PENGUJIAN KONVEKSI
2.1 PENDAHULUAN
Pada peristiwa perpindahan panas secara konveksi, perpindahan panas terjadi karena
terbawa aliran fluida. Secara termodinamika, konveksi dinyatakan sebagai aliran
entalpi, bukan aliran panas. [1]
cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Panas akan berpindah secara estafet dari
suatu partikel ke partikel yang lainnya dalam medium tersebut. Pada peristiwa konveksi,
perpindahan panas terjadi karena terbawa aliran fluida. Secara termodinamika, konveksi
dinyatakan sebagai aliran entalpi, bukan aliran panas. [1]
Konveksi terbagi menjadi dua jenis, yaitu konveksi alami dan konveksi paksa.
Dimana konveksi alami adalah konveksi yang terjadi akibat pemaksaan oleh gaya
apung, dimana karena perbedaan massa jenis yang diakibatkan oleh variasi suhu pada
fluida. Sedangkan konveksi paksa terjadi ketika aliran disebabkan oleh gaya dari luar,
seperti kipas, pompa, atau angin di atmosfer. [3]
Berikut skema dari konveksi paksa dan konveksi alami.
2.1.1
1.
kecepatan laju alir dan bilangan Nusselt untuk mengetahui temperatur dinding.[1]
2.2.3 Rumus Perhitungan Konveksi
Rumusan perpindahan panas secara konveksi erat hubungannya dengan angka
Reynolds (Re), Prandtl (Pr), Nusselt (Nu). Bilangan Reynolds dapat menggambarkan
apakah aliran tersebut laminar atau turbulen, sedangkan bilangan Prandtl menunjukkan
karakteristik termal fluida, dan bilangan Nusselt menggambarkan karakteristik proses
perpindahan panas. Dari semua itu dikaitkan dalam menentukan nilai koefisien
perpindahan panas (h) dengan macam-macam variasinya. Untuk lebih jelasnya dibahas
pada sub bab 2.2.3.1 sampai 2.2.3.3.
2.2.3.1 Bilangan Reynolds
Bilangan reynolds mempunyai rumus sebagai berikut :
Re d
Dimana :
umD
: diameter pipa
Re :
densitas (kg/m)
angka Reynold
: suhu fluida
[5]
Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa bilangan Reynolds didapat dari
perbandingan gaya inersia dengan gaya viscous sistem aliran fluida. Dengan bilangan
Reynolds kita dapat mengetahui apakah aliran fluida tersebut laminar atau turbulen
dengan melihat batasan berikut
Re 2300
Aliran laminar
Re 2300
Aliran turbulen
v
a
c p .
=
Pr =
Dimana :
Pr : angka Prandtl
k : Konduktivitas termal
Untuk aliran dalam pipa, seperti halnya aliran melewati plat datar profil kecepatan
serupa dengan profil suhu untuk fluida yang mempunyai bilangan Prandtl satu.
2.2.3.3 Bilangan Nusselt
Merupakan bilangan yang digunakan untuk menentukan distribusi suhu
permukaan atau plat.
h.x
k
Nu
Dimana :
Nu
: angka Nusselt
Nusslet akan membentuk sebuah persamaan baru apabila digabungkan dengan bilangan
Reynold dan Pradtl. Persamaannya yaitu :
Nud C. Re d m . Pr n
Dimana :
Nu
: angka Nusselt
Re
: angka Reynold
Pr
: angka Prandtl
L
salurannya pendek (
DH
Bila fluida memasuki suatu saluran dengan kecepatan seragam maka fluida yang
langsung berbatasan dengan dindingnya akan langsung berhenti bergerak. Jika
turbulensi aliran fluida yang masuk besar maka lapisan batas tersebut akan cepat
menjadi turbulen. Baik itu lapisan batas turbulen ataupun laminar,tebalnya akan
meningkat sampai lapisan batas itu memenuhi seluruh saluran.
