Anda di halaman 1dari 6

Tanaman sayur yang bagus, dalam hal ini pertumbuhan dan hasil (tergantung pada

bagian tanaman sayur yang diambil hasilnya), serta buah yang berkualitas bagus yang dipilih
sebagai sumber benih. Tanaman sayur atau buah yang menampakkan gejala terinfeksi oleh
hama dan/atau penyakit tidak diikutkan untuk produksi benih. Satu atau dua buah saja yang
ditinggalkan sampai mencapai tingkat kemasakan penuh, baik di tanaman induknya atau
selama inkubasi setelah buah dilepaskan dan tanaman induknya sebelum benih diekstrak
(dikeluarkan daun buahnya).
Apabila petani menginginkan memproduki benih sendiri, harus ada lahan khusus yang
terpisah yang digunakan untuk memproduksi benih. Lahan tersebut harus merupakan lahan
yang terbaik dalam anti mudah ditangani dan dekat dengan sumber air. Selain itu juga relatif
bebas dan masalah hama dan penyakit. Tanaman yang menyimpang (off- type) dan sisa-sisa
tanaman pada penanaman sebelumnya (crop volunteer) hendaknya disingkirkan sesering
mungkin dengan menggunakan seleksi negatif (menyingkirkan tanaman yang tidak
dikehendaki tumbuh).
Penanganan infeksi penyakit dan/atau hama harus Iebih serius dibanding
penanganan dalam budidaya tanaman sayur yang hasilnya untuk dikonsumsi. Pengelolaan
tanaman dan pergiliran (rotasi) tanaman secara umum sama dengan budidaya tanaman sayur
untuk konsumsi. Meskipun demikian, untuk produksi benih diperlukan pemeliharaan yang
sedikit berbeda karena tanaman sayur yang akan dipanen benihnya berada di lahan Iebih
lama.
Beberapa tanaman sayur biennuals, seperti kubis, wortel dan lobak, memerlukan perlakuan
khusus yang harus diberikan dan/atau waktu tanam yang tepat untuk menginduksi tanaman
berbunga dan membentuk biji. Tanaman sayur ini memerlukan suhu rendah dan/atau hari
yang lebih panjang untuk inisiasi pembungaan. Oleh karena ada beberapa jenis tanaman
sayur yang memerlukan perlakuan khusus supaya tanaman dapat berbunga maka harus
diperhatikan dalam budidayanya supaya nantinya akan didapatkan benih yang berkualitas
tinggi.
Lahan yang nantinya dipergunakan untuk memproduksi benih sayur harus dilihat kesesuaian
faktor-faktor iklimnya. Faktor-faktor tersebut meliputi curah hujan yang cukup untuk dapat
tetap menjaga tanaman sayur dapat tumbuh secara sempurna dan bijinya dapat matang. Akan
tetapi, pada saat biji mulai masak, tentunya curah hujan dan angin relatif Iebih sedikit untuk
memungkinkan biji masak dan memudahkan pelaksanaan panen sehingga dapat memperkecil
kemunduran benih dan hilangnya biji tanaman. Selain itu, faktor tanah memegang peranan
yang sangat penting dalam produksi benih sayur. Kualitas tanah memegang peranan penting

