Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Kanker Payudara dengan Gangguan Thyroid

Orhan Turken1, Yavuz Narin2, Sezai Demirbas3, M Emin Onde4, Ozkan Sayan5, E Gokhan Kandemir1,
Mustafa Yaylaci1, and Ahmet Ozturk5
1

Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Kedokteran Onkologi, Kadikoy, Istanbul, Turki

Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Kedokteran Nuklir, Kadikoy, Istanbul, Turki

Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Bedah Umum, Kadikoy, Istanbul, Turki

Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Endokrinologi, Kadikoy, Istanbul, Turki

Rumah Sakit Pelatihan GATA Haydarpasa, Departemen Hematologi, Kadikoy, Istanbul, Turki

Abstrak
Latar Belakang: Hubungan antara kanker payudara dan penyakit tiroid masih kontroversial.
Hasil yang berbeda-beda telah dilaporkan dalam literatur. Insiden penyakit tiroid autoimun
maupun non-autoimun diteliti pada pasien dengan kanker payudara dan individu kontrol
dengan usia yang sama tanpa kanker payudara atau penyakit tiroid.
Metode: Evaluasi klinis dan ultrasonografi kelenjar tiroid, penetapan serum hormon tiroid dan
kadar antibodi, dan aspirasi jarum halus dilakukan pada 150 pasien kanker payudara dan 100
individu kontrol.
Kata kunci: payudara, kanker, tiroid
Hasil: Nilai rata-rata antibodi anti-tiroid peroksidase secara signifikan lebih tinggi pada
penderita kanker payudara daripada individu kontrol (P=0,030). Insiden penyakit tiroid
autoimun dan non-autoimun lebih tinggi pada pasien kanker payudara daripada individu
kontrol (masing-masing 38% banding 17%, P=0,001; 26% banding 9%, P=0,001).
Kesimpulan: Hasil penelitian kami menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit tiroid
autoimun dan non-autoimun terhadap pasien kanker payudara.
Pendahuluan
Kanker payudara adalah suatu neoplasma yang dipengaruhi oleh hormon. Perdebatan mengenai
hubungan antara klinis kanker payudara dan penyakit tiroid telah dilaporkan dalam literatur.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyakit tiroid sering terjadi pada perempuan yang
menderita kanker payudara [1-6], sedangkan laporan lain tidak menegaskan adanya hubungan
kanker payudara dengan penyakit tiroid [1-7]. Hampir setiap bentuk penyakit tiroid, termasuk
hiperplasia nodular [12], hipertiroidisme [13] dan kanker tiroid [14, 15], telah diidentifikasi

berkaitan dengan kanker payudara. Penemuan ini mengakibatkan dilakukannya sebuah


penelitian tentang hubungan antara kanker payudara dengan penyakit tiroid autoimun
(Autoimmune Thyroid Disease (AITDs)).
Hubungan ini bukanlah merupakan penelitian baru, dan beberapa penulis telah melaporkan
prevalensi AITDs didapatkan lebih tinggi pada pasien kanker payudara dibandingkan dengan
individu kontrol pada usia yang sama [16-18]. Makna tentang hubungan ini masih sulit
dipahami, dan beberapa laporan menunjukkan bahwa adanya antibodi tiroid peroksidase (TPO)
berkaitan dengan peningkatan yang signifikan pada pasien kanker payudara [19] dan ini setara
dengan indeks prognostik lainnya seperti status nodus aksila dan ukuran tumor [20]. Tujuan
dari studi prospektif ini adalah untuk mengetahui prevalensi penyakit tiroid pada pasien dengan
kanker payudara terhadap populasi wanita secara umum.
Materi dan Metode
Seleksi Pasien
Dalam penelitian ini melibatkan sebanyak 150 wanita dengan kanker payudara dan 100 wanita
dengan usia yang sama sebagai individu kontrol, selama periode dari bulan Mei 1998 sampai
Desember 2002. Pasien kanker payudara berusia 38-80 tahun (usia rata-rata 63 tahun) tanpa
penyakit tiroid. Tiga atau empat minggu setelah prosedur pembedahan, pasien tersebut
dievaluasi sebelum memulai kemoterapi, terapi hormon atau radioterapi.
Pemeriksaan
Semua pasien menjalani lima pemeriksaan berikut:
Pertama, dilakukan palpasi kelenjar tiroid pada setiap pasien
Kedua, penilaian kelenjar tiroid melalui pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan oleh ahli
radiologi atau sama dengan menggunakan scan ultrasound yang dilengkapi dengan 6,6-11 MHz
transduser linear. Volume masing-masing lobus dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Volume = panjang x lebar x tinggi x 0,479 [19]. Batas normal volume lobus atas dan bawah
masing-masing 18 ml dan 10 ml.
Ketiga, kadar serum Free-triiodothyronine (T3) dan Free-tiroksin (T4) telah ditentukan
berdasarkan pada fase padat I125 metode radioimmunoassay yang dirancang untuk pengukuran
kuantitatif dari kadar serum Free-T3 dan Free-T4 dengan menggunakan Coat-A-count kit yang

mengandung radioaktif I125-T3 atau analog T4 (DPC, Los Angeles, CA, USA). Selain itu, kadar
serum

Thyroid-stimulating

hormone

(TSH)

dihitung

dengan

menggunakan

Assay

Immunoradiometrik yang dirancang untuk pengukuran kuantitatif dari TSH dalam serum
dengan menggunakan Coat-A-count kit yang mengandung radioaktif I125poliklonal anti-TSH
(Diagnostics ProductsCoorporation, Los Angeles, CA, USA). Batas nilai normal adalah
berkisar 2.2-6.8 pmol/l untuk Free-T3, 0.8-2.0 ng/dl untuk Free-T4 dan 0.3-5.0 untuk TSH.
Keempat, semua pasien menjalani pemeriksaan serologi autoantibodi tiroid dengan
menggunakan Anti-TPO radioimmunoassay kit untuk penetapan kadar autoantibodi anti-TPO
(Immunotech, Praha, Czech Republic). Selain itu, autoantibodi spesifik untuk thyroglobulin
secara kuantitatif diukur dengan menggunakan direct enzim immunoassay berdasarkan metode
Sandwich (antithyroglobulin immunoradiometric assay kit; Immunotech, Praha, Czech
Republic). Batas nilai normal adalah 0-60 IU/ml untuk antibodi antithyroglobulin dan 0-20
IU/ml untuk antibodi anti-TPO.
Terakhir, setelah mendapat persetujuan inform-konsent dari masing-masing pasien, dapat
dilakukan aspirasi jarum halus (FNA) dari kelenjar tiroid yang dilakukan pada pasien kanker
payudara yang memiliki nodul tiroid teraba. Aspirasi dilakukan dengan jarum berukuran 22 dan
apusan dikeringkan kemudian dicelupkan pada zat warna Meay-Gruenwald-Giemsa. Apusan
FNA dianggap sebagai diagnostik untuk tiroiditis autoimun jika tampak gambaran limfosit
yang banyak dan plasmacytes dalam pola difus dan/atau tampak eksistensi dari limfosit dan sel
epitel oxyphilik.
Tabel 1
Distribusi pasien berdasarkan evaluasi klinis dan USGkelenjar tiroid
Pasien (n[%])
Kontrol (n[%])
Kelenjar normal
63 (42)
70 (70)
Struma difus
12 (8)
4 (4)
Stuma nodular
75 (50)
26 (26)

P
0.001
0.29
0.001

Pasien dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan pemeriksaan klinis dan ultrasonografi, yaitu
kelompok kelenjar normal, Struma difus dan Struma nodular. Para wanita tanpa kanker
payudara atau penyakit tiroid adalah kelompok kontrol. Pasien juga diklasifikasikan ke dalam
sub kelompok berdasarkan menopause dan status reseptor estrogen (ER), yaitu premenopause
dan postmenopause; dan ER negatif dan ER positif.

Statistika
Hasil dinyatakan sebagai nilai rata-rata standar deviasi. Data klinis dan lainnya dianalisis
dengan menggunakan Mann-Whitney U dan student t-test, sebagaimana yang diterapkan oleh
program statistik SPSS yang terkomputerisasi (SPSS Inc, Chicago, IL, USA).
Hasil
Pengelompokkan pasien berdasarkan diagnosis histopatologi dapat dilihat pada Tabel 1.
Sebanyak 118 (79%) pasien mengalami karsinoma invasif duktal, 15 (10%) telah karsinoma
invasif lobular dan 17 (11%) campuran (duktal invasif dan lobular) karsinoma. Pada pasien
kanker payudara, Struma difus diidentifikasi pada 12 kasus (8%) dan Struma nodular pada 75
kasus (50%). Dan (42%) pasien yang tersisa, kelenjar tiroid benar-benar normal dengan
pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. Pada kelompok kontrol, Struma difus diidentifikasi
dalam empat (4%) dan Struma nodular di 26 (26%). Dengan demikian, prevalensi Struma
nodular pada kelompok kanker lebih tinggi, dan temuan ini secara statistik signifikan (50% vs
26%, P = 0,001; Tabel 1). Sehubungan dengan volume tiroid, yang diukur dengan
ultrasonografi, volume rata-rata tiroid difus gIand adalah 23,1 ml (kisaran 17-26 ml) pada
pasien kanker payudara dan 21,9 ml (kisaran 16-27 ml) pada kelompok kontrol. Volume ratarata Struma nodular pada pasien kanker payudara dan pada kelompok kontrol adalah 19,2 ml
(kisaran 13-21 ml) dan 18,7 ml (kisaran 11-21 ml), masing-masing.
Tabel 2
Serum hormon tiroid dan kadar antibodi
Pasien
Free-T3 (pmol/l)
8.470.75
Free-T4 (ng/dl)
2.640.91
TSH (IU/ml)
3.121.40
Antibodi-TPO
105.8221.46

Kontrol
4.480.75
1.420.31
1.460.82
23.084.16

P
0.48
0.51
0.27
0.030

27.757.60

0.094

(IU/ml)
Antibodi

140.9221.52

Tyroglobulin (IU/ml)
T3, triiodothyronine; T4, thyroxine; TPO, thyroid peroxidase; TSH, thyroid-stimulating hormon

Evaluasi fungsi tiroid didasarkan pada hormon tiroid serum. Nilai rata-rata untuk hormon tiroid
serum adalah 8.470.75 pmol/l untuk Free-T3, 2.640.91 ng/dl untuk Free-T4 dan 3.121.40
IU/ml untuk TSH pada pasien kanker payudara, dan masing-masing 4.480.75 pmol/l,
1.420.31 ng/dl dan 1.460.82 IU/ml pada kelompok kontrol. Perbedaan antara pasien kanker
payudara dan kelompok kontrol untuk Free-T3, Free-T4 dan kadar TSH secara statistik tidak

signifikan (Tabel 2). Struma nontoksik ditemukan pada 77 (51%) dari pasien kanker payudara
dan 29 (29%) dari individu kontrol (P = 0,001, Tabel 3).
Nilai rata-rata untuk serum autoantibodi tiroid adalah 105,8221,46 IU/ml antibodi anti-TPO
dan 140,9221,52 IU/ml antibodi antithyroglobulin pada pasien kanker payudara, dan masingmasing 23,08 4,16 IU/ml dan 27.757.60 IU/ml pada kelompok kontrol. Dengan demikian,
nilai rata-rata untuk serum antibodi anti-TPO lebih tinggi pada pasien kanker payudara
dibandingkan dengan kelompok kontrol (P = 0.030), sedangkan perbedaan nilai rata-rata untuk
serum antibodi antithyroglobulin antara kelompok secara statistik tidak signifikan (P = 0.094).
Tiroiditis autoimun didefinisikan berdasarkan peningkatan kadar serum setidaknya satu
autoantibodi tiroid atau temuan diagnostik FNA, atau keduanya. Di kalangan pasien kanker
payudara, tiroiditis autoimun didiagnosis oleh autoantibodi pada 42 (28%), oleh FNA 4 (2%)
dan oleh kedua di 11 (7%). Perbedaan frekuensi tiroiditis autoimun antara pasien kanker
payudara dan kelompok kontrol secara statistik signifikan (P = 0,001; Tabel 4). Di sisi lain,
non-AITD diidentifikasi dengan tak satu pun autoantibody tiroid dalam plasma maupun temuan
FNA khusus untuk tiroiditis autoimun pada pasien dengan nodular atau struma difus.
Nilai rata-rata hormon dan autoantibodi tiroid bila dibandingkan antara pasien kanker payudara
dan kelompok kontrol, sesuai dengan menopause dan status ER. Perbedaan antara kedua
kelompok, baik menurut status menopause dan status ER tidak signifikan.
Tabel 3
Klasifikasi pasien dalam kaitannya dengan fungsional penyakit tiroid
Pasien (n[%])
Kontrol (n[%])
Hyperthyroidism
6 (4)
1 (1)

P
0.24

Hypothyroidism

4 (3)

0.152

Nontoxic goitre

77 (51)

29 (29)

0.001

Tabel 4
Klasifikasi pasien berdasarkan gangguan tiroid autoimun dan nonautoimmune
Pasien (n[%])
Kontrol (n[%])
P
Normal
54 (36)
74(74)
0.0001
Non-AITD

39 (26)

9 (9)

0.001

Autoimmune

57 (38)

17 (17)

0.001

thyroiditis
AITD, autoimmune thyroid disease.
Diskusi

Anda mungkin juga menyukai