Anda di halaman 1dari 21

ILMU

KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM : x

x
7

x
6

LAPORAN KASUS

Umur : 1 tahun 3 bulan

Nama : An. J

ANAMNESIS

Ruang : Melati

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kelas : II-7

Nama lengkap

: An. J

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Tempat dan tanggal lahir

: Karanganyar, 19 Februari 2014

Umur

: 1 tahun 3 bulan

Nama Ayah

: Bp. M

Umur

: 37 tahun

Pekerjaan ayah

: Buruh pasar

Pendidikan ayah : SD

Nama ibu

: Ny. M

Umur

Pekerjaan ibu

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan ibu : SD

Alamat

: Jebong 2/6, Gedong, Karanganyar

Masuk RS tanggal

: 05 Mei 2015

Diagnosis masuk

: GEA + Febris

: 35 tahun

Jam : 17.00 WIB

Dokter yang merawat : dr.A. Septiarko , Sp.A.

Co Asisten : Nia Sahra Labetubun, S.Ked

Tanggal 05 Mei 2015 (Alloanamnesis) di Bangsal Melati


KELUHAN UTAMA

: Diare

1. Riwayat penyakit sekarang


1 Hari SMRS Pasien mengalami diare sebanyak 4 kali sejak pagi hari dengan konsistensi cair,
berbau, tidak ada ampas, berwarna kuning, tidak ada darah atau lendir. Pasien juga mengalami
muntah setelah diare sebanyak 3x berisi makanan yang sebelumnya dimakan, tidak terdapat darah
atau lendir. Di sore hari pasien mengalami demam sumer-sumer dan kemudian diperiksakan ke
bidan setempat tetapi tidak ada perbaikan. Setiap diberikan makanan pasien muntah.
HMRS Pasien masih mengalami diare sebanyak 5x dengan konsistensi cair, berbau, berwarna
kuning, tidak ada darah atau lendir. Pasien juga mengalami demam dan sangat rewel. Pada sore
hari Pasien kemudian dibawa oleh orang tuanya ke IGD RSUD Karang Anyar. Keluhan lain
muntah (+) 3x, nafsu makan berkurang (+), rasa haus meningkat (+), pasien hanya mau minum
ASI, batuk (-), pilek (-), BAK jarang.
2. Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat sakit serupa

: diakui (usia 7 bulan)

Riwayat batuk pilek sebelumnya

: disangkal

2
5

7
2

Riwayat batuk lama

ILMU
KESEHATAN
: disangkal
ANAK

Riwayat kejang

: disangkal

Riwayat alergi

: disangkal

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM : x

x
7

x
6

Kesan : Terdapat riwayat penyakit dahulu yang serupa dengan penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan
Riwayat Asma

: disangkal

Riwayat Alergi

: disangkal

Riwayat Hipertensi

: disangkal

Riwayat DM

: disangkal

Kesan : Terdapat penyakit keluarga yang diturunkan.


4. Riwayat penyakit lingkungan
Riwayat penyakit serupa
: disangkal
Kesan : Tidak terdapat penyakit serupa atau penyakit menular lainnya di lingkungan
keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal.
5. Pohon keluarga

Kesan : Tidak ada riwayat penyakit yang diturunkan pada keluarga.

RIWAYAT PRIBADI
2

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

1) Riwayat kehamilan dan persalinan

NO RM : x

x
7

x
6

a. Riwayat kehamilan ibu pasien


Ibu G2P1A0 hamil saat usia 34 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan, Ibu
tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat
hamil, sesak saat hamil (-), Merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Tekanan darah ibu
dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan
selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien di Rumah Sakit dibantu oleh Dokter spesialis kandungan, umur
kehamilan 9 bulan, persalinan melalui operasi SC, dengan berat lahir 4500 gram dan panjang
45 cm, dan tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi laki-laki BBL (Berat Badan Lahir) 4500 gram, setelah lahir menangis, gerak aktif,
warna kulit kemerahan, tidak ada demam atau kejang.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan melalui operasi SC, riwayat PNC baik.
2) Riwayat makanan
0-6 bulan
: ASI eksklusif
6-10 bulan
: Milna dan ASI
10 bulan- sekarang : Nasi tim kuah sayur dan ASI
Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif
3) Perkembangan dan kepandaian :
Perkembangan dan kepandaian pasien:
Motorik Kasar

Motorik Halus
Memegang
benda (3 bulan)

