PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Kasus membahaskan tentang seorang perempuan berusia 40 tahun dengan keluhan nyeri
pinggang bawah kiri BAK yang sering dan tidak lampias, gejala hilang timbul dan diduga
menderita urolitiasis.
Sistem Urinaria umumnya terdiri dari ginjal, ureter dan kantung kemih di mana ginjal
merupakan salah satu organ yang terpenting dalam tubuh kita. Kelangsungan hidup dan
berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi konsentrasi garam,
asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal di samping pengeluaran terus menerus zatzat metabolism toksik yang dihasilkan oleh sel.
Ginjal berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dan dengan mengatur
konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi
semua zat metabolisme (kecuali CO2). Yang paling penting ialah kemampuan ginjal dalam
mengatur volume dan osmolaritas lingkungan cairan internal dengan mengontrol keseimbangan
air dan garam. Di samping itu, kemampuan ginjal juga penting dalam membantu mengatur pH
dengan mengontrol eliminasi asam basa di urin.
1.2 Tujuan.
a) Memperdalam ilmu tentang struktur makroskopik (anatomi) yang normal pada sistem
urinaria manusia dan struktur mikroskopiknya (histology) saluran kemih, mekanisme
kerja organ-organ tersebut dalam tubuh manusia,
b) Memperdalam pengetahuan tentang sifat dan komposisi urin normal.
c) Mengetahui cara-cara tes fungsi ginjal.
d) Memperdalam pengetahuan tentang penyebab gangguan pada saluran pencermaan yang
umum terjadi pada manusia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 IDENTIFIKASI ISTILAH.
Urolithiasis : suatu gangguan akibat dari adanya suatu pembentukan kalkulus atau batu
pada saluran kemih.1,2
Lampias :
i.
ii.
Cortex renis
o Terdiri daripada korpus Malphigi dan tubulus kontortus proksimal dan distal
o Darah disaring dalam glomerulus dan disalurkan ke dalam medulla
2
II.
Medulla renis
o Saluran-saluran dari cortex bermuara pada papilla renalis sehingga tampak garisgaris yang disebut processus medullaris (Ferheini)/berkas medulla
o Dijumpai papilla renis yang berbentuk segi tiga pada ujung ginjal yang disebut
pyramid renalis (Malphigi)
o Papilla renalis menonjol ke dalam calyx minor
o Antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini)
Korpus Malphigi
- Tempat filtrasi plasma
- Terdiri dari kapsul Bowman dan glomerulus
- Kutub vaskular masuknya arteriol afferent dan keluarnya arteriol efferent
- Kutub tubulus mulainya tubulus kontortus proksimal
- Atas korpus Malphigi terdapat apparatus juxtaglomerulus yang terdiri dari:
o Sel-sel juxtaglomerulus hasilkan rennin
o Sel-sel mesangial ekstraglomerular hasilkan eritropoetin
o Makula densa sensor osmolaritas cairan dalam tubulus distal
Tubulus kontortus proksimal (TKP)
- Terdapat di korteks ginjal
- Berfungsi dalam absorpsi makromolekul dari filtrat glomerulus dan transport ion
Ansa Henle
- Terdapat di berkas medulla dan medulla
- Terdiri dari:
o Tubulus rektus proksimal mirip tubulus kontortus proksimal
o Segmen tipis- mirip kapiler tetapi tidak ada darah
o Tubulus rektus distal serupa tubulus kontortus distal
- Berfungsi dalam reabsorpsi air dan ion-ion
Tubulus kontortus distal (TKD)
- Terdapat di bagian korteks
- Macula densa menempel di TKD dekat glomerulus
Duktus Koligens
- Di berkas medulla (medullary rays) dan medulla, batas sel jelas
Vaskularisasi ginjal
Ginjal diperdarahi oleh a. renalis. Perdarahan ginjal dapat diuraikan seperti berikut:
I.
Arteri renalis
Cabang dari aorta abdominalis
3
A. renalis kanan lebih panjang dari yang kiri karena harus menyilang v. cava inferior di
belakangnya
Masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan mempercabangkan 2 cabang besar
II.
III.
