Anda di halaman 1dari 9

II.

PENDAHULUAN
Keberadaan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara dapat ditelusuri secara historis sejak
adanya sejarah awal masyarakat Indonesia. Keberadaan masyarakat ini dapat di lacak melalui
berbagai peninggalan sejarah yang berupa peradapan, agama, hidup ketatanegaraan,
kegotongroyongan,

struktur sosial dari masyarakat Indonesia. Terbentuknya masyarakat

Indonesia melalui proses sejarah sejak masa kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit, masa
penjajahan dan kemudian mencapai kemerdekaan merupakan proses panjang. Pada masa
kerajaan Kutai berkuasa telah ada adat kenduri dan memberikan sedekah dan kepada para
brahmana. Kemudian para Brahmana menbangun Yupa (tiang batu) sebagai tanda terima kasih
kepada raja Mulawarman. Fenomena ini menggambarkan adanya nilai sosial politik dan
ketuhanan pada masa itu.
Sriwijaya merupakan kerajaan besar di wilayah Sumatra yang memiliki kekuasaan mulai
dari Sunda, Semenanjung Malaya dan kepulauan di sekitarnya sampai Sri langka. Sriwijaya di
kenal sebagai kerajaan maritim yang kuat pada masa itu. Di sekitar keluarga raja di bentuk
administrasi pusat yang terdiri dari hakim raja yang menjalankan kekuasaan raja untuk mengadili
yang di sebut Dandanayaka. Pada masa ini telah di mulai adanya pembagian kekuasaan berupa
Parddatun yang di perintah oleh seorang datu yang bukan seorang anggota keluarga raja. Hal ini
telah mencerminkan adanya otonomi daerah. Kerajaan Sriwijaya merupakan Negara Indonesia
pertama yang berdasarkan kesatuan yang di dalamnya ditemui nilai nilai material Pancasila
meliputi nilai Ketuhanan, nilai kemasyarakatan, persatuan, keadilan yang terjalin satu sama lain
dengan nilai internasionalisme yang terjalin dalam bentuk hubungan dagang dengan negeri
negeri di seberang lautan.
Pada masa majapahit telah terdapat sistem sosial yang menjadi tanda adanya peradapan
yang lebih maju, seperti adanya peraturan perundang-undangan yang di sebarluaskan kepada
masyarakat melalui pejabat pusat dan daerah. Majapahit dibawah raja Prabhu Hayam Wuruk dan
Apatih Mangkubumi Gajah Mada telah berhasil mengintegrasikan nusantara. Faktor faktor yang
di manfaatkan untuk menciptakan wawasan nusantara itu ialah: kekuatan religio-magis yang
berpusat pada sang prabu, ikatan sosial kekeluargaan terutama antara kerajaan yang ada di
daerah dengan pusat kerajaan (Suwarno, 1993 : 17-24).

Nilai nilai yang ada dalam adat istiadat masyarakat sejak zaman Kutai sampai Majapahit
semakin mengkristal pada era sejarah perjuanagn bangsa yang di tandai dengan perumusan
Pancasila sebagai dasar Negara oleh para pendiri Negara (the founding fathers). Pancasila
sebagai filsafat hidup bangsa merupakan jati diri bangsa yang menunjukkan adanya ciri
khas,sifat,karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
Secara arti kata, Pancasila mengandung arti: panca yang berarti lima dan sila yang
berarti dasar. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar. Pengertian Pancasila kami petik
dari sejarah yang diambil pada bahasa sansekerta. Pancasila adalah dasar filsafat negara republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7
bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun
Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Ternyata, wujud nilai pancasila sudah ada pada saat jaman kerajaan terbukti dengan
adanya, persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Pancasila adalah dasar pembentukan
suatu bangsa dan juga berfungsi untuk menunjukkan karakteristik suatu bangsa. Kita dituntut
untuk bisa menerapkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari dan mengetahui sejarah
pancasila di masa kerajaan, dan wujud nilai pancasila yang terdapat pada masa kerajaan. Kita
menjadi tahu hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang akhirnya membuat kita jadi
mengerti peran dan penempatan diri kita sebagai bagian dari suatu negara. Ketika kita semua
sudah tahu dan mengerti kewajiban yang harus dilakukan dan hak yang didapatkan, maka kita
bisa menjalankannya dengan sesuai peraturan ataupun menuntut hak hak yang mungkin belum
terpenuhi sebagai warga negara. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama
satu sama lain. Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai landasan ideologi yang berjiwa
persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai serta menghormati ke-Bhinneka
Tunggal Ika-an (persatuan dalam perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna
mencapai tujuan nasional. Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat ditampikkan lagi bahwa
masyarakat Indonesia itu jamak, plural, dan daerah yang beragam, terdiri dari berbagai macam

