Analisa Baut
Analisa Baut
ABSTRAK
ANALISIS KERUSAKAN BAUT PENGIKAT MEJA PUTARPADA SISTEM TRANSPORTASIALAT ANGKAT.
Dalam makalah disajikan suatu hasil analisis kerusakan baut pengikat meja putar yang digunakan pada kendaraan alat angkat berat
atau sebagai sarana alat transportasi pemindah barang dengan daya maksimum 2S ton. Analisis kerusakan baut pengikat meja
putar dilakukan dengan analisis komposisi kimia, hasil uji tarik, kekerasan,permukaan patahan clanstruktur mikro. Hasil analisis
kerusakan menunjukkan bahwa baut tersebut telah mengalarnipatah lelah clanpenyebabkerusakanberawal daTicacat manufaktur
Cacat ini berbentuk lipatan pada permukaan ulir daTi baut yang terjadi pada saat proses pembentukan ulir. Lipatan tersebut
merupakan bagian logarn yang tidak menyatu, sehingga membentuk pusat awal retak. Disamping itu penurunan kekuatan baut
juga dipengaruhi oleh oksidasi clan dekarburisasi ketika dilakukan proses perlakuan panas, sehingga menimbulkan perubahan
sturktur mikro daTi martensit temper menjadi ferit yang kasar dengan kekuatan yang rendah.
ABSTRACT
FAILURE ANALYSIS OF THE BOLT FROM TURN TABLE TIGHTENING
ON THE HEAVY
LIFTING
EQUIPMENT SYSTEM. This paper proVidesthe results of failure analysis of the bolt from the turn table tightening which
usually using on the heavy lifting equipment or as a equipment for the material handling with the maximum load about 25 ton. The
process of the failure analysis from the series of laboratory testing such as chemical composition, tensile testing, hardness,
fracture surface and microstructure. The results of the analysis we see this bolt have suffered fatigue failure and the initiation
cracking from the manufacture defect. This defect in the form like the folding on the screw surface which maybe happen at the
screw forming process. This folding as a part of metal which not bonding together, so could act as a initial crack, and got the
decreasing of the strength too which cause from oxidation and decarburization at the moment of heat treatment process. So this
material got the change in the microstructure, from the martensite temper to the coarse ferrite and finally reduces the strength of
the bolt.
1. PENDAHULUAN
Dalam industri transportasi darat, laut dan udara
penggunaan baut dan mur sangat banyak digunakan,
sebabfungsi daTi baut adalah sebagaialat penyambung
atau pengikat komponen yang satudenganyang lainnya,
agar menjadi satu kesatuan yang kokoh dan terbentuk
sesuai dengan keinginan perancangnya. Teknik
penyambungan dengan menggunakan baut dan mur
relatif lebih aman, karena lebih mudah dipasang dan
dibongkar kembali apabila diperlukan untuk melakukan
hal-hal sepertiperawatan,perbaikandan lain-lain[l].
Pemilihan baut-mur sebagaialat pengikat dalam
industri transportasi, misalnya pacta kapallaut, mobil
ataupun pesawatterbang, harus dilakukan secaracermat
dan seksama untuk mendapatkan mutu atau kekuatan
baut yang sesuai dengan konstruksi yang akan
disambung. Pemilihan ini tentunya hams dilandasi
dengan pengujian dan penelitian agar didapatkan basil
yang optimal. Akan tetapi teknik penyambungandengan
baut walaupun telah melalui pengujian dan penelitian,
penurunan kekuatan tetap saja terjadi pactabagian yang
34
.
..
2.
ISSN 1410-5594
r ;c.Q
~
.."""
0
j
,.,.
-,.,_.
'l'
'.
...~.
melalui serangkaian pengujian yang diadakan di
Laboratoria Uji Konstruksi (UPT -LUK) BadanPengkajian
dan Penerapan Teknologi, Serpong Tangerang. Pacta
penelitian ini, disamping menguji baut yang telah putus,
juga dilakukan pengujian terhadapbautyang masih barn
dan sejenis denganbaut yang digunakan untuk pengikat
meja putar alat angkat tersebut.
TEORI
r':':-l
""."
".'
L~
'. ...,
L- ~.
"..,.-,
"..,.,. ,..
1
,- '
2.2. PerpatahanPadaBaut.
2.1.ProsesPembuatanBaut-Mur
Material dasar yang digunakan dalam
pembuatantaut dan mur adalahbaja karbon rendahyang
berbentuk gulungan kawat baja batangan. Gulungan
kawat baja ini dilumskan diantara canai yang berputar
kemudian dimasukkan kedalam mesin pemotong untuk
dipotong sesuaidengan ukuran taut dan mur yang telah
ditentukan.
Proses pembuatan taut dengan cold working
dibedakan dalam dua cara (Gambar 2A), yaitu dengan
Machined Bolt, pembuatan ulirbaut dikerjakan dengan
menggunakan mesin butut atau yang sejenisnya.
~100(...,
I.'\IC.~"
...~fOt'
~
{
~. ~t(HIND8(M.1
~
." to"
"a""
./
'o!'c...
""
LI.
0 n--:...J."'I.L:=
~
r ~"'OItla.
-"I'.UOitt alt...IO ./
WII
Gambar 4.
dianalisis.
b.
..C
.I
,
patahan pada bRut,
36
c.
d.
e.
Tabel
I.
('
37
Gambar 7.
bRut yang
teJah
38
ISSN1410-5594
5. KESIMPULAN
7. DAFTARPUSTAKA
[1]. DIETER, GOERGE,E., "Mechanical Metallurgy"
SecondEdition, 1982,International StudentEdition
Mc Graw Hill Kogakusha,Ltd.
[2]. JENSEN, WALTERL., "Failures of Mechanical
Fasterners",Metal Handbook, Volume 10." ASM
Handbook Committee,OillO.
[3]. AVNER, SillNEY H., "Introduction to PhysicalMetallurgy". SecondEdition, 1974,New York, Mc Graw
Hill Kogakusha, Ltd.
[4]. SHACKELFORD, JAMES F., "Introduction to Ma~
Sciencefor Engineers",pp. 225, 302, 1985,New
York, Macmillan Publishing Company.
[5]. BRENNER, HARRY S.PE.,"ThreadedFastener"Mechanical Component Handbook, Section 1O. Los
Ange1es.pp.l0.1,10.41.
[6]. JIS B.I051-1985, "., "Mechanical Propertiesof Steel
Bolt and Screws", Japanese Standards Association.
Kembali ke Jurnal
39