dalam perkembangan biji tanaman sayur. Umumnya lahan yang digunakan untuk produksi
benih sayur, tanah yang dipilih adalah tanah yang memiliki kapasitas menahan air tinggi,
kandungan unsur hara dan kapasitas pertukaran kation juga mencukupi meskipun status hara
dalam tanah dapat dimodifikasi dengan pemberian unsur hara makro don mikro yang tepat.
Secara umum, prinsip dan cara budidaya tanaman sayur yang akan diambil bijinya sama
dengan prinsip don cara budidaya tanoman sayur untuk konsumsi (dibahas dalam Pokok
Bahasan V). Meskipun demikian, karena tujuan akhir budidaya tanaman sayur ini untuk
menghasilkan benih atau akan diambil bijinya sebagai bahan tanam berikutnya, maka sangat
penting memperhatikan setiap tahap budidayanya dan dikerjakan dengan hati-hati serta
cermat untuk menghindari tercampurnya benih atau bagian-bagian tanaman pada semua
tahap pertumbuhan. Untuk menghasilkan kultivan tanaman yang secara genetis murni
maka setiap tahap pertumbuhan tanaman harus dievaluasi.
Periode pembungaan dan beberapa spesies tanaman suyur budidoya relatif cukup lama,
demikian pula dengan periode matangnya buah don masaknya biji. Pada beberapa spesies
tanaman sayur, seperti pada seloda, Brassica sp. dan okra terdapat kecenderungan bohwa biji
yang masaknya lebih cepat akan cepat mengalami penurunan daya tumbuhnya daripada biji
yang masaknya belakangan. Hilangnya biji sebelum dipanen sering disebut sebagai pecahnya
buah. Untuk mengurangi hilangnya biji akibat pecahnya buah dopat dilakukan dengan
menyemprotkan larutan polyvinyl acetate pada tanaman sayur. Polyvinyl osetate ini bertindak
sebagai lem yang akan mencegah terjadinya pecahnya buah selama biji berkembang di
dalamnya.
Penyebab lain hilongnya biji sebelum dipanen adalah burung, hama pengerat dan cuaca
buruk. Hal ini dapat dikurangi dengan pemasangon penghalau burung seperti orang- orangan
dan balon udara. Pemasangan kelambu juga dapat dilakukan khususnya untuk areal yang luas
pemasangan kelambu menjadi tidak efektif lagi.
Biji tanaman sayur umumnya mudah rontok setelah tanaman mengeluarkan bunga akibat
batang tanaman tidak mampu menopang beban berat dan bunga dan biji-biji yang berada
pada pucuk tanaman. Hilangnya biji tanaman sayur sebelum dipanen dikenal dengan istilah
lodging.
Tanaman sayur tertentu sangat rentan terhadap lodging (rebah) seperti selada setelah
tanaman memunculkan bunga, beberapa praktik budidaya dan faktor-faktor Iingkungan dapat
mendukung terjadinya lodging, yaitu adanya angin, tingginya dosis nitrogen yang
diberikan pada awal pertumbuhan tanaman sayur, hujan lebat yang dapat menyebabkan

tanaman roboh atau menurunkan efisiensi akar dalam menopang tanaman dan serangan dan
hewan.
Apabila tanaman sayur mengalami lodging (rebah), tanaman cenderung mengalami
deteriorasi dan tergantung pada pertumbuhani tanaman, tanaman mungkin tidak dapat lagi
berdiri tegak. Hal ini akar menghasilkan Iingkungan mikro dalam kanopi tanaman menjadi
buruk dan pada musim hujan kualitos benih mungkin akan mengalami kemunduran dengon
berkurangnya hasil dan daya tumbuhnya benih.
Perkembangan dan kematangan biji sangat spesifik untuk setiap spesies tanaman sayur
bahkan tiap varietas. Kematangan biji dipercepat oleh relatif tingginya suhu udara,
kandungan air tanah yang rendah dan rendahnya kelembaban relatif udara. Sebaliknya,
kematangan biji menjadi lambat apabila suhu udara rendah, kandungan air tanah relatif tinggi
dan tingginya kelembaban relotif udara. Proses kerriatangan biji ini akan terganggu jika biji
dipanen terlalu awal dan ini akan berpengaruh terhadap kualitas biji yang dihasilkannya. Fase
kemasakan biji yang dipanen mempengaruhi kandungan air biji, viabilitas biji dan
perkembangan embriyo. Kemasakan bill ditentukan oleh fase pertumbuhan biji dan posisi
(letak bill di dalam buah dan/atau tanaman).
Meskipun biji-biji sayuran yang dihasilkan dari buah basah atau buah berdaging (fleshy
fruits) seperti mentimun, cabai dan tomat, umumnya tidak merupakan subyek dan pengaruh
lingkungan seperti halnya pada buah kering, namun biji harus dibiarkan berkembang penuh
di dalam buah sebelum biji diekstrak (dikeluarkan). ldealnya buah tetap dibiarkan menempel
pada tanaman induknya sampai mencapai fase buah masak penuh pada saat buah dipanen.
Tingkat kemasakan buah ini akan berpengaruh pada kemampuan benih untuk berkecambah.
Sebagai contoh buah cabai merah yang bijinya diekstrak dan buah yang dipanen 30 hari
setelah tanam kemampuan biji untuk berkecambah hanya 5%, akan tetapi apabila buah
dipanen pada umur dan fase perkembangan buah yang sama, dan kemudian buah dibiarkan
30 hari lagi sebelum biji dikeluarkan dari buah, persentase kemunculan buahnya dapat
mencapai 95%.