Tengkurap
(5 bulan)

Menaruh benda
dimulut
(6 bulan)
Memindah
benda dari 1
tangan ke tangan
lain
(9 bulan)

Duduk tanpa
bantuan (8 bulan)
Berdiri tanpa
pegangan
(12 bulan)

Bahasa
Menoleh ke
sumber suara
(4 bulan)

Personal Sosial
Tersenyum
(3 bulan)

Berteriak
(5 bulan)

Takut pada orang lain


(8 bulan)

Mengucap kata
(9 bulan)

Minum dengan gelas


(1 tahun)

Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai usia.
4) Vaksinasi
Jenis

II

III
3

IV

VI

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
2 bulan ANAK
4 bulan
6 bulan

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

HEPATITIS B
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK

0 Hari
1 bulan
2 bulan
1 bulan
9 bulan

4 bulan
2 bulan
-

6 bulan
4 bulan
-

6 bulan
-

NO RM : x

x
7

x
6

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI


5) Sosial, ekonomi, dan lingkungan:
Sosial dan ekonomi
Ayah (37 tahun, buruh pasar) dan ibu (35 tahun, ibu rumah tangga), penghasilan keluarga sekitar
Rp. 500.000/bulan (keluarga merasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).
Lingkungan
Pasien tinggal di rumah bersama ayah, ibu, dan seorang kakak laki-laki berusia 16 tahun. Rumah
terdiri dari ruang tamu, dapur, 2 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. WC menyatu dengan kamar
mandi. Kamar mandi dikuras tiap 1 minggu sekali. Sumber air berasal dari PAM. Atap terbuat dari
genteng, dinding dan lantai rumah dari keramik & semen. Ventilasi udara dan penerangan cukup.
Sampah dibuang di dalam lubang kemudian setelah penuh lubang ditutup dan dibuat lubang baru.
Kesan : Keadaan sosial ekonomi kurang & kondisi lingkungan rumah cukup baik.
6) Anamnesis sistem :
Cerebrospinal

: Kejang (-), delirium (-)

Kardiovaskuler : Demam (+), Sianosis (-), biru (-)


Respiratorius

: Batuk produktif (-), pilek (-), sesak (-)

Gastrointestinal : Muntah (+), Diare (+)


Urogenital

: BAK tidak lancar, bengkak kemaluan (-)

Muskuloskeletal : Kelainan bentuk (-) nyeri sendi (-), nyeri otot (-)
Integumentum : Bintik merah (-), ikterik (-)
Kesan : Terdapat masalah pada sistem kardiovaskular dan gastrointestinal.

Umur : 1 tahun 3 bulan

PEMERIKSAAN

Nama : An. J

JASMANI

Jenis Kelamin : Laki-laki

PEMERIKSAAN OLEH : Nia Sahra Labetubun, S.Ked


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Rewel / Kesadaran : compos mentis
4

Ruang : Melati

Kelas : II-7
Tanggal 05 Mei 2015 Jam 11.00 WIB

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Tanda Vital
Nadi

: 110x/menit

RR

: 24x/menit

Suhu

: 37,7C

NO RM : x

x
7

x
6

Status Gizi
BB/TB : 9,9 kg/65 cm
: 15,2 kg/m2

BMI

Kesimpulan status gizi : Baik menurut WHO


Kulit

: Sawo matang, pucat (-), sianosis (-), petekie (-),

Kel.limfe

: Tidak terdapat pembesaran limfonodi

Otot

: Kelemahan (-), atrofi (-), nyeri otot (-),

Tulang

: Tidak ada deformitas tulang

Sendi

: Gerakan bebas

Kesan : Kulit, Kel. limfe, Otot, Tulang dan Sendi dalam batas normal
PEMERIKSAAN KHUSUS

Kepala

: ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup. Bentuk


mesocephal.

