Tugas Tumbuhan Jambi
Tugas Tumbuhan Jambi
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
:
(tidak
termasuk)
(tidak
termasuk)
Ordo
:
Famili
:
Upafamili
:
Genus
Plantae
Eudicots
Asterids
Gentiana
les
Apocyna
ceae
Apocyno
ideae
Dyera
Page 1 of 27
:
Spesies
:
D.
polyphyl
la
Page 3 of 27
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
Plantae
:
(tidak
Eudicots
termasuk)
(tidak
Rosids
termasuk)
Ordo
Malvales
:
Famili
Thymelaeac
:
eae
Genus
Aquilaria
:
Spesies
A.
:
malaccensis
Page 4 of 27
3. Gemor
Page 6 of 27
secara vertikal
bersifat
lebih
ramah
lingkungan dan
berkelanjutan, karena pohon akan mampu membentuk kulit
baru dalam waktu tertentu dan bisa dipanen kembali. Namun,
desakan ekonomi mempengaruhi keputusan pengumpul gemor
untuk memanen dengan cara menebang karena dapat
memperoleh hasil lebih banyak bila dibandingkan dengan
memanen sebagian kulit kayunya saja.
Penebangan gemor menyebabkan menurunnya populasi
gemor alami, karena tidak ada permudaan alami. Informasi
mengenai teknik propagasi gemor hingga saat ini masih
sangat terbatas. Pengamatan di lapangan menemukan trubusan
pada pohon gemor yang telah ditebang. Hal ini diharapkan
menjadi titik terang dalam pengembangan gemor karena jenisjenis pohon yang mudah membentuk trubusan umumnya dapat
diperbanyak dengan cara stek. Namun percobaan yang
dilakukan
di
Balai
Penelitian Kehutanan
Banjar
Baru
menunjukkan persentase keberhasilan stek gemor sangat
rendah. Hanya 25% bahan stek yang berhasil berakar dan
bertunas (Panjaitan, pers. comm.).
Berdasarkan temuan di lapangan (in situ), yaitu adanya
trubusan gemor dan penelitian di laboratorium (ex situ)
tentang rendahnya keberhasilan stek gemor, maka perlu
penelitian
lebih
lanjut mengenai
teknik
perbanyakan
vegetatif gemor agar pengembangan gemor menjadi lebih
mudah,
sehingga
tidak lagi
mengandalkan
produksi
gemor alam.
4. Getah Sundi
Getah Sundi
Page 7 of 27
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
:
(tidak
termasuk)
(tidak
termasuk)
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Spesies
:
Plantae
Eudicot
s
Asterids
Ericales
Sapotac
eae
Payena
P. leerii
Page 8 of 27
Getah sundi merupakan sejenis pohon yang tingginya 2038 m dan garis tengahnya batangnya 45-70 cm. Daunnya
bundar telur lebar, yang muda berbulu halus. Tersusun dengan
berselang-seling, dan berjumlah majemuk. Malainya kecil, putih,
menyendiri atau berkelompok, muncul di ranting, kadangkadang di ketiak batang. Tangkai bunga (pedicel) 1-1,5 cm.
Bunganya sendiri berkelamin dan berukuran hanya sekitar 0,5
cm. Daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal) juga kecil.
Daun mahkota panjangnya 2 mm, dengan tabung yang pendek,
gundul, dan berwarna putih-kekuningan. Benang sari berjumlah
16, yang disertai pula dengan 1 putik yang panjangnya 6-8 mm.
Buahnya tergolong buah buni (buah berry), kuning, bulat telur,
dapat dimakan seperti sawo. Bentuknya kerucut, dengan dasar
buah agak lebar. Ukurannya 2,5-5 cm 1-2,5 cm, dan hanya
berbiji tunggal. Bijinya hitam, mengandung 3,5-4,5% minyak
dan kayunya sendiri berwarna coklat muda.