Jenis biji sayuran yang akan dipanen dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Biji kering seperti kubis, legume dan bawang.
b. Buah berdaging yang harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum biji dikeluarkan dan
buahnya, seperti cabai dan okra.
c. Buah berdaging yang basah, seperti mentimun, melon dan tomat.
Pada beberapa tanaman sayur cara panen dan metode dalam mengeluarkan biji dari buahnya
tergantung pada skala pengusahaannya, tingkat perbanyakannya dan pada jalinan dengan
pengolahan makanan. Sebagai contoh biji cabai yang dikeluarkan dari buah basah jika dalam
jumlah banyak dilakukan dengan mesin pengering tetapi jika hanya dalam jumlah kecil bijibiji dihasilkan dari buah yang telah dikeringkan terlebih dahulu seteiah buah matang penuh,
baru biji dikeluarkan dan buahnya.
Cara memetik buah dapat dilakukan dengan tangan atau dengan mesin. Cara panen buah yang
dilakukan dengan tangan hanya dapat dilakukan untuk biji yang bernilai ekonomi tinggi, jika
areal panennya tidak terlalu luas (yaitu benih dasar atau benih yang masih ditangani
pemulia) atau jika tenaga panennya tersedia cukup banyak dan murah. Buah kering, polong
atau tongkol biji dipetik atau dipotong dengan pisau atau sabit yang selanjutnya
ditampung dalam wadah. Pada beberapa tanaman sayur panen buah dengan tangan juga
mengikutsertakan sebagian tanamannya seperti pada lobak, selada dan kubis, yang dilakukan
dengan menggunakan pisau atau sabit, atau mencabut seluruh tanaman seperti pada kacang
buncis. Hasil panen yang dilakukan dengan tangan selanjutnya dikeringkan di lantai yang
bersih atau di atas rak.
1. Panen biji kering
Cara untuk memanen biji kering adalah dengan memotong polong secara individual,
memotong polong beserta bagian tanamannya dan dikeringkan lebih lanjut sebelum biji
dikeluarkan atau dengan mengkombinasikan dengan alat pemanen yang dapat mengeluarkan
biji dari polongnya dan memisahkannya dari sisa-sisa tanaman dalam satu

kali

pengoperasian. Pada dua cara yang pertama, yaitu memotong polong secara individual
dan memotongnya kemudian dikeringkan, biji dikeluarkan dari kulitnya dengan jalan
dirontokkan.
Cara panen yang dilakukan dengan mesin hasil panen diletakkan sementara di dalam
mesin yang dilengkapi dengan alat pemotong dan hasil potongannya diletakkan di dalam
wadah mesin.