Mata

: mata cowong (+/+), air mata (+/+), CA (-/-), SI (-/-), reflek cahaya (+/+),
pupil isokor, edema palpebra (-/-)

Hidung

: sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

Mulut

: mukosa bibir dan lidah kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)

Faring

: hiperemis (-), tonsil membesar (-)

Gigi

: gigi susu belum tumbuh lengkap, caries (-), calculus (-)

Telinga

: simetris kanan dan kiri, nyeri tekan (-), sekret (-)

Leher

: simetris, tortikolis (-), pembesaran limfonodi (-)

Kesan : Kepala, hidung, mulut, telinga, dan leher dalam batas normal. Didapatkan mata
cowong kanan dan kiri
Thorak

: simetris, retraksi (-) subcosta, intercosta, dan suprasternal,


ketinggalan gerak (-)

Jantung

Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak


5

2
5

7
2

Palpasi

ILMU
KESEHATAN
: ictus cordis teraba, tidak
kuat angkat
ANAK

Perkusi

batas kanan atas

: SIC II linea parasternalis dextra

batas kanan bawah

: SIC IV linea parasternalis dextra

batas kiri atas

: SIC II linea parasternalis sinistra

batas kiri bawah

: SIC IV linea midclavicula sinistra

Auskultasi

: BJ I-II intensitas reguler (+), bising jantung (-)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM : x

x
7

x
6

Kesan : Thorak dan jantung dalam batas normal


Paru :
Kanan
Simetris(+),
subcostae,
suprasternal

retraksi
intercostae

DEPAN

Kiri

(-)
dan

Inspeksi

Simetris
(+),
retraksi
subcosta,
intercosta
suprasternal

Ketinggalan gerak (-), fremitus


(+)

Palpasi

Ketinggalan gerak (-), fremitus


(+)

Sonor

Perkusi

Sonor

SDV normal, Rh (-), Wh (-)

Auskultasi

Kanan

(-)
dan

SDV normal, Rh (-), Wh (-)

BELAKANG

Kiri

Simetris (+),

Inspeksi

Simetris (+)

Ketinggalan gerak (-), fremitus


(+)

Palpasi

Ketinggalan gerak (-), fremitus


(+)

Sonor

Perkusi

Sonor

SDV, Rh (-), Whz (-)

Auskultasi

SDV, Rh (-), Whz (-)

Kesan : Paru dalam batas normal


Abdomen
Inspeksi

: distended (-), sikatrik (-), purpura (-)

Auskultasi

: suara peristaltik (+)

Perkusi

: timpani (+), pekak beralih (-),

Palpasi

: turgor kulit normal, nyeri tekan (-),

Hepar

: tidak teraba membesar

Lien

: tidak teraba membesar

Anogenital

: tidak ada kelainan


6

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
Kesan : abdomen dan anogenital dalam batas normal
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Ekstremitas

NO RM : x

x
7

x
6

: akral hangat, sianosis (-), edema (-)

Status Neurologis
Gerakan
Tonus
Trofi
Klonus Tungkai
Reflek Fisiologis

Tungkai
Kanan
Bebas
Normal
Eutrofi
(-)

Lengan
Kiri

Bebas
Normal
Eutrofi
(-)

Kanan
Bebas
Normal
Eutrofi
(-)

Kiri
Bebas
Normal
Eutrofi
(-)

Reflek fisiologis :

Reflek patella (+) normal, achiles (+), normal, tricep (+) normal

Refleks patologis :

Babinski (-), chaddock (-), Oppenheim (-), gordon (-)

Meningeal Sign :

Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), kernig (-)

Sensibilitas

Dalam batas normal

Kesan : status neurologi dalam batas normal


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Rutin (05 Mei 2015)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Parameter
Hemoglobin
Jumlah Eritrosit
Jumlah Lekosit
Gran
Limfosit
Monosit
Hematokrit
MCV
MCHC
MCH
Jumlah Trombosit

Hasil
11,1
4,46
12,42
61,7
30,0
5,4
33,0
74,1
24,9
33,6
402

Angka Normal
12-16
4,00-5,00
5-10
50,0-70,0
22-40
4-8
38-47
80-96
32-37
27-31
150-450

Satuan
g/dl
10^6/uL
10^3/uL
%
%
%
%
fl
g/dl
pg
Mm3

Kesan : Leukositosis dan Trombositosis


RINGKASAN ANAMNESIS

Pasien mengalami diare 4x dengan konsistensi cair dan berbau disertai demam dan muntah.
Pasien tidak mau makan, hanya mau minum. Rasa haus meningkat. BAK jarang. Sudah

diobati tetapi tidak ada perbaikan. Kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD Karanganyar.
Terdapat riwayat penyakit dahulu dengan keluhan yang sama pada usia 7 bulan

Pasien mendapatkan ASI eksklusif

Riwayat ANC baik, Persalinan melalui operasi SC, Riwayat PNC baik

Perkembangan dan kepandaian baik

Imunisasi dasar lengkap

Keadaan sosial baik, ekonomi keluarga kurang, dan kondisi lingkungan rumah cukup baik
7

