Anda di halaman 1dari 36

Kondisi Tannas dan Hankam

Oleh: Noverius Laoli


Kedua konsep Tannas dan Hankam sekarang ini dapat dikatakan gagal. Tannas yang
lebih dikenal sebagai pertahanan nasional tidak dapat dipertanggung jawabkan lagi.
Demikian juga pertahanan keamanan, ada banyak hal yang telah merongrong eksistensi
RI yang bertujuan untuk membubarkan Negara ini.
Aspek geografis
Secara geografis Indonesia terletak di daerah tropis yang kaya akan kekayaan alam dan
situasi iklim yang kondusif. Indonesia yang memiliki tanah yang subur, hutan yang lebat.
Bahkan Indonesia sempat dianggap sebagai paru-paru dunia karena memiliki hutan yang
luas, asri dan subur. Maka tidak heran kalau lagu-lagu yang berbunyi lempar jagung,
tumbuh jagung; lempar mangga tumbuh mangga. Karena memang Indonesia memiliki
itu semua.
Konsep tannas yang dijadikan sebagai aturan formal untuk menjaga itu semua, tinggal
teori yang tertera hitam di atas putih. Wajar kalau bangsa Indonesia bertanya, sebenarnya
konsep Tannas ini berlaku untuk siapa? Ini adalah pertanyaan yang mencoba menggali
kembali apa hakikat dasar dari konsep tannas tersebut. Mungkin sekali konsep ini hanya
berlaku bagi orang-orang tertentu atau pejabat Negara.
Bagaimana bangsa ini bisa mempertahankan Indonesia dengan segala kekayaan yang ada
di dalamnya, jika aturan hukum yang berlaku saja tidak diindahkan lagi. Apakah dapat
dikatakan Konsep Tannas ini berhasil jika hutan-hutan di Indonesia sudah dibabat habis.
Lihat keadaan hutan-hutan yang gundul. Yang dulu terlihat asrih, lebat, membanggakan
sekarang yang tertinggal hanya gunung yang gundul, cuaca yang panas, dan banjir yang
setiap saat meregut nyawa orang yang tidak bersalah.
Para pengusaha bekerja sama dengan pemerintah berlomba-lomba menggunduli hutan
untuk menikmati hasilnya. Hutan dilihat sebagai materi yang siap dioperasi demi
keuntungan segelintir orang. Dalam hal ini konsep tannas gagal total. Kita tidak dapat
mempertahankan bangsa ini dari kehancuran yang berasal dari dalam sendiri. Kegagalan
tannas mempertahankan keutuhan dan kekayaan bangsa ini jelas-jelas sesuatu yang
sangat berbahayan. Kalau dulu bangsa ini memiliki aneka satwa yang cukup kaya,
sekarang semua itu terancam punah. Undang-undang untuk menjaga itu semua hanyalah
tinggal undang-undang tetapi pada prakteknya semua undang-undang itu dilanggar tanpa
aturan hukum yang jelas. Akibatnya ada beberapa satwa yang sudah punah sema sekali
dari bumi pertiwi ini.
Kemiskinan
Akibat dari kegagalan tannas ini rakyat menjadi sengsara. Lihat setiap tahun jumlah
rakyat miskin semakin bertambah, pengemis dipinggir jalan semakin menjadi-jadi.

Penggangguran di sana sini. Harga-harga naik. Semua menjadi serba mahal. Rakyat
hanya dapat mengeluh dan kembali menuntut hak mereka, tetapi pemerintah tenangtenang saja seolah tidak terjadi apa-apa, semua masalah itu dianggap wajar dan tidak
perlu ditanggapi. Ini akibat dari kegagalan konsep tannas. Keseimbangan sudah tak dapat
diatasi lagi antara rakyat yang kaya dan yang miskin. Yang kaya menindas yang miskin
dan yang miskin hanya dapat mengeluh mungkin berteriak pun takut sebab mereka akan
dirongrong oleh kekuasaan para pejabat. Bencana lumpur lapindo yang sudah lebih satu
tahun, tetapi masih dibiarkan begitu saja, rakyat semakin sengsara. Sudah sengsara
mereka dibohongi lagi. Bahkan uang ganti rugi untuk tanah dan harta benda mereka
masih sulit diperoleh. Padahal sesungguhnya itu sudah menjadi hak mereka. Menuntut
pemerintah yang kesannya hanya bisa simpatik tetapi tidak dapat berbuat banyak adalah
contoh melemahnya pertahanan nasional kita. Rakyat yang menjadi korban dari itu
semua. Ini hanyalah segelintir contoh dari gagalnya sistem tannas. Pemanfaatan hasil
alam yang tak terkontrol merupakan kegagalan yang sangat memilukan bagi bangsa ini.
Kita tidak mampu mempertahankan apa yang sudah ada malahan menghacurkannya.
Aspek hukum dan lemahnya pemerintah menegakkan hukum yang adil dan benar
merupakan salah satu faktor pendukung semakin gagalnya kospep tannas. Pertahanan
nasional hanya bisa ditegakkan jika ada koridor yang jelas dan aturan hukum yang adil.
Semakin membengkaknya angka korupsi adalah suatu kegagalan besar dalam hal
ini. Maka konsep tannas dinilai gagal, sebab semakin lemahnya hukum dalam
menegakkan pertahanan nasional ini, akibatnya hutan kekayaan Indonesia dibabat habis,
longsor yang memakan banyak korban jiwa, kemiskinan yang merajalelah, semakin
banyak satwa yang punah, bencana buatan manusia sendiri (lapindo), dan semakin
meningkatnya tingkat korupsi di kalangan para pejabat adalah bukti nyata melemahnya
dan gagalnya pertahanan nasional.

Identitas bagsa yang kabur


Mengutip Stuart Hall (dalam Kate Nash, 2000), mengakibatkan identitas menjadi lebih
politis, terjadi penguatan identitas yang berlindung pada berbagai identitas budaya (dan
agama) komunitas beserta institusi sosialnya. Hampir semua negara mengalami dampak
tersebut. Akan tetapi, bagi Indonesia situasinya menjadi sangat serius. Pertama, karena
negeri ini merupakan negara kepulauan, terdiri dari sekitar 17.500 pulau besar dan kecil,
sambung menyambung dari barat ke timur, dengan ratusan etnis dan kebudayaan yang
sudah berkembang jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia diproklamasikan
tanggal 17 Agustus 1945. Kedua, notion persatuan dan kesatuan yang dipaksakan dengan
pendekatan keamanan pada zaman Orde Baru.
Pemerintahan yang otoriter dan sentralistik menguasai sumber-sumber daya lokal selama
berpuluh tahun, tetapi melupakan kesejahteraan masyarakatnya. Ketegangan dan
kekerasan merebak, dipicu oleh disparitas ekonomi dan kehancuran sumber daya alam,
yang tidak seluruhnya tertampung dalam instalasi demokrasi yang sedang
dibangun. Penerapan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
seperti menjadi amunisi untuk melegitimasi segala tindakan atas nama adat, budaya,

tradisi, yang bercampur baur dengan keyakinan, dan agama untuk menegaskan perbedaan
satu dengan yang lain. Toleransi menjadi kata kosong di tingkat realitas sosial.
Transaksi kewarganegaraan terasa sangat formal. Tak ada pendalaman kesadaran akan
tanggung jawab untuk menyelenggarakan pergaulan masyarakat yang
multibudaya. Akhirnya konsep tannas hanya menjadi gaungan yang kosong ditengah
hutan rimba. Suara itu tidak memiliki kekuatan sama sekali.

