Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang

kepribadian

Page 1

Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN

kepribadian

Page 2

1. Pengertian kepribadian
a. Pengertian keoribadian secara umum
kepribadian secara umum personality atau kepibadian berasal
dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa
digunakan para pemain sandiwara dizaman romawi. Secara umum
kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan
menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.

b. Pengertian menurut para ahli


a. M.A.W. Brower
kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi
corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap sikap
seseorang.
b. Koentjaraningrat
Kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan
jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.
c. Theodore R. Newcomb
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
d. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang
individu

dengan

sistem

kecenderungan

tertentu

yang

berinteraksi dengan serangkaian situasi.


e. Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.

c. Pengertian kepribadian menurut ahli sosiologi


a. Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi
dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan
tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di
hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai
kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten,
sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b. Menurut Schever Dan Lamm (1998)

kepribadian

Page 3

Mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap,


kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti
sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di
katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus
menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di
hadapi.

2. Ciri ciri kepribadian


Setiap individu memiliki ciri ciri kepribadian tersendiri, mulai dari
yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat.
Dalam hal ini, Elizabeth (syamsu Yusuf,2003) mengemukakan ciri
ciri kepribadian yang sehat atau yang tidak sehat, sebagai berikut :
a. Kepribadian yang tidak sehat
Mampu menilai diri sendiri secara realistik, mampu menilai
diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya,
secara fisik, pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
Mampu menilai situasi secara realistik, dapat menghadapi
situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara
realistik

dan

mau

menerima

secara

wajar,

tidak

mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang


sempurna.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik,
dapat

menilai

keberhasilan

yang

diperolehnya

dan

meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong,


angkuh, atau mengalami superiority complex, apabila
memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup.
Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan
frustasi, tetapi dengan ikap yang optimistik.
Menerima tanggung jawab, dia mempunyai keyakinan
terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah
kehidupan yang dihadapinya.

kepribadian

Page 4

Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir,


dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan
dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan
norma yang berlaku di lingkungannya.
Dapat

mengontrol

emosi;

merasa

nyaman

dengan

emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau


stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif
(merusak)
Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam
setiap

aktivitas

dan

kehidupannya

berdasarkan

pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar


paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan
cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan
dan keterampilan.
Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati
terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi
atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel
dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti
dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain,
tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi
korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena
kekecewaan dirinya.
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan
sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan
dengan orang lain.

kepribadian

Page 5

Memiliki

filsafat

hidup;

mengarahkan

hidupnya

berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan


agama yang dianutnya.
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan,
yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi),
acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
b. Kepribadian yang tidak sehat
Mudah marah (tersingung)
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang
usianya lebih muda atau terhadap binatang
Ketidakmampuan

untuk

menghindar

dari

perilaku

menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum


Kebiasaan berbohong
Hiperaktif
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
Senang mengkritik/mencemooh orang lain
Sulit tidur
Kurang memiliki rasa tanggung jawab
Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya
bukan faktor yang bersifat organis)

kepribadian

Page 6

Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama


Pesimis dalam menghadapi kehidupan
Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani
kehidupan

3. Ciri ciri orang memiliki kualitas kepribadian


yang baik
Kita dapat menilai diri kita sendiri, apakah kita sudah memiliki
kualitas kepribadian yang baik atau tidak. Berikut ini ada 10 ciri untuk
dapat melihat kepribadian kita mana paling kuat dan yang lemah,
dalam diri kita.
1. Ketulusan
Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena
yakin tidak akan dibohongi atau dibodohi. Orang yang tulus selalu
mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ngada, pura-pura,
mencari alasan atau memutarbalikan fakta. Prinsipnya Ya diatas
Ya dan Tidak di atas Tidak. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan
yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seperti
ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang
merugikan diri sendiri.
2. Kerendahan hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan,
kerendahan hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang
yang kuat jiwanya yang bersikap rendah hati, bisa mengakui dan
menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang
diatasnya merasa oke dan membuat orang yang dibawanya tidak
merasa minder.
3. Kesetiaan
Kesetiaan suda menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya.
Orang yang bisa setia selalu dipercayai dan diandalkan. Dia selalu