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK

NO RM : x

x
7

KU: Rewel; Kesadaran : CM

Vital sign: Nadi : 110x/menit / RR : 24x/menit / Suhu : 37,7

Status gizi baik menurut WHO

Kulit, kelenjar limfe, otot, tulang, dan sendi tidak terdapat kelainan

Kepala, hidung, mulut, telinga, dan leher dalam batas normal. Terdapat mata cowong

Thorak, jantung, dan paru tidak terdapat kelainan

Abdomen dan turgor kulit dalam batas normal

Extremitas : akral hangat

Status neurologis baik

LABORATORIUM
Darah Rutin : Peningkatan leukosit dan trombosit
DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF
AKTIF
Diare, muntah, dan demam
INAKTIF
Kemampuan ekonomi keluarga kurang
DIAGNOSA KERJA
Gastroenteritis Akut Dehidrasi Ringan Sedang
Febris
RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan

Observasi keadaan umum dan vital sign


Kompres jika demam

Rencana Terapi

Rehidrasi Inf. RL 62 tpm makro (dalam 3 jam pertama)


Maintenance Inf. RL 12 tpm makro
Inj. Ampicilin 300 mg/8 jam
Inj. Ondansetron 1 mg (K.P)
L- Bio 2x1
Zink tab 1x20 mg
8

x
6

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Rencana Edukasi

NO RM : x

x
7

x
6

Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien


ASI tetap dilanjutkan

Menjelaskan kepada keluarga pada kondisi tertentu anak perlu di bawa ke RS lagi,
diantaranya apabila anak diare cair, terdapat lendir maupun darah disertai dengan muntah
berkali-kali, tidak mau minum, anak mengantuk, kencing berkurang, serta demam tinggi.
Memberikan makanan yang bersih kepada anak
Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan
Memperhatikan kebersihan keluarga dan lingkungan

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad fungsionam

: dubia ad bonam

Quo ad sanam

: dubia ad bonam

FOLLOW UP
SOAP
06 Mei 2015 (DPH-2)

TERAPI
P:

S : Pasien diare sebanyak 4x seperti air, tanpa


ledir dan darah. Demam(-), Muntah (-), Nafsu
makan , minum banyak. BAK tidak lancar.
O : KU : Cukup baik
VS : N = 120x/menit, RR = 24x/menit,
S = 370C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ I-II Murni Reguler
9

Inf. RL 12 tpm makro


Inj. Ampicilin 300 mg/8 jam
Inj. Ondansetron 1mg (K.P)
L- Bio 2x1
Zink tab 1x20 mg

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Ext : Akral hangat, Edema (-)


A : GEDS + Febris
SOAP
07 Mei 2015 (DPH-3)

NO RM : x

x
7

TERAPI
P:

S : Pasien masih diare 3x konsistensi lembek,


tanpa ledir dan darah. Demam (-), Muntah (-),
Nafsu makan , minum baik. BAK lancar.
O : KU : Cukup baik

Inf. RL 12 tpm makro


Inj. Ampicilin 300 mg/8 jam
Inj. Ondansetron 1mg (K.P)
L- Bio 2x1
Zink tab 1x20 mg

VS : N = 88x/menit, RR = 20x/menit,
S = 360C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ I-II Murni Reguler
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
Ext : Akral hangat, Edema (-)
A : GEDS + Febris

SOAP
08 Mei 2015 (DPH-4)

TERAPI
P:

S : Pasien diare 1x, ampas (+), tanpa ledir


dan darah. Demam (-), Muntah (-), Tidak mau
makan, hanya minum. BAK lancar.
O : KU : Cukup baik
VS : N = 100x/menit, RR = 24x/menit,
S = 36,30C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ I-II Murni Reguler
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
Ext : Akral hangat, Edema (-)
A : GEDS + Febris
SOAP
09 Mei 2015 (DPH-5)
S : Pasien diare 3x konsistensi lembek, tanpa
ledir dan darah. Demam (-), Muntah (-), mau
makan sedikit, minum bagus. BAK lancar.
10

Inf. RL 12 tpm makro


Inj. Ampicilin 300 mg/8 jam
Inj. Ondansetron 1mg (K.P)
L- Bio 2x1
Zink tab 1x20 mg
Nifuroxazide syr 3x1cth

TERAPI
P:

Inf. RL 12 tpm makro


Inj. Ampicilin 300 mg/8 jam
Inj. Ondansetron 1mg (K.P)
L- Bio 2x1

x
6

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN NO RM : x
Zink tab 1x20 mg
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

O : KU : Cukup baik

VS : N = 84x/menit, RR = 20x/menit,

x
7

Nifuroxazide syr 3x1cth

S = 360C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ I-II Murni Reguler
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
Ext : Akral hangat, Edema (-)
A : GEDS + Febris

SOAP
10 Mei 2015 (DPH-6)

TERAPI
P:

S : Pasien masih diare 2x konsistensi lembek,


tanpa ledir dan darah. Demam (-), Muntah (-),
sudah mau makan sedikit, minum bagus.
BAK lancar.
O : KU : Cukup baik

Inf. RL 12 tpm makro


Inj. Ampicilin 300 mg/8 jam
Inj. Ondansetron 1mg (K.P)
L- Bio 2x1
Zink tab 1x20 mg
Nifuroxazide syr 3x1cth

VS : N = 100x/menit, RR = 20x/menit,
S = 36,30C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
Cor : BJ I-II Murni Reguler
Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
Ext : Akral hangat, Edema (-)
A : GEDS + Febris
SOAP
11 Mei 2015 (DPH-7)
S : Pasien sudah tidak diare. Demam (-),
Muntah (-), makan dan minum baik. BAK
lancar.
O : KU : Cukup baik
VS : N = 100x/menit, RR = 24x/menit,
S = 360C
K/L : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-)
Thoraks: Simetris, Retraksi (-)
Pulmo : SDV (N/N), Rh (-/-), Wh (-/-)
11

TERAPI
P:
BLPL

x
6

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Cor : BJ I-II Murni Reguler


Abdomen : NT (-), Peristaltik (+)
Ext : Akral hangat, Edema (-)
A : GEDS + Febris

12

NO RM : x

x
7

x
6

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM : x

13

x
7

x
6

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM : x

x
7

x
6

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare,
dengan atau tanpa disertai muntah dan sering disertai dengan peningkatan suhu tubuh.
Sedangkan diare dapat di defenisikan sebagai peningkatan frekuensi buang air besar dan
perubahan konsistensi yang lebih lunak atau cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3x
dalam 24 jam.
B. Epidemiologi
Gastroenteritis pada anak umumnya terjadi pada usia <5 tahun. Penyakit ini memiliki angka
mortalitas di Indonesia sebesar 70-80% dan puncaknya terjadi pada usia 6-24 bulan. Data
statistik menunjukan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta jiwa penduduk Indonesia,
dua pertiganya adalah balita dengan angka kematian tidak kurang dari 600.000 jiwa.
C. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Enteral (infeksi saluran pencernaan)
Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium

perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas


Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Corona virus, Astro virus
Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli,

Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis


b. Parenteral (infeksi bagian tubuh lain di luar pencernaan)
Otitis Media Akut, Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis. Terutama pada
anak <2 tahun
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Paling sering terjadi adalah malabsorbsi
karbohidrat yaitu laktosa
3. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan
4. Imunodefisiensi
Hipogamaglobulinemia dan defisiensi IgA
5. Terapi obat
Antibiotik, kemoterapi, dll
6. Tindakan tertentu
Gastrektomi, gastroenterostomi, dll
D. Faktor Risiko
Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui lalat
( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger).
14

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Faktor risiko terjadinya diare adalah:

NO RM : x

x
7

x
6

1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
Faktor perilaku antara lain :
a. Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan Makanan
Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena
sangat sulit untuk membersihkan botol susu
c. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum memberi ASI/makan,
setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak
d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis
Faktor lingkungan antara lain:
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan Mandi Cuci Kakus
(MCK)
b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari penderita yang dapat
meningkatkan kecenderungan untuk diare antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak
gizi buruk, penyakit imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak.
E. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotik yang terjadi pada makanan atau zat yang tidak dapat diserap
2. Gangguan sekresi yang diakibatkan oleh toksin.
3. Gangguan motilitas usus yaitu hiperperistaltik mengakibatkan penyerapan berkurang
F. Klasifikasi
1. Diare Akut
Pengeluaran tinja lunak atau cair 3x dan berlangsung <14 hari
2. Diare Kronik
Diare intermiten (hilang timbul) atau yang berlangsung >14 hari dengan penyebab non
infeksi
3. Diare Persisten
Diare yang berlangsung >14 hari dengan penyebab infeksi
G. Manifestasi Klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin
15