Nu
: angka Nusselt
Re
: angka Reynold
Pr
: angka Prandtl
: diameter pipa
: panjang pipa
: suhu fluida
1/3
0,14
: suhu dinding
Batasan Red.Pr
D
L
> 10 [5]
N ud 0,027. Re d
Dimana :
Nu
: angka Nusselt
0 ,8
. Pr 1/ 3
0 ,14
Re
: angka Reynold
: suhu fluida
: suhu dinding [5]
Untuk aliran turbulen yang sudah jadi atau berkembang penuh (fully developed
turbulent flow) dalam tabung licin, digunakan persamaan berikut :
N ud 0,023 Re d 0,8 Pr n
Batasan
n = 0,4 pemanas
n = 0,3 pendingin
0,6 < Pr < 100 [5]
h
Dimana :
k
N ud
D
(W/m2.oC)
Nu
: angka Nusselt
: diameter pipa
Pemanas Heater
Qheater = h. 2. r. L ( Tw- Tb )
Dimana :
(Watt)
Tw
: suhu dinding
Tb
: suhu fluida
: panjang
: jari-jari [5]
Tf
Dimana :
2.2.4
Tw Tb
2
Tf
: suhu limbak
Tw
: suhu dinding
Tb
Aplikasi Konveksi
contoh aplikasi dari konveksi dalam dunia industri. Hal ini terjadi akibat ketika dalam
pembuatan cerobong asap pada tungku-tungku memberikan panas yang kemudian
berpindah ke material cerobong asap dengan di ikuti perpindahan partikel-partikel
lainnya. [6]
2.2.3
Heater
Display termo kopel
12. Stopwatch
Berfungsi mengukur waktu sampai terjadi kondisi steady state.
6. Mencatat suhu dinding awal, suhu keluaran awal, dan kecepatan awal aliran
7. Mencatat perubahan suhu dinding, suhu keluaran, dan kecepatan aliran setiap 30
detik hingga mencapai steady state sebanyak 5 kali.
8. Setelah mencapai steady state, pencatatan dihentikan.
9. Mematikan blower. [1]
2.3
DATA PERHITUNGAN DAN ANALISA
2.3.3 Data Hasil Praktikum
Tabel 2.1 Perubahan Temperatur (Konveksi Alami)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Waktu
(detik)
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450
480
510
540
570
600
630
660
690
720
750
Suhu Dinding
Suhu Udara
Keluar
T1 T2 T3 T4
Trata-rata
29
30
30
31
31
32
32
33
33
33
33
34
34
34
34
35
35
35
35
36
36
36
36
36
36
36
29.50
29.75
30.50
31.25
31.25
32.00
32.25
32.75
33.00
33.25
33.50
33.75
34.00
34.00
34.50
35.00
35.25
35.25
35.25
35.50
35.50
35.50
35.50
36.25
36.25
36.25
30
30
31
32
32
33
33
33
33
34
34
34
35
35
35
36
36
36
36
36
36
36
36
37
37
37
31
31
32
33
33
33
34
35
35
35
36
36
36
36
37
37
38
38
38
38
38
38
38
39
39
39
28
28
29
29
29
30
30
30
31
31
31
31
31
31
32
32
32
32
32
32
32
32
32
33
33
33
T5
28.5
28.6
28.7
28.8
28.8
28.8
28.9
28.9
29
29
29
29
29.1
29.1
29.1
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
780
810
840
870
900
930
960
990
1020
1050
1080
1110
1140
1170
36
36
36
37
37
37
37
37
38
38
38
38
38
38
37
37
37
38
38
38
38
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
40
40
40
40
40
41
41
41
41
41
41
33
33
33
33
33
33
34
34
34
34
34
34
34
34
36.25
36.25
36.25
37.00
37.00
37.00
37.25
37.50
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
29.2
29.2
29.2
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450
480
510
540
T1 T2 T3 T4
Trata-rata
38
38
38
38
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