Biji kering dilepaskan dari tanaman induknya dengan cara dirontokkan, dicambuk, dipukul
atau dengan menggelindingkan tanaman tensebut. Yang harus diperhatikan bahwa potongan
tanaman yang tidak dikehendaki jangan sampai tercampur atau mengotori biji karena untuk
menghindari kerusakan biji.
Perontokan biji kering dapat dilakukan dengan tangan atau mesin perontok biji. Perontokan
biji dengan tangan dapat dilakukan dengan cara memukulkan tanaman yang dikenakan pada
tembok atau lantai. Cara perontokan biji seperti ini cocok diterapkan untuk biji yang berada
di dalam wadah menyerupai polong seperti lobak dan kubis. Biji yang dikeluarkan dari
polongnya dengan cara dirontokkan biasanya akan tercampur dengan potongan-potongan
tanaman. Untuk membersihkannya dapat dilakukan dengan menampinya atau diayak.
2. Mengeluarkan (ekstraksi) biji dari buah berdaging atau buah basah berdaging.
Pengeluaran biji dari buah basah atau buah berdaging dapat dilakukan baik dengan tangan
atau dengan mesin. Cara-cara mengeluarkan biji sangat spesifik untuk setiap jenis tanaman
sayur, contohrya pada tanaman sayur familia Cucurbitaceae dan Solanaceae.
a. Mengeluarkan biji dari buah berdaging.
Biji dari tanaman sayur familia Cucurbitaceae, seperti semangka, terdistribusi di tengah
daging buah dan tidak pada bagian pusat buah. Oleh karena itu cara mengeluarkan biji
dengan tangan tergantung pada besarnya buah. Lendir yang melingkupi biji dicuci dengan air
mengalir di dalam saringan. Tujuan pencucian ini adalah untuk memisahkan daging buah
semangka dan material kasar dari biji beserta lendir. Biji ditempatkan dalam saringan halus
yang dapat menahan biji tersebut. Fermentasi tidak umum dilakukan dalam membersihkan
biji tanaman sayur familia Cucurbitaceae, kecuali mentimun, karena biji mudah mengalami
perubahon warna menjadi gelap (kehitaman) dan daya kecambah benih akan menurun dengan
adanya fermentasi.
Segera setelah biji dari buah berdaging dikeluarkan, biji harus secepatnya dikeringkan di
bawah cahaya matahari atau dengan alat pengering (suhu awal pengeringan 38-41C dan lika
kulit biji sudah kening suhunya diturunkan menjadi
32-35C). Pengeringan ini dilakukan benulang-ulang sampai kadar air biji mencapai 10%.
Apabila biji akan dikemas di dalam kantong yang kedap air kadar air bill diturunkan lagi
sampai menjadi 6%.

b. Mengeluarkan biji dan buah basah berdaging.


Buah matang dipotong melintang don biji beserta kulitnya yang dilingkupi lapisan seperti
jelly ditekan atau diperas atau disendok ke luar ditampung di dalam wadah. Selama proses ini
dinding buah, cairan buah beserta daging buah (pulp), kulit don kotoran lainnya tidak
diikutsertakan. Kulit biji yang dilingkupi dengan lapisan jelly dipisahkan satu per satu
dengan cara fermentasi, dengan sodium karbonate dan asam hidroklorit.
1) Pemisahan biji dan pulp dengan cara fermentasi.
Lapisan jelly dan pulp yang melingkupi kulit biji tanaman sayur terutama mentimun
dan tomat (tidak untuk yang lainnya), dapat terlepas dengon cara fermentasi selama hon pada
suhu 20-35C, tetapi kecepatan fermentosi tergantung pada suku udara dan bahkan mungkin
memerlukan waktu sampai 5 hari. Selama fermentosi biji seningkali diaduk untuk
menyerogamkan kecepatan fermentasi di dalam wadah dan mencegah
timbulnya warna hitam pada kulit biji. Seringkoli wadah harus ditutup dengan kain kasa
untuk menurangi aktivitas blat buah. Biji yang direndam dabam pulp-nya ini seringkali harus
ditengok untuk memastikan apakah kulit bijinya sudah bersih dan lapisan jelly dan pulp
yang melingkupinya. Waktu fermentasi jongan sampai diperpanjong apabila kulit biji telah
bersih karena okan menurunkan kualitas benihnya yaitu benih berkecambah sebelum
waktunya. Setebah kulit biji bersih, biji dikeluarkaii dan pulp dan dicuci bersih untuk
selanjutnya dikeringkan.

Anda mungkin juga menyukai