V. arcuata
V. interlobaris
V. renalis
V. cava inferior
2.2.2 Ureter
Ureter adalah lanjutan pelvis renis yang berjalan ke distal dan bermuara di vesica urinaria. Ureter
dibedakan menjadi:
1. Pars abdominalis ureteris
o Perjalanan ureter dalam cavum abdomen
o Sama pada laki-laki dan wanita
2. Pars pelvina ureteris
o Perjalan ureter dalam cavum pelvis
o Pada wanita berbeda dengan laki-laki karena perbedaan alat-alat panggul wanita
dan laki-laki
Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat yaitu:
Ureteropelvic junction
Saat ureter menyilang vassa iliaca commuis (flexura marginalis)
Saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria
ii.
iii.
iv.
ii.
iii.
Arteri vesiculodeferentialis
Cabang dari a. iliaca interna
Mendarahi 1/3 permukaan posterior vesica urinaria, glandula vesiculosa, dan duktus
deferentialis
Pada wanita, a.vesiculodeferentialis disebut a.vaginalis, mendarahi ovarium & vagina
Pembuluh balik untuk vesica urinaria bermuara ke plexus venosus vesicales yang berhubungan
dengan plexus venosus prostaticus dan kemudian darah dialirkan ke v. iliaca interna.5
2.2.4 Urethra.
Urethra pada laki-laki adalah berbeda dengan yang wanita. Urethra berfungsi untuk
menyalurkan urine dari vesica urinaria keluar tubuh.
Urethra masculina
Berjalan berkelok-kelok melalui tengah prostat dan menembus lapisan fibrosa yang menembus
tulang pubis ke bagian penis. Digunakan sebagai pengaliran urin dan sistem reproduksi.
Ianya terbagi kepada 4 bagian yaitu:
1. Urethra pars intramuralis (preprostatica)
2. Urethra pars prostatica pertemuan saluran urine dan reproduksi
Membentang dari collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex glandula
prostatica
Di dinding posterior dapat dijumpai:
o Crista urethralis
o Sinus prostatica
o Colliculus seminalis
o Muara duktus ejaculatorius
urethrae
Membentang apex prostat sampai bulbus penis
6
dipersarafi oleh saraf yang bersal dari plexus vesicalis dan n. pudendus.5
7. 2.3 STRUKTUR MIKROSKOPIK (HISTOLOGI)
8.
9. 2.3.1 Ginjal.
10.
Ginjal terbungkus dalam kapsula jaringan lemak dan kapsula jaringan ikat
kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dam medulla yang satu sama lain tidak
dibatasi oleh jaringan pembatas khusus. Di bagian korteks terdapat korpus Malphigi
sedangkan bagian medulla hanya terdiri atas saluran saja.
Korpuskel malphigi
Tubulus kontortus proksimal
Ansa Henle:
o Segmen tebal desenden
parietalis.
Di bawah kapsula Bowman pars parietalis terdapat ruangan kosong yang dalam
viseralis.
Tautan antara kapsula Bowman pars parietalis dengan tubulus kontortus proximal
membentuk polus tubularis sedangkan terdapat polus vaskularis pada sisi yang
berlawanan.
b. Tubulus kontortus proksimal
Dinding terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar dilihat.
Intinya bulat dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel di sebelahnya.
Sitoplasma berwarna asidofil.
Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai batas sikat (brush border).
c. Tubulus kontortus distal
Dinding terdiri atas selapis sel kuboid yang batas antar sel agak lebih jelas dibanding
yang proksimal.
Inti sel bulat, berwarna biru
Jarak antara sel inti sel di sebelahnya agak berdekatan satu sama lain.
Sitoplasma berwarna basofil dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak
sel juxtaglomerularis.
Di antara apparatus juxta glomerularis dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus
terdapat kelompokan sel-sel kecil jernih yaitu sel mesangial atau sel polkisen (bantalan)
i.
ii.
selapis gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat, selain itu
lumennya tampak kosong.
Ansa Henle segmen tebal turun (pars desenden)
Gambarannya mirip tubulus kontortus proksimal tetapi diameternya lebih kecil.