38.25
38.25
38.25
38.25
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
38.00
38.50
38.50
38.50
38.50
40
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
42
42
42
42
34
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
36
36
36
36
T5
30
30.1
30.2
30.2
30
30.7
31
31
31
31.3
31.4
31.3
31.5
31.5
31.6
31.8
31.8
31.8
31.8
Kecepatan
1
0.9
0.7
0.9
1.1
1.5
1.2
1.4
1.5
1.2
1.5
1.5
1.7
1.7
1.7
1.7
1.6
1.7
1.7
570
600
630
660
690
720
750
780
810
840
870
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
2.3.2
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
39
39
39
40
40
40
40
40
40
40
40
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
38.50
38.50
38.50
38.75
38.75
38.75
38.75
38.75
38.75
38.75
38.75
31.8
31.8
31.8
31.8
31.9
32
32
32
32
32
32
1.7
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
Perhitungan Ralat
2.3.2.1 Sampel perhitungan dari tabel data kenaikan suhu (konveksi alami), diketahui:
Tabel 2.3 Sampel Data Konveksi Alami Pada t = 0 detik
Tn
T1
T2
T3
T4
Trata-rata
T (Suhu) C
29
30
31
28
T = 29.5
Galat (eror)
T Tn
T
100%
T1
29.5 29
100% 1.69%
29.5
T2
29.5 30
100% 1.69%
29.5
(Tn-)2
0.25
0.25
2.25
2.25
=5
T3
29.5 31
100% 5.08%
29.5
T4
29.5 28
100% 5.08%
29.5
Tn T
n n 1
5
4 4 1
= 0.645
Nilai T sesungguhnnya = (T T)
= (29.5 0.645) oC
Ralat Nisbi
100%
T
0.645
100%
29.5
=
= 2.186 %
T
1
100%
T
Keseksamaan =
0.645
100%
29.5
=
= 97.81 %
1
2
Waktu
(detik)
0
30
Galat (%)
T
T1
T2
T3
1.6
9
0.8
4
1.6
9
0.8
4
5.0
8
4.2
0
T4
5.08
5.88
0.64
5
0.62
9
Ralat Nisbi
(%)
2.188
2.115
Keseksamaan
(%)
97.81
97.89
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
390
420
450
480
510
540
570
600
630
660
24
690
25
720
1.6
4
0.8
0
0.8
0
0.0
0
0.7
8
0.7
6
0.0
0
0.7
5
1.4
9
0.7
4
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.7
1
0.7
1
0.7
1
1.4
1
1.4
1
1.4
1
1.4
1
0.6
9
0.6
1.6
4
2.4
0
2.4
0
3.1
3
2.3
3
0.7
6
0.0
0
2.2
6
1.4
9
0.7
4
2.9
4
2.9
4
2.9
4
2.8
6
2.1
3
2.1
3
2.1
3
1.4
1
1.4
1
1.4
1
1.4
1
2.0
7
2.0
4.9
2
5.6
0
5.6
0
3.1
3
5.4
3
6.8
7
6.0
6
5.2
6
7.4
6
6.6
7
5.8
8
5.8
8
8.8
2
5.7
1
7.8
0
7.8
0
7.8
0
7.0
4
7.0
4
7.0
4
7.0
4
7.5
9
7.5
4.92
7.20
7.20
6.25
6.98
8.40
6.06
6.77
7.46
8.15
8.82
8.82
5.88
8.57
9.22
9.22
9.22
9.86
9.86
9.86
9.86
8.97
8.97
0.64
5
0.85
4
0.85
4
0.70
7
0.85
4
1.03
1
0.81
6
0.85
4
1.04
1
1.03
1
1.08
0
1.08
0
1.04
1
1.08
0
1.25
0
1.25
0
1.25
0
1.25
8
1.25
8
1.25
8
1.25
8
1.25
0
1.25
2.116
2.733
2.733
2.210
2.648
3.147
2.474
2.568
3.107
3.054
3.177
3.177
3.017
3.086
3.546
3.546
3.546
3.545
3.545
3.545
3.545
3.448
3.448
97.88
97.27
97.27
97.79
97.35
96.85
97.53
97.43
96.89
96.95
96.82
96.82
96.98
96.91
96.45
96.45
96.45
96.46
96.46
96.46
96.46
96.55
96.55
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
750
780
810
840
870
900
930
960
990
1020
1050
1080
1110
1140
1170
9
0.6
9
0.6
9
0.6
9
0.6
9
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.6
