PENDAHULUAN
Keberadaan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara dapat ditelusuri secara historis sejak
adanya sejarah awal masyarakat Indonesia. Keberadaan masyarakat ini dapat di lacak melalui
berbagai peninggalan sejarah yang berupa peradapan, agama, hidup ketatanegaraan,
kegotongroyongan,
Indonesia melalui proses sejarah sejak masa kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit, masa
penjajahan dan kemudian mencapai kemerdekaan merupakan proses panjang. Pada masa
kerajaan Kutai berkuasa telah ada adat kenduri dan memberikan sedekah dan kepada para
brahmana. Kemudian para Brahmana menbangun Yupa (tiang batu) sebagai tanda terima kasih
kepada raja Mulawarman. Fenomena ini menggambarkan adanya nilai sosial politik dan
ketuhanan pada masa itu.
Sriwijaya merupakan kerajaan besar di wilayah Sumatra yang memiliki kekuasaan mulai
dari Sunda, Semenanjung Malaya dan kepulauan di sekitarnya sampai Sri langka. Sriwijaya di
kenal sebagai kerajaan maritim yang kuat pada masa itu. Di sekitar keluarga raja di bentuk
administrasi pusat yang terdiri dari hakim raja yang menjalankan kekuasaan raja untuk mengadili
yang di sebut Dandanayaka. Pada masa ini telah di mulai adanya pembagian kekuasaan berupa
Parddatun yang di perintah oleh seorang datu yang bukan seorang anggota keluarga raja. Hal ini
telah mencerminkan adanya otonomi daerah. Kerajaan Sriwijaya merupakan Negara Indonesia
pertama yang berdasarkan kesatuan yang di dalamnya ditemui nilai nilai material Pancasila
meliputi nilai Ketuhanan, nilai kemasyarakatan, persatuan, keadilan yang terjalin satu sama lain
dengan nilai internasionalisme yang terjalin dalam bentuk hubungan dagang dengan negeri
negeri di seberang lautan.
Pada masa majapahit telah terdapat sistem sosial yang menjadi tanda adanya peradapan
yang lebih maju, seperti adanya peraturan perundang-undangan yang di sebarluaskan kepada
masyarakat melalui pejabat pusat dan daerah. Majapahit dibawah raja Prabhu Hayam Wuruk dan
Apatih Mangkubumi Gajah Mada telah berhasil mengintegrasikan nusantara. Faktor faktor yang
di manfaatkan untuk menciptakan wawasan nusantara itu ialah: kekuatan religio-magis yang
berpusat pada sang prabu, ikatan sosial kekeluargaan terutama antara kerajaan yang ada di
daerah dengan pusat kerajaan (Suwarno, 1993 : 17-24).
Nilai nilai yang ada dalam adat istiadat masyarakat sejak zaman Kutai sampai Majapahit
semakin mengkristal pada era sejarah perjuanagn bangsa yang di tandai dengan perumusan
Pancasila sebagai dasar Negara oleh para pendiri Negara (the founding fathers). Pancasila
sebagai filsafat hidup bangsa merupakan jati diri bangsa yang menunjukkan adanya ciri
khas,sifat,karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
Secara arti kata, Pancasila mengandung arti: panca yang berarti lima dan sila yang
berarti dasar. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar. Pengertian Pancasila kami petik
dari sejarah yang diambil pada bahasa sansekerta. Pancasila adalah dasar filsafat negara republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7
bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun
Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Ternyata, wujud nilai pancasila sudah ada pada saat jaman kerajaan terbukti dengan
adanya, persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Pancasila adalah dasar pembentukan
suatu bangsa dan juga berfungsi untuk menunjukkan karakteristik suatu bangsa. Kita dituntut
untuk bisa menerapkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari dan mengetahui sejarah
pancasila di masa kerajaan, dan wujud nilai pancasila yang terdapat pada masa kerajaan. Kita
menjadi tahu hak dan kewajiban kita sebagai warga negara yang akhirnya membuat kita jadi
mengerti peran dan penempatan diri kita sebagai bagian dari suatu negara. Ketika kita semua
sudah tahu dan mengerti kewajiban yang harus dilakukan dan hak yang didapatkan, maka kita
bisa menjalankannya dengan sesuai peraturan ataupun menuntut hak hak yang mungkin belum
terpenuhi sebagai warga negara. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama
satu sama lain. Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai landasan ideologi yang berjiwa
persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai serta menghormati ke-Bhinneka
Tunggal Ika-an (persatuan dalam perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna
mencapai tujuan nasional. Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat ditampikkan lagi bahwa
masyarakat Indonesia itu jamak, plural, dan daerah yang beragam, terdiri dari berbagai macam
suku, bahasa, adat-istiadat dan kebiasaan, agama, kepercayaan kekayaan yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke.
III. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui nilai dari Pancasila secara universal
2. Untuk mengetahui nilai serta kewajiban moral dari Pancasila
3. Untuk menggali nilai-nilai Pancasila dalam budaya Indonesia
4. Untuk mengetahui unsur Pancasila pada masa kerajaan
5. Untuk mengetahui dan membandingkan system pemerintahan pada masa kerajaan dengan
system pemerintahan Indonesia sekarang
6. Untuk mengetahui unsur Pancasila pada tahap mencari bentuk kebudayaan Indonesia
V. PEMBAHASAN
1. Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak hindu yang terletak di muara
Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Kerajaan Kutai berdiri sekitar
abad ke-4. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu
daerah Kutai. Hal ini disebabkan, karena setiap prasasti yang ditemukan tidak ada yang
menyebutkan nama dari kerajaan tersebut. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang
cukup luas, yaitu hampir menguasai seluruh wilayah Kalimantan Timur. Bahkan pada masa
kejayaannya Kerajaan Kutai hampir manguasai sebagian wilayah Kalimantan. Raja pertama
kerajaan Kutai adalah Kundungga. Raja Kundungga memiliki seorang anak yang bernama
kewibawaan
raja-raja
yang
pernah
memerintah
di
kerajaan
Kutai.