kepribadian

Page 7

menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan


tidak suka berkhianat.
4. Positive thinking
Orang yang bersifat positif (positive thinking) selalu berusaha
melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi
yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan dari
pada keburukan orang lain, lebih suka berbicara mengenai harapan
dari pada keputusan, lebih suka mencari solusi, dari pada frustasi,
lebih suka memuji diri, dari pada mengancam.
5. Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka
keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tetapi
sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati
hidup, tidak selalu menguluh dan selalu berusaha meraih
kegembiraan. Dia bisa menartawakan situasi, orang lain, juga
dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan
mendorong semangat orang lain.
6. Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya
dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani
mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak mencari
kambing hitam untuk salahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa
dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia
menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas
apapun yang dialami dan dirasakannya.
7. Percaya diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya
sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang
lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus
dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
8. Kebesaran jiwa

kepribadian

Page 8

Kebesaran

jiwa

dapat

dilihat

dari

kemampuan

seseorang

memanfaatkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak


membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan.
Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak
membiarkan dirinya hayut dalam kesedihan dan keputusasaan.
9. Easy going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak
suka

membesar-besarkan

masalah

kecil.

Bahkan

berusaha

mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengukit


masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak
mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berbeda di
luar kontrolnya.
10. Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang
berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa
menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia
selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak
suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu
berusah memahami dan mengerti orang lain.

4. Sembilan tipe kepribadian manusia


Kesembilan tipe kepribadian tersebut adalah :
1. Tipe perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup
dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan
menghindari marah.
2. Tipe penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan
dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain,
dan menghindari kesan membutuhkan.
3. Tipe pengejar prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk
menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan
terhindar dari kegagalan.
4. Tipe romantis

kepribadian

Page 9

Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk


memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain,
menemukan makna hidup, dan menghindari citra diri yang
biasa-biasa saja
5. Tipe pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui
segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri
sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau
tidak memiliki jawaban.
6. Tipe pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan
persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan
pemberontak.
7. Tipe petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta
merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih
pada dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita.
8. Tipe pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat
mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia,
dan terhindar dari kesan lemah.
9. Tipe pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga
kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari
konflik.

5. Faktor faktor penentu kepribadian


a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi
fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan
refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang
pada

umumnya

dianggap,

entah

sepenuhnya

atau

secara

substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut,

kepribadian

Page 10

yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari


individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan
sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan
memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang.
Dasar pertama berfokus pada penyongkong genetis dari prilaku dan
temperamen anak anak. Dasar kedua berfokus pada anak anak
kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti
konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam
berbagai situasi.
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat
terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan
bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif
dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini
mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin
dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktorfaktor seperti tinggi badan dan warna rambut. Para peneliti telah
mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang
dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata
peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku,
ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara
anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian
ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu
memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain,
kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di
keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan
kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik
dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersamasama.
b. Faktor lingkungan

kepribadian

Page 11

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap


pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang
tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang
manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam
membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya
membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi
seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens
berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh
pada kultur yang lain.[1] Misalnya, orang-orang Amerika Utara
memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan,
dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka
melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orangorang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan
dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan
hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan
keluarga daripada pekerjaan dan karier.

6. Sifat sifat kepribadian


Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di
seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik
permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang. Karakteristik
yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu,
agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristikkarakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut
sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang
mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama

kepribadian

Page 12

meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi


karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan
memandu keputusan pengembangan karier.