Buah getah sundi dapat dimakan dan berbau seperti sawo
manila. Bijinya yang berminyak itu, diketahui mengandung
saponin yang beracun. Adapun, minyak dari biji buah getah
sundi ini belumlah jelas. Kayunya berwarna coklat muda, agak
keras dan berat. Kayu ini juga dipakai untuk membangun
rumah. Buahnya yang berwarna cerah, mungkin dapat menjadi
daya tarik apabila diperdagangkan.
Penyebaran pohon sundi dapat dijumpai di HRG Sungai
Landak, Senyerang dan HLG Sungai Bram Itam, Tanjabar.
Potensinya di alam hanya 10 pohon/Ha. Permudaan dapat
dilakukan secara generatif dengan menyemaikan biji. Pohon
mudanya perlu naungan, sehingga dapat ditanam pada
sistem agroforestri, dicampur dengan tanaman atau komoditas
lain. Getah sundi memiliki prospek yang baik untuk
dikembangkan, karena pasar di Cina membutuhkan pasokan
getah tersebut. Namun demikian, perlu dicari dan diteliti teknik
penyadapan dan pemeliharaan tanaman yang tepat agar dapat
meningkatkan produksinya.
5. Asam Kandis
Page 9 of 27
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
Plantae
:
Divisi
Magnoliophyta
:
Kelas
Magnoliopsida
:
Ordo
Malpighiales
:
Famili
Clusiaceae
:
Genus
Garcinia
:
Spesies
G. xanthochymus
:
Beragam pohon penghasil buah-buahan dapat tumbuh di
rawa gambut, salah satunya adalah asam kandis (Garcinia
parvifolia),
yang
termasuk dalam
keluarga
Clusiaceae
atau manggis-manggisan. Pohonnya berukuran sedang hingga
besar, dengan tajuk yang rindang. Pohon ini tumbuh di rawa
gambut dangkal hingga sedang, memerlukan naungan pada
saat muda dan kondisi yang lembab. Buah asam kandis
dipanen sebagai bumbu dapur. Anakan pohon asam kandis
dapat dengan mudah dijumpai di bawah tegakan. Pohon
ini berbuah dua kali setahun. Pohon asam kandis potensi yang
sangat rendah, hanya10 pohon/ha. Petani di Sungai Landak
membiarkan
tanaman muda
yang
tumbuh
secara
di
lahannya. Nilai perdagangan asam kandis belum tercatat
dengan baik, karena sampai saat ini hanya diperdagangkan
secara lokal dalam skala kecil.
Tajuknya berbentuk seperti piramid, dengan batang
utama tegak dan cabang-cabang tumbuh mendatar, seperti
pohon manggis, kulit batang berwarna hitam keabuan, bergetah
kuning sampai kuning kecoklatan. Daunnya lanset memanjang,
sempit, hijau tua, panjang 12-24 cm. Buahnya agak membulat,
meruncing, dengan diameter mencapai 9 cm, berwarna jingga
pucat atau kuning pekat. Tetapi varietas yang tumbuh di pulau
Page 10 of 27
6. Bulian/Ulin
Ulin
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
Plantae
:
(tidak
Magnoliids
termasuk)
Ordo
Laurales
:
Famili
Lauraceae
:
Genus
Eusiderox
:
ylon
Spesies
E. zwageri
:
Pohon
ulin
atau
bulian
(Eusideroxylon zwageri) adalah salah
satu pohon berkayu yang tumbuh
secara alami di hutan tropis di
Sumatera dan Kalimantan. Ulin
umumnya tumbuh pada ketinggian 5
Page 11 of 27
Page 12 of 27
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
:
Divisi
:
Kelas
:
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Plantae
Magnoliophyta
Liliopsida
Arecales
Arecaceae
Elaeis Jacq.
Page 13 of 27
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
:
Divisi
:
Kelas
:
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Spesies
Plantae
Magnoliophy
ta
Liliopsida
Arecales
Arecaceae
Cyrtostachy
s
C. lakka
Page 16 of 27
:
Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda)
yang kemudian ditetapkan menjadi flora maskot provinsi Jambi
adalah tanaman hias. Dinamakan Palem Merah lantaran
pelepah pinang ini berwarna merah menyala. Dan lantaran
warna merah pada pelepah daunnya itu Pinang Merah acapkali
disebut Pinang Lipstik.