Kondisi Hankam
Hankam atau pertahanan nasional memiliki tujuan untuk mempertahankan negara
kesatuan RI ini dari ancaman, baik itu dari luar maupun dari dalam negeri sendiri.

Eksistensi
Secara khusus peran dan fungsi utama pertahanan keamanan adalah mempertahankan
eksistensi negara. Berbicara soal eksistensi, berarti berbicara soal ada, mengada, wilayah,
keutuhan. Kata eksis berarti ada. Kalau ada berarti bisa tidak ada. Maka untuk tetap ada
(eksis) bangsa ini membutuhkan suatu kekuatan yang mampu mempertahankan eksistensi
nasional, maka lahirlah konsep pertahanan keamanan.
Sejak dibentuknya konsep pertahanan keamanan, sampai sekarang ini, adakah hasil yang
signifikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Benarkah bahwa konsep hankam
ini untuk memenuhi seluruh kepentingan rakyat indonesia? Ini menjadi pertanyaan besar
dan sekaligus mendasar.
Pada zaman pemerintahan megawati, provinsi timor-timur memisahkan diri dari
Indonesia, pulau ambalat di ambil dari Indonesia, dan masih ada beberapa pulau terluar
Indonesia terancam dimiliki oleh Negara Malaysia, Singapura, Bruneidarussalam dan
Negara-negara tetangga lainnya. Hampir tiap tahun kekayaan pantai kita dicuri oleh
orang asing. Lautan yang luas tidak dapat kita amankan. Sehingga kekayaan alam kita
diambil oleh orang lain yang memiliki kemampuan. Tidak lama ini muncul keinginan
rakyat papua untuk merdeka. Mereka ingin memisahkan diri dari kesatuan Negara repulik
Indonesia.
Dan sejumlah daerah lain masih dilanda konfik baik itu masalah etnis, agama, dan
wilayah. Daerah poso, ambon dan sejumlah daerah yang lain menjadi ancaman runtuhnya
Negara RI. Melihat sederet fakta yang ada, masihkah dapat dipertahankan konsep tannas
ini, atau konsep ini tinggal hukum yang mandul. Dalam prakteknya konsep ini tidak
berlaku sama sekali, dapat dikatakan tidak memiliki kekuatan. Ditengah semakin
menguatnya diskriminasi, intimidasi dan kekerasan, bagaimana konsep hankam di
jalankan.
Gempuran globalisasi yang menghasilkan kontradiksi-kontradiksi, di satu sisi
mengakibatkan de-tradisionalisasi dan menguatkan kosmopolitanisme. Disisi lain

menguatkan konservatisme dan membuka peluang munculnya berbagai


kemungkinan. Kesatuan wilayah dan eksistensi bangsa Indonesia menjadi kabur.
Pertahanan keamanan semakin lemah. Secara militer indonesia kalah dari Singapura,
negara yang kecil itu. Ancaman separatis dari dalam seperti gerakan Aceh merdeka
menjadi ancaman yang serius. Kekuatan armada bangsa ini masih perlu dibenahi dengan
serius. Krisis ekonomi, politik, dan keamanan merupakan pilar-pilar utama yang
menghacurkan eksistensi negara ini jika ini dibiarkan berlangsung berlarut-larut.

Kesimpulan
Kegagalan kedua konsep ini disebabkan semakin melemahkan kekuatan hukum dan
penegak hukum di Indonesia. Selain itu tidak seriusnya pemerintah memperhatikan
perkembangan sistem tannas dan hankam. Banyak para pejabat yang tugas utamanya
menegakkan konsep ini ternyata dengan terang-terangan melanggarnya. Akibat dari
kegagalan ini, kekayaan nasional: hutan, satwa, tumbu-tumbuhan, emas, timah, budaya,
suku, bahasa, pulau, dan kekayaan lainnya terancam punah. Bahkan bisa diprediksi jika
krisis ini terus berlangsung kelak semua kebanggaan negara ini hanya tinggal sejarah.
Yang menderita akibat kegagalan ini adalah rakyat kecil, yang tidak tahu apa-apa,
merekalah korban dari ketidak adilan.
Konsep negara yang tujuan utamanya memanusiakan manusia menjadi slogan para
pemegang kekuasaan. Negara tidak dapat dipercaya lagi. Maka tidak heran secara
perlahan-lahan, daerah-daerah yang merasa termarjinalkan akan melepaskan diri dari
kesatuan RI. Ketidak adilan dalam pemerataan pendapatan negara merupakan buktinya
nyata gagalnya konsep tannas dan hankam ini. Papuan yang kaya akan hasil alam tetapi
rakyatnya miskin. Semua hasil alam itu dinikmati oleh orang yang tinggal di ibukota
negara. Ini adalah bentuk penjajahan baru.

Keamanan Nasional dalam Aspek Moral


Dalam kehidupan nasional (bermasyarakat, berbangsa dan bernegara) maka strata
keamanan yang paling tinggi adalah keamanan nasional. Istilah keamanan nasional
(national security) berasal dari pengertian melindungi bangsa dan negara terhadap
serangan dari luar dalam nuansa kemiliteran. Artinya serangkaian upaya suatu negara
dalam meningkatkan atau memelihara kekuatan militernya dalam rangka menghilangkan
atau mengurangi rasa tidak aman terhadap ancaman militer negara lain. Pengertian seperti
itu dianggap terlalu sempit karena perkembangan lingkungan kehidupan global seperti
yang kita hadapi saat ini. Kondisi dunia tanpa tapal batas, laju teknologi yang demikian
cepat dan mobilitas personil yang semakin tinggi, berpengaruh terhadap nilai-nilai di
semua aspek dan dimensi kehidupan.
Untuk memahami konsep keamanan seperti ini kita sebaiknya berpaling kepada konsep
ketahanan nasional Indonesia.
Bagi Indonesia rasa aman dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (=keamanan

