Anda di halaman 1dari 2

BAB 7

Teori neo-Marxis Keterbelakangan dan Ketergantungan

Teori neo-Marxis dari keterbelakangan dan pembangunan muncul pada: 950-an, sebagian
sebagai reaksi terhadap pertumbuhan dan teori modernisasi, sebagian sebagai hasil dari
perdebatan lama mengenai dampak imperialism. Awal teori Neo-Marxis dikenal sebagai teori
ketergantungan. Mereka banyak dipengaruhi oleh strukturalis Amerika Latin dan analisis mereka
tentang hubungan perdagangan antara negara-negara terbelakang secara ekonomi dan negaranegara industri maju.
Marx telah khawatir dengan masalah ini pada awal tahun 1850-an. Dalam konteks ini, ia
mengambil keputusan bahwa imperialisme mungkin akan menghancurkan elemen penting,
termasuk manufaktur skala kecil lokal, dan menggerakkan eksploitasi signifikan dari daerah
kolonial; namun, di sisi lain, ia percaya bahwa penetrasi Eropa akan pada saat yang sama
menghilangkan hambatan dasar bagi perkembangan kapitalisme. Selanjutnya, Marx banyak
mempertimbangkan intervensi Inggris untuk mempromosikan transformasi ekonomi. Ini
diterapkan terutama untuk bangunan dan perluasan infrastruktur bahan, pengenalan ekonomi
perkebunan, monetisasi pertukaran komoditas, dan pembentukan awal industri modern dengan
upah buruh con-comitant (lih Marx dan Engels, 1972).
Dengan kata lain, pemerintahan Inggris terkesan melakukan perusakan dan eksploitasi
dalam perspektif jangka pendek, tetapi konstruksi dan penciptaan prakondisi untuk daerah
kolonial kemudian transformasi kapitalisme - dan dengan demikian, menurut Marx,
pengembangan masyarakat asli. Ini dapat ditambahkan bahwa Marx kemudian melunakkan
aspek konstruktif pemerintahan Inggris di Asia Selatan. Lebih lanjut ia menegaskan bahwa
kolonisasi Inggris Irlandia memiliki efek hanya merusak.
Hal yang menarik dalam konteks ini adalah untuk mencatat rentang yang luas dalam
konsepsi Marx sendiri, karena rentang ini telah membuka jalan untuk interpretasi yang sangat
berbeda dalam tradisi penelitian Marxis salah satu teori yang telah memperjuangkan pandangan
bahwa imperialisme telah mempromosikan pembangunan di dunia ketiga adalah warren. Kita
dapat melihat argumen utamanya kemudian dalam bab ini. Tetapi, pertama kita akan
menguraikan fokus utama yakni neo-marxis dan fokus pada beberapa beberapa teori yang telah
keras menolak penafsiran ini dan malah menegaskan bahwa imperialisme telah aktif pada
masyarakat sekeliling yang terbelakang - atau setidaknya menghambat perkembangan mereka.
Teori ini - yang sebagian besar dapat dianggap sebagai pendukung teori ketergantungan
dalam satu bentuk atau lain - telah lebih lanjut menyatakan bahwa tidak hanya imperialisme dan
kolonialisme masa lalu, tetapi juga bentuk-bentuk kontemporer imperialisme ekonomi telah
menghambat kemajuan seluruh dunia ketiga. Mereka berpendapat bahwa dominasi ekonomi,

seperti yang diberikan oleh negara-negara industri maju, merupakan faktor pembangunan
menghambat jauh lebih penting daripada semua kondisi internal di negara-negara terbelakang
yang menampilkan begitu menonjol dalam pertumbuhan dan modernisasi teori (untuk gambaran
dari kedua proposisi teoritis dan bukti-bukti sejarah, melihat Bagchi, 1982).

Penyebab keterbelakangan: Baran


Sebelum kita sampai pada teori ketergantungan bahwa selama tahun 1970-an dan setelah
mendominasi sebagian besar perdebatan pembangunan, dipandang relevan untuk melihat sedikit
lebih dekat pada peran Paul Baran dalam membangun hubungan teoritis mundur yakni Marxisme
klasik.
Baran, yang beremigrasi ke Amerika Serikat dari Uni Soviet sebelum perang dunia
kedua, menulis karya paling berpengaruh di tahun 1957. Itu termasuk aspek sejarah tentang asalusul keterbelakangan dan analisis 'morfologi' keterbelakangan kontemporer (Baran, 1957 ).
Baran mengkonkonseptualisasi keterbelakangan dalam banyak cara yang sama seperti para
ekonom kontemporer non-Marx. Dia menekankan bahwa negara-negara terbelakang yang
ditandai dengan ekonomi ganda: di satu sisi mereka terdiri -tural sektor, di mana produktivitas
sangat rendah dan produktivitas marjinal tenaga kerja mendekati nol; di sisi lain, mereka
memiliki sektor industri kecil dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Baran lanjut menekankan
bahwa potensi pertumbuhan dan lapangan kerja terdapat pada sektor industri, tetapi ekspansi
dibatasi oleh ukuran kecil dari pasar domestik maupun oleh persaingan dari negara-negara
industri yang sangat tinggi. Semua ini umumnya terlihat pada 1950-an. Ciri baru yang penting
dalam pendekatan dan analisis Baran adalah usahanya untuk menjelaskan keadaan ini, dan
khususnya, mengapa masyarakat terbelakang tetap terbelakang. Dalam mengejar penjelasan ini,
Baran memperkenalkan versi khusus dari teori ekonomi Karl Marx dengan penekanan pada
hubungan kelas dan dampaknya pada pemanfaatan surplus ekonomi.
Dimana Marx, dalam analisis tentang kapitalisme konvensional, telah menggarisbawahi
bagaimana pemilik modal bisa mengambil alih surplus ekonomi dari kelas pekerja dalam bentuk
nilai lebih yang dihasilkan oleh para pekerja (yang tidak dibayar dengan nilai penuh karena kerja
mereka).

Anda mungkin juga menyukai