KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
x
7
x
6
LAPORAN KASUS
Nama : An. J
ANAMNESIS
Ruang : Melati
Kelas : II-7
Nama lengkap
: An. J
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 1 tahun 3 bulan
Nama Ayah
: Bp. M
Umur
: 37 tahun
Pekerjaan ayah
: Buruh pasar
Pendidikan ayah : SD
Nama ibu
: Ny. M
Umur
Pekerjaan ibu
Pendidikan ibu : SD
Alamat
Masuk RS tanggal
: 05 Mei 2015
Diagnosis masuk
: GEA + Febris
: 35 tahun
: Diare
: disangkal
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
: disangkal
ANAK
Riwayat kejang
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
x
7
x
6
Kesan : Terdapat riwayat penyakit dahulu yang serupa dengan penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan
Riwayat Asma
: disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
RIWAYAT PRIBADI
2
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
x
7
x
6
Motorik Halus
Memegang
benda (3 bulan)
Tengkurap
(5 bulan)
Menaruh benda
dimulut
(6 bulan)
Memindah
benda dari 1
tangan ke tangan
lain
(9 bulan)
Duduk tanpa
bantuan (8 bulan)
Berdiri tanpa
pegangan
(12 bulan)
Bahasa
Menoleh ke
sumber suara
(4 bulan)
Personal Sosial
Tersenyum
(3 bulan)
Berteriak
(5 bulan)
Mengucap kata
(9 bulan)
Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai usia.
4) Vaksinasi
Jenis
II
III
3
IV
VI
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
2 bulan ANAK
4 bulan
6 bulan
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
HEPATITIS B
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
0 Hari
1 bulan
2 bulan
1 bulan
9 bulan
4 bulan
2 bulan
-
6 bulan
4 bulan
-
6 bulan
-
NO RM : x
x
7
x
6
Muskuloskeletal : Kelainan bentuk (-) nyeri sendi (-), nyeri otot (-)
Integumentum : Bintik merah (-), ikterik (-)
Kesan : Terdapat masalah pada sistem kardiovaskular dan gastrointestinal.
PEMERIKSAAN
Nama : An. J
JASMANI
Ruang : Melati
Kelas : II-7
Tanggal 05 Mei 2015 Jam 11.00 WIB
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Tanda Vital
Nadi
: 110x/menit
RR
: 24x/menit
Suhu
: 37,7C
NO RM : x
x
7
x
6
Status Gizi
BB/TB : 9,9 kg/65 cm
: 15,2 kg/m2
BMI
Kel.limfe
Otot
Tulang
Sendi
: Gerakan bebas
Kesan : Kulit, Kel. limfe, Otot, Tulang dan Sendi dalam batas normal
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala
Mata
: mata cowong (+/+), air mata (+/+), CA (-/-), SI (-/-), reflek cahaya (+/+),
pupil isokor, edema palpebra (-/-)
Hidung
Mulut
: mukosa bibir dan lidah kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)
Faring
Gigi
Telinga
Leher
Kesan : Kepala, hidung, mulut, telinga, dan leher dalam batas normal. Didapatkan mata
cowong kanan dan kiri
Thorak
Jantung
Inspeksi
2
5
7
2
Palpasi
ILMU
KESEHATAN
: ictus cordis teraba, tidak
kuat angkat
ANAK
Perkusi
Auskultasi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
x
7
x
6
retraksi
intercostae
DEPAN
Kiri
(-)
dan
Inspeksi
Simetris
(+),
retraksi
subcosta,
intercosta
suprasternal
Palpasi
Sonor
Perkusi
Sonor
Auskultasi
Kanan
(-)
dan
BELAKANG
Kiri
Simetris (+),
Inspeksi
Simetris (+)
Palpasi
Sonor
Perkusi
Sonor
Auskultasi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Hepar
Lien
Anogenital
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
Kesan : abdomen dan anogenital dalam batas normal
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Ekstremitas
NO RM : x
x
7
x
6
Status Neurologis
Gerakan
Tonus
Trofi
Klonus Tungkai
Reflek Fisiologis
Tungkai
Kanan
Bebas
Normal
Eutrofi
(-)
Lengan
Kiri
Bebas
Normal
Eutrofi
(-)
Kanan
Bebas
Normal
Eutrofi
(-)
Kiri
Bebas
Normal
Eutrofi
(-)
Reflek fisiologis :
Reflek patella (+) normal, achiles (+), normal, tricep (+) normal
Refleks patologis :
Meningeal Sign :
Sensibilitas
Parameter
Hemoglobin
Jumlah Eritrosit
Jumlah Lekosit
Gran
Limfosit
Monosit
Hematokrit
MCV
MCHC
MCH
Jumlah Trombosit
Hasil
11,1
4,46
12,42
61,7
30,0
5,4
33,0
74,1
24,9
33,6
402
Angka Normal
12-16
4,00-5,00
5-10
50,0-70,0
22-40
4-8
38-47
80-96
32-37
27-31
150-450
Satuan
g/dl
10^6/uL
10^3/uL
%
%
%
%
fl
g/dl
pg
Mm3
Pasien mengalami diare 4x dengan konsistensi cair dan berbau disertai demam dan muntah.