suku, bahasa, adat-istiadat dan kebiasaan, agama, kepercayaan kekayaan yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Coba saudara ceritakan secara ringkas tentang sejarah kerajaan Kutai, dan tunjukkan
buktinya bahwa kerajaan tersebut telah menerapkan nilai-nilai Pancasila? Nilai Pancasila apa
yang dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut?
2. Coba saudara ceritakan secara ringkas tentang sejarah kerajaan Sriwijaya, dan tunjukkan
buktinya bahwa kerajaan tersebut telah menerapkan nilai-nilai Pancasila? Nilai Pancasila apa
yang dominan terjadi pada masa kerajaan tersebut?
3. Coba saudara jelaskan tentang system pemerintahan kerajaan Sriwijaya dan system
kerajaan Majapahit, apa perbedaan kedua system pemerintahan tersebut, dan kaitkan serta
bandingkan dengan system pemerintahan pada masa sekarang di Indonesia?
4. Tunjukkan bukti-bukti secara kongkrit bahwa masa kerajaan menjadi suatu bukti segala
aspek nilai Pancasila, lambang atau atribut Negara dijiwai dari masa tersebut?
5. Kerajaan Mataram menjadi salah satu pilar terakhir era emas masa-masa kerajaan di
Nusantara, Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mataram?
6. Jelaskan artian secara luas makna semboyan Bhineka Tungga Ika yang juga lahir pada
masa-masa kerajaan?
7. Jelaskan tentang lambang Negara kita, dan tokoh pencetusnya serta awal penggunaannya
sebagai lambang Negara?
8. Bagaimanakah pendapat Anda terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa masa
kerajaan menjadi suatu harta khasanah Bangsa yang tak ternilai harganya?

III. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui nilai dari Pancasila secara universal
2. Untuk mengetahui nilai serta kewajiban moral dari Pancasila
3. Untuk menggali nilai-nilai Pancasila dalam budaya Indonesia
4. Untuk mengetahui unsur Pancasila pada masa kerajaan
5. Untuk mengetahui dan membandingkan system pemerintahan pada masa kerajaan dengan
system pemerintahan Indonesia sekarang
6. Untuk mengetahui unsur Pancasila pada tahap mencari bentuk kebudayaan Indonesia

IV. METODE PENULISAN


Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.

V. PEMBAHASAN
1. Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak di muara
Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai berdiri sekitar
abad ke-4. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu
daerah Kutai. Hal ini disebabkan, karena setiap prasasti yang ditemukan tidak ada yang
menyebutkan nama dari kerajaan tersebut. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang
cukup luas, yaitu hampir menguasai seluruh wilayah Kalimantan Timur. Bahkan pada masa
kejayaannya Kerajaan Kutai hampir manguasai sebagian wilayah Kalimantan. Raja pertama
kerajaan Kutai adalah Kundungga. Raja Kundungga memiliki seorang anak yang bernama

Aswawarman. Aswawarman memiliki tiga anak, salah satunya

Mulawarman. Pada masa

pemerintahan Mulawarman, kerajaan Kutai mengalami masa Keemasan. Ketika raja


Mulawarman mengadakan Kenduri, dan memberi sedekah kepada Brahmana, kemudian para
Brahmana membangun 7 Yupa sebagai tanda terimakasih. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai
sosial politik, dan ketuhanan (dalam bentuk kerajaan Kenduri dan sedekah pada para Brahmana)
telah ada dijaman kerajaan Kutai, dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan sebagai tali
pengikat

kewibawaan

raja-raja

yang

pernah

memerintah

di

kerajaan

Kutai.

