A+ | Reset | A-
tepat waktu. "Kami tidak tahu mengapa mereka tidak ditahan. Tugas kami hanya memeriksa dan
mengadili," ujar Sugeng.
Sementara itu, JPU, Suroyo, mengaku belum bisa memanggil ketiga terdakwa lantaran surat
pemberitahuan sidang dari pengadilan terlambat. "Suratnya baru datang Jumat, jadi belum bisa
disampaikan ke terdakwa," kata Suryo.
Para terdakwa dijerat dengan pasal 359 dan 360 ayat 1 KUHP serta UU 28 tahun 2002 dengan
ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara. Mereka diduga lalai sehingga mengakibatkan
pekerja bangunan dan pengunjung pasar tewas dan beberapa korban terluka, karena tertimpa
konstruksi bangunan yang roboh.
Perlakukan khusus terhadap ketiga terdakwa, ini semakin mengesankan adanya ketidakterbukaan
kepolisian dan kejaksaan yang menangani perkara tersebut. Terlebih, jumlah tersangka yang diadili
akhirnya hanya sebanyak 3 orang.
Padahal, sejak kasus ini terjadi enam bulan lalu, enam orang sempat dimintai keterangan oleh
penyidik Polda Metro Jaya, terkait insiden berdarah itu. Mereka adalah Y dari PT Rointa Eka Jaya
(pemilik bangunan), AT dari PT Tri Manta Jaya Persada (konsultan pengawas bangunan), ES dari
PT. Sesapto Eka Cipta Jaya (konsultan struktur bangunan), EH dari PT. Jaya Baja Prima Utama
(kontraktor pelaksana). Selain itu ada YT dari Megatika Internasional (konsultan arsitek) dan EW
Kasi P2B Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Namun, selama proses penyidikan tersangka berkurang menjadi empat orang. Kedua orang yang
tidak menjadi tersangka yakni, EH adalah Direktur PT Jagat Baja Prima Utama dan EW sebagai
petugas kasie Penertiban dan Pengawasan Bangunan (P2B) Kecamatan Tanah Abang. EH tidak
jadi menjadi tersangka karena berdasarkan pemeriksaan ahli labfor, EH tidak terkait langsung
dengan kelalaian pemasangan angkur dan baut penyebab runtuhnya bangunan tersebut.
Sedangkan EW berdasarkan tugasnya hanya melakukan pengawas gedung maksimal dua lantai,
sedangkan bangunan yang runtuh adalah lantai tiga.
Hingga akhirnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Boy Rafli Amar, mengumumkan, Polda
Metro Jaya hanya menetapkan tiga tersangka, Yakni, Direktur PT Cipta Jaya, Ir Eddy Susanto,
Manajer PT Trimatra Jaya Persada, Ade Tofik, dan pekerja proyek Edwin A. Huway. "Mereka
dianggap terlibat langsung dalam pembangunan pasar, sehingga bangunan fungsional toilet runtuh,"
ujar Boy.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/10/07/21/125689-tigaterdakwa-kasus-metro-tanah-abang-kompak-tak-hadiri-sidang
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2010/01/20/064220362/Tersangka-Kasus-BangunanRuntuh-Tanah-Abang-Belum-Ditahan