No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Oleh kelompok IV
Nama
Nim
Mahrus Ali
130341100045
Achmad Hamdan
130341100047
Randiva Friman P
130341100049
Muhammad Nur A
130341100051
Ramli Hasan Basri
130341100053
Rahbini Effendy
130341100055
Ahmad Faris Suparno
130341100057
Ayatullah Humaini
130341100061
Novi Anjar Wati
130341100063
Syaiful Khafidzi
130341100065
ii. Abstraksi
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumber budidaya perikanan
pada tambak di Kecamatan Bancaran, Kabupaten Bangkalan. Observasi tambak
dilaksanakan pada tanggal 05 Juni 2015. Variabel yang diamati meliputi komoditas
budidaya, kegiatan pengembangan budidaya, dan sarana-sarana
pendukung
Penulis
Abstraksi.................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................... iiii
Daftar Gambar........................................................................................... iv
Lampiran.................................................................................................... viii
1. Pendahuluan........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Permasalahan.................................................................................. 2
1.3 Latar Belakang................................................................................ 2
1.4 Permasalahan.................................................................................. 2
2. Potensi Komoditas Yang Bisa DiBudidayakan Dalam Tambak............ 3
2.1 Budidaya ikan................................................................................. 3
2.2 Budidaya rumput laut...................................................................... 3
2.3 Budidaya perikana selain ikan dan rumput laut.............................. 4
3. Progam Kegiatan Pengembangan Budidaya Dalam Tambak................ 5
3.1 Budidaya ikan................................................................................. 5
3.1.1 Budidaya Air Payau.............................................................. 5
3.1.2 Budidaya Laut....................................................................... 6
3.2 Budidaya rumput laut...................................................................... 6
3.3 Budidaya perikanan selain ikan dan rumput laut............................ 7
4. Ide Dan Masukan Progam..................................................................... 7
5. Penutup ................................................................................................. 8
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 8
5.2 Saran............................................................................................... 8
Daftar pustaka............................................................................................ 9
1.
5.
7.
6
vii. Lampiran
1.
No
Nama Komoditas
Keterangan
7
(ikan/udang
)
Udang
Vannamei
(+Nama Latin)
Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei)
5. Dimensi Tambak
N
o
1
Unit
Ukuran (meter)
Ukuran Tambak
Panjang
300
Lebar
200
Tinggi
1,5
Caren
Panjang
Lebar
Tinggi
Keterangan
1 m untuk kolom air, 0,5 meternya
untuk tinggi pematang.
Inlet
Panjang
Lebar
Tinggi
Outlet
Panjang
Lebar
Tinggi
Saluran air/irigasi
Panjang
600
Lebar
Tinggi
Pematang Utama
Panjang
600
Lebar atas
Selain
digunanakan
untuk
mendistribusikan air, Saluran ini
juga digunakan untuk membuang
hasil sisa zat buangan udang.
Pematang utama ini langsung
sekaligus menjadi saluran air,
karena saluran irigasi air pada
tambak ini diletakkan ti tengah8
Tinggi
1,5
Lebar bawah
tengah tambak.
Pematang Antara
Panjang
200
Lebar atas
Tinggi
1,5
Lebar bawah
Unit
Jumlah
Keterangan
Genset
1 buah/petak
Kincir
28 buah/petak
Paralon
2 buah/petak
Digunakan untuk
pemasukan air
Terpal
Saringan air
1 buah
Tandon
Rumah jaga
3 rumah jaga
Las terpal
1 buah
Alat
penerangan
5 buah/bagian
sisi tambak
pengeluaran
dan
Jenis Pakan
Dosis pemberian
Frekwensi
I. Pakan Buatan
1
Diberikan sebelum
komoditas di tebar
Dikarenakan luas
tambak 1,8 ha maka
gamping yang
dibutuhkan sebanyak
2,3 ton dengan acuan 1
ha lahan membutuhkan
1,5 ton Gamping
II.Pakan Alami
1
Chlorella
III.Pupuk
1
Tetes tebu
IV.Kapur
1
Gamping
10
1.
Narasumber
Jabatan
Kota Asal
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
tambak ).
: Kendala apa saja yang terjadi ketika proses budidaya
Narasumber
berlangsung ?
: Pemasukan air dari laut dikarenakan proses terjadinya pasang
surut tidak pasti, kondisi air yang ada bercampur dengan
lumpur, sulitnya pemasangan terpal karena ketika terpal
dipasang dan diisi air maka banyak terpal yang bocor dan
tingkat porositas pematang yang cukup tinggi.
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
dan 21.00 jenis pakan yang diberikan pur 01. 02. dan 03.
: Berapa kepadatan tebar yang dilakukan ?
: Seharusnya 80/m namun pemilik usaha menginginkan 120/m.
11
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
dibuang.
: Berapakah kedalaman dan ketinggian air dalam m,asing-
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
Kelompok IV
13
Narasumber
Kelompok IV
Narasumber
udang).
: Berapakah jumlah teknisi dan mekanik ?
: Unntuk teknisi sebanyak 1 orang sedangkan untuk mekanik 2
orang.