Lebih dominan dengan sila ke-2 yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila ke-4 yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
dimana sejak muncul dan berkembangnya pengaruh hindu (India) di Kalimantan Timur, terjadi
perubahan dalam kepemerintahan, yaitu dari pemerintahan suku dengan kepala suku yang
memerintah menjadi kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintahan.
2. Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan besar yang terletak di pulau Sumatera tepatnya
Sumatera Selatan (Sumsel) dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah
kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa,
dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan
wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan
yang gilang-gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan
tinggal selama 6 bulan. Peristiwa yang menunjukan nilai sila ke-3 yaitu nilai persatuan dan
kesatuan. Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang
ri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000 tentara (terutama tentara darat
dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Kerajaan
ini adalah pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas
kekuasaannya diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara. Selain itu, terlihat dalam bentuk kerajaan
Sriwijaya yang sering disebut kerajaan Maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara
kepulauan sesuai dengan konsepsi Wawasan nusantara, Pemerintahan sudah teratur dibawah
datu. Muh. Yamin mengatakan kerajaan Sriwijaya adalah Negara kesatuan pertama dengan dasar
kedatuan.
3.
Secara
seluruh
struktural,
wilayah
ditempatkan
Raja
kekuasaan
pula
wakil
raja
dari
biasanya
masih
keturunan
dijumpai
pula
prasasti
kerajaan.
dari
Maksud
raja
dari
yang
kebebasan
(Marwati
&
Nugroho,
menjaga
eksistensi
yang
Sikap
mungkin
penguasa
yang
pada
beberapa
daerah.
Maka
kutukan
Sikap
seorang
langsung
terhadap
daerah
taklukan
Wakil
raja
ini
masuk
akal
jika
anggota
menunjukkan
sikap
dari
raja
keluarga
sikap
keras
yang
tidak
terlalu
besar
pada
penguasa
daerah
semacam
ini
sangat
diperlukan
untuk
raja
dilakukan
penguasa
untuk
untuk
suatu
yang
sekaligus
secara
memimpin.
adalah
sekaligus
1993:72).
terjadi
sebagai
ini
bertindak
juga
Di
berisi
kutukan
kekuasaan
ini
memerintah
(taklukan).
raja
yang
berkuasa,
menghendaki
Sriwijaya.
Sriwijaya
sebagai
untuk
daerah,
penguasa
meredam
meskipun
tertinggi
upaya
para
di
kudeta
penguasa
sebab rendah subjektif layaknya rendahnya dukungan politik. tapi tetap ada mekanisme utk
mengontrol presiden. bila presiden lakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan pada negara,
serta terlibat permasalahan kriminal, posisi presiden dapat dijatuhkan. seandainya ia
diberhentikan sebab pelanggaran-pelanggaran khusus, umumnya seorang wakil presiden dapat
mengambil alih posisinya. type ini dianut oleh amerika serikat, filipina, indonesia serta beberapa
besar negara-negara amerika latin serta amerika sedang.
4. Salah satu bukti kongkrit bahwa masa kerajaan menjadi suatu bukti segala aspek nilai
pancasila yaitu bisa dilihat pada sila pertama yakni, terwujud dengan adanya kerukunan hidup
antara uyamt agama Budha dan Hindu. Kerukunan umat beragama ini sudah menunjukkan sikap
toleransi antar uamt beragama,. Kerukunan umat beragama digambarkan oleh Empu Tantular
dalam bukunya Sutasoma. Dalam buku Sutasoma terdapat seloka persatuan nasional yang
berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Mangrua artinya walaupun berbeda-beda, namun
satu jua dan tidak ada agama memiliki tujuan bebeda. Seloka toleransi ini juga diterima oleh
Kerajaan Pasai di Sumatra sebagai bagian dari kerajaan Majapahit walaupun sebagian besar
masyarakatnya telah menganut agama islam.
5. Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan mataram adalah :
1. Masuknya kolonial Belanda ke nusantara yang berusaha untuk melemahkan kekuasaan
kesultanan Mataram.
2. Perselisihan antara pewaris tahta Mataram.
3. Dipecahnya Mataram menjadi 2 kerajaan, berdasarkan perjanjian Giyanti.
4. Perpecahan yang terjadi di dalam kesultanan Mataram.
6. Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau
kitab sutasoma karangan Mpu Tantular / Empu Tantular. Secara mendalam Bhineka Tunggal
Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat,
bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia
yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita
yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-
beda
tetapi
tetap
satu
jua.
Makna
Bhineka
Tunggal
Ika
dalam
Persatuan
VI. KESIMPULAN
Hal penting yang dapat kita petik sebagai penerus bangsa adalah bahwa betapa sulitnya
para pendahulu kita untuk mempersatukan nusantara, jadi kita sebagai penerus bangsa sudah
merupakan kewajiban kita untuk menghormati segala bentuk pengorbanan yang telah dilakukan
oleh pendahulu kita. Hal ini dapat kita lakukan dengan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena dari nilai-nilai
Pancasila itulah kita dapat mempertahankan kesatuan nusantara.