MAKALAH
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Matakuliah Sejarah Pemikiran Ilmu Administrasi Publik
oleh :
Rosy Nayi Alwafi
145030101111070
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Pemikiran Tokoh Tentang
Kameralisme.
Diharapkan tugas ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi , tidak
hanya pada kami saja tetapi juga pada pembaca. Kami menyadari bahwa tugas ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan untuk kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing, kepada teman-teman yang sudah berkenan memberi sanggahan, kritik
dan saran, serta semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan tugas ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
hal.
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Kameralisme..................................................................... 3
BAB III PENUTUP..............................................................................................
12
A. Simpulan.................................................................................... 12
B. Saran...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14
BAB 1
PENDAHULUAN
kebenaran
berupa
kesimpulan,
menemukan
jawaban
tentang
kemanfaatan pemikiran, praktek, & tindakan di masa lampau untuk kondisi sekarang,
melakukan adopsi dan adaptasi terhadap model penanganan masa lalu untuk masa
kekinian, agar dapat melakukan pengembangan keilmuan untuk masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
1. Siapa Pemikirnya?
2. Apa pemikirannya?
3. Mengapa pemikiran itu muncul?
4. Apa sumbangan/kontribusi terhadap administrasi publi?
5. Bagaimana relevansinya untuk masa sekarang?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan mengenal siapa pemikirnya.
2. Untuk mengetahui bentuk pemikir yang disampaikan oleh pemikir.
3. Untuk mengetahui sebab pemikiran itu muncul.
4. Untuk mengetahui bentuk sumbangan/kontribusi yang pemikir berikan pada
administrasi publik.
5. Untuk mengetahui cocok tidaknya jika direlevansikan pada masa sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kameralisme
Kameralisme (inggris: Cameralism) adalah aliran merkantilisme di Jerman
dan Austria pada abad ke-18. Aliran ini bercorak absolutisme. Aliran ini juga
digunakan untuk menyebut sistem politik yang menempatkan dirinya sebagai
monarki absolut. Hal yang membedakan merkantilisme yang terjadi di Jerman dan
Austria dengan Negara-negara Eropa lainnya adalah kenyataan bahwa di kedua
Negara tersebut konsolidasi politik dalam negeri berjalan bersamaan dengan
kebijakan merkantilisme. Usaha unifikasi elemen-elemen politik dimulai di Jerman
oleh Frederick William I. Di Austria hal serupa dilakukan oleh Maria Theresa.
Sentralisasi pemerintahan di Austria membuka jalan ke arah absolutisme. Tahap
paling penting adalah sentralisasi keuangan. Peraturan pajak yang seragam
dinyatakan berlaku untuk seluruh Austria. Di Jerman proses kameralisme di bidang
ekonomi terutama dilaksanakan dengan jalan sentralisasi pemerintahan, pemisahan
atau pembebasan industry dari organisasi gilda, rancangan peraturan perkotaan yang
seragam dan perumusan kebijakan ekonomi yang merkantilistik. Selain itu, Frederick
William I melaksanakan kebijakan kameralisme dalam merangsang pertanian dan
manufaktur sekaligus mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Berikut 2 tokoh
pemikir Cameralisme :
1. Lorenz Von Stein
a. Siapa Lorenz Von Stein?
Lahir 1815 di Borby/Eckernforde, Schleswig Holstein, Jerman utara yang berbatasan
dengan Denmark. Pada umur 24 tahun 1839 dia telah melakukan promosi doctor
tentang sejarah hukum sipil Denmark. Wafat September 1890 (dalam usia 74 tahun)
di Wina. Australia.
b. Pemikiran Lorenz Von Stein:
1. Mirip dengan marx, stein pertama-tama menegaskan adanya antagonismus antara
pemegang capital dan proletar : masyarakat adalah sistem ketergantungan dan
ketidakbebasan.
2. Agar supaya perkembangan setiap pribadi dapat berlangsung, termasuk di
dalamnya hak milik privat, maka penguasaan oleh pemilik capital di satu pihak
maupun revolusi proletar di pihak lain harus dihindari.
3. Sarananya adalah kekuasaan Negara yang berdiri di atas semua kepentingan dalam
masyarakat yang saling bertentangan tersebut. Suatu kerajaan sosial dengan
korps pegawai yang terdidik dapat menciptakan emansipasi bagi kelas bawah yang
tidak memiliki privilege dan hal ini dapat meregang ketegangan sosial
4. Stein menyatakan bahwa masyarakat (dalam hal ini mencakup pengertian
Negara plus masyarakat) dimungkinkan berkiprah untuk mereformasi dirinya
sendiri, dan tentulah reformasi ini berlangsung dalam garis kepentingan mereka
sendiri.
5. Dalam kasus ini kekuasaan Negara berfungsi sebagai pembimbing, pengarah dan
motivator, sementara kelas yang punya diharapkan juga dengan sepenuh hati dan
dengan bantuan Negara serta kekuasaannya terlibat tanpa lelah dalam reformasi
sosial itu
6. Di pihak Negara, administrasinyalah yang dituntut paling utama untuk berbuat,
sedangkan perundang-undangan dan bentuk Negara adalah hal sekunder. Yang
penting adalah mereka melalui kekuatan integrasi politiknya mendukung reformasi
sosial.
7. Karenanya Stein memperjuangkan dengan mengingat situasi Jerman pada
pertengahan abad ke-19, atas pertimbangan efektivitas, suatu kerajaan sosial
yang memiliki administrasi yang netral dan efektif.