Pasien tidak mau makan, hanya mau minum. Rasa haus meningkat. BAK jarang. Sudah
diobati tetapi tidak ada perbaikan. Kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD Karanganyar.
Terdapat riwayat penyakit dahulu dengan keluhan yang sama pada usia 7 bulan
Riwayat ANC baik, Persalinan melalui operasi SC, Riwayat PNC baik
Keadaan sosial baik, ekonomi keluarga kurang, dan kondisi lingkungan rumah cukup baik
7
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
x
7
Kulit, kelenjar limfe, otot, tulang, dan sendi tidak terdapat kelainan
Kepala, hidung, mulut, telinga, dan leher dalam batas normal. Terdapat mata cowong
LABORATORIUM
Darah Rutin : Peningkatan leukosit dan trombosit
DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF
AKTIF
Diare, muntah, dan demam
INAKTIF
Kemampuan ekonomi keluarga kurang
DIAGNOSA KERJA
Gastroenteritis Akut Dehidrasi Ringan Sedang
Febris
RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan
Rencana Terapi
x
6
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Rencana Edukasi
NO RM : x
x
7
x
6
Menjelaskan kepada keluarga pada kondisi tertentu anak perlu di bawa ke RS lagi,
diantaranya apabila anak diare cair, terdapat lendir maupun darah disertai dengan muntah
berkali-kali, tidak mau minum, anak mengantuk, kencing berkurang, serta demam tinggi.
Memberikan makanan yang bersih kepada anak
Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan
Memperhatikan kebersihan keluarga dan lingkungan
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanam
: dubia ad bonam
FOLLOW UP
SOAP
06 Mei 2015 (DPH-2)
TERAPI
P:
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
x
7
TERAPI
P:
VS : N = 88x/menit, RR = 20x/menit,
S = 360C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ I-II Murni Reguler
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
Ext : Akral hangat, Edema (-)
A : GEDS + Febris
SOAP
08 Mei 2015 (DPH-4)
TERAPI
P:
TERAPI
P:
x
6
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN NO RM : x
Zink tab 1x20 mg
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
O : KU : Cukup baik
VS : N = 84x/menit, RR = 20x/menit,
x
7
S = 360C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ I-II Murni Reguler
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
Ext : Akral hangat, Edema (-)
A : GEDS + Febris
SOAP
10 Mei 2015 (DPH-6)
TERAPI
P:
VS : N = 100x/menit, RR = 20x/menit,
S = 36,30C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ I-II Murni Reguler
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
Ext : Akral hangat, Edema (-)
A : GEDS + Febris
SOAP
11 Mei 2015 (DPH-7)
S : Pasien sudah tidak diare. Demam (-),
Muntah (-), makan dan minum baik. BAK
lancar.
O : KU : Cukup baik
VS : N = 100x/menit, RR = 24x/menit,
S = 360C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
11
TERAPI
P:
BLPL
x
6
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
12
NO RM : x
x
7
x
6
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
13
x
7
x
6
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
x
7
x
6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare,
dengan atau tanpa disertai muntah dan sering disertai dengan peningkatan suhu tubuh.
Sedangkan diare dapat di defenisikan sebagai peningkatan frekuensi buang air besar dan
perubahan konsistensi yang lebih lunak atau cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3x
dalam 24 jam.
B. Epidemiologi
Gastroenteritis pada anak umumnya terjadi pada usia <5 tahun. Penyakit ini memiliki angka
mortalitas di Indonesia sebesar 70-80% dan puncaknya terjadi pada usia 6-24 bulan. Data
statistik menunjukan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta jiwa penduduk Indonesia,
dua pertiganya adalah balita dengan angka kematian tidak kurang dari 600.000 jiwa.
C. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Enteral (infeksi saluran pencernaan)
Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : x
x
7
x
6
1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
Faktor perilaku antara lain :
a. Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan
Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena
sangat sulit untuk membersihkan botol susu
c. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi ASI/makan,
setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak
d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis
Faktor lingkungan antara lain:
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi Cuci Kakus
(MCK)
b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang dapat
meningkatkan kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak
gizi buruk, penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak.
E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotik yang terjadi pada makanan atau zat yang tidak dapat diserap
2. Gangguan sekresi yang diakibatkan oleh toksin.
3. Gangguan motilitas usus yaitu hiperperistaltik mengakibatkan penyerapan berkurang
F. Klasifikasi
1. Diare Akut
Pengeluaran tinja lunak atau cair 3x dan berlangsung <14 hari
2. Diare Kronik
Diare intermiten (hilang timbul) atau yang berlangsung >14 hari dengan penyebab non
infeksi
3. Diare Persisten
Diare yang berlangsung >14 hari dengan penyebab infeksi
G. Manifestasi Klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin
15
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN NO RM : x x x 2
7
6
disertai lendir dan atau darah. Anus dan daerah
sekitarnya
lecet
karena
seringnya
defekasi.
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung
yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak.
Penderita dengan diare mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium,
klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan
kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis
metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena
dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati
dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi
isotonik, dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat
dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau dehidrasi berat.
TANDA/GEJALA
TANPA DEHIDRASI
Keadaan umum
Baik, sadar
DEHIDRASI
SEDANG
* Gelisah, rewel
Mata
Normal
Cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
DEHIDRASI
BERAT
* Lesu, lunglai atau
tidak sadar
Sangat cekung dan
kering
Tidak ada
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
Turgor kulit
Kembali cepat
* Kembali lambat
1 tanda * ditambah
CATATAN
TERAPI
RINGAN-
H. Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis ditanyakan hal-hal berikut :
a. Diare : sudah berapa lama berlangsung, frekuensi dalam sehari, volume diare,
konsistensi, warna, dan ada tidaknya lendir maupun darah
b. Muntah : frekuensi muntah, volume muntah, isi muntahan
16
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN NO RM : x x
7
BAK : biasa, berkurang, jarang, atau
tidak
BAK
dalam
6-8
jam
terakhir
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
x
6
c.
d. Apakah terdapat demam, batuk, pilek, dll
e. Apa saja makanan dan minuman yang diberikan selama diare
f. Jumlah cairan yang masuk selama diare
g. Apakah ada yang menderita diare di lingkungan terdekat
h. Tindakan yang telah dilakukan
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama
dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan
lainnya: ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidaknya
air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus
yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu
3.
karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan feses,
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan AGD dan elektrolit, serta pemeriksaan urin.
I. Tata Laksana
1. Lintas diare atau lima langkah penanganan diare pada anak
a. Oralit
b. Zink (<6 bulan 10 mg; >6 bulan 20 mg)
c. Pemberian ASI atau makanan
d. Antibiotik selektif
e. Edukasi
Segera membawa anaknya ke dokter, apabila diare berulang, diare makin
sering, demam, disertai darah, makan/minum sedikit, sangat haus, diare
belum membaik dalam 3 hari.
2. Terapi cairan pada diare
a. Terapi A (tanpa dehidrasi)
Dosis 10 cc/kg BB tiap diare atau muntah, atau :
Usia <1 tahun : 50-100 cc oralit tiap diare/muntah
Usia 1-5 tahun : 100-200 cc oralit tiap diare/muntah
Usia >5 tahun : 200-300 cc oralit tiap diare/muntah
b. Terapi B (dehidrasi ringan-sedang)
Rehidrasi oral atau melalui NGT (Nasogastric Tube) dengan oralit 75 cc/kg BB
dalam 3 jam pertama kemudian dilanjutkan terapi A.
c. Terapi C (dehidrasi berat)
<1 tahun : infus kristaloid (RL, asering) 30 cc/kg BB dalam 1 jam pertama
dilanjutkan 70 cc/kg BB dalam 5 jam berikutnya.