nasional) ditentukan oleh apa yang kita kenal dengan intensitas dan kapasitas ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) yang ada dan pengaruhnya terhadap
kehidupan dan penghidupan masyarakat, bangsa dan negara. AGHT tersebut diatas
umumnya ditujukan kepad tiga sasaran kehidupan yaitu sumber daya kehidupan, aspek
kehidupan dan dimensi kehidupan. Yang dimaksud dari sumber daya kehidupan adalah
kondisi (konstelasi dan konfigurasi geografi), kekayaan sumber daya alam, dan
kependudukan. Sedangkan yang dimasud dengan aspek kehidupan secara garis besar,
meliputi kehidupan sosial budaya, kehidupan politik, dan kehidupan perekonomian; dan
yang dimaksud dengan dimensi kehidupan ditujukan kehidupan politik nasional secara
umum sesuai negara yang menganut politik demokrasi, yaitu adanya supra struktur
politik (pemerintah), infra struktur poltik (partai politik), dan substruktur politik (rakyat
dan masyarakat). Dengan pengertian ini maka ketahanan nasional Indonesia tergantung
dari sejauh mana masyarakat, bangsa dan negara Indoensia mampu menghadapi,
mengatasi atau meniadakan AGHT yang ada terhadap unsur-unsur kehidupan yang telah
dijelaskan.
Cara yang mudah untuk menilai tingkat dan derajat ketahanan nasional suatu bangsa
(termasuk Indonesia) adalah dengan cara menilai sejauh mana atau sampai dimana rakyat
dan masyarakatnya mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ini berarti kembali ke
konsep kebutuhan dari Maslow, yaitu kebutuhan dasar manusia adalah pemenuhan
sandang, pangan dan papan serta rasa aman, tenteram dan sejahtera. Berarti pula apabila
rakyat dan masyarakat suatu negara masih kesulitan dalam hal pemenuhan kebtuhan
pokok dapat didiskusikan bahwa bangsa dan negara ini rentan terhadap masalah
keamanan. Dapat didiskusikan pula bahawa kondisi semacam ini pada umumnya berada
di negara berkembang.
Keamanan nasional di negara kita mengandung 4 fungsi yaitu keselamatan bangsa,
pertahanan negara, penegakkan hukum dan ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat.Dari keempat fungsi ini maka keselamatan bangsa merupakan urutan
pertama. Bagi Indonesia hal ini sangat penting karena selain negara kita merupakan
negara bangsa (nation state), dimana suatu negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dan budaya namun karena aspirasi nasionalnya (Mukaddimah UUD 1945!) dan sumpah
pemuda tahun 1928, juga karena negara kita menempati posisi silang yang sangat
strategis bagi kehidupan internasional sehingga akan menjadi incaran negara-negara maju
secara politik, ekonomi maupun sosial budaya. Selanjutnya dalam gambar 2,
digambarkan fungsi-fungsi keamanan nasional pengertian, jenis ancaman, sarana
menanggulangi ancaman serta sarananya.
Pada masa Orde Baru, selalu menekankan adanya kewaspadaan nasional (national
security awareness) yaitu sikap tanggap secara mental maupun fisik, untuk mendeteksi
perkembangan kehidupan nasional dan memberikan respon sedini mungkin atas
kecenderungan yang terjadi terhadap usaha atau tindakan yang menjurus kepada
perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa. Ketidak-amanan nasional (national
insecurity) akan timbul jika Indonesia berada dalam kondisi ketahanan nasional kita
sangat rendah, atau dengan kata lain jika kemampuan menghadapi berbagai macam dan
bentuk AGHT sangat rendah: kemampuan penegak kedaulatan rendah, kemampuan

penegak hukum rendah dan kemampuan rakyatnya juga rendah. Semua ini bisa
disebabkan karena sense of national security awareness di kalangan kehidupan nasional
sangat rendah misalnya, sikap pemerintah terhadap keamanan nasional sangat rendah,
sikap partai politik yang tidak aspiratif terhadap kondisi negara, bangsa dan
masyarakatnya dan kehidupan rakyat dan masyaraktnya yang kehilangan patriotiseme
(lost of aspiration and patriotism). Inilah tantangan keamanan nasonal.
Keamanan dalam dimensi yang lebih rendah, fungsi keamanan domestik, yaitu
pengeakkan hukum dan ketertiban umum. Kita mengenal adanya istilah Kamtibmas atau
keamanan dan ketertiban masyarakat, yang mana unsur utama unsur penegak hukumnya
adalah aparat kepolisian. Keterbatasan sumber daya yang ada pada pemerintah maka
dalam upaya penangkalan terhadap berbagai ancaman, gangguan atau hamabatan
terhadap kehidupan nasional, disusun dalam suatu norma-norma (moral dan hukum) yang
melibatkan semua unsur masyarakat. Misalnya dalam penegakkan hukum, dengan
keterbatasan aparat hukum dibandingkan dengan besarnya skala ancaman ancaman
terhadap ketidak-amanan dan kebutuhan untuk keamanan itu sendiri, banyak dibentuk
berbagai upaya pengamanan yang dilakukan oleh unsur non-kepolisian seperti dengan
adanya pengamanan swakarsa di lingkungan pemukiman, atau, adanya unsur
pengamanan professional yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan baik itu secara
propitari maupun melalui jasa usaha pengamanan.
Selain fungsi keamanan nasional yang secara langsung berkaitan dengan Sebenarnya ada
satu hal lagi yang berkaitan dengan keamanan yaitu rasa aman dari bencana dan malapetaka. Bencana berkaitan dengan bencana alam. Misalnya yang sering terjadi di negara
kita gempa bumi, banjir, dan tanah longsor; sedangkan mala petaka berkaitan dengan
sesuatu kejadian akibat kelalaian kita sendiri disengaja atau tidak disengaja, misalnya
kebakaran, ancaman bom, ledakan gudang bahan kimia, dll.
Dengan pemahaman sperti ini maka perdebatan yang pernah terjadi disekitar RUU, antara
konsep TNI dan Polri, semuanya hanya berkaitan dengan poltik dan kekuasaan serta
status saja. Karena Keamanan Nasional merupakan tanggung jawab semua unsur dan
komponen yang ada di negara tersebut.
http://masbaneg.blogspot.com/
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah :
Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan
Keamanan Negara, dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.
Pertahanan dan keamanan NKRI dilaksanakan dengan menyusun, mengarahkan dan
menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang
kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan pertahanan dan kemananan secara nasional merupakan salah satu fungsi
utama dari pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI- POLRI sebagai intinya guna
menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan
nasional Indonesia.

Ketahanan Pertahanan dan Keamanan diartikan sebagai:


Kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik secara langsung maupun tidak
langsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 9 dari 17
Wujud Ketahanan Pertahanan dan Keamanan :
Tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara
seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan
keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta
kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Analog dengan pengertian Ketahanan Nasional maka Ketahanan Pertahanan dan
Keamanan pada hakikatnya adalah :
Keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela
negara, suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan kepolisian disusun dan dikerahkan
secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin penyelenggaraan Sistem
Keamanan Nasional (dahulu Sishankamrata), menjamin kesinambungan pembangunan
nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang ditandai sebagai berikut:
Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang Dan Damai.
Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia serta
tidak menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun perang. Oleh karena itu
bangsa Indonesia dalam menyelesaikan pertikaian baik nasional maupun internasional
menggunakan cara-cara damai. Walau cinta damai, namun lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatannya. Bagi bangsa Indonesia perang adalah jalan terakhir yang terpaksa harus
ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan dasar negara Pancasila, kemerdekaan dan
kedaulatan negara RI serta keutuhan bangsa.
Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan NKRI.
Dilandasi landasan Idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945 dan landasan
visional Wawasan Nusantara. Pertahanan Dan Keamanan Negara
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 10 dari 17
merupakan hak dan kewajiban bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah, terpeliharanya keamanan nasional dan
tercapainya tujuan nasional.
Pertahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional Terpadu.
Hal ini melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan
negara, tanpa mengenal menyerah. Upaya pertahanan dan keamanan negara yang
melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional tersebut dirumuskan kedalam doktrin

yang selama ini disebut Doktrin Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Pertahanan dan Keamanan Negara RI Diselenggarakan Dengan Siskamnas
(Sishankamrata).
Hal ini bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan. Pendayagunaan potensi nasional
dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan negara dilakukan secara optimal dan
terkoordinasi untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
negara dalam keseimbangan dan keserasian antara kepentingan kesejahteraan dan
keamanan.
Segenap Kekuatan Dan Kemampuan Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta.
Diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Pembangunan Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI) dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang
dan tentara nasional, perannya tetap diabdikan bagi kepentingan bangsa dan negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 11 dari 17
b. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan.
Postur Kekuatan Hankam.
Mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk membangun
postur kekuatan Hankam terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu :
- Ancaman.
- Misi.
- Kewilayahan.
- Politik.
Dalam konteks iniperlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah
pertahanan dan masalah keamanan.
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar negeri dan menjadi tanggung
jawab TNI.
Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi
tanggung jawab POLRI.. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan
apabila diminta atau POLRI sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang
meningkat ke keadaan darurat.
Pembangunan Kekuatan Hankam.
Konsepsi Hankam perlu mengacu kepada konsep Wawasan Nusantara :
Dimana Hankam diarahkan kepada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara
kesatuan RI yang meliputi wilayah laut, udara dan darat termasuk pulau-pulau besar dan
kecil yang ada. Disamping itu kekuatan Hankam perlu antisipatif terhadap prediksi
ancaman dari luar sejalan dengan pesatnya perkembangan Iptek Militer yang telah
menghasilkan daya gempur yang tinggi dan jarak jangkau yang jauh.
Hakekat Ancaman.
Rumusan ini akan mempengaruhi kebijaksanaan dan strategi pembangunan kekuatan
Hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakikat ancaman akan
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 12 dari 17
mengakibatkan postur kekuatan Hankam yang kurang efektif dalam menghadapi berbagai

gejolak dalam negeri bahkan tidak mampu untuk melakukan perang konvensional.
Dalam merumuskan hakikat ancaman perlu pula dipertimbangkan konstelasi geografi
Indonesia dan kemajuan Iptek :
Kedaulatan RI yang dua pertiga wilayahnya terdiri dari laut, menempatkan laut dan udara
di atasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan ancaman karena digunakan
sebagai initial point untuk memasuki kedaulatan RI di darat.
Ancaman dari luar senantiasa akan menggunakan media laut dan udara di atasnya karena
kondisi geografi Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan demikian pembangunan
postur kekuatan Hankam masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan
Hankam secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama kekuatan
Pertahanan yaitu TNI AD, TNI AL DAN TNI AU serta unsur utama keamanan yaitu
POLRI.
Pesatnya kemajuan Iptek membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur
termasuk daya hancur dan jarak jangkau. Dengan demikian ancaman masa depan yang
perlu diwaspadai adalah serangan langsung lewat udara dan laut oleh kekuatan asing
yang memiliki kepentingan terhadap Indonesia.
Gejolak Dalam Negeri.
Di dalam era globalisasi saat ini dan dimasa mendatang, tidak menutup kemungkinan
akan mengundang campur tangan asing, dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM,
demokrasi, penegakan hukum dan lingkungan hidup dibalik kepentingan nasional
mereka. Situasi seperti ini kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsur-unsur utama
kekuatan Hankam dan komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan
dalam negeri. Untuk itu ancaman yang paling realistik adalah adanya link-up antara
kekuatan dalam negeri dengan luar negeri.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 13 dari 17
Geopolitik Ke Arah Geoekonomi.
Kondisi ini mengandung implikasi semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai
tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman
dari luar yang serius. Namun bila dikaji secara mendalam, justru dapat menimbulkan
ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan negara kesatuan RI. Pihakpihak asing yang berkepentingan terhadap Indonesia, sebelum melakukan tindakan agresi
akan berupaya menggunakan wahana diplomasi dan membangun opini untuk mencari
dukungan internasional agar sebagian besar masyarakat internasional membenarkan
tindakannya. Kemajuan Iptek informasi sangat memungkinkan untuk itu, terlebih saat
dunia internasional sedang dalam situasi unbalance of power.
Perkembangan Lingkungan Strategis.
Mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geo ekonomi membawa perubahan
besar dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi negara-negara di dunia didalam
mewujudkan kepentingan nasional masing-masing. Penerapan cara-cara baru telah
meningkatkan eskalasi konflik regional dan konflik dalam negeri yang mendorong
keterlibatan super power di dalamnya. Menyikapi dinamika perkembangan seperti ini,
kita perlu membangun postur kekuatan Hankam yang memiliki profesionalisme yang
tinggi untuk melaksanakan :
Kegiatan intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional.
Melaksanakan upaya pertahanan darat, laut dan udara.
Memelihara dan menegakkan Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri) secara berlanjut

dalam semua aspek kehidupan nasional.


Membina potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan nasional untuk
meningkatkan Tannas.
Memelihara stabilitas nasionaldan Tannas secara menyeluruh dan berlanjut.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 14 dari 17
Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam.
Dalam rangka mewujudkan postur kekuatan Hankam yang memiliki daya bendung dan
daya tangkal yang tinggi terhadap kemungkinan ancaman dari luar dibutuhkan anggaran
yang sangat besar, disisi lain kita dihadapkan kepada berbagai keterbatasan. Dengan
mengacu kepada negara-negara lain yang membangun kekuatan Hankam melalui
pendekatan misi yaitu : hanya melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi,
barangkali konsep standing armed forces secara proporsional dan seimbang perlu
dikembangkan dengan susunan kekuatan Hankamneg yang meliputi :
- Perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang merupakan kekuatan TNI yang
selalu siap dan dibina sebagai kekuatan cadangan serta bala potensial yang terdiri atas
POLRI dan RATIH sebagai fungsi WANRA.
- Perlawanan tidak bersenjata yang terdiri dari RATIH sebagai fungsi TIBUM, LINRA,
KAMRA dan LINMAS.
- Komponen pendukung perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata sesuai dengan bidang
profesinya dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana dan prasarana serta
perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya.
c. Ketahanan Pada Aspek Pertahanan Dan Keamanan.
Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela
negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan
Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatannya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan
negara yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya merupakan suatu
kehormatan demi martabat bangsa dan negara, oleh karenanya haruslah diselenggarakan
dengan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan sendiri.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 15 dari 17
Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan
untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan yang diabdikan untuk
kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi
dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia.
Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan, kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin harus dihasilkan oleh industri
dalam negeri, pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa dimana industri

dalam negeri masih terbatas kemampuannya oleh karena itu harus ditingkatkan
kemampuannya.
Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan haruslah diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif
bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati makna nilai dan
hakikat perang dan damai. Kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa,
memerlukan dukungan manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap dan tangguh serta
bertanggungjawab, kerelaan berjuang dan berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional, TNI berpedoman pada
Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan pertahanan, dalam
keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan, profesional, efektif, efisien dan
modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata dalam wadah tunggal TNI,
disusun dalam Siskamnas (Sishankamrata) dengan strategi penangkalan.
Sebagai kekuatan inti Kamtibmas, POLRI berpedoman pada Tri Brata dan Catur
Prasetiya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan penegakkan
hukum, memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 16 dari 17
Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan kesadaran dan ketaatannya kepada
hukum.
Dengan demikian Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah :
Kondisi daya tangkal bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang
dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
6. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia.
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga
negara Indonesia, yaitu :
Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang
berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasional.
Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap WNI baik
secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa
Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan . Hal tersebut tercermin akan
adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.
http://bujangasal.blogspot.com/2010/04/tugas-kewarganegaraan-bab-iii-ketahanan.html

5. PENGARUH ASPEK PERTAHANAN DAN KEAMANAN


a. Pokok-pokok Pengetahuan Pertahanan Dan Keamanan.
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah :
Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan
Keamanan Negara, dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.
Pertahanan dan keamanan NKRI dilaksanakan dengan menyusun, mengarahkan dan
menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang
kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan pertahanan dan kemananan secara nasional merupakan salah satu fungsi
utama dari pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI- POLRI sebagai intinya guna
menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan
nasional Indonesia.
Ketahanan Pertahanan dan Keamanan diartikan sebagai:
Kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik secara langsung maupun tidak
langsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 9 dari 17
Wujud Ketahanan Pertahanan dan Keamanan :
Tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara
seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan
keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta
kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Analog dengan pengertian Ketahanan Nasional maka Ketahanan Pertahanan dan
Keamanan pada hakikatnya adalah :
Keuletan dan ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela
negara, suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan kepolisian disusun dan dikerahkan
secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin penyelenggaraan Sistem

Keamanan Nasional (dahulu Sishankamrata), menjamin kesinambungan pembangunan


nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang ditandai sebagai berikut:
Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang Dan Damai.
Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia serta
tidak menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun perang. Oleh karena itu
bangsa Indonesia dalam menyelesaikan pertikaian baik nasional maupun internasional
menggunakan cara-cara damai. Walau cinta damai, namun lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatannya. Bagi bangsa Indonesia perang adalah jalan terakhir yang terpaksa harus
ditempuh untuk mempertahankan ideologi dan dasar negara Pancasila, kemerdekaan dan
kedaulatan negara RI serta keutuhan bangsa.
Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan NKRI.
Dilandasi landasan Idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945 dan landasan
visional Wawasan Nusantara. Pertahanan Dan Keamanan Negara
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 10 dari 17
merupakan hak dan kewajiban bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, keutuhan bangsa dan wilayah, terpeliharanya keamanan nasional dan
tercapainya tujuan nasional.
Pertahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional Terpadu.
Hal ini melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan
negara, tanpa mengenal menyerah. Upaya pertahanan dan keamanan negara yang
melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional tersebut dirumuskan kedalam doktrin
yang selama ini disebut Doktrin Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Pertahanan dan Keamanan Negara RI Diselenggarakan Dengan Siskamnas
(Sishankamrata).
Hal ini bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan. Pendayagunaan potensi nasional
dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan negara dilakukan secara optimal dan
terkoordinasi untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
negara dalam keseimbangan dan keserasian antara kepentingan kesejahteraan dan
keamanan.
Segenap Kekuatan Dan Kemampuan Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta.

Diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Pembangunan Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI) dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang
dan tentara nasional, perannya tetap diabdikan bagi kepentingan bangsa dan negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 11 dari 17
b. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan.
Postur Kekuatan Hankam.
Mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk membangun
postur kekuatan Hankam terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu :
- Ancaman.
- Misi.
- Kewilayahan.
- Politik.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/ketahanan-nasional-25/

Pola Ancaman Berpotensi Lemahkan Pertahanan RI di Masa Depan Penulis : Tim


Global Future Institute (GFI)
Keamanan
perairan
Indonesia
nampaknya
merupakan ancaman paling serius yang harus
dihadapi TNI dalam beberapa tahun mendatang.
Aki perompakan yang terjadi di perairan Asia
Pasifik, khususnya Asia Tenggara, merupakan yang
tertinggi di dunia.

Penyelundupan manusia, juga berkaitan dengan ancaman dari laut, karena


penyelundupan manusia melalui perairan di kawassan Asia Pasifik, utamanya
Asia Tenggara. Penyelundupan manusia juga semakin meningkat.
Australia yang berada di sebelah selatan kawasan Asia Tenggara merupakan
salah satu negara tujuan para imigran gelap. Alhasil, perairan di kawasan Asia
Tenggara, termasuk perairan Indonesia, menjadi jalur laut menuju benua
tersebut.
Yang juga tak kalah serius sebagai pola ancaman yang berasal dari laut adalah
penyelundupan senjata, amunisi dan bahan peledak. Kejahatan trans nasional
inipun juga melewati perairan Asia Tenggara dan Indonesia.
Sebagai konsekwensinya, kegiatan ilegal ini memiliki aspek politik, ekonomi,
dan bahkan melibatkan hubungan keamanan antar-negara di kawasan Asia
Tenggara(ASEAN). Karena kejahatan trans nasional ini pada perkembangannya
akan
mengancam
stabilitas
keamanan
negara
tujuan.
GANGGUAN

KEAMANAN

LAUT

Dengan jumlah lebih dari 17.500 pulau, Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Dua per tiga dari wilayah Indonesia merupakan wilayah laut
dengan garis pantai 81 ribu km serta wilayah ZOO seluas 4 juta km2.
Kegiatan perdagangan dan transportasi internasional melalui Sea Lane of
Transportation (SLOT) di perairan Indonesia terus meningkat. Namun, seiring
dengan hal itu, potensi ancaman juga meningkat. Antara lain penangkapan ikan
secara ilegal, imigran gelap, eksplorasi dan eksploitasi sumber kekayaan alam
secara ilegal, termasuk pengambilan harta karun, penyelundupan barang dan
senjata, serta penyelundupan kayu gelondongan melalui laut.

GANGGUAN

KEAMANAN

UDARA

Posisi strategis Indonesia sebagai salah satu poros lalu lintas dunia internasional
menempatkan Indonesia rawan terhadap berbagai ancaman udara. Isu
keamanan udara dengan potensi ancaman di mada depan meliputi ancaman
kekerasan(pembajakan udara), sabotase objek vital(teror), ancaman
pelanggaran udara(penerbangan gelap dan pengintaiaj terhadap wilayah
Indonesia, ancaman suberdaya(pemanfaatan wilayah udara oleh negara lain),
dan ancaman pelanggaran hukum melalui media udara(migrasi ilegal dan
penyelundupan
manusia).
Untuk mengawasi dan mengamankan wilayah udara dari segala gangguan dan
ancaman, Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai kelemahan, antara lain
Sumberdaya
Manusia,
sarana
dan
prasarana
yang
diperlukan.
ISU

PERBATASAN

ANTAR-NEGARA

Belum tuntasnya penentuan garis batas suatu negara terhadap negara lain
dapat berpotensi menjadi sumber permasalahan hubungan bilateral di masa
depan. Di samping garis batas, masalah pelintas batas, pencurian sumberdaya
alam, dan kondisi geografi juga merupakan sumber masalah yang dapat
mengganggu
hubungan
antar-negara.
Indonesia saat ini memiliki permasalahan perbatasan dengan negara-negara
lain, apalagi mengingat demikian luasnya wilayah darat dan perairan. Indonesia
berbatasan dengan sepuluh negara tetangga yakni Malaysia, Singapire,
Thailand, India, Filipina, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Palau, dan Timor
Leste.
1.

Perbatasan

Indonesia-Singapore.

Penambangan pasir laut di perairan sekitar kepualaun Riau, wilayah yang


berbatasan langsung dengan Singapore. Kegiatan tersebut telah mengeruk
jutaan ton pasir setiap harinya. Dan mengakibatkan kerusakan ekosistem yang
cukup parah. Bahkan penambangan pasir laut telah menenggelamkan sejumlah
pulau
kecial
kecil
sepeti
Pulau
Nipah.
Hal ini berakibat buruk bagi Indonesia karena tenggelamnya pulau kecil
tersebut menimbulkan perubahan kondisi geografis pantai sehingga bisa
berdampak pada penentuan batas maritim dengan Singapire di kemudian hari.
2.

Perbatasan

Indonesia-Malaysia.

Penentuan batas maritim Indonesia-Malaysia di beberapa bagian wilayah


perairan Selat Malaka masih belum disepakati kedua negara. Ketidakjelasan

batas maritim tersebut sering menimbulkan friksi dan ketegangan di lapangan


antara petugas lapangan dan nelayan Indonesia dengan pihak Malaysia.
Demikian juga halnya dengan perbatasan darat di Kalimantan. Beberapa titik
batas belum tuntas disepakati kedua belah pihak. Permasalahan lain antar
kedua negara adalah masalah lintas batas, penebangan kayu ilegal, dan
penyelundupan.
3.

Perbatasan

Indonesia-Vietnam.

Wilayah perbatasan antara Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna dan Pulau


Condore di Vietnam yang berjarak tidak lebih dari 245 mil, memiliki kontur
landas kontinen tanpa batas benua, masih memiliki perbedaan pemahaman di
antara
kedua
negara.
Saat ini, kedua belah pihak
menentukan
batas
landas
4.

sedang melanjutkan perundingan untuk


kontinen
di
kawasan
tersebut.

Perbatasan

Indonesia-Filipina

Belum adanya kesepakatan tentang batas maritim antara Indonesia dan


Filipinan di perairan utara dan selatan Pulau Mianga, kiranya harus menjadi
salah
satu
isu
yang
harus
dicermati.
5.

Perbatasan

Indonesia-India

Perbatasan kedua negara terletak antara pulau Rondo di Aceh dan Pulau
Nicobar di India. Batas maritim dengan landas kontinen yang terletak pada
titik-titik koordinat tertentu di kawasan perairan Samudera Hindia dan Laut
Andaman,
sudah
disepakati
kedua
negara.
Tapi, masalah di antara kedua negara masih sering muncul karena sering terjadi
pelanggaran wilayah oleh kedua pihak, terutama dilakukan para nelayan.
Sejauh ini kedua negara belum bersepakat mengenai batas perairan ZEE Palau
dengan ZEE Indonesia yang terletak di utara Papua. Akibatn hal ini, kerap
timbul perbedaan pendapat mengenai pelanggaran wilayah yang dilakukan para
nelayan
kedua
pihak.
6.

Perbatasan

Indonesia-Australia

Perjanjian perbatasan RI-Australia yang meliputi perjanjian batas landas


kontinen dan batas Zona Ekonomi Ekslusif(ZEE), mengacu pada perjanjian RIAustralian yang ditandangani pada 14 Maret 1997. Penentuan batas yang baru
RI-Australia di sekitar wilayah Celah Timor perlu dibicarakan secara segitiga
antara
Indonesia,
Australia
dan
Timor
Leste.

7.

Perbatasan

Indonesia-Timor

Leste

Saat ini sejumlah masyarakat Timor Leste yang berada di perbatasan masih
menggunakan mata uang rupiah, bahasa Indonesia serta berinteraksi secara
sosial-budaya
dengan
masyarakat
Indonesia.
Persamaan budaya dan ikatan kekeluargaan antar-warga desa yang terdapat di
kedua sisi perbatasan, dapat berkembang menjadi masalah yang lebih rumit di
masa
depan.
Selain dari itu, keberadaan pengungswi Timor Leste yang masih berada di
wilayah Indonesia dalam jumlah yang cukup besar, berpotensi menjadi masalah
perbatasan yang cukup sensitif bagi kedua negara di masa depan.
8.

Perbatasan

Indonesia-Papua

Nugini

Indoneswia dan PNG sudah menyepakati batas-batas wilayah darat dan


maritim. Meskiupun demikian, ada beberapa kendala budaya yang dapat
menyebabkan
timbulnya
salah
pengertian.
Persamaan budaya dan ikatan kekeluargaan antar-penduduk yang terdapat di
kedua sisi perbatasan bisa memicu klaim terhadap hak-hak tradisional dan
berpotensi menjadi isu sensitif di kemudian hari.
http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=264&type=8

PERLUNYA MENGEMBANGKAN STRATEGI PENANGKALAN DALAM


MENGHADAPI KEMUNGKINAN ANCAMAN TERHADAP
KEUTUHAN DAN EKSISTENSI NKRI
Perkembangan lingkungan strategis yang penuh ketidakpastian
mengandung potensi kerawanan timbulnya benturan-benturan kepentingan
nasional yang dapat mengancam kestabilan politik Indonesia. Risis ekonomi
global yang berawal dari kegagalan Amerika Serikat dalam menerapkan
kebijakan ekonominya termasuk kredit perumahan yang macet dan cadangan
minyak dunia yang menipis, telah mengakibatkan harga minyak dunia cenderung
menjadi tidak stabil. Kondisi ini secara langsung atau tidak langsung telah
mengakibatkan terganggunya perekonomian negara-negara di dunia. Potensi
konflik di Korea, Laut Cina Selatan, perebutan kepulauan Paracel dan Spratly
oleh enam negara (RRC, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Brunei Darusalam dan
Philipina) perlu diwaspadai oleh Indonesia. Sejalan dengan isue global dan
kemajuan iptek serta tuntutan transparasi dalam pengelolaan negara, telah
mengakibatkan meningkatnya kualitas ancaman yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sejarah perjalanan bangsa Indonesia membuktikan
bahwa sejak lahirnya bangsa Indonesia sampai dengan saat ini telah banyak
menghadapi berbagai ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri yang
membahayakan keutuhan dan kedaulatan serta keselamatan bangsa dan negara
Indonesia. Oleh sebab itu untuk menghadapi setiap ancaman di masa yang akan
datang, maka setiap spektrum ancaman perlu dipahami oleh seluruh komponen
bangsa Indonesia, sehingga kemungkinan ancaman dapat dideteksi sedini
mungkin dan tidak terdadak serta dapat dihadapi secara konsepsional dan
terpadu. Adapun perkiraan ancaman terhadap keamanan nasional dapat datang
dari dalam negeri maupun luar negeri.
Perkembangan situasi dalam negeri saat ini sedang mengalami gejolak
yang bersifat multi dimensi, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
Hankam, terutama di bidang ekonomi sebagai akibat krisis ekonomi global serta
kondisi politik yang memanas dalam menghadapi Pemilu Legislatif dan

Pemilihan Presiden/Wapres. Kondisi yang berkembang saat ini perlu di waspadai


oleh seluruh komponen bangsa karena dapat menimbulkan konflik vertikal
maupun horizontal serta dapat mengganggu eksistensi NKRI. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan menyiapkan Strategi Penangkalan aspek
militer sebagian dari Sishanneg, untuk menghadapi ancaman terhadap keutuhan
NKRI baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Adapun ancaman militer dari
luar terhadap kedaulatan, keutuhan NKRI dan keselamatan bangsa akan
melahirkan perang Konvensional yang bersifat perang umum atau terbatas,
sedangkan ancaman dari dalam negeri diantaranya masih menguatnya isue
ancaman separatis bersenjata yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Konflik
horizontal yang bernuansa SARA dibeberapa daerah dan ancaman terorisme
serta ancaman terhadap kedaulatan NKRI khususnya di daerah perbatasan
dengan negara tetangga.
Krisis ekonomi global yang diperkirakan masih akan berlanjut sampai dengan
akhir dekade ini, ditenggarai akan mendorong negara negara maju yang tidak
memiliki sumber daya alam yang berlimpah untuk menguasai negara negara
yang kaya akan sumber daya alam. Penguasaan ini dapat dilakukan dengan
menguasai secara langsung maupun tidak langsung, baik secara fisik maupun
non fisik. NKRI yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri dari beribu
ribu pulau besar dan kecil serta memiliki sumber kekayaan alam yang sangat
berlimpah tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi negara asing untuk
dapat memanfaatkannya dengan segala cara baik legal maupun ilegal. Oleh
karena itu dalam rangka menjaga keutuhan wilayah NKRI dari segala bentuk
ancaman baik dari dalam maupun luar negeri, diperlukan suatu strategi
penangkalan sesuai dengan yang diperlukan.
Bangsa Indonesia yang pluralitas dan masyarakatnya terdiri dari
bermacam macam suku bangsa, menganut bermacam macam agama,
memiliki potensi ancaman yang cukup rawan. Seperti kita ketahui bahwa pada
tahun 2009 ini bangsa Indonesia akan melaksanakan Pemilu Legislatif dan
Pemilihan Presiden / Wakil Presiden yang tidak menutup kemungkinan akan
menimbulkan benturan kepentingan antar golongan / kelompok yang dapat

menimbulkan konflik horizontal. Di lain pihak, krisis ekomoni global telah


menimbulkan berbagai dampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia,
seperti pemutusan hubungan kerja, menurunnya daya beli masyarakat dan
meningkatnya jumlah angka kemiskinan. Apabila hal ini tidak segera diatasi,
maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan keresahan sosial yang
dapat berkembang menjadi kerusuhan sosial yang dapat mengganggu stabilitas
keamanan nasional. Dalam rangka mengantisipasi segala bentuk ancaman
khususnya yang datang dari dalam negeri, bagaimana strategi penangkalan
yang harus dilakukan dalam mengantisipasi terjadinya konflik vertikal dan
horizontal di Indonesia ?
Untuk menjawab rumusan permasalahan yang ada dalam rangka
mewujudkan keutuhan dan kedaulatan NKRI, diperlukan suatu pertanyaan yang
menarik untuk dibahas guna mengetahui letak permasalahan sebenarnya dan
bagaimana menyikapinya sehingga dapat ditemukan suatu konsep sebagai
solusi terbaik guna mewujudkan strategi penangkalan guna menghadapi segala
AGHT saat ini maupun di masa yang akan datang.
Mengamati perkembangan lingkungan strategis saat ini yang penuh
dengan ketidakpastian mengandung potensi kerawanan timbulnya benturanbenturan kepentingan nasional yang dapat mengancam kestablian politik
Indonesia. Dari sejarah sejak lahirnya bangsa Indonesia membuktikan bahwa
telah banyak menghadapi ancaman, baik dari luar negeri maupun dari dalam
negeri yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara.
Seiring dengan transparansi dan issu global mengakibatkan meningkatnya
kualitas ancaman yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh sebab itu untuk menghadapi setiap ancaman dimasa yang akan datang
maka setiap spectrum acaman perlu dipahami oleh seluruh komponen bangsa,
agar kemungkinan ancaman dapat dideteksi sedini mungkin sehingga tidak
terdadak serta dapat dihadapi secara konsepsional dan terpadu. Adapun trend
perkiraan ancaman terhadap keamanan nasional kedepan dihadapkan kepada
kepentingan pertahanan negara diantaranya masih menguatnya issue acaman

separatis bersenjata yang memisahkan diri dari NKRI, masih menguatnya issu
terjadinya konflik horizontal yang bernuansa SARA di beberapa daerah di tanah
air, masih menguatnya issu ancaman terorisme, ancaman kedaulatan di wilayah
perbatasan.
Untuk menghadapi ancaman tersebut diatas diperlukan suatu strategi
penangkalan yang mengandung pengertian himpunan upaya mencegah
timbulnya konflik yang bertumpu pada upaya total bangsa Indonesia yang berisi
kesemestaan, kewilayahan dan kerakyatan, atau cara yang ditempuh untuk
mempengaruhi

pihak

lain

dengan

menggunakan

atau

mengandalkan

kemampuan suatu negara untuk mencapai tujuan yang ditentukan yaitu untuk
mencegah perang atau kalau perang telah terjadi, untuk mencegah berlanjutnya
perang dengan menyadarkan pihak lawan keuntungan yang akan diperolehnya
tidak sesuai dengan pengorbanan yang didalamnya.
Dalam menghadapi kemungkinan ancaman dari definisi tersebut diatas,
perlu diketahui unsur-unsur penangkalan yang kita miliki saat ini sehingga dapat
disusun suatu konsep strategi penangkalan. Unsur-unsur penangkalan tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, kemampuan (Capability). Kemampuan ini merupakan paduan
antara kemampuan fisik dan non fisik seperti motivasi, reputasi, moral,
kepemimpinan dan lain-lain. Untuk melaksanakan tindakan yang dapat
diasumsikan oleh lawan melalui nalar prakiraan tindakannya, negara yang
melaksanakan penangkalan harus mempunyai kemampuan. Kemampuan
tangkal adalah totalitas dari seluruh kemampuan negara baik yang bersifat fisik
atau non fisik, militer maupun non militer. Salah satu ukuran kemampuan tangkal
bangsa Indonesia adalah ketahanan nasional.
Kedua,

kredibilitas

(Credibility).

Kredibilitas

merupakan

derajat

kepercayaan untuk menumbuhkan keyakinan pihak yang ditangkal bahwa


negara penangkal akan benar-benar melaksanakan kehendaknya apabila
dipaksa oleh pihak yang ditangkal. Dengan demikian kredibilitas akan
mempengaruhi sikap musuh

dalam melaksanakan tindakan atau tidak

melaksanakan tindakan yang tidak diinginkan negara penangkal. Kredibilitas


penangkalan suatu negara tidak muncul begitu saja, akan tetapi dimiliki dan
dipelihara secara berlanjut. Kepercayaan pihak lawan terhadap tekad penangkal
akan

sangat

Penangkalan

tergantung
mempunyai

kepada

pengalaman-pengalaman

kredibilitas

apabila

sekali

pihak

masa

lalu.

penangkal

menunjukkan ancaman sudah dapat dipastikan bahwa ancaman itu bila perlu
akan benar-benar dilakukan. Kredibilitas penangkalan suatu bangsa sangat
bergantung kepada karakter nasional dan mutu kepemimpinan nasionalnya.
Dengan demikian terdapat hubungan antara karakter dan kepemimpinan
nasional dengan kemampuan tangkal karena tekad untuk melaksanakan respons
itu dipengaruhi oleh kadar kemampuan yang dimiliki, sehingga kredibilitas pada
hakekatnya adalah gabungan antara tekad dan kemampuan. Tuntutan
kredibilitas dalam meyakinkan lawan adalah sebagai berikut : (1) Pihak yang
ditangkal harus menyadari sepenuhnya bahwa pihak penangkal memiliki unsurunsur kemampuan yang cukup untuk melakukan niat penangkalnya. (2) Pihak
yang ditangkal harus yakin bahwa pihak penangkal memiliki kemantapan tekad
untuk menggunakan kemampuan tersebut. (3) Implikasi dalam menghadapi
lawan yang tidak memiliki informasi yang cukup dapat menimbulkan kondisi yang
sangat irasional, oleh karena itu penangkalan yang meyakinkan membutuhkan
struktur kekuatan yang lebih besar daripada struktur kekuatan yang digunakan
untuk menangkal lawan yang memiliki informasi yang cukup dan mempunyai
sikap rasional. Kemungkinan adanya irasionalitas mengharuskan negara
penangkal mengerahkan intelijen secara cermat guna memonitor pihak lawan
dan memastikan strategi penangkalan bekerja dengan baik.
Ketiga, Komunikasi (Communication). Musuh atau pihak yang potensial
sebagai musuh harus menyadari dengan tepat, seberapa besar dan seberapa
jauh tindakan yang tidak boleh dilakukan dan apa kira-kira resiko yang akan
terjadi bila dilanggar. Oleh karena itu niat, kemampuan dan tekad sipenangkal
harus dikonsultasikan secara jelas karena hal ini merupakan hal yang paling
esensial. Kehendak penangkal harus dipahami oleh pihak lawan agar tidak
menimbulkan salah pengertian dan bersikap irasional.

Untuk menjawab permasalahan bagaimana strategi penangkalan menjaga


keutuhan wilayah NKRI dari segala bentuk ancaman baik yang datang dari
dalam maupun luar negeri saat ini, berdasarkan unsur-unsur penangkalan
tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Pertama, penangkalan sebagai strategi damai. Strategi penangkalan
sebagai strategi damai merupakan prioritas dalam strategi penangkalan yang
paling sesuai yaitu sejauh mungkin berupaya untuk mencegah perang. Strategi
ini sangat sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang mencintai perdamaian
tetapi lebih mencintai kemerdekaan dan kedaulatan. Perang adalah pilihan
terakhir setelah segala upaya damai untuk mencegah perang tidak berhasil.
Perang hanya dilakukan dalam keadaan terpaksa dalam bentuk perang keadilan
guna mempertahankan kemerdekaan, identitas, integritas serta kedaulatan
bangsa, negara dan tujuan nasional.
Kedua, penangkalan bersifat kerakyatan, kesemestaan dan kewilayahan,
penangkalan yang bersifat kerakyatan berarti mengikutsertakan seluruh rakyat
sesuai kemampuan dan keahliannya, bersifat kesemestaan berarti seluruh daya
dan kemampuan bangsa dan negara dalam keadaan krisis dan mendesak dapat
dimobilisasikan, bersifat kewilayahan berarti bahwa wilayah negara merupakan
tumpuan perlawanan yang didukung oleh segenap kandungan didalamnya.
Strategi penangkalan ini walaupun kurang populer apabila dibandingkan dengan
strategi penangkalan yang dikembangkan di negara-negara lain seperti Korea
Utara dan Iran yang mengembangkan strategi nuklir sebagai strategi
penangkalannya. Namun demikian strategi ini masih relevan sebagai strategi
penangkal yang handal bagi bangsa Indonesia karena kekuatan dengan strategi
penangkal konvensional kita masih sangat lemah sehingga strategi penangkal
Sishanta ini menjadi titik kuat dalam mempertahankan kedaulatan bangsa
Indonesia.
Ketiga,

Penangkalan

Unilateral.

Penangkalan

di

Indonesia

tidak

didasarkan pada besarnya ancaman melainkan pada besarnya jaminan terhadap


resiko yaitu bahwa setiap usaha pihak tertentu yang berupaya untuk memerangi

Indonesia akan menghadapi perlawanan dari seluruh rakyat, sehingga yang


bersangkutan menghadapi resiko yang tak sepadan dan tujuannya tidak akan
tercapai. Menurut asas ini penangkalan Indonesia bersifat Unilateral dalam arti
tidak ditujukan terhadap musuh tertentu serta bukan berdasarkan perimbangan
kekuatan, melainkan pada tekad dan semangat seluruh rakyat dalam mencegah
dan menghilangkan niat dan aksi bermusuhan dari calon lawan, yang akan
mengganggu kemerdekaan, kedaulatan, identitas dan integritas bangsa. Asas
penangkalan

unilateral

mengandung

arti

bahwa

Hanneg

akan

selalu

dilaksanakan secara berkelanjutan, baik menghadapi ancaman nyata maupun


ancaman potensial.
Keempat, penangkalan Konvensional. Suatu konsep penangkalan tidak
mendasarkan pada kekuatan Tentara Nasional Indonesia, melainkan melibatkan
seluruh rakyat. Kekuatan Tentara Nasional Indonesia yang didukung oleh seluruh
rakyat memiliki daya tangkal yang dapat diandalkan.
Untuk menjawab rumusan permasalahan kedua bagaimana strategi
penangkalan NKRI yang harus dilakukan untuk masa yang akan datang maka
strategi yang harus dikembangkan adalah sebagai berikut :
Pertama, penangkalan sebagai strategi damai. Sama seperti rumusan
permasalahan pertama strategi penangkalan sebagai strategi damai masih
merupakan prioritas dalam strategi penangkalan yang paling sesuai yaitu sejauh
mungkin berupaya untuk mencegah perang.
Kedua, penangkalan dengan sistem pertahanan rakyat semesta yang
meliputi perpaduan antara strategi penangkalan kerakyatan, kesemestaan dan
kewilayahan, dengan strategi penangkalan konvensional dan unilateral namun
dengan mengembangkan kekuatan TNI yang lebih profesional, efektif, efisien,
dan modern yang dapat disejajarkan dengan kekuatan angkatan bersenjata
negara lain baik dalam jumlah maupun alat utama sistem senjata sehingga dapat
dikenal oleh negara lain bahwa kemampuan, kredibilitas dan komunikasi Tentara
Nasional Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata dan membuat segan
negara lain dan meniadakan niat untuk menyerang Indonesia.

Untuk menjawab rumusan permasalahan yang kedua yaitu bagaimana


strategi penangkalan yang harus dilakukan dalam mengantisipasi terjadinya
konflik horizontal di Indonesia, khususnya dari akibat campur tangan pihak
negara asing, maka strategi penangkalan yang dilaksanakan adalah dengan
membangun kemampuan dan kredibilitas penangkalan sebagai perwujudan dari
wawasan nusantara dan ketahanan nasional sebagai berikut :
Pertama,

Pembangunan

kemampuan

nasional

yang

meliputi

pembangunan ideologi, politik, ekonomi, Sosbud dan Pertahanan. Pada saat


sekarang

kita

sedang

melaksanakan

pembangunan

tersebut,

didalam

melaksanakan pembangunan, kita telah mempunyai pedoman yaitu GBHN yang


pada hakekatnya adalah Pola Umum Pembangunan Nasional. Kita juga memiliki
wawasan nusantara dan konsepsi ketahanan nasional yang turut mendasari
pembangunan disegala bidang. Sasaran pembangunan jangka panjang pada
masing-masing bidang juga telah ditentukan dalam GBHN yang akan
dilaksanakan secara bertahap, pembangunan yang makin berhasil semua
bidang akan meningkatkan kemampuan tangkal dalam menghadapi ancaman.
Kedua, Penegakan Kedaulatan dan Penjagaan Keutuhan Wilayah NKRI.
Strategi ini ditujukan untuk mewujudkan kesiapan operasional dan penindakan
ancaman baik berupa invasi/agresi dari luar dan ancaman dari dalam baik
ancaman militer maupun non militer. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah : (1)
Antisipasi dan Pelaksanaan operasi militer atau non militer terhadap gerakan
separatis yang berusaha memisahkan diri dari NKRI terutama gerakan
separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah
Indonesia. (2) Antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau non militer
terhadap aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras dan
agama serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki
keterkaitan dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri. (3) Antisipasi dan
pelaksanaan operasi militer atau non militer terhadap konflik komunal,
kendatipun bersumber pada masalah sosial ekonomi, namun dapat berkembang
menjadi konflik antar suku, agama maupun ras/keturunan dalam skala yang luas.

Ketiga, Pemantapan Keamanan Dalam Negeri. Program ini ditujukan


untuk meningkatkan dan memantapkan keamanan dan ketertiban wilayah
Indonesia terutama di daerah rawan seperti wilayah laut Indonesia, wilayah
perbatasan dan pulau-pulau terluar, serta meningkatkan kondisi aman wilayah
Indonesia dari tindak kejahatan separatisme. Kegiatan pokok yang dilakukan
adalah : (1) Operasi keamanan dan penegakan hukum dalam hal