14
2.
Dokumentasi
15
16
17
18
19
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
2.
masyarakat untuk budidaya ikan atau komoditas perairan lainnya, misal udang,
kepiting dan lain-lain. Tambak harus dibuat di wilayah dengan lingkungan yang
sesuai untuk budidaya. Pembangunan tambak tidak boleh membawa dampak yang
merugikan bagi keanekaragaman hayati, habitat yang secara ekologis rawan dan
fungsi ekosistem. Keberhasilan pengembangan tambak ditentukan oleh beberapa
aspek, antara lain kondisi sumber daya (fisik, sosial dan ekonomi), desain teknis (tata
letak tambak, pemukiman dan fasilitas umumlainnya), termasuk tenaga pengelola dan
dukungan sarana atau prasarana penunjang usaha pertambakan ( Sukardi 2002).
3.
tambak intensif karena pada tambak ini telah terdapat teknologi-teknologi modern
seperti adanya kincir air untuk aerasi, penggunaan terpal sebagai lahan (media), dan
pemberian pakan buatan secara teratur. Sehingga produktivitas yang dihasilkan
tambak ini tinggi (Supardan 1999 ).
4.
tambak sendiri karena segala operasiaonal (kegiatan) pada tambak harus dilakukan
dengan benar. Peningkatan jaringan pengairan yang ada perlu memperhatikan
pengembangan yang berkelanjutan (sustainable), sehingga diharapkan petani dapat
berpartisipasi aktif dalam mengoprasikan dan memelihara alat maupun strategistrategi yang ada dalam budidaya perikanan ( Fauzie 2007 ).
5.
20
5.1 Permasalahan
6.
pembuangan zat sisa dari budidaya. Hasil sisa pembuangan langsung dibuang ke
saluran pembuangan yang mana saluran pembuangan ini memiliki interaksi lansung
dengan air laut. Sehingga dikhawatirkan dapat merusak ekosistem dan habitat yang
ada.
6.1 Tujuan
7.
sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui lokasikomuditas apa saja yang dapat di
budidayakan tambak.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan dan pengembangan yang di terapkan
pada budidaya.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sarana dan teknologi yang ada pada budidaya.
10.
11.
Budidaya ikan
13.
14.
laut yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan spesies lainnya, antara
lain adalah teknik pembenihannya telah dikuasai, teknik budidayanya relatif mudah
dan dapat diadopsi oleh petani, tahan terhadap perubahan lingkungan yang cukup
ekstrim (salinitas), tanggap terhadap pakan buatan yang telah tersedia secara
komersial, dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi dan tidak bersifat kanibalisme.
selain itu ikan bandeng juga memiliki rasa yang lezat dan harga yang terjangkau,
sehingga ikan bandeng sangat digemari oleh masyarakat terutama di Jawa dan
Sulawesi Selatan. ikan bandeng juga dapat dijadikan umpan bagi kebutuhan industri
perikanan tuna dan cakalang ( Kusumastanto 2000 ).
15.
memiliki kondisi air yang payau, benih ikan bandeng mudah didapat, dan ikan
bandeng termasuk ikan yang cukup dapat bertahaan hidup dari serangan penyakit dan
hama. Ikan bandeng tidak di budidayakan pada tambak yang di observasi karena
masa pemeliharaan ikan bandeng lebih lama dari pada udang vannamei. Dan dari segi
harga udang lebih mahal dari pada ikan bandeng ( Romadon 2011).
16.
2
cukup baik saat ini. Rumput laut dapat digunakan untuk mereduksi dan merubah
nutrien anorganik terlarut dari buangan limbah sistem budi daya pantai dan tambak
( Sulaeman 2016 ).
18.
secara fisik dapat bertahandan mengembangkan diri lebih mudah dalam sistem
budidayadibanding mikroalga karena tallus dapat bertahan dalam wadahtank.
Masalah yang sering terjadi pada budidaya rumput laut adalah berkembangnya gulma
seperti lumut. Jadi rumput laut sangat rentan terhadap gulma, yang dapat
menyebabkan kerugian bagi petani budidaya rumput laut ( Kementerian Kelautan dan
Perikanan 2010 ).
3
2.3.1 Udang
20.
udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak diminati, karena memiliki keunggulan
seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari),
nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3). Namun dimikian pembudidaya udang
yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vannamei hanya dapat
dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidalah sepenuhnya benar,
karena hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga dapat diproduksi dengan pola
tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran
panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal
(Dahuri, R. 2001 ).
21.
22.
Budidaya ikan
Budidaya Air Payau
24.
lokasi budidaya tersebut yaitu budidaya komoditas air payau, salah satu komoditas air
payau yang menguntungkan untuk di budidayakan adalah budidaya ikan bandeng. Di
karenakan ikan bandeng sangat digemari masyarakat dan proses budidayanya mudah
di lakukan ( Wardana 2002 ).