7. Cara identifikasi kepribadian


Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama
yang mengatur perilaku. Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan
daftar panjang sifat yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya
memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan
organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator
dan Model Lima Besar. Selama 20 tahun hingga saat ini, dua
pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.
a. Myers brigss type indicator
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes kepribadian
menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu
ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Berdasarkan jawaban
yang diberikan dalam tes tersebut, individu diklasifikasikan ke
dalam karakteristik ekstraver atau introver, [sensitif]] atau intuitif,
pemikir atau perasa, dan memahami atau menilai. Instrumen ini
adalah instrumen penilai kepribadian yang paling sering digunakan.
MBTI telah dipraktikkan secara luas di perusahaan-perusahaan
global seperti Apple Computers, AT&T, Citgroup, GE, 3M Co.,
dan berbagai rumah sakit, institusi pendidikan, dan angkatan
bersenjata AS.
b. Model lima besar
Myers-Briggs Type Indicator kurang memiliki bukti pendukung
yang valid, tetapi hal tersebut tidak berlaku pada model lima faktor
kepribadian -yang biasanya disebut Model Lima Besar. Selama
beberapa tahun terakhir, sejumlah besar penelitian mendukung
bahwa lima dimensi dasar saling mendasari dan mencakup
sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia.
Faktor-faktor lima besar mencakup ekstraversi, mudah akur dan

kepribadian

Page 13

bersepakat, sifat berhati-hati, stabilitas emosi, dan terbuka terhadap


hal-hal baru.

8. Menilai kepribadian
Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai
kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes
kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. [1]
Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon
terbaik untuk suatu pekerjaan.
Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian :
1. Survei mandiri
2. Survei peringkat oleh pengamat
3. Ukuran

proyeksi

(Rorschach

Inkblot

test

dan

Thematic

Apperception Test)

9. Perbedaan pengertian orang pada zaman dahulu


dan orang pada zaman sekarang
a. Pada zaman dahulu orang percaya bahwa beberapa unsure
kepribadian seperti ambisi, kejujuran, kriminalitas, penyimpangan
seksual dan sebagainya, merupakan warisan dari orang tua.
b. Namun pada zaman sekarang orang lebih percaya
beberapa pakar bahkan sifat kepribadian di tentukan oleh
pengalaman seperti kemampuan, perestasi, dan prilaku
sepenuhnya di tentukak lingkungannya.

Hal ini sangat benar karena kita melihat kondisi yang terjadi pada
zaman ini, pada umumnya orang tidak dapat melakukan segala
sesuatu dengan kepribadianya sendiri tetapi kepribadian itu sangat
di

pengaruhi

oleh

kebudayaan.

Salah

satu

contoh

yang

membuktikan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh kebudayaan

kepribadian

Page 14

adalah, dulu masyarakat Indonesia pada umumnya tidak pernah


mengenakan pakaian seksi, sangat sopan santun ketika bertemu
atau akan melewati depan orang yang lebih tua dan sangat menjaga
perasaan orang lain, hal ini dilaksanakan tanpa ada peraturan
namun dengan kesadaran daripada pribadi seseorang. Tetapi yang
kita temukan sekarang adalah,banyak sekali prilaku yang terjadi
dan itu sangat bertentangan dengan kepribadian seseorang pada
zaman dulu, ini semua terjadi karena pemanasan global dan
perkembangan budaya atau pertukaran budaya antar suatu
kelompok suku, bangsa, bahasa, dan benua dapat mempengaruhi
kepribadian seseorang.

BAB III
PENUTUP
Kami sadar sedalam dalamnya bahwa sosiologi adalah ilmu karena
menyapkan pengetahuan tentang masyarakat yang di peroleh melalui metode
ilmiah

KESIMPULAN
Setiap kebudayaan memberikan pengalaman terhadap kepribadian tiap tiap
individu yang tumbuh di daerahnya dan pengalaman masyarakat atau
kebudayaan akan membentuk suatu metode kepribadian / karakter seseorang
dalam bermasyarakat

SARAN

kepribadian

Page 15

Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah yang kami sajikan sebuah judul
KEPRIBADIAN agar pembaca bisa membaca dan memahami apa yang ada
didalam makalah ini sehingga sangat berguna.
Apabila pembahasan dari kelompok ini ada kata kata yang kurang
dimengerti atau kurang dipahami, kami mohon maaf sebesar besarnya dan
siap menerima saran usul / masukan pendapat dari teman teman dan juga
dosen pembimbing Bapak Andelirofi, S.Sos., M.Si.
Apabila ada kata kata yang kurang dimengerti kami mohon maaf sebesar
besarnya maka tugas makalah ini bisa mengerjakan sesuai dengan tugas yang
di berikan atas perhatian serta tanggung jawab bersama kami ucapkan terima
kasih.

kepribadian

Page 16

Anda mungkin juga menyukai