung membentuk glomerulus.


Pembuluh kapiler tadi diliputi oleh podosit yang merupakan kapsula Bowman pars

viseralis.
Tautan antara kapsula Bowman pars parietalis dengan tubulus kontortus proximal
membentuk polus tubularis sedangkan terdapat polus vaskularis pada sisi yang

berlawanan.
b. Tubulus kontortus proksimal
Dinding terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar dilihat.
Intinya bulat dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel di sebelahnya.
Sitoplasma berwarna asidofil.
Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai batas sikat (brush border).
c. Tubulus kontortus distal
Dinding terdiri atas selapis sel kuboid yang batas antar sel agak lebih jelas dibanding

yang proksimal.
Inti sel bulat, berwarna biru
Jarak antara sel inti sel di sebelahnya agak berdekatan satu sama lain.
Sitoplasma berwarna basofil dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak

mempunyai batas sikat.


d. Kolumna renalis Bertini.
Jaringan korteks ginjal menjorok ke daerah medulla mengisi celah antara pyramid.
e. Apparatus juxtaglomerularis.
Pada potongan ini terkadang dapat dibedakan vasa aferen dari vasa eferen.
Terdiri atas macula densa yang merupakan epitel dinding tubulus kontortus distalis dan

sel juxtaglomerularis.
Di antara apparatus juxta glomerularis dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus
terdapat kelompokan sel-sel kecil jernih yaitu sel mesangial atau sel polkisen (bantalan)

Dalam medula ginjal terdapat:

Di dalam korteks ginjal, jaringan medulla ini membentuk berkas-berkas yang


disebut medullary ray/berkas medulla/processus Ferreini.7

i.

Ansa Henle segmen tebal naik (pars asenden)


Gambarnnya mirip tubulus kontortus distal, tetapi garis tengahnya lebih kecil.
Ansa Henle segmen tipis
Gambarannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya meskipun hanya terdiri atas

ii.

selapis gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat, selain itu
lumennya tampak kosong.
Ansa Henle segmen tebal turun (pars desenden)
Gambarannya mirip tubulus kontortus proksimal tetapi diameternya lebih kecil.
Duktus koligens
Gambarnnya mirip tubulus kontortus distal tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas,

iii.
iv.

selnya lebih tinggi dan lebih pucat. 7

2.3.2 Ureter.
Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional dengan jaringan ikat jarang yang membentuk
lamina propria di bawahnya.
Tunika muskularisnya terdiri atas tiga lapisan jaringan otot polos yaitu:
Lapis otot longitudinal (dalam)
Lapis otot sirkular (tengah)
Lapis otot longitudinal (luar)
Tunika adventitia merupakan jaringan ikat jarang. 7

2.3.3 Vesica Urinaria.

Mukosa vesica urinaria dilapisi epitel transisional dengan jarinagn ikat jarang yang

membentuk lamina propria di bawahnya.


Tunica muskularis terdiri atas berkas-berkas otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang
arahnya tidak membentuk aturan tertentu, sehinnga dalam sajian terlihat berkas otot polos
yang terpotong dalam berbagai arah. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat
jarang.
Tunika adventisia terdiri atas jarinagn ikat jarang yang sebagian diliputi leh peritoneum dan

disebut tunika serosa. 7

2.3.4 Urethra.

Lapisan uretra pria terdiri dari :


a. Lapisan mukosa (lapisan paling dalam)
b. Lapisan submukosa
Lapisan uretra wanita terdiri dari :

a. Tunika muskularis (lapisan sebelah luar)


b. Lapisan spongeosa
c. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam) 7
2.4 PROSES UTAMA DI GINJAL

Ginjal melakukan penyesuaian terhadap perubahan pemasukan atau pengeluaran


berbagai bahan sebagai usaha untuk mempertahankan CES dalam batas-batas sempit
yang sesuai dengan kehidupan. Fungsi ginjal sebahagian besar dalam mempertahankan
kestabilan lingkungan cairan internal antara lain adalah :

i.

Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh.

ii.

Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na+, Cl-, K+, HCO3-,
Ca2+, Mg++, SO42-, PO43- dan H+. bahkan fluktuasi minor pada konsentrasi sebagian elektrolit
ini dalam CES dapa menimbulkan pengaruh besar.

iii.

Memelihara volume plasma yang sesuai dalam pengaturan keseimbangan asam basa dan H20.

iv.

Membantu memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan menyesuaikan pengeluaran


H+ dan HCO3- melalui urin.

v.

Memelihara osmolaritas berbagai cairan tubuh, t.u melalui pengaturan keseimbangan H20.

vi.