Sayangnya keberadaan Pinang Merah di habitat aslinya
makin terancam lantaran eksploitasi besar-besaran untuk
diperdagangkan sebagai tanaman hias. Palem ini pun termasuk
salah satu dari 14 jenis palem yang dilindungi di Indonesia.
Palem Merah tumbuh berumpun dengan tinggi berkisar
antara 6-14 meter. Diameter batangnya ramping dan tidak
terlalu besar. Daunnya berwarna hijau cemerlang, bersirip agak
melengkung dengan anak-anak daun agak kaku. Ciri khas jenis
palem ini adalah pelepah daunnya berwarna merah. Lantaran
pelepahnya inilah palem ini dinamai Palem Merah.
Palem Merah tumbuh di daerah tropis tersebar di
Indonesia (Sumatera dan Kalimantan), Malaysia, dan Thailand.
Perbanyakan jenis palem ini bisa dilakukan dengan
menggunakan biji ataupun dengan memisahkan anakan. Palem
Merah atau Pinang Merah biasa digunakan sebagai tanaman
hias yang ditanam di pekarangan rumah. Bagi sebagian
masyarakat Jambi, Pinang Merah dipercaya mempunyai khasiat
ghaib dimana bila ditanam di depan rumah akan mampu
menolak segala bentuk bala dan guna-guna yang ditujukan
kepada penghuninya.
3. Rotan Jernang
Page 17 of 27
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
:
(tidak
termasuk)
(tidak
termasuk)
Ordo
:
Famili
:
Upafamili
:
Genus
:
Spesies
:
Plantae
Monokotil
Commelinid
s
Arecales
Arecaceae
Calamoidea
e
Daemonoro
ps
D. draco
Upaya
yang
dilakukan
sekarang dan kedepannya adalah
menyeimbangkan antara tujuan
konservasi
dan
peningkatan
kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan. Hal ini penting
menjadi mindset bersama mengingat bahwa ternyata
masyarakat miskin di Indonesia sebagian besar bermukim di
Page 18 of 27
Page 20 of 27
karet dapat mati akibat beban berat batang rotan manau. Lalu
bagaimana dengan jernang?
Jernang merupakan tumbuhan asli hutan dan masyarakat
di Jambi memanfaatkannya dengan memanen dari dalam
hutan. Kondisi tanaman jernang di Jambi sekarang sudah mulai
langka yang disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, berkurangnnya areal kawasan hutan sehingga
semakin mempersempit rumah tinggal jernang. Kedua,
aktivitas illegal logging telah menyebabkan pepohonan kayu
sebagai
media
tegakan
jernang
tidak
ada
lagi.
Budidaya jernang dapat dilakukan dengan melakukan
pembibitan melalui biji dan anakan yang dibawa dari dalam
hutan. Sekarang upaya ini tengah dilakukan masyarakat di desa
Lamban Sigatal dan Sepintun, Kecamatan Pauh, Kabupaten
Sarolangun. Desa yang terletak di di pinggiran Bukit Tajau Pacah
dan HPH PT. Asialog ini telah memanfaatkan tanaman jernang
sejak zaman nenek moyang dahulu.
Tanaman jernang baik buah dan batangnya telah di
manfaatkan untuk kebutuhan obat-obatan (Medicinal Plant
Product) misalnya mengobati luka akibat gatal-gatal dan juga
sebagai ramuan yang dioleskan dikening ibu-ibu yang baru
melewati proses persalinan. Kesadaran masyarakat di dua desa
ini untuk membudidayakan tanaman jernang beberapa tahun
belakangan ini sudah mulai muncul, terutama dengan adanya
kegiatan program dari Yayasan Gita Buana (YGB) dari tahun
2003 hingga sekarang.
Sekarang di dua desa tersebut masyarakat telah berhasil
membudidayakan 5.000 bibit jernang dan 2.000 diantaranya
telah di tanam ke lahan demplot masyarakat. Lahan demplot
yang dimaksudkan adalah areal kebun karet masyarakat.