7
1.3
3
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
0
7
2.0
7
2.0
7
2.0
7
2.0
7
2.7
0
2.7
0
2.7
0
2.0
1
4.0
0
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
9
7.5
9
7.5
9
7.5
9
7.5
9
8.1
1
8.1
1
8.1
1
7.3
8
6.6
7
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
8.97
8.97
8.97
8.97
10.8
1
10.8
1
10.8
1
8.72
9.33
10.5
3
10.5
3
10.5
3
10.5
3
10.5
3
10.5
3
0
1.25
0
1.25
0
1.25
0
1.25
0
1.47
2
1.47
2
1.47
2
1.25
0
1.32
3
1.47
2
1.47
2
1.47
2
1.47
2
1.47
2
1.47
2
3.448
96.55
3.448
96.55
3.448
96.55
3.448
96.55
3.978
96.02
3.978
96.02
3.978
96.02
3.356
96.64
3.528
96.47
3.874
96.13
3.874
96.13
3.874
96.13
3.874
96.13
3.874
96.13
3.874
96.13
2.3.2.2 Sampel perhitungan dari tabel data kenaikan suhu (konveksi paksa) pada sampel
1 dan detik ke-0
Tabel 2.5 Sampel Data Konveksi Alami Pada t = 0 detik
Tn
T1
T2
T3
T4
Trata-rata
T (Suhu) C
38
40
41
34
T = 38.25
(Tn-)2
0.06
3.06
7.56
18.06
= 28.75
Galat (eror)
T Tn
T
100%
T1
38.25 38
100% 0.65%
38.25
T2
38.25 40
100% 4.58%
38.25
T3
38.25 41
100% 7.19%
38.25
T4
38.25 34
100% 11.11%
38.25
Tn T
n n 1
28.75
4 4 1
= 1.55
Nilai T sesungguhnnya = (T T)
= (38.25 1.55) oC
Ralat Nisbi
100%
T
1.55
100%
38.25
=
= 4.05 %
T
1
100%
T
Keseksamaan =
1.55
100%
38.25
=
= 95.95 %
Waktu
(detik)
30
60
90
120
150
180
210
240
10
270
11
300
12
330
13
360
14
390
15
420
16
450
17
480
Galat (%)
T1
T2
T3
T4
0.6
5
0.6
5
0.6
5
0.6
5
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
3.9
0
3.9
4.5
8
1.9
6
1.9
6
1.9
6
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
2.6
3
1.3
0
1.3
7.1
9
7.1
9
7.1
9
7.1
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
7.8
9
9.0
9
9.0
11.1
1
8.50
8.50
8.50
7.89
7.89
7.89
7.89
7.89
7.89
7.89
7.89
7.89
7.89
7.89
6.49
6.49
1.5
5
1.2
5
1.2
5
1.2
5
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.2
9
1.3
2
1.3
Ralat Nisbi
(%)
Keseksamaan
(%)
4.05
95.95
3.27
96.73
3.27
96.73
3.27
96.73
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.40
96.60
3.44
3.44
96.56
96.56
18
510
19
540
20
570
21
600
22
630
23
660
24
690
25
720
26
750
27
780
28
810
29
840
30
870
0
3.9
0
3.9
0
3.9
0
3.9
0
3.9
0
4.5
2
4.5
2
4.5
2
4.5
2
4.5
2
4.5
2
4.5
2
4.5
2
0
1.3
0
1.3
0
1.3
0
1.3
0
1.3
0
3.2
3
3.2
3
3.2
3
3.2
3
3.2
3
3.2
3
3.2
3
3.2
3
9
9.0
9
9.0
9
9.0
9
9.0
9
9.0
9
8.3
9
8.3
9
8.3
9
8.3
9
8.3
9
8.3
9
8.3
9
8.3
9
6.49
6.49
6.49
6.49
6.49
7.10
7.10
7.10
7.10
7.10
7.10
7.10
7.10
2
1.3
2
1.3
2
1.3
2
1.3
2
1.3
2
1.3
8
1.3
8
1.3
8
1.3
8
1.3
8
1.3
8
1.3
8
1.3
8
3.44
96.56
3.44
96.56
3.44
96.56
3.44
96.56
3.44
96.56
3.55
96.45
3.55
96.45
3.55
96.45
3.55
96.45
3.55
96.45
3.55
96.45
3.55
96.45
3.55
96.45
= 0.1 m/s
= 175 cm = 1,75 m
(Panjang pipa)
DI
Tb
= Suhu fluida
Tw
= Suhu dinding
T w + T b 302.5+301.5
=
2
2
T f = 302 K
T
300
1,1774
302
350
0,998
um d
kg
m
1,17022
X 0,1 X 0,056 m
(
)
m3
s
Re =
d
R e d= 353.21
Bilangan Reynold
c. Angka Nusselt
Pr
R ed .