Mengeksresikan produk-produk sisa (buangan) dari metabolism tubuh, misalnya asam urat,
urea dan kreatinin. Zat-zat ini bersifat toksik sekiranya terjadi penumpukan.

vii.

Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan dll.

viii.

Mensekresikan eritropoeitin, hormone yang dapat merangsang pembentukan SDM.

ix.

Mensekresikan rennin, suatu hormone yang memicu reaksi konversi garam oleh ginjal.

x.

Mengubah vitamin D ke bentuk aktifnya.4

Sistem kemih terdiri dari organ ginjal yang penting dalam pembentukan urin.

Ginjal terdiri dari jutaan unit fungsional yang dikenal sebagai nefron. Fungsi nefron
antara lain :

Ko
mp

one

Bagian

Fungsi

n
Vaskuler

Arteriol

- mengangkut darah ke glomerulus

aferen
Glomerulus

- berkas kapiler yg menyaring plasma bebas protein

Vaskuler/

Arteriol

ke dalam komponen tubulus


- mengangkut darah dari glomerulus

eferen
Kapiler

- memperdarahi jaringan ginjal

peritubulus
Apparatus

- Mensekresikan zat yang berperan mengontrol

tubulus
Tubulus

juxtaglomer

fungsi ginjal.

ularis
Kapsul

- Mengumpul filtrate glomerulus

bowman
Tubulus

- Reabsorpsi dan sekresi tidak terkontrol thd zat

proksimal
Lengkung

tertentu.
- Membentuk gradient osmotic

Henle
Tubulus

- Sekresi dan reabsorbsi tidak terkontrol zat tertentu

distal
Ductus

- reabsorpsi H2O dalam jumlah bervariasi;

Koligens

mengalirkan urin keluar ke pelvis ginjal.

Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urin:

Filtrasi glomerulus
Reabsorpsi tubulus
Sekresi tubulus

2.4.1 Filtrasi glomerulus.


Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas protein
menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman.
Untuk dapat difiltrasi, suatu bahan harus melewati :
i.
Pori-pori antara sel endotel di kapiler glomerulus
ii.
Membran basal aselluler-terdiri dari glikoprotein (menghambat filtrasi protein)
dan kolagen (menghasilkan kekuatan struktural).
iii.
Celah filtrasi antara tonjolan-tonjolan podosit di lapisan dalam kapsul Bowman
Tekanan darah pada arteriol aferen relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen
relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus. Cairan
filtrasi dari glomerulus akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk kedalam ansa
henle, tubulus distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya

keluar dalam bentuk urine.


Permiabilitas membran kapiler glomerulus 100-1000 kali lebih permiabel dibandingkan

dengan permiabilitas kapiler pada jaringan lain.

Pengaturan GFR (Glomerulus Filtration Rate)


- Rata-rata GFR normal pada laki-laki sekitar 125 ml/menit. GFR pada wanita lebih rendah
dibandingkan pada pria. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya GFR antara lain
ukuran anyaman kapiler, permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik, dan tekanan osmotik
yang terdapat di dalam atau di luar lumen kapiler. Proses terjadinya filtrasi tersebut

dipengaruhi oleh adanya berbagai tekanan sebagai berikut:


a) Tekanan kapiler pada glomerulus 55 mmHg
b) Tekanan hidrostatik capsula bowman 15 mmHg
c) Tekanan osmotic koloid plasma 30 mmHg
Tekanan osmotic netto yang mendorong filtrasi = 55-(30+15) = 10 mmHg. Tekanan ringan
ini merupakan penyebab berpindahnya sejumlah besar cairan dari darah menembus

membran glomerulus yang sangat permeabel.


Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya pendorong utama yang berperan untuk
menginduksi filtrasi glomerulus. Semakin tinggi tekanan kapiler pada glomerulus semakin
meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi tekanan pada capsula bowman, serta
tekanan osmotic koloid plasma akan menyebabkan semakin rendahnya filtrasi yang terjadi
pada glomerulus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus (GFR).


- Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus sebagai berikut:

a) Tekanan glomerulus: semakin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju


filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotic koloid plasma semakin menurun laju
filtrasi, dan semakin tinggi tekanan capsula bowman semakin menurun laju filtrasi.
b) Aliran darah ginjal: semakin cepat aliran daran ke glomerulus semakin meningkat
laju filtrasi.
c) Perubahan arteriol aferen: apabila terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan
menyebabakan aliran darah ke glomerulus menurun. Keadaan ini akan
menyebabkan laju filtrasi glomerulus menurun begitupun sebaliknya.
d) Perubahan arteriol efferent: pada kedaan vasokontriksi arteriol eferen akan terjadi
peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya.
e) Pengaruh perangsangan simpatis, rangsangan simpatis ringan dan sedang akan
menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen sehingga menyebabkan penurunan laju
filtrasi glomerulus.
f) Perubahan tekanan arteri, peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan
menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehingga menyebabkan

penurunan laju filtrasi glomerulus

Autoregulasi GFR terdiri dari dua mekanisme yaitu :


i.
Mekanisme miogenik.
Otot polos vaskuler arteriol berkontraksi
secara inheren terhadap respons terhadap
peregangan yang seterusnya meningkatkan
tekanan di dalam pembuluh.
Vasodilatasi : terjadi apabila pembuluh
teregang karena peningkatan tekanan atau
aliran arteri ke dalam glomerulus dengan
membatasi aliran darah tersebut.
Vasokonstriksi : terjadi apabila menurunnya
tekanan atau aliran arteri ke glomerulus untuk
meningkatkan kembali tekanan ke batas
normal.

ii.
Mekanisme tubuloglomerulus.
Melibatkan apparatus juxtaglomerulus.
Macula densa berfungsi mendeteksi kecepatan aliran cairan dalam tubulus dan sebagai
respons, sel-sel dari macula densa ini memicu pengeluaranzat-zat kimia vasoaktif dari
apparatus juxtaglomerulus.

Contoh : peningkatan GFR akibat peningkatan tekanan arteri, meningkatkan pengangkutan


Na+ ke tubulus distalis. Sebagai respons,macula densa mendeteksi,dan mensekresi ATP dan
adenosine di mana keduanya bekerja secara parakrin terhadap arteriola afferent,
menyebabkan konstriksi dan seterusnya meningkatkan aliran dan tekanan arteri,

mengembalikan GFR ke batas normal.3,4

Komposisi Filtrat Glomerulus


- Dalam cairan filtrat tidak ditemukan eritrosit, sedikit mengandung protein (1/200
protein plasma). Jumlah elektrolit dan zat-zat terlarut lainnya sama dengan yang
terdapat dalam cairan interstitisial pada umumnya. Dengan demikian komposisi cairan
filtrat glomerulus hampir sama dengan plasma kecuali jumlah protein yang terlarut.
Sekitar 99% cairan filtrat tersebut direabsorpsi kembali ke dalam tubulus ginjal.

2.4.2 Reabsorpsi dalam tubulus.

Hampir 99% dari cairan filtrat direabsorpsi kembali bersama zat-zat yang

terlarut didalam cairan filtrate tersebut. Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulus
melalui dua cara yaitu:
a. Transfort aktif

Zat-zat yang mengalami transport aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-,

NO3-, glukosa dan asam amino.


Terjadinya difusi ion-ion khususnya ion Na+, melalui sel tubulus kedalam pembuluh
kapiler peritubuler disebabkan perbedaan potensial listrik didalam epitel tubulus dan

diluar sel. Perbedaan electrochemical gradient ini membantu terjadinya proses difusi.
Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu
meningkatkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium disebabkan
permiabilitassel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan
karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluaspermukaan tubulus. Proses ini
memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.

b. Transfor pasif

Zat terpenting yang direabsorpsi secara pasif adalah Cl-, H2O, dan urea. Terjadinya
transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen tubulus,
permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrate dan

perbedaan muatan listrik pada dinding sel tubulus. Zat yang mengalami transfor pasif,
misalnya ureum,sedangkan air keluar dari lumen tubulus melalui prosese osmosis.

Perbedaan kemampuan reabsorpsi tubulus

Tubulus proksimal : Tubulus proksimal ginjal mempunyai banyak mitokondria dan


memerlukan energi untuk mengaktifkan sistem pompa natrium guna transport aktif ion
Na+. Karena adanya reabsopsi di tubulus proksimal ini hanya 1/3 dari hasil filtrat
glomerulus akan dilepaskan ke ansa Henle.
Ansa Henle : Tubulus ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian decendens mempunyai

sedikit mitokondria di sel epitelnya, dan mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap
air dan agak permeabel terhadap urea dan ion natrium. Bagian ascendens bersifat sedikit
permeabel terhadap air dan urea, sehingga mencegah peningkatan konsentrasi urin karena
terlepasnya air ke jaringan sekitar.
Tubulus distal : Bagian segmen dilusi bersifat impermeable, dengan epitel endotel yang

unik memungkin difusi pasif dari ion negatif yang akan diikuti oleh difusi pasif ion
positif. Sedangkan bagian akhir epitelnya mendukung tranport aktif ion K+ ke dalam
lumen tubulus, namun impermeable terhadap urea.
Duktus Koligens : Permeabilitasnya dipengaruhi oleh hormon ADH, peningkatan ADH

akan menyebabkan peningkatan permeabilitas dan menimbulkan reabsopsi air yang


meningkat. Selain itu epitelnya mendukung transport aktif ion positif (K+, Na+, H+ dan
Ca+).