Duktus koligens
Gambarnnya mirip tubulus kontortus distal tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas,
iii.
iv.
2.3.2 Ureter.
Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional dengan jaringan ikat jarang yang membentuk
lamina propria di bawahnya.
Tunika muskularisnya terdiri atas tiga lapisan jaringan otot polos yaitu:
Lapis otot longitudinal (dalam)
Lapis otot sirkular (tengah)
Lapis otot longitudinal (luar)
Tunika adventitia merupakan jaringan ikat jarang. 7
Mukosa vesica urinaria dilapisi epitel transisional dengan jarinagn ikat jarang yang
2.3.4 Urethra.
i.
ii.
Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES, termasuk Na+, Cl-, K+, HCO3-,
Ca2+, Mg++, SO42-, PO43- dan H+. bahkan fluktuasi minor pada konsentrasi sebagian elektrolit
ini dalam CES dapa menimbulkan pengaruh besar.
iii.
Memelihara volume plasma yang sesuai dalam pengaturan keseimbangan asam basa dan H20.
iv.
v.
Memelihara osmolaritas berbagai cairan tubuh, t.u melalui pengaturan keseimbangan H20.
vi.
Mengeksresikan produk-produk sisa (buangan) dari metabolism tubuh, misalnya asam urat,
urea dan kreatinin. Zat-zat ini bersifat toksik sekiranya terjadi penumpukan.
vii.
Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan dll.
viii.
ix.
Mensekresikan rennin, suatu hormone yang memicu reaksi konversi garam oleh ginjal.
x.
Sistem kemih terdiri dari organ ginjal yang penting dalam pembentukan urin.
Ginjal terdiri dari jutaan unit fungsional yang dikenal sebagai nefron. Fungsi nefron
antara lain :
Ko
mp
one
Bagian
Fungsi
n
Vaskuler
Arteriol
aferen
Glomerulus
Vaskuler/
Arteriol
eferen
Kapiler
peritubulus
Apparatus
tubulus
Tubulus
juxtaglomer
fungsi ginjal.
ularis
Kapsul
bowman
Tubulus
proksimal
Lengkung
tertentu.
- Membentuk gradient osmotic
Henle
Tubulus
distal
Ductus
Koligens
Filtrasi glomerulus
Reabsorpsi tubulus
Sekresi tubulus
ii.
Mekanisme tubuloglomerulus.
Melibatkan apparatus juxtaglomerulus.
Macula densa berfungsi mendeteksi kecepatan aliran cairan dalam tubulus dan sebagai
respons, sel-sel dari macula densa ini memicu pengeluaranzat-zat kimia vasoaktif dari
apparatus juxtaglomerulus.
Hampir 99% dari cairan filtrat direabsorpsi kembali bersama zat-zat yang
terlarut didalam cairan filtrate tersebut. Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulus
melalui dua cara yaitu:
a. Transfort aktif
Zat-zat yang mengalami transport aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-,
diluar sel. Perbedaan electrochemical gradient ini membantu terjadinya proses difusi.
Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu
meningkatkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium disebabkan
permiabilitassel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan
karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluaspermukaan tubulus. Proses ini
memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.
b. Transfor pasif
Zat terpenting yang direabsorpsi secara pasif adalah Cl-, H2O, dan urea. Terjadinya
transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen tubulus,
permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrate dan
perbedaan muatan listrik pada dinding sel tubulus. Zat yang mengalami transfor pasif,
misalnya ureum,sedangkan air keluar dari lumen tubulus melalui prosese osmosis.
sedikit mitokondria di sel epitelnya, dan mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap
air dan agak permeabel terhadap urea dan ion natrium. Bagian ascendens bersifat sedikit
permeabel terhadap air dan urea, sehingga mencegah peningkatan konsentrasi urin karena
terlepasnya air ke jaringan sekitar.
Tubulus distal : Bagian segmen dilusi bersifat impermeable, dengan epitel endotel yang
unik memungkin difusi pasif dari ion negatif yang akan diikuti oleh difusi pasif ion
positif. Sedangkan bagian akhir epitelnya mendukung tranport aktif ion K+ ke dalam
lumen tubulus, namun impermeable terhadap urea.
