A. Sejarah JIT Dalam menangani tingginya biaya, menurunnya laba, dan menajamnya persaingan telah mengakibatkan perusahaan mencari cara-cara untuk merampingkan kegiatan usaha mereka dan mengumpulkan lebih banyak data akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu muncullah ide Just In Time (JIT) yang hanya memproduksi apabila ada permintaan. Akibatnya pemborosan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Just In Time ini kemudian dikembangkan oleh Toyota Motor Corporation tahun 1973. Tujuan utamanya adalah pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas dengan menghilangkan berbagai pemborosan. Pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian operasional saat ini adalah JIT manufacturing yang kadang disebut sebagai produk tanpa persedian. JIT bukan hanya sekedar sebuah metode yang bertujuan untuk mengurangi persediaan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk tingkat produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan (tidak terlambat dan tidak terlalu cepat). B. Definisi JIT Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Menurut Hendra Kusuma pengertian Just In Time yaitu : Just In Time yaitu menghilangkan hal-hal yang tidak berguna yang berhubungan dengan persediaan dan kelebihan produksi serta pendayagunaan para pekerja secara penuh, terutama dalam hal peningkatan mutu, produktifitas dan moral kerja. C. Tujuan Sistem JIT Tujuan utama JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk. Just In Time (JIT) mempunyai delapan kunci utama, yaitu: 1. Menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan. 2. Memproduksi dengan jumlah kecil. 3. Menghilangkan pemborosan. 4. Memperbaiki aliran produksi. 5. Menyempurnakan kualitas produk. 6. Memiliki orang-orang yang tanggap. 7. Menghilangkan ketidakpastian. 8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang. D. Kelebihan Sistem JIT
Kelebihan dari sistem JIT ini sendiri adalah:
Seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien. Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para stafnya. Barang produksi tidak harus selalu dicek, disimpan atau diretur kembali. Kertas kerja dapat lebih simple. Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan. E. Kelemahan Sistem JIT Semua hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan sistem JIT ini. Beberapa kelemahan sistem JIT ini adalah: Tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen. Hal ini akan menyebabkan kekecewaan pada konsumen yang tentunya tidak diinginkan oleh setiap perusahaan. Sistem JIT mengakibatkan ketegangan kepada para pekerja, dengan tidak tersedianya sediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan, dan terkadang mengakibatkan kerugian dalam penjualan (Poul L.Zipkin, 1991). Dalam perusahaan retail, penerapan sistem JIT pun mengalami kerugian penjualan akibat tidak ada sediaan dalam memenuhi permintaan pelanggan, karena biaya pengadaan barang yang diminta menjadi tinggi (Joseph Pereira, 1993). F. Perhitungan Sistem JIT Salah satu metode untuk mengendalikan persediaan yang modern adalah metode Just In Time atau bisa disebut juga JIT. Metode ini bertujuan untuk meminimalkan biaya persediaan karena menggunakan metode JIT setiap pemesanan dari konsumen akan langsung di produksi. Dalam JIT diusahakan persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan keuangan. Rumusan untuk sistem JIT yang digunakan adalah : X1 = (I + F1 + X2V2) / (P - V1) Dimana: X1 : Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu. I : Laba sebelum pajak penghasilan F1 : Total biaya tetap X2 : Jumlah kuantitas berbasis nonunit V2 : Biaya variable berbasis nonunit P : Harga jual perunit V1 : Biaya variable perunit