Tumpang sari tanaman jernang dengan karet adalah menanam
jernang dengan tanaman karet sebagai media untuk tegakan
tanaman jernang. Jernang sebagaimana rotan lainnya
membutuhkan
tanaman
kayu-kayuan
sebagai
media
tegakannya.
Adapun manfaat dan kemudahan yang dapat di peroleh
dari pola tumpang sari ini yaitu: Pertama, Petani dapat
Page 21 of 27
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
Plantae
:
(tidak
Eudicots
termasuk)
(tidak
Rosids
termasuk)
Ordo
Malvales
:
Famili
Dipterocarpac
:
eae
Genus
Shorea
:
Meranti
merah
adalah
nama
sejenis kayu pertukangan yang populer
dalam perdagangan. Berbagai jenis kayu
meranti dihasilkan oleh marga Shorea
dari suku Dipterocarpaceae. Sekitar 70
spesies dari marga ini menghasilkan
kayu meranti merah.
Page 22 of 27
5. Daun Payung
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
:
(tidak
termasuk)
(tidak
termasuk)
Ordo
:
Famili
:
Upafamili
:
Bangsa
:
Genus
:
Spesies
:
Plantae
Monocots
Daun Sang
merupakan
tanaman
unik
Indonesia.
Tumbuhan Daun
Sang
yang
Arecaceae
mempunyai nama
ilmiah
Coryphoide
Johannestijsmania
ae
altifrons
ini
Corypheae
mempunyai
ukuran daun yang
Johannesteij
sangat
besar
smannia
mencapai
6
J. altifrons
meter.
Lebar
daunnya
mencapai 1 meter. Sayangnya hanya sedikit saja yang
mengetahui keberadaan tanaman unik daun sang ini.
Commelinid
s
Arecales
Page 24 of 27
Daun
Sang
oleh
beberapa
kalangan
(termasuk
Kementerian Kehutanan RI) diklaim sebagai tanaman endemik
Sumatera, Indonesia yang hanya bisa ditemui di kawasan Aras
Napal, Besitang. Sebuah wilayah di Kabupaten Langkat yang
termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Daun sang merupakan salah satu dari 4 spesies anggota
genus Johannestijsmania yang hanya tumbuh di kawasan Asia
Tenggara. Daun Sang merupakan anggota famili Arecaceae
(Pinang-pinangan atau Palem).
Nama ilmiah daun sang diambil dari nama Profesor
Teijsman (Elias Teymann Johannes) seorang ahli botani dari
Belanda yang pertama kali menemukan genus tanaman unik ini
di pedalaman Sumatera Indonesia pada awal abad ke-19.
Tumbuhan unik daun sang (Johannestijsmania altifrons)
merupakan anggota palmae atau palem (arecaceae). Ciri khas
tanaman unik ini mempunyai daun berbentuk berlian dengan
ukuran mencapai panjang 6 meter dan lebar 1 meter, meskipun
rata-rata yang ditemui hanya sepanjang 3 meter.
Daun dari tumbuhan unik daun sang langsung
menyembul dari tanah karna batang tanaman unik ini hanya
pendek dan biasanya tersembunyi di tanah. Daun tanaman
bernama ilmiah Johannestijsmania altifrons ini bergerigi pada
tepinya.
Daun sang termasuk tumbuhan yang tidak tahan
terhadap sinar matahari langsung sehingga tanaman unik ini
lebih sering ditemukan hidup di bawah naungan pepohonan.
Daun sang (Johannestijsmania altifrons) hidup secara
berkelompok membentuk rumpun namun penyebarannya
sangat terbatas. Perkembangbiakan tanaman unik daun sang
lebih banyak berasal dari dari anakan ketimbang dari bijinya
yang tertutup oleh kulit tebal yang berbentuk bulat dan bergigi.
Karena ukuran dan daunnya yang kuat, masyarakat
setempat dahulu memanfaatkan daun sang yang unik sebagai
atap rumah. Bahkan hingga sekarang banyak masyarakat di
Besitang,
Langkat
yang
menggunakan
daun
sang
Page 25 of 27
DAFTAR PUSTAKA
Page 26 of 27
Page 27 of 27