Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Berat badan Lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang
aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir.
2. Klasifikasi bayi menurut masa gestasi dan umur kehamilan
Klasifikasi bayi adalah bayi kurang bulan, bayi cukup bulan dan
bayi lebih bulan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam
jangka waktu 1 jam pertama setelah lahir. Klasifikasi menurut berat
lahir adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir < 2500
gram, bayi berat lahir normal dengan berat lahir 2500-4000 gram
dan bayi berat lahir lebih dengan berat badan > 4000 gram.
Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok
yaitu bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan
masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259
-293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan
mulai 42 minggu atau lebih. Dari pengertian di atas maka bayi
dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1)

Bayi kurang bulan ( Prematur Murni ) Bayi yang dilahirkan

dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu, dan mempunyai


berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan,
atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.
2)

Bayi kecil masa kehamilan (KMK) Bayi yang dilahirkan dengan

berat badan lahir kurang dari presentil 10 kurva pertumbuhan janin.


Sedangkan bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut
bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR).
Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam
pengelolaannya

karena

mempunyai

kecenderungan

ke

arah

peningkatan terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh

sehingga mudah untuk menderita hipotermia . Selain itu bayi


dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) mudah terserang komplikasi
tertentu seperti ikterus, hipoglikemia yang dapat menyebabkan
kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang dapat di istilahkan
dengan kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah
menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi
dengan berat bayi lahir cukup.
WHO

memperkirakan

bahwa

prevalensi

BBLR

dinegara

maju

sebesar 3-7% dan di negara berkembang berkisar antara 13- 38%.


Untuk Indonesia belum ada angka pesat secara keseluruhan, hanya
perkiraan WHO pada tahun 1990 adalah 14% dari seluruh koheren
hidup.

3. Faktor yang mempengaruhi berat badan lahir Berat badan lahir


merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses
yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut :
1)

Faktor lingkungan internal Yaitu meliputi umur ibu, jarak

kelahiran,

paritas,

kadar

hemoglobin,

status

gizi

ibu

hamil,

pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan.


2)

Faktor lingkungan eksternal Yaitu meliputi kondisi lingkungan,

asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil.


3)

Faktor

penggunaan

sarana

kesehatan

yang

berhubungan

frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care(ANC).


Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi
lahir antara lain adalah sebagai berikut.
1. Usia ibu hamil
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah
umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih
tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup
umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ

reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi


dan kejiwaannya

belum cukup matang, sehingga

pada

saat

kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya


secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin
muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang
bulan, perdarahan dan bayi lahir ringan.
Meski kehamilan dibawah umur sangat beresiko tetapi kehamilan
diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan karena sangat berbahaya.
Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi,
tumor jinak peranakan, organ kandungan sudah menua dan jalan
lahir telah kaku. Kesulitan dan bahaya yang akan terjadi pada
kehamilan diatas usia 35 tahun ini adalah preeklamsia, ketuban
pecah dini, perdarahan, persalinan tidak lancar dan berat bayi lahir
rendah.
2)

Jarak kehamilan/kelahiran Menurut anjuran yang dikeluarkan

oleh badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak kelahiran


yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena jarak kelahiran yang
pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk
memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya.
3) Paritas
Jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan
tinggi bila seorang ibu atau wanita melahirkan anak ke empat atau
lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi
kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering
mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan
lahir dan letak bayi sungsang atau melintang.
4)

Kadar hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi


yang dilahirkan, seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila
kadar hemoglobinnya dibawah 12 gr/dl. Data Depkes RI tahun 2008
diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita anemia. Anemia pada

ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir


rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan,
bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu
hamil tersebut menderita anemia berat. Hal ini disebabkan karena
kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang
akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin. Pada
penelitian

ini adalah ibu hamil yang memeriksakan diri ke

Puskesmas Singkawang Timur dan Singkawang Utara pada tahun


2009. Subyek penelitian sebanyak 250 subyek yang diambil dari
populasi

sebanyak

871

subyek.

Pengambilan

subyek

dalam

penelitian ini menggunakan tehnik systematic sampling agar


sampel yang terpilih dari kedua daerah penelitian terambil secara
merata sehingga bersifat mewakili. dimana Seluruh subyek yang
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah menderita anemia
(100%). Berat badan lahir normal cenderung terjadi pada subyek
yang tidak menderita anemia dengan proporsi 59,3%. Hasil uji
statistik diperoleh nilai p=0,002 maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara status anemia dengan kejadian
BBLR.

5)

Status gizi ibu hamil

Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat


konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara
status gizi buruk, baik dan lebih.

Status gizi ibu pada waktu

pembuahan dan selama hamil dapan mempengaruhi pertumbuhan


janin yang sedang dikandung . Selain itu hamil menentukan berat
bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah
penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu
cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antopometri yang
paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan
ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama kehamilan. Lingkar Lengan
Atas (LLA) adalah antropometri

yang dapat menggambarkan

keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko


Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu yang memiliki
ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) di bawah 23,5 cm berisiko
melahirkan bayi BBLR. Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita
hamil adalah untuk mencapai status gizi yang optimal sehingga ibu
menjalani kehamilan yang aman, melahirkan bayi dengan potensi
fisik dan mental yang baik. Bayi yang akan dilahirkan dan
perjalanan penyakit pada ibu hamil perlu mendapat perhatian yang
lebih. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak
diinginkan maka diperlukan status diet dan nutrisi pada ibu hamil.
Apabila di dalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan
sangat mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk
mempertahankan hidupnya, dan nutrisi yang buruk pada masa
kehamilan lanjut akan mempengaruhi pertumbuhan janin. Pada
suatu penelitian di salah satu RSIA pada bulan Januari 2002 di
temukan hasil 35,6% bayi yang lahir di lokasi penelitian mempunyai
berat badan lahir kurang dari 3.000 gram dan 9,3% bayi lahir
dengan be- rat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Namun, untuk
angka bayi dengan berat badan lahir kurang dari 3.000 gram di
Indonesia tidak diketahui, mengingat data ter- baru dari Riset
Kesehatan Dasar tahun 2010 tidak mengategorikan berat badan
lahir kurang dari 3.000 gram. Rata-rata berat badan lahir bayi yang
lahir di lokasi penelitian adalah 3.178 gram.
6) Pemeriksaan kehamilan Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk
mengenal dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga
kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting
ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat
persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan setelah terlambat haid
sekurang-kurangnya 1 bulan, dan setelah kehamilan harus dilakukan
pemeriksaan secara berkala, yaitu :
a)

Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu

b)

Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 36 minggu

c) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36


minggu sampai masa melahirkan. Selain dari waktu yang telah
ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat
keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai