Semangat Muharam
Pertama, semangat milad nabi. Penting diketahui
bahwa penggunaan tahun hijriyah sebenarnya baru
dimulai pada masa pemerintahan Umar bin Khatab.
Ketika itu Umar ingin menjadikan penanggalan Hijriyah
sebagai sistem penanggalan resmi pemerintahan Islam.
Akan tetapi muncul berbagai benturan untuk
menetapkan patokan awal dimulainya. Para sahabat
menemukan kesulitan ketika muncul gagasan untuk
menjadikan hari kelahiran Muhammad sebagai patokan
awal sistem penanggalan Hijriyah. Di sinilah muncul
kesadaran untuk menjadikan tanggal kelahiran
Muhammad sebagai momentum untuk membakar
semangat umat Islam.
Semangat Muharam
Kedua, semangat perdamaian. Muharam yang berarti
diharamkan atau yang sangat dihormati, merupakan
bulan gencatan senjata atau bulan perdamaian. Hal ini
menunjukkan bahwa umat Islam di manapun harus
selalu bersikap damai, tidak boleh mengobarkan api
peperangan jika tidak diperangi terlebih dahulu. Ada
begitu banyak esensi dari semangat Muharam ini, salah
satunya adalah pengendalian diri demi terciptanya
kedamaian dan ketenteraman hidup, baik secara fisik,
sosial, maupun spiritual. Karena itu pula di bulan
Muharam Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya
untuk berpuasa sunah, yakni pada hari Asyura (hari
kesepuluh di bulan ini).
Semangat Muharam
Ketiga, semangat kebaruan. Seperti pada umumnya
tahun baru, secara umum manusia menginginkan
hal-hal baru dalam setiap menyambut tahun yang
baru. Bagi umat Islam, tahun baru dimulai pada
Muharam dalam sistem perhitungan kalender tahun
hijriyah. Dengan demikian, kedatangan Muharam
hendaknya menjadi momentum untuk membuat
perbaikan baru dalam sistem kehidupannya yang
belum cukup baik pada tahun-tahun sebelumnya.
Tahun baru adalah harapan baru, momentum untuk
melanmgkah dan mengawali sesuatu yang baru.
SEMANGAT
NARKOBA
MUHARAM
MENOLAK
TERIMAKASIH