Lebih dominan dengan sila ke-2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila ke-4 yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
dimana sejak muncul dan berkembangnya pengaruh hindu (India) di Kalimantan Timur, terjadi
perubahan dalam kepemerintahan, yaitu dari pemerintahan suku dengan kepala suku yang
memerintah menjadi kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintahan.
2. Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan besar yang terletak di pulau Sumatera tepatnya
Sumatera Selatan (Sumsel) dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah
kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa,
dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan
wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan
yang gilang-gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan
tinggal selama 6 bulan. Peristiwa yang menunjukan nilai sila ke-3 yaitu nilai persatuan dan
kesatuan. Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang
ri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000 tentara (terutama tentara darat
dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Kerajaan
ini adalah pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas
kekuasaannya diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara. Selain itu, terlihat dalam bentuk kerajaan
Sriwijaya yang sering disebut kerajaan Maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara
kepulauan sesuai dengan konsepsi Wawasan nusantara, Pemerintahan sudah teratur dibawah
datu. Muh. Yamin mengatakan kerajaan Sriwijaya adalah Negara kesatuan pertama dengan dasar
kedatuan.

3.

Secara

seluruh

struktural,
wilayah

ditempatkan

Raja

kekuasaan

pula

wakil

raja
dari

biasanya

masih

keturunan

dijumpai

pula

prasasti

kerajaan.
dari

Maksud

raja

dari

yang

kebebasan

(Marwati

&

Nugroho,

menjaga

eksistensi

yang

Sikap

mungkin

penguasa

yang

pada

beberapa
daerah.
Maka

kutukan

Sikap
seorang

langsung

terhadap

daerah

taklukan

Wakil

raja

ini

masuk

akal

jika

anggota

menunjukkan

sikap

dari

raja

keluarga

sikap

keras

yang

tidak

terlalu

besar

pada

penguasa

daerah

semacam

ini

sangat

diperlukan

untuk

raja

dilakukan

penguasa

untuk

untuk

suatu

yang

sekaligus

secara

memimpin.

adalah

sekaligus

1993:72).

terjadi

sebagai

ini

bertindak

juga

Di

berisi

kutukan

kekuasaan
ini

memerintah

(taklukan).
raja

yang

berkuasa,

menghendaki

Sriwijaya.

Sriwijaya

sebagai
untuk

daerah,

penguasa
meredam

meskipun

tertinggi
upaya
para

di

kudeta
penguasa

tersebut masih keluarga ataupun keturunan raja.


Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk dan tampak struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah
selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia
memegang otoritas politik tertinggi..Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam
melaksanakan pemerintahan dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan
tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat dibawah, antara lain yaitu.
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan
Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang
bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu terdapat pula
semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja yang disebut
sebagai Bhattara Saptaprabhu.
sistem presidensial ( presidensial ), atau dimaksud juga dng sistem kongresional, adalah
sistem pemerintahan negara republik dimana kekuasan eksekutif dipilih melewati pemilu serta
terpisah dng kekuasan legislatif. menurut rod hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3
unsur yakni: presiden yg dipilih rakyat memimpin pemerintahan serta mengangkat pejabatpejabat pemerintahan yg berkenaan. presiden dng dewan perwakilan punyai saat jabatan yg
konsisten, tdk dapat saling menjatuhkan. tak ada status yg tumpang tindih pada badan eksekutif.
di dalam sistem presidensial, presiden punyai posisi yg relatif kuat serta tdk bisa dijatuhkan

sebab rendah subjektif layaknya rendahnya dukungan politik. tapi tetap ada mekanisme utk
mengontrol presiden. bila presiden lakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan pada negara,
serta terlibat permasalahan kriminal, posisi presiden dapat dijatuhkan. seandainya ia
diberhentikan sebab pelanggaran-pelanggaran khusus, umumnya seorang wakil presiden dapat
mengambil alih posisinya. type ini dianut oleh amerika serikat, filipina, indonesia serta beberapa
besar negara-negara amerika latin serta amerika sedang.
4. Salah satu bukti kongkrit bahwa masa kerajaan menjadi suatu bukti segala aspek nilai
pancasila yaitu bisa dilihat pada sila pertama yakni, terwujud dengan adanya kerukunan hidup
antara uyamt agama Budha dan Hindu. Kerukunan umat beragama ini sudah menunjukkan sikap
toleransi antar uamt beragama,. Kerukunan umat beragama digambarkan oleh Empu Tantular
dalam bukunya Sutasoma. Dalam buku Sutasoma terdapat seloka persatuan nasional yang
berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Mangrua artinya walaupun berbeda-beda, namun
satu jua dan tidak ada agama memiliki tujuan bebeda. Seloka toleransi ini juga diterima oleh
Kerajaan Pasai di Sumatra sebagai bagian dari kerajaan Majapahit walaupun sebagian besar
masyarakatnya telah menganut agama islam.
5. Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan mataram adalah :
1. Masuknya kolonial Belanda ke nusantara yang berusaha untuk melemahkan kekuasaan
kesultanan Mataram.
2. Perselisihan antara pewaris tahta Mataram.
3. Dipecahnya Mataram menjadi 2 kerajaan, berdasarkan perjanjian Giyanti.
4. Perpecahan yang terjadi di dalam kesultanan Mataram.
6. Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau
kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal
Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat,
bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia
yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita
yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-