Pemikiran dari Von Stein dianggap sebagai sebuah inovasi berdasarkan sejumlah
pertimbangan :
1. Von Stein memandang bahwa ilmu administrasi publik merupakan ilmu yang
terintegrasi dan tempat meleburnya dari sejumlah disiplin ilmu seperti Sosiologi,
Ilmu Politik, Hukum Administrasi dan Keuangan Publik
2. Ilmu Administrasi Publik menurut Von Stein adalah merupakan interaksi antara
teori dan praktek, dimana teori membentuk dasar dari praktek Administrasi Publik
3. Von Stein menganggap bahwa Ilmu administrasi Publik harus berusaha keras
untuk mengadopsi pendekatan ilmiah.
c. Latar belakang munculnya pemikiran Stein
1. Stein berusaha untuk mencegah tendensi revolusioner dari masyarakat jaman baru
(yakni masyarakat Eropa sejak abad ke-17, dimana banyak penemuan teknologi)
melalui dua jalan :
a.Secara analitis melalui konsep ilmu tentang masyarakat (die wissenschaft der
gesellschaft)
b. Secara politis melalui peringatannya tentang perlunya kesiapan Negara untuk
terus melakukan reformasi.
2. Stein memandang jamannya sebagai kesadaran akan eksistensi tata masyarakat,
dimana memahami kekuasaan Negara sebagai alat untuk memajukan masyarakat,
sebagai senjata dalam perjuangan sosial, dan sebagai sarana untuk membebaskan
masyarakat.
3. Masyarakat bukan lagi sebagai suatu unit yang tergantung kepada Negara dan
politik, bukan suatu masa yang an-organis dan terbentuk secara kebetulan semata,
melainkan suatu bentuk kehidupan manusiawi yang mandiri dan punya hak
milik.
bentuk
pemerintahan
yang
akan
mampu
mengkoordinasikan
dan
mungkin terjadi, demi keuntungan kedua belah pihak yang melakukan ekspor-impor
untuk meningatkan perekonomian sebuah negara. Namun, pemikiran ini hanya bisa
berhasil jika mereka didukung oleh reformasi pajak komprehensif yang akan
memimpin, antara lain, untuk penghapusan cukai (Akzise), hal ini diragukan dan
mungkin tidak akan efektif mengingat dan melihat situasi politik
yang sedang
begejolak di negara Indonesia saat ini yang tergolong tidak aman, koruptor bagaikan
hantu yang gentayangan dalam lapisan masyarakat, lemahya sistem hukum sehingga
bisa dibeli, belum lagi adanya perpecahan dalam badan pemerintahan,dsb. Hal ni
sesungguhnya sangat merugikan bagi masyarakat. Bagaimana pemikiran ini dapat
diwujudkan bila keadaan Indonesia seperti itu?.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedua pemikiran pakar itu, tidak begitu berbeda, karena
memang satu aliran yang berada pada jaman yang sama juga.
Kemudian dapat disimpulkan secara umum bahwa kemunculan
kameralisme dilatar belakangi oleh:
1. Jerman, Prussia, dan Austria merasa dalam ancaman negara-negara lain (military
conflict)
2. Lack of the Prussian soldiers kurangnya tentara Prussia (health, stamina, and
Intelligence)
3. Desire creating powerfull state and strengthening the princes Keinginan
menciptakan negara kuat dan memperkuat raja (monarch).
Pemikiran dan doktrin kameralisme:
1. Tekankan pembangunan negara ekonomi (memajukan pemerintah dengan
memberikan pendapatan yang memadai). meningkatkan produksi ekonomi dan
perdagangan (emas dan perak), mengoptimalkan penggunaan lahan, dan
industrialisasi meningkatkan populasi;
2. Administrasi Fiskal dan manajemen;
3. Sistem Ilmu untuk mengatur negara (Catatan: gaung rennaisance);
4. Kekuatan Negara untuk membuat kebahagiaan bersama (bandingkan dengan
merkantilisme);
5. Memungkinkan lebih efektif promosi kesejahteraan. Negara memiliki kewajiban
untuk mencapai kebahagiaan umum;
6. Administrasi adalah kunci untuk mencapai semua tujuan negara;
7. Badan negara (Birokrasi) sebagai pusat pembangunan negara;
8. Keterampilan penuh, pengetahuan dan profesional aparat diperlukan untuk
membentuk birokrasi dan administrasi;
9. Universitas adalah tempat yang tepat untuk membuat aparat yang berkualitas
(paling universitas terkait dengan Kameralisme adalah universitas Prusia Halle
dan Frankfurt an der Oder tahun 1727.
3.2 Saran
Sebagai calon administrator, baiknya kita mengetahui dan
memahami lebih banyak pemikiran aliran dalam hal ini sejarah
administrasi publik. Bukan hanya pemikiran 2 tokoh diatas yang
telah dibahas, namun masih banyak lagi tokoh-tokoh dalam eranya
masing-masing yang tidak menutup kemungkinan bahwa pemikiran
mereka dapat direlevansikan dalam kehidupan zaman sekarang.
Daftar Pustaka
Amantio.
2015.
Lorenz
Von
Stein,
(Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Lorenz_Von_Stein, diakses 31 Maret
2015).
Dhiyaudin,
Abdul
W.
2011.
Kameralisme,
(Online),
(http://222.124.222.229/handle/123456789/939, diakses 31 Maret 2015).
Jannah, Ihda H. 2006.Sejarah Pemikiran dan Perkembangan Ilmu Administrasi
Publik,
(Online),
(http://id.pdfssb.com/readonline/sa314244664146375884a2f4433566d56413d
3d-4274144.pdf, diakses 31 Maret 2015).
Omnipaedista. 2015. Johann Heinrich Gottlob Von Justi, (Online),
(http://en.wikipedia.org/wiki/Johann_Heinrich_Gottlob_Justi,
diakses 31 Maret 2015).
Yudo, Wima. 2015. Sejarah Pemikiran Administrasi: Era Yunani Kuno [Powerpoint
slides]