N ud=1,86.
Dimana
N ud=3.469
d. Koefisien perpindahan kalor konveksi
k
h= . N ud
D
h=
0,0263 W /m .C
X 3.469
0,056 m
h=1.6291 W/m2 oC
e. Panas heater
Q=h . 2 . r . L .(T w T b)
Q=( 1.6291 )
W
. ( 2 ) . ( 0,028 ) m. ( 1,75 ) m.(29.528.5)C
m2 C
Q=1,5013 Watt
0.14
= 1 m/s
= 175 cm = 1,75 m
(Panjang pipa)
DI
Tb
= Suhu fluida
Tw
= Suhu dinding
T w + T b 311.25+303
=
2
2
T f = 307.125 K
T
300
1,1774
307.125
350
0,998
x= 1,15183 kg/m3
Dengan cara yang sama maka diperoleh data sebagai berikut:
k = 0,02678 W/moC
= 1,8788 x 10-5 kg/m.s
w = 1,8976 x 10-5 kg/m.s
Pr = 0,7064
g. Angka Reynold
R e d=
um d
kg
m
1.15183
X 1 X 0,056 m
(
)
m3
s
Re =
d
1,8788 X 10 kg / m . s
R e d=3468.03
Bilangan Reynold
h. Angka Nusselt
N ud=0,027. R e d0.8 . Pr 0.4
Dimana
0.4
N ud=16.479
0,02678 W /m .C
X 16.479
0,056 m
h=7.882 W/m2 oC
j. Panas heater
Q=h . 2 . r . L .(T w T b)
Q=( 7.882 )
W
. ( 2 ) . ( 0,028 ) m. ( 1,75 ) m.(38.2530)C
m2 C
Q=20.021 Watt
2.3.4
Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Data Konveksi Alami Aliran Pipa Horizontal
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Um
(m/s)
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
Red
353.644
353.367
352.819
352.272
352.272
351.866
351.589
351.318
351.042
350.907
350.771
350.636
350.360
350.360
350.090
349.678
349.543
349.543
349.543
349.408
349.408
349.408
349.408
349.002
349.002
349.002
349.002
349.002
Nud
3.720
3.719
3.716
3.713
3.713
3.710
3.709
3.707
3.706
3.705
3.704
3.704
3.702
3.702
3.701
3.699
3.698
3.698
3.698
3.697
3.697
3.697
3.697
3.694
3.694
3.694
3.694
3.694
h
(W/m2
1.753
1.753
1.754
1.755
1.755
1.756
1.756
1.757
1.757
1.757
1.757
1.758
1.758
1.758
1.758
1.759
1.759
1.759
1.759
1.759
1.759
1.759
1.759
1.760
1.760
1.760
1.760
1.760
Q
heater
(watt) Tw (oC)
29.5
0.540
0.621 29.75
30.5
0.972
1.324 31.25
1.324 31.25
32
1.730
1.811 32.25
2.082 32.75
33
2.164
2.299 33.25
33.5
2.435
2.570 33.75
34
2.652
34
2.652
34.5
2.923
35
3.141
3.277 35.25
3.277 35.25
3.277 35.25
35.5
3.412
35.5
3.412
35.5
3.412
35.5
3.412
3.820 36.25
3.820 36.25
3.820 36.25
3.820 36.25
3.820 36.25
Tb (oC)
28.5
28.6
28.7
28.8
28.8
28.8
28.9
28.9
29
29
29
29
29.1
29.1
29.1
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29.2
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
349.002
348.176
348.176
348.176
348.041
347.906
347.635
347.635
347.635
347.635
347.635
347.635
3.694
3.691
3.691
3.691
3.690
3.689
3.687
3.687
3.687
3.687
3.687
3.687
1.760
1.761
1.761
1.761
1.761
1.761
1.762
1.762
1.762
1.762
1.762
1.762
3.820
4.066
4.066
4.066