beda

tetapi

tetap

satu

jua.

Makna

Bhineka

Tunggal

Ika

dalam

Persatuan

IndonesiaSebagaimana dijelaskan dimuka bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari


berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka
ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Proses nasionalisme (persatuan)
yang dalam pertumbuhannya dikuasai oleh kekuasaan idealis maka akan tumbuh dan
berkembang menjadi negara yang ideal yang jauh dari realitas bangsa dan negara. Oleh
karena itu bagi bangsa Indonesia prinsip-prinsip nasionalisme itu tidak berat sebelah, namun
justru merupakan suatu sintesa yang serasi dan harmonis baik hal-hal yang bersifat lahir
maupun hal-hal yang bersifat batin. Prinsip tersebut adalah yang paling sesuai dengan
hakikat manusia yang bersifat monopluralis yang terkandung dalam Pancasila
7. Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah
kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung
dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
Berbeda-beda tetapi tetap satu ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang
ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh
Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada
Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. Pencipta lambang
negara Republik Indonesia Burung Garuda adalah Sultan Hamid II (Sultan Syarif Abdul
Hamid Alkadrie). Namun, nama bekas Menteri Negara RIS ini ditenggelamkan pemerintah
Sukarno karena dikaitkan dengan pemberontakan Westerling yang sampai dengan sekarang
tidak pernah terbukti secara yuridis. Di hari peringatan ke-60 Kemerdekaan Republik
Indonesia, 17 Agustus 2005, pihak keluarga Sultan Hamid II sempat meminta pemerintah
tidak melupakan jasa tokoh dari Kalimantan Barat tersebut, akan tetapi sampai sekarang
sejarah itu tetap disembunyikan pemerintah saat ini.
8. Masa kerajaan dikatakan menjadi suatu harta khasanah Bangsa yang tak ternilai harganya
karena dengan adanya masa kerajaan telah dapat memberikan kita sebagai masyarakat
pedoman hidup yang struktural. Sebagai contoh system perekonomian pada masa kerajaan.
Hampir seluruh aspek system perekonomian Indonesia dari sebelum masa reformasi
berpedoman dari system-sistem pemerintahan yang ada pada masa kerajaan misalnya

penerapan system birokrasi kerakyatan serta demokrasi yang diterapkan di Indonesia


sekarang diimplementasikan dari berpedoman terhadap system pemerintahan yang diterapkan
pada masa kerajaan majapahit dan sriwijaya. Itu adalah salah satu bukti pengimplementasian
kehidupan pada masa kerajaan yang dijadikan pedoman dalam kehidupan pada masa
sekarang sehingga dapat dikatakan bahwa masa kerajaan menjadi suatu harta khasanah
Bangsa yang tak ternilai harganya.

VI. KESIMPULAN
Hal penting yang dapat kita petik sebagai penerus bangsa adalah bahwa betapa sulitnya
para pendahulu kita untuk mempersatukan nusantara, jadi kita sebagai penerus bangsa sudah
merupakan kewajiban kita untuk menghormati segala bentuk pengorbanan yang telah dilakukan
oleh pendahulu kita. Hal ini dapat kita lakukan dengan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena dari nilai-nilai
Pancasila itulah kita dapat mempertahankan kesatuan nusantara.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Taqwa,Stit. Pancasila dalam konteks sejarah.
http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/pancasila-da-lam-konteks-sejarah.html
Komarudin, Asep. Pancasila dalam konteks sejarah Indonesia.
http://asheep-show.blogspot.com/2009/11/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html
http://ilmci.com/asset/content/kp_pahlawan_nasional.pdf

Anda mungkin juga menyukai