Bab Ii
Bab Ii
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke
depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel
gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel
poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden; ikatan
ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan
barrier.
Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya.
3. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian
perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen
memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit
merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak diantara serat
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RSUD SEMARANG
PERIODE 2 FEBRUARI 2015 7 MARET 2015
Page 2
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen
dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
4. Membran Descemet
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar
longus dan saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke
dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya.
Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf.(3)
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa
endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel
tidak mempunyai daya regenerasi.(3)
Page 3
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di
sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat, dilakukan oleh kornea dimana 40 dioptri dari 50
dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. (3)
Sumber sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh pembuluh darah
limbus, humor aqueous, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapatkan sebagian
besar oksigen dari atmosfer. (4)
Page 4
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
Pembentukkan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan
gangguan penglihatan di seluruh dunia. Kebanyakkan gangguan penglihatan ini dapat
dihindari dengan melakukan diagnosis dini dan pengobatan yang memadai dengan
segera, tetapi juga dengan meminimalkan berbagai faktor predisposisi. (4)
Menurut Vaughan, ulkus kornea dibagi menjadi:
1. Ulkus Kornea Infeksi
Ulkus sentral biasanya merupakan ulkus infeksi yang terjadi sekunder
akibat kerusakkan pada epitel kornea.
Keratitis Jamur.
Keratitis Acanthamoeba.
Ulkus Mooren
Termasuk ulkus marginal
Keratokonjungtivitis Fliktenular
Page 5
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
Keratitis neurotropik
Keratitis pajanan
KRISMA
2.4.4. Klasifikasi
Wood dan Kaufman membagi ulkus mooren secara klinis menjadi dua type: (1,2,6)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RSUD SEMARANG
PERIODE 2 FEBRUARI 2015 7 MARET 2015
Page 6
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
Type II: Atypical type atau malignant moorens ulcer, biasanya bersifat
progresif. Kasus bilateral biasanya terjadi pada penderita yang lebih muda.
Type ini disertai rasa yang sangat sakit dan tidak respon terhadap segala
bentuk terapi.
Watson berdasarkan gejala klinis dan hasil fluorescein angiographic pada segmen
anterior membagi ulkus mooren atas 3 type, yaitu: (1,2,7,10)
Page 7
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
Page 8
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
Gambar 1.
Gambar 2.
Keterangan:
Gambar 1 : ulserasi kornea pada daerah perifer
Gambar 2 : perkembangan sirkumferensial ulkus mooren
Biasanya epitel di daerah tengah ulkus tidak dirusak, epitel konjunctiva menutupi
daerah yang tipis pada kornea. Keadaan ini dapat memberikan gambaran bahwa
penipisan tersebut dikarenakan keratitis tanpa disertai defek epitel. Kenyataannya
hal itu tidak betul, dimana dengan menggunakan fluorescen 2% defek epitel dapat
terlihat dengan jelas. (1,2,5)
Ulkus kornea dapat terjadi perlahan-lahan melibatkan 1/3 stromakornea.
Daerah limbus juga dapat terlibat, terjadi inflamasi di daerah konjungtiva,
episclera dan jaringan sclera. Pada kasus yang lanjut ulserasi terjadi sampai ke
sklera. Hypopion tidak terjadi tanpa adanya infeksi sekunder. (1,2,5)
Proses ulserasi dapat berlanjut selama 3 sampai 12 bulan jika keseluruhan kornea
terlibat. Perforasi dapat terjadi 35 - 40 % terutama jika didahului dengan adanya
trauma. (1,2,9,11)
2.4.7. Diagnosa
Walaupun gejala klinis ulkus mooren sangat mudah dikenali, namun penyebab
terjadinya
infiltrat
perifer
atau
ulkus
harus
diperhatikan.
Kita
harus
Page 9
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
sensasi kornea, blepharitis dan keratitis, deposit lemak, ulkuspada stroma kornea,
epitel kornea, dll untuk dapat membedakannya dengan penyakit lain yang dapat
menyebabkan keratitis ulseratif perifer.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga termasuk penyakit kolagen (seperti
rheumatoid arthritis, wegeners granulomatosis dan poliarteritis nodosa). Dan
penyakit degenerasi kornea ( Terriens marginal degenerasi dan degenerasi
pellucid). (1,2,5,6)
2.4.8. Diagnosa Banding
Ulkus marginal dapat ditemukan pada penderita blepharitis staphylococcus,
konjunctivitis haemophilus influanzae biotype II , infeksi Moraxella lakunata
kronis. Ulserasi di daerah perifer dapat juga terjadi pada Herpes simplex.
Perbedaannya adalah pada lesi herpetik biasanya disertai dengan gejala klinis
yang lebih ringan, dimulai dengan ulserasi epitel yang diikuti dengan terjadinya
infiltrasi didaerah stroma dan disartai dengan hilangnya atau turunnya sensasi
pada kornea. (1)
2.4.9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan keratitis ulseratif didaerah perifer
yang diduga disebabkan penyakit sistemik dimulai dengan melakukan
pemeriksaan komplit dan diffrensial blood cell count; erythrocyte sedimentation
rate (ESR); rheumatoid faktor, fixasi komplemen, antinuclear antibody, immune
komplex; urinalysis;chest x-ray dan sinus film; pemeriksaan enzim liver, veneral
disease research(VDRL) test; fluorescent treponemal antibody absorption (FTAABS); juga blood urea nitrogen (BUN) dan jumlah kreatinin. Pemeriksaan darah
tersebut dilakukan untuk menyingkirkan adanya penyakit vaskular kolagen,
infeksi, malignansi, dan penyakit-penyakit lain yang disebakan adanya iskemik
dan oklusi. (1,2,5,6)
2.4.10.
Terapi
Banyak pengobatan yang dicoba seperti steroid, antibiotika, anti virus, anti
jamur, kolagenase inhibitor, heparin dan pembedahan keratektomi, lameler
Page 10
ULKUS MOOREN
KRISTIANA / 406121004
KRISMA
Prognosa
Ulkus mooren dapat terjadi pada kasus ringan yang unilateral dan tidak
mengancam visus sampai dengan kasus yang bilateral dan mengancam visus.
Oleh karena ulkus mooren merupakan kasus yang jarang terjadi maka
pengetahuan yang lebih terperinci tentang keparahan penyakit ini tidak ada.
Beberapa studi telah mencoba mencari hubungan antara jenis kelamin, umur,
dan ras, namun tidak ada lagi penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasikan
studi ini. (2)
Page 11