4.202
4.338
4.611
4.611
4.611
4.611
4.611
4.611
36.25
37
37
37
37.25
37.5
38
38
38
38
38
38
29.2
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
29.5
Tabel 2.10 Hasil Perhitungan Data Konveksi Paksa Aliran Pipa Horizontal
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Um
(m/s)
1
0.9
0.7
0.9
1.1
1.5
1.2
1.4
1.5
1.2
1.5
1.5
1.7
1.7
1.7
1.7
1.6
1.7
1.7
1.7
1.8
1.8
1.8
Red
3468.03
3119.97
2425.67
3118.72
3816.31
5189.46
4146.57
4837.66
5183.21
4141.58
5174.90
5176.97
5862.53
5862.53
5860.18
5850.91
5506.74
5850.91
5850.91
5850.91
6195.08
6195.08
6192.66
Nud
16.479
15.142
12.381
15.138
17.792
22.756
19.019
21.515
22.736
19.002
22.709
22.716
25.094
25.094
25.087
25.051
23.865
25.051
25.051
25.051
26.224
26.224
26.213
h
(W/m2
7.882
7.244
5.924
7.243
8.507
10.892
9.107
10.302
10.887
9.103
10.880
10.882
12.024
12.024
12.022
12.018
11.449
12.018
12.018
12.018
12.580
12.580
12.579
Q
heater
(watt)
20.021
18.176
14.681
17.951
20.953
24.479
19.626
22.202
23.462
18.777
22.108
22.447
24.063
24.063
23.689
24.790
23.616
24.790
24.790
24.790
25.950
25.950
26.916
Tw (oC)
38.25
38.25
38.25
38.25
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38.5
38.5
38.5
38.5
38.5
38.5
38.5
38.75
Tb (oC)
30
30.1
30.2
30.2
30
30.7
31
31
31
31.3
31.4
31.3
31.5
31.5
31.6
31.8
31.8
31.8
31.8
31.8
31.8
31.8
31.8
24
25
26
27
28
29
30
2.4
1.8
1.8
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
6190.18
6187.69
5843.93
5843.93
5843.93
5843.93
5843.93
26.205
26.198
25.027
25.027
25.027
25.027
25.027
12.577
12.576
12.013
12.013
12.013
12.013
12.013
26.525
26.134
24.966
24.966
24.966
24.966
24.966
38.75
38.75
38.75
38.75
38.75
38.75
38.75
31.9
32
32
32
32
32
32
PEMBAHASAN
2.4.1
Temperatur (oC)
45.00
40.00
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Waktu (s)
Gambar 2.19 Grafik hubungan temperatur dinding dengan waktu pada konveksi alami.
Analisa Grafik
Grafik di atas menunjukan hubungan antara temperatur dinding dengan waktu.
Dari grafik tersebut dapat dicermati bahwa temperatur mengalami kenaikan seiring
bertambahnya waktu. Dari grafik juga dapat dilihat adanya kestabilan temperatur pada 5
sampel terakhir. Kenaikan temperatur dinding disebabkan oleh adanya gradien
temperatur heater dengan temperatur dinding. Temperatur heater lebih tinggi
menyebabkan kalor mengalir ke dinding. Keadaan steady state disebabkan oleh
temperatur heater dan dinding sudah sama.
Temperatur (oC)
31.65
31.6
31.55
31.5
Waktu (s)
Gambar 2.20 Grafik hubungan temperatur udara keluar dengan waktu pada konveksi
alami.