Mekanisme Counter Current. (mekanisme pemekatan dan pengentalan urin).

o Countercurrent multiplier system terdapat di lengkung Henle. Sistem multiplikasi secara


dasarnya adalah suatu proses di mana H2O dan Na+ (secara transport aktif, diikuti Cl- secara
pasif) diekstrak dari cairan filtrate keluar pars ascenden lengkung.

o Terdiri dari :

2 pembuluh sejajar, berdekatan, cukup panjang (nefron juxtamedullare), aliran


berlawanan, bentuk pipa U.

o Terdiri dari :

a. Counter Current Multiplier :

Bermula di tubulus kontortus proksimal di mana air dan zat-zat tertentu di

reabsorpsi sehingga menyebabkan cairan filtrat memiliki osmolaritas yang sama dengan
cairan interstitial tubuh. Di ansa Henle pars descendens (concentrating segment),
membran yang permeabel terhadap air dan impermeable terhadap solute lain
memjadikan osmolalitas tubular meningkat terus menerus di bawah lengkung. Di ansa
Henle pars ascendens(diluting segment) yang impermeable terhadap air, dan permeabel
terhadap NaCl dan urea (segmen tipis) menjadikan cairan filtrat hipoosmotik sedangkan
cairan interstitial medulla hipertonik. Secara mendasar, mekanisme ini penting dalam
membentuk osmotic concentration gradient terhadap cairan interstitial di samping
memekatkan urin melalui reabsorpsi air.
b. Counter Current Exchanger (vasa recta)

Mekanisme ini berfungsi di vasa recta, di mana aliran darah yang rendah di vasa

recta dapat mempertahankan konsentrasi NaCl dan urea yang tinggi di cairan interstitial
medulla. 4

Langkah-langkah :
1. Sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstitial yang
melingkupi lengkung henle menjadi pekat
2. air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa secara
progresif menjadi encer.
3. pars descendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan bagian ini
dan mengalir mengikuti gradien konsetrasi ke dalam ruang intersisium. Hal ini
menyebabkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pas ascendens,
cairan mengalami pengenceran progrsif karena natrium dipompa keluar.
4. Hasil akhir adalah pemekatan cairan interstisium di sekitar lengkung henle. Konsentrasi
tertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah lengkung dan menjadi
semakin encer mengikuti pars asendens.
5. di bagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau bahkan
bersifat hipotonik.

Glukosa dan asam amino: 100%, kotransport dengan Na+


Na+ : Reabsorpsi aktif, 67%, obligat, tidak dapat dikendalikan, Cl- ikut.
PO4- & elektrolit lain : bervariasi, dapat dikendalikan
Air : reabsorpsi osmotic, 65%, obligat, tidak dapat dikendalikan
Urea : reabsorpsi pasif, 50%, obligat, tidak dapat dikendalikan.
K+ : semua direabsorpsi, obligat tidak dapat dikendalikan.
Air : 15%, direabsorpsi secara osmotic, tidak dapat dikendali.
(kemungkinan NaCl) : sekresi pasif, tidak dapat dikendali

i.
ii.
Proksimal
iii.
iv.
v.
vi.

Pars i.
ii.
Ans
Des

Tubulus

cen
den
s

Pars

i.

NaCl : 25%, direabsorpsi aktif, tidak dapat dikendali, Bagian ini


impermeabel terhadap substansi lain.

Asc
end
ens

Tubulus
Distalis

Ductus

Na+ : reabsorspsi bervariasi, Kendali : aldosterone


Air : reabsorspsi bervariasi, Kendali : ADH

i.
ii.

Air : reabsorspsi bervariasi, Kendali : ADH

Koligens

2.4.3 Sekresi dalam tubulus.

Sekresi tubulus melalui proses sekresi aktif dan sekresi pasif. Dalam

proses aktif terjadi sekresi dari kapiler peritubuler ke lumen tubulus. Sedangkan sekresi
pasif melalui proses difusi. Ion NH3- yang disintesa dalam sel tubulus selanjutnya masuk
kedalam lumen tubulus melalui proses difusi. Dengan masuknya ion NH 3- ke dalam

lumen tubulus akan membantu mengatur tingkat keasaman cairan tubulus.