25.
lingkungan yang cukup ekstrim, selain itu ikan bandeng juga memiliki nilai ekonomi
tinggi di samping budidaya udang.Ikan bandeng juga baik untuk konsumsi domestik
dan ekspor ke negara-negara asing dalam bentuk segar maupun olahan.Melihat lokasi
tambak dan penjelasan dari narasumber yang mengatakan bahwa lokasi tambak
tersebut apabila surut air tambak tidak dapat diganti di karenakan saat surut terendah
keberadaan air laut jauh dari lokasi budidaya. Menyebabkan saat surut air tidak dapat
mengganti air yang ada di dalam tambak ( Sudrajat 2008 ).
26.
2
Budidaya Laut
27.
Lokasi
tambak
di
bancaran
mempunyai
kendala
lingkungan
diantaranya terbatasnya sumberdaya lahan mengingat tidak semua areal yang terdapat
di laut sesuai untuk budidaya perikanan, kualitas dan kuantitas air yang lebih banyak
disebabkan karena pengolahan air yang diambil dari laut perlakuannya terlalu
sederhana, hanya menmpungnya di dalam tandon untuk mengendapkan sedimensedimen yang ikut terbawa saat pengambilan air, sedangkan controling untuk
mencegah virus yang terdapat secara alami di perairan yang dapat menyebabkan
komoditas budidaya laut dapat terserang penyakit bahkan kematian masih belum di
lakukan secara ketat. Kendala sosial ekonomi diantaranya terbatasnya sarana
prasarana produksi, disebabkan oleh penyakit, hama maupun parasit ( Nurdin 2013 ).
28.
kerapu, tiram, kerang, teripang, mutiara, abalone. Tetapi lokasi tersebut harus
memenuhi kriteria lokasi budidaya laut, seperti pada saat terjadi pasang tertinggi air
dari laut tidak masuk kedalam tambak sedangkan pada saat surut terendah air laut
tetap bisa dialirkan ke dalam tambak untuk mengganti air di dalam tambak.
menejemen kualitas airnya perlu ditinggkatkan dengan cara controling parameter
kualitas air agar sesuai dengan komoditas yang di budidayakan.
2
tidak baik untuk budidaya rumput laut, di karenakan budidaya rumput laut
membutuhkan sirkulasi air yang baik. Dan harus memiliki daya dukung lingkungan
yang baik. Pada umumnya untuk budidaya rumput laut jarang ditemukan di likasi
tambak, melainkan di budidayakan di perairan terbuka.
30.
3
wadah untuk lokasi budidaya lobster, tetapi harus memenuhi kriteria untuk lokasi
budidaya lobster misalnya ketinggian air kolam sekitar 40 cm 2 m dan dasar kolam
di semen.
32.
Ukuran dan jumlah kolam yang dibuat harus disesuaikan dengan luas
lahan dan jumlah lobster yang akan dipelihara. Namun, untuk budidaya dalam
jumlah besar sebaiknya kolam tidak dibuat terlalu luas, tetapi berukuran
sedang dengan jumlah banyak (ditambahjikaperlu). Hal tersebut bertujuan
memudahkan perawatan, penyeleksian, danpengontrolan lobster.Dindingdindingkolamsebaiknyadibuatlicin agar lobster tidak dapat merayap keluar
kolam,
mengingat
lobster
terkenalsebagabinatangpengembara
yang
36.
I.
IDE MASUKAN PROGRAM
1. Pengolahan hasil buangan
37.
langsung ke laut tanpa adanya pemanfaatan terlebih dahulu, hal ini mengakibatkan
pencemaran pada area sekitar buangan limbah dan dikhawatirkan dapat merusak
ekosistem dan kehidupan biota yang ada ( Susanto 2003). Solusinya, hasil buangan
diendapkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut, nantinya hasil endapan ini dapat
di manfaatkan menjadi pupuk organik.
2. Keamanan lokasi tambak
38.
Pada saat pemanenan ketika air sudah seukuran lutut, warga sekitar
ikut mengambil hasil dari tambak tanpa seperizinan pemilik tambak sehingga
mengakibatkan kerugian besar. Solusinya adalah teknik pemanenan di lakukan secara
parsial yaitu pemanenan dengan berkala. Hanya memanen udang sebagian saja bukan
memanen secara total.
3. Perbaikan saluran air
39. Kendala pada saluran air yang berada di tambak adalah lokasi tambak yang
tidak sesuai dengan kondisi pasang surut, apabila tidak terjadi pasang maka
air tambak tidak bisa masuk. Sehingga ketika air laut masuk masih
mengandung lumpur dan hama. Sehingga dapat menyebabkan penyakit pada
ikan (Schmittou, H. R. 1991). Solusinya, penentuan lokasi tambak harus
memperhatikan pola pasang surut serta letak geografis maupun strategis dari
tambak.
40.
41.
II.
PENUTUP
di
budidayakan
yaitu
Udang
vannamei
(litopenaeus
Lokasi
budidaya
menggunakan
teknik
semi
intensif,
yaitu
perlakuannya yang masih sederhana. Lokasi budidaya tambak tidak memiliki caren,
karena bentuk dari dasar wadah budidaya
49.
50.
51.
52.
53.
54.
57.
58.
59.
61.
62.
63.
65.
66.
67.
68.
69.
10