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN NO RM : x x x 2
7
6
disertai lendir dan atau darah. Anus dan daerah
sekitarnya
lecet
karena
seringnya
defekasi.
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung
yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak.
Penderita dengan diare mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium,
klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan
kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis
metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena
dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati
dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi
isotonik, dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat
dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau dehidrasi berat.
TANDA/GEJALA

TANPA DEHIDRASI

Keadaan umum

Baik, sadar

DEHIDRASI
SEDANG
* Gelisah, rewel

Mata

Normal

Cekung

Air mata

Ada

Tidak ada

DEHIDRASI
BERAT
* Lesu, lunglai atau
tidak sadar
Sangat cekung dan
kering
Tidak ada

Mulut dan lidah

Basah

Kering

Sangat kering

Rasa haus

Minum biasa, tidak haus

* Haus, ingin minum banyak

Turgor kulit

Kembali cepat

* Kembali lambat
1 tanda * ditambah

* Malas minum atau


tidak bisa minum
* Kembali sangat
lambat
1 tanda * ditambah

1 atau > tanda lain

1 atau > tanda lain

CATATAN

TERAPI

RINGAN-

H. Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis ditanyakan hal-hal berikut :
a. Diare : sudah berapa lama berlangsung, frekuensi dalam sehari, volume diare,
konsistensi, warna, dan ada tidaknya lendir maupun darah
b. Muntah : frekuensi muntah, volume muntah, isi muntahan
16

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN NO RM : x x
7
BAK : biasa, berkurang, jarang, atau
tidak
BAK
dalam
6-8
jam
terakhir
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

x
6

c.
d. Apakah terdapat demam, batuk, pilek, dll
e. Apa saja makanan dan minuman yang diberikan selama diare
f. Jumlah cairan yang masuk selama diare
g. Apakah ada yang menderita diare di lingkungan terdekat
h. Tindakan yang telah dilakukan
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama
dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan
lainnya: ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cowong atau tidak, ada atau tidaknya
air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus
yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu

3.

karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan feses,
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan AGD dan elektrolit, serta pemeriksaan urin.

I. Tata Laksana
1. Lintas diare atau lima langkah penanganan diare pada anak
a. Oralit
b. Zink (<6 bulan 10 mg; >6 bulan 20 mg)
c. Pemberian ASI atau makanan
d. Antibiotik selektif
e. Edukasi
Segera membawa anaknya ke dokter, apabila diare berulang, diare makin
sering, demam, disertai darah, makan/minum sedikit, sangat haus, diare
belum membaik dalam 3 hari.
2. Terapi cairan pada diare
a. Terapi A (tanpa dehidrasi)
Dosis 10 cc/kg BB tiap diare atau muntah, atau :
Usia <1 tahun : 50-100 cc oralit tiap diare/muntah
Usia 1-5 tahun : 100-200 cc oralit tiap diare/muntah
Usia >5 tahun : 200-300 cc oralit tiap diare/muntah
b. Terapi B (dehidrasi ringan-sedang)
Rehidrasi oral atau melalui NGT (Nasogastric Tube) dengan oralit 75 cc/kg BB
dalam 3 jam pertama kemudian dilanjutkan terapi A.
c. Terapi C (dehidrasi berat)
<1 tahun : infus kristaloid (RL, asering) 30 cc/kg BB dalam 1 jam pertama
dilanjutkan 70 cc/kg BB dalam 5 jam berikutnya.

17

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN NO RM : x x x 2
7
6
>1 tahun : 30 cc/kg BB dalam setengah
jam
pertama,
kemudian
dilanjutkan
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

70 cc/kg BB dalam dua setengah jam berikutnya.


J. Komplikasi & Prognosis
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai ancaman komplikasi yaitu Dehidrasi, Syok hipovolemik, Kelainan elektrolit
dan asam basa, serta Malnutrisi.
Prognosis baik jika tidak terjadi dehidrasi atau penatalaksanaan dehidrasi berhasil
dengan baik dan tidak terjadi komplikasi lainnya.

PEMBAHASAN
Pasien anak J usia 1 tahun 3 bulan jenis kelamin laki-laki dengan BB 9,9 Kg dan TB 65 CM.
Perhitungan BMI yang didapat adalah 15,2 kg/m2. Berdasarkan tabel WHO didapatkan status gizi
baik.