Sistem sekresi yang terpenting adalah :


+
1) H , yang penting untuk mengatur keseimbangan asam-basa
2) K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankan

eksitabilitas normal membran sel otot dan saraf dan


3) anion dan kation organuk, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organik asing
dari tubuh4

2.4.4 Eksresi urin.

Biasanya, dari 125 ml plasma yang difiltrasi per menit, 124 ml/menit direabsorpsi,
sehingga jumlah akhir urin yang terbentuk rata-rata adalah 1ml/menit. Dengan demikian,
urin yang tereksresi per hari adalah 1,5 liter dari 180 liter yang terfiltrasi.

Urin mengandung berbagai produk sisa dengan konsentrasi tinggi ditambah


sejumlah bahan dengan jumlah bervariasi yang diatur oleh ginjal, dan kelebihannya akan
dikeluarkan melalui urin. Bahan-bahan yang bermanfaat ditahan melalui proses
reabsorpsi sehingga tidak muncul di urin. 4

2.5 SIFAT DAN KOMPOSISI URIN NORMAL

Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padat
yang terkandung di dalam air. Ini dapat dibedakan berdasarkan ukuran ataupun
kelektrolitanya, diantaranya adalah :

Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang relative
besar, di dalam urin terkandung Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat
C5H4N4O3, dan substansi lainya seperti hormone.

Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+).

Dalam jumlah kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates (H2PO4-,


HPO42-, PO43-).

Warna : Normal urin berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah warna


urin seperti orange gelap. Warna urin merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya
penyakit.

Bau : Normal urin berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi
adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.

Berat jenis : Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan
suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standard. Berat
jenis air suling adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1,003 1,030.

Kejernihan : Normal urin terang dan transparan. Urin dapat menjadi keruh karena ada
mukus atau pus.

pH : Normal pH urin sedikit asam (4,5 - 8). Urin yang telah melewati suhu ruangan untuk
beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Vegetarian urinnya sedikit
alkali.

2.6 TES FUNGSI GINJAL


i.

Clearance (penjernihan)

ii.

- menyatakan secara kuantitatif kecepatan eksresi suatu zat oleh ginjal.

RPF (Renal plasma flow)

iii.

- jumlah plasma melalui ginjal/menit, N: RPF = 574ml/menit/1.73m2 LPB

Filtration fraction:

iv.

- Jumlah plasma yang melalui ginjal dan difiltrasi persatuan waktu.

Tubular secretory mass

- pengukuran Tm PAH dapat untuk melihat berapa bagian ginjal yang masih

berfungsi
v.

Tes pemekatan (concentration test)


a. Addist test :

- urin jam 0800-2000 dibuang, urin jam 2000-0800 ditampung.

- Normal : >1.025, kerusakan ginjal pada <1.025.

b. Mosenthal test :

- percobaan berlangsung 24 jam, 0800-0800(keesokan harinya).

- urin jam 0800 dibuang, dikumpulkan setiap 2 jam dan dihitung volume

dan BJ.

vi.

- urin jam 2000-0800(esoknya) dikumpul jadi satu.

- N (siang) : BJ>1.018 , N(malam) : BJ>1.018, Vol : <=725ml

Tes radioisotope (renal scanning)

Menggunakan iodothalamate untuk melihat GFR

Menggunakan hipurat untuk melihat RPF

BAB 3
PENUTUP

3.1 - Kesimpulan

Ginjal mengeliminasi konstituen-konstituen plasma yang tidak diperlukan ke dalam


urin sementara menhan bahan-bahan ynag bermanfaat bagi tubuh. Kelangsungan hidup
dan fungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam,
dan elektrolit di lingkunagn cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung
pada pengeluaran secra terus-menerus zat-zat sisa metabolime toksik dan dihasilakn oleh
sel pada saat melakukan plbagai reaksi demi kelangsungan hidupnya. Kelainan dalam
mana-mana fungsi ginjal dapat menyebabkan pelbagai gangguan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA
1. Dorlands pocket medical dictionary 28th ed. Elsevier, health Sciences Edu, Marketing,
2009.
2. Definition of urolithiasis, 2005, diunduh dari :
3.
4.
5.
6.
7.

http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=6649, 6 oktober 2010.


Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem ed 2, EGC, 2001.
Sherwood L. Human physiology from cell to system, 7th ed, Int. student Ed. 2010
Dr.Y. Inggriani. Buku ajar traktus urogenitalis, ed 2, bagian anatomi FK Ukrida, 2010.
Snell.R.S, Anatomi klinik ed.6, EGC, 2006.
K.Elna, Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histology, Pen. Uni. Trisakti,

2007.
8. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2005

Anda mungkin juga menyukai