Duktus Koligens : Permeabilitasnya dipengaruhi oleh hormon ADH, peningkatan ADH
o Terdiri dari :
o Terdiri dari :
reabsorpsi sehingga menyebabkan cairan filtrat memiliki osmolaritas yang sama dengan
cairan interstitial tubuh. Di ansa Henle pars descendens (concentrating segment),
membran yang permeabel terhadap air dan impermeable terhadap solute lain
memjadikan osmolalitas tubular meningkat terus menerus di bawah lengkung. Di ansa
Henle pars ascendens(diluting segment) yang impermeable terhadap air, dan permeabel
terhadap NaCl dan urea (segmen tipis) menjadikan cairan filtrat hipoosmotik sedangkan
cairan interstitial medulla hipertonik. Secara mendasar, mekanisme ini penting dalam
membentuk osmotic concentration gradient terhadap cairan interstitial di samping
memekatkan urin melalui reabsorpsi air.
b. Counter Current Exchanger (vasa recta)
Mekanisme ini berfungsi di vasa recta, di mana aliran darah yang rendah di vasa
recta dapat mempertahankan konsentrasi NaCl dan urea yang tinggi di cairan interstitial
medulla. 4
Langkah-langkah :
1. Sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstitial yang
melingkupi lengkung henle menjadi pekat
2. air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa secara
progresif menjadi encer.
3. pars descendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan bagian ini
dan mengalir mengikuti gradien konsetrasi ke dalam ruang intersisium. Hal ini
menyebabkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pas ascendens,
cairan mengalami pengenceran progrsif karena natrium dipompa keluar.
4. Hasil akhir adalah pemekatan cairan interstisium di sekitar lengkung henle. Konsentrasi
tertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah lengkung dan menjadi
semakin encer mengikuti pars asendens.
5. di bagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau bahkan
bersifat hipotonik.
i.
ii.
Proksimal
iii.
iv.
v.
vi.
Pars i.
ii.
Ans
Des
Tubulus
cen
den
s
Pars
i.
Asc
end
ens
Tubulus
Distalis
Ductus
i.
ii.
Koligens
Sekresi tubulus melalui proses sekresi aktif dan sekresi pasif. Dalam
proses aktif terjadi sekresi dari kapiler peritubuler ke lumen tubulus. Sedangkan sekresi
pasif melalui proses difusi. Ion NH3- yang disintesa dalam sel tubulus selanjutnya masuk
kedalam lumen tubulus melalui proses difusi. Dengan masuknya ion NH 3- ke dalam
Biasanya, dari 125 ml plasma yang difiltrasi per menit, 124 ml/menit direabsorpsi,
sehingga jumlah akhir urin yang terbentuk rata-rata adalah 1ml/menit. Dengan demikian,
urin yang tereksresi per hari adalah 1,5 liter dari 180 liter yang terfiltrasi.
Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padat
yang terkandung di dalam air. Ini dapat dibedakan berdasarkan ukuran ataupun
kelektrolitanya, diantaranya adalah :
Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang relative
besar, di dalam urin terkandung Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat
C5H4N4O3, dan substansi lainya seperti hormone.
Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+).
Bau : Normal urin berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi
adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
Berat jenis : Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan
suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standard. Berat
jenis air suling adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1,003 1,030.
Kejernihan : Normal urin terang dan transparan. Urin dapat menjadi keruh karena ada
mukus atau pus.
pH : Normal pH urin sedikit asam (4,5 - 8). Urin yang telah melewati suhu ruangan untuk
beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Vegetarian urinnya sedikit
alkali.
Clearance (penjernihan)
ii.
iii.
Filtration fraction:
iv.
- pengukuran Tm PAH dapat untuk melihat berapa bagian ginjal yang masih
berfungsi
v.
b. Mosenthal test :
- urin jam 0800 dibuang, dikumpulkan setiap 2 jam dan dihitung volume
dan BJ.
vi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 - Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorlands pocket medical dictionary 28th ed. Elsevier, health Sciences Edu, Marketing,
2009.
2. Definition of urolithiasis, 2005, diunduh dari :
3.
4.
5.
6.
7.
2007.
8. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2005