18

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN NO RM : x x x 2
7
6
Dari hasil anamnesis pada pasien ini didapatkan
keluhan
BAB
cair
sebanyak
9x
selama
2 hari
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

terakhir tidak terdapat lendir dan darah, pasien juga mengalami muntah setelah diare sebanyak 3x,
muntah tidak terdapat lendir darah. Hal ini menunjukan gejala pada penyakit gastroenteritis akut
(GEA), yaitu terdapat reaksi inflamasi di saluran pencernaan yang terjadi <14 hari. Pasien an. J
berusia 1 tahun 3 bulan (15 bulan) Sesuai dengan epidemiologi penyakit GEA di Indonesia bahwa
puncak terjadinya penyakit ini pada usia 6-24 bulan. Selain itu pasien juga mengalami demam yang
menunjukan adanya gejala sistemik sebagai respon terhadap proses infeksi.
Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa pasien sudah mengalami dehidrasi derajat ringan
sedang yakni ditunjukan melalui kondisi pasien yang rewel, rasa haus yang meningkat, nafsu makan
menurun, mata cowong, dan BAK jarang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini
adalah pemeriksaan darah rutin dan hasil yang didapatkan adalah adanya peningkatan leukosit diatas
normal yang menunjukan bahwa adanya suatu proses infeksi.
Berdasarkan kondisi pasien, pertama kali yang harus dilakukan adalah rehidrasi. Karena pada
pasien ini terjadi dehidrasi ringan sedang, pemberian cairan untuk 3 jam pertama adalah 75 cc/kg BB
setelah itu dapat dilanjutkan dengan maintenance cairan sesuai kebutuhan cairan dalam 24 jam. Pada
pasien dapat ditambahkan 100-200 cc oralit tiap muntah atau diare. Hal ini berdasarkan usia pasien
yaitu 1-5 tahun diberikan 100-200 cc.
Pemberian antibiotik ampicilin pada pasien ini karena terdapat tanda-tanda infeksi dan adanya
peningkatan leukosit. Sedangkan pemberian ondansetron diberikan untuk mencegah terjadinya
muntah akibat sekresi asam lambung yang berlebihan. L-Bio merupakan probiotik yang apabila
dikonsumsi per oral akan memberikan dampak positif bagi kesehatan flora usus. Selain itu, karena
pasien ini menggunakan antibiotik maka dapat mempengaruhi keseimbangan mikroflora usus,
sehingga dengan menggunakan probiotik dapat menjaga keseimbangan mikroflora tersebut.
Penggunaan zink sebagai mikronutrien penting untuk mencegah berulangnya diare dengan cara
mencegah peningkatan permeabilitas usus, mencegha pelepasan histamin oleh sel mast, dan
mencegah kerusakan permeabilitas epitel usus.
Pemberian ASI dan makanan selama diare harus tetap dilanjutkan. Hal ini bertujuan untuk
mengganti cairan dan zat-zat gizi yang hilang dan juga meningkatan nutrisi, sehingga secepatnya
fungsi usus dapat kembali normal. Untuk mencegah terjadinya diare perlu dijaga kebersihan diri dan
lingkungan, dan selalu menjaga daya tahan tubuh anak salah satunya dengan pemberian ASI yang
benar dan makanan pendamping yang bergizi tinggi.

19

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN NO RM : x x
7
gastroenteritis iniANAK
adalah baik apabila dapat ditangani

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Prognosis pada penyakit

x
6

secepat

mungkin sehingga anak tidak sampai mengalami dehidrasi, dan apabila mengalami dehidrasi segera
dilakukan rehidrasi sehingga tidak mengalami syok hipovolemik, malnutrisi, dan komplikasi lainnya
seperti gangguan elektrolit dan asam basa.

DAFTAR PUSTAKA

Poorwo, et al., 2003. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak :Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter
Indonesia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI:Jakarta
Pudjiadi et al, 2010, Diare Akut, pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid I.
Penerbit :IDAI Jakarta
Subijanto, Manajemen

Diare pada Bayi dan Anak. Devisi Gastroenterologi Lab/SMF Ilmu

kesehatan Anak Unair/RSUD.Dr.Soetomo Surabaya


Soebagyo, B.2008. Diare Akut Pada Anak.UNS press Surakarta

20

2
5

7
2

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

21

NO RM : x

x
7

x
6

2
5

7
2

Anda mungkin juga menyukai