PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015
BAB I
BAB II
2.1
Definisi Power
Kekuasaan (power) mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk
3.
2.3
Landasan Kekuasaan
1. Kekuasaan Formal
a. Kekuasaan koersif
Landasan Kekuasaan koersif (Coersive power) adalah rasa takut.
Kekuasaan koersif mengandalkan aplikasi, atau ancaman aplikasi, sangsi fisik
yang menimbulkan rasa sakit, menimbulkan frustasi melalui pembatasan gerak
atau pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologi atau keamanan.
b. Kekuasaan Imbalan
Kekuasaan imbalan (reward power), orang memenuhi keinginan atau
arahan orang lain karena, dengan berbuat demikian, ia akan mendapatkan manfaat
positif; serta mendapatkan imbalan atau penghargaan yang dipandang orang lain
bernilai akan memiliki kekuasaan atas orang lain. Imbalan bisa bersifat financial
atau non-finansial.
c. Kekuasaan Legitimasi
Kekuasaan lagitimasi (Legitimate power) adalah kekuasaan yang
melambangkan kewenangan formal untuk mengendalikan dan memamfaatkan
sumber-sumber daya organisasi misalnya posisi structural. Secara spesifik
kekuasaan ini mencakup penerimaan wewenang suatu jabatan oleh anggotaanggota dalam suatu organisasi.
2. Kekuasaan Pribadi
menduduki
posisi
kepeminpinan
formal,
mampu
memanfaatkan
2.5
akan
menemukan
bahwa
individu
atau
kelompok
dapat
2.6
Taktik Kekuasaan
Taktik kekuasaan (power tactics). Dengan kata lain, pilihan-pilihan apa
daya yang dimiliki seseorang untuk memengaruhi atasan, rekan kerja, atau
Keterampikan
politik
yang
baik
memiliki
kemampuan
untuk
2.10
Realitas Politik
Politik adalah sebuah kenyataan realitas hidup dalam organisasi.
Organisasi terbentuk dari individu dan kelompok dengan nilai, tujuan, dan
kepentingan yang berbeda-beda. Fakta ini, mengandung potensi timbulnya konflik
untuk memperebutkan sumber daya. Sumber daya yang dimiliki organisasi juga
ada batasnya, sehingga potensi konflik berubah menjadi konflik nyata. Lebih jauh,
entah benar atau salah, keuntungan satu orang atau kelompok seringkali dipahami
akan diperoleh dengan mengurbankan orang-orang atau kelompok lain dalam
8
individu.
Para
peneliti
telah
mengidentifikasi
sifat-sifat
10
Mengelola Kesan
Kita tahu bahwa orang senantiasa berkepentingan dengan bagaimana
orang lain memamdang dan menilai mereka. Dipandang positif oleh orang lain
akan bermanfaat bagi orang-orang di dalam organisasi. Dalam konteks politik,
kesan yang bagus mungkin bisa membantu memengaruhi distribusi keuntungan
untuk kepentingan mereka sendiri. Proses yang digunakan individu untuk
mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadap diri mereka disebut
Pengelolaan atau Manajemen Kesan (impression management). Kebanyakan studi
penelitian dilakukan menguji keefektifan teknik-teknik MK yaitu :
1. Kesuksesan wawancara
Ketika para peneliti mempertimbangkan kualifikasi para pelamar, mereka
menyimpulkan bahwa teknik-teknik MK itu sendirilah yang mempengaruhi para
pewawancara.
Para
peneliti
telah
membandingkan
para
pelamar
yang
11
12
13
dengan
bidang
kesehatan
guna
dapat
mempermudah
dan
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penggunaan kekuasaan dan politik untuk mengelola suatu organisasi
sangat menentukan arah dari organisasi yang bersangkutan. Kekuasaan dapat
bersumber pada kedudukan, kepribadian dan bersumber pada politik. Kekuasaan
diperlukan untuk menyelesaikan konflik tetapi dengan cara yang bersifat persuasif
atau bahkan memaksa agar permasalahan dapat terselesaikan
15
Daftar Pustaka
1. Stephen P. Robbins, Organisational Behaviour: Power and Politics, 11th
Edition, Chapter 13. (Cape Town: Pearson Education South Africa (Pty)
Ltd., 2005) p.13
16