Analisa Grafik
Grafik di atas menunjukan hubungan antara temperatur udara keluar dengan
waktu. Dari grafik tersebut dapat dicermati bahwa pada bagian awal percobaan
temperatur mengalami peningkatan, sedangkan pada bagian akhir temperatur
mengalami penurunan. Peningkatan temperatur disebabkan oleh energi kalor dari
dinding berpindah ke udara yang ada di dalamnya, memanfaatkan gaya apung yang
membuat udara dengan suhu lebih rendah mendekati dinding pipa. Penurunan
temperatur disebabkan oleh dinding sudah tidak lagi meneruskan kalor dari heater.
Temperatur (oC)
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Waktu (s)
Gambar 2.21 Grafik hubungan temperatur dinding dengan waktu pada konveksi paksa.
Analisa Grafik
Grafik di atas menunjukkan hubungan temperatur dinding dengan waktu. Dari
grafik tersebut dapat dicermati bahwa temperatur dinding tidak berubah selama
percobaan konveksi paksa. Hal ini disebabkan kalor yang masuk ke dinding dari heater
besarnya sama dengan kalor yang keluar dari dinding ke udara.
Temperatur (oC)
32
31.8
31.6
31.4
31.2
Waktu (s)
Gambar 2.22 Grafik hubungan temperatur udara keluar dengan waktu pada konveksi
paksa.
Analisa Grafik
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara temperatur udara keluar dengan
waktu. Dapat dicermati bahwa temperatur udara keluar mengalami peningkatan seiring
bertambahnya waktu. Dari grafik juga dapat dilihat kestabilan temperatur pada 5 sampel
terakhir. Peningkatan temperatur ini disebabkan oleh semakin besarnya energi kalor
yang berpindah dari dinding ke udara yang dihembuskan blower. Kestabilan temperatur
disebabkan oleh heat flux konstan.
Gambar 2.23 Grafik hubungan kecepatan dan koefisien perpindahan kalor pada
konveksi paksa.
Analisa Grafik
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara kecepatan dan koefisien
perpindahan kalor. Dari grafik tersebut dapat dicermati bahwa koefisien perpindahan
panas meningkat apabila kecepatan udara meningkat. Hal ini disebabkan oleh laju aliran
udara yang semakin besar memperbesar laju perpindahan kalor. Hal ini dapat dibuktikan
dengan persamaan
k
h= N ud , dimana h berbanding lurus dengan besarnya angka
L
0.8
N ud=0.027 . R e d . Pr
0.3
0.14
( )
Nusselt berbanding lurus dengan Reynold. Angka Reynold sangat bergantung pada
besarnya kecepatan aliran fluida.
2.5
2.5.1
Kesimpulan
2.5.2
Saran
1. Sebelum memulai praktikum, semua alat ukur yang akan digunakan pada praktikum
harus dikalibrasi terlebih dahulu sehingga ketelitian dan kepresisian alat ukur dapat
terjaga.
2. Pada percobaan konveksi dan konduksi yang membutuhkan kecermatan dalam
membaca temperatur pada rentang waktu yang ditentukan, praktikan harus teliti agar
nilai hasil pencatatan valid.
3. Posisi anemometer sangat mempengaruhi nilai yang terukur pada panel display-nya.
Oleh sebab itu, praktikan harus memperhatikan hal ini agar data hasil pengukuran
valid.
DAFTAR PUSTAKA
[1] 2015. Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar. Teknik Mesin Universitas
Diponegoro. Semarang
[2] 2015.Diktat Kuliah Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Semarang
[3] Incropera, Frank P. (2006). Fundamental of Heat and Mass Transfer 6 th ed. New
York : Wiley.
[4] Cengel,A, Yunus, Heat Transfer, Second Edition, WCB/ McGraw-Hill,
United States of America, 2003
[5] Holman, J. P. (1980). Perpindahan Kalor. Bandung : Erlangga
[6] www.yumasia.co.uk. (2008). Ricecooker dari
http://www.yumasia.co.uk/yum-factor diakses 12 Mei 2015