17
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN NO RM : x x x 2
7
6
>1 tahun : 30 cc/kg BB dalam setengah
jam
pertama,
kemudian
dilanjutkan
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
PEMBAHASAN
Pasien anak J usia 1 tahun 3 bulan jenis kelamin laki-laki dengan BB 9,9 Kg dan TB 65 CM.
Perhitungan BMI yang didapat adalah 15,2 kg/m2. Berdasarkan tabel WHO didapatkan status gizi
baik.
18
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN NO RM : x x x 2
7
6
Dari hasil anamnesis pada pasien ini didapatkan
keluhan
BAB
cair
sebanyak
9x
selama
2 hari
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
terakhir tidak terdapat lendir dan darah, pasien juga mengalami muntah setelah diare sebanyak 3x,
muntah tidak terdapat lendir darah. Hal ini menunjukan gejala pada penyakit gastroenteritis akut
(GEA), yaitu terdapat reaksi inflamasi di saluran pencernaan yang terjadi <14 hari. Pasien an. J
berusia 1 tahun 3 bulan (15 bulan) Sesuai dengan epidemiologi penyakit GEA di Indonesia bahwa
puncak terjadinya penyakit ini pada usia 6-24 bulan. Selain itu pasien juga mengalami demam yang
menunjukan adanya gejala sistemik sebagai respon terhadap proses infeksi.
Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa pasien sudah mengalami dehidrasi derajat ringan
sedang yakni ditunjukan melalui kondisi pasien yang rewel, rasa haus yang meningkat, nafsu makan
menurun, mata cowong, dan BAK jarang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini
adalah pemeriksaan darah rutin dan hasil yang didapatkan adalah adanya peningkatan leukosit diatas
normal yang menunjukan bahwa adanya suatu proses infeksi.
Berdasarkan kondisi pasien, pertama kali yang harus dilakukan adalah rehidrasi. Karena pada
pasien ini terjadi dehidrasi ringan sedang, pemberian cairan untuk 3 jam pertama adalah 75 cc/kg BB
setelah itu dapat dilanjutkan dengan maintenance cairan sesuai kebutuhan cairan dalam 24 jam. Pada
pasien dapat ditambahkan 100-200 cc oralit tiap muntah atau diare. Hal ini berdasarkan usia pasien
yaitu 1-5 tahun diberikan 100-200 cc.
Pemberian antibiotik ampicilin pada pasien ini karena terdapat tanda-tanda infeksi dan adanya
peningkatan leukosit. Sedangkan pemberian ondansetron diberikan untuk mencegah terjadinya
muntah akibat sekresi asam lambung yang berlebihan. L-Bio merupakan probiotik yang apabila
dikonsumsi per oral akan memberikan dampak positif bagi kesehatan flora usus. Selain itu, karena
pasien ini menggunakan antibiotik maka dapat mempengaruhi keseimbangan mikroflora usus,
sehingga dengan menggunakan probiotik dapat menjaga keseimbangan mikroflora tersebut.
Penggunaan zink sebagai mikronutrien penting untuk mencegah berulangnya diare dengan cara
mencegah peningkatan permeabilitas usus, mencegha pelepasan histamin oleh sel mast, dan
mencegah kerusakan permeabilitas epitel usus.
Pemberian ASI dan makanan selama diare harus tetap dilanjutkan. Hal ini bertujuan untuk
mengganti cairan dan zat-zat gizi yang hilang dan juga meningkatan nutrisi, sehingga secepatnya
fungsi usus dapat kembali normal. Untuk mencegah terjadinya diare perlu dijaga kebersihan diri dan
lingkungan, dan selalu menjaga daya tahan tubuh anak salah satunya dengan pemberian ASI yang
benar dan makanan pendamping yang bergizi tinggi.
19
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN NO RM : x x
7
gastroenteritis iniANAK
adalah baik apabila dapat ditangani
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
x
6
secepat
mungkin sehingga anak tidak sampai mengalami dehidrasi, dan apabila mengalami dehidrasi segera
dilakukan rehidrasi sehingga tidak mengalami syok hipovolemik, malnutrisi, dan komplikasi lainnya
seperti gangguan elektrolit dan asam basa.
DAFTAR PUSTAKA
Poorwo, et al., 2003. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak :Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter
Indonesia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI:Jakarta
Pudjiadi et al, 2010, Diare Akut, pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid I.
Penerbit :IDAI Jakarta
Subijanto, Manajemen
20
2
5
7
2
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
21
NO RM : x
x
7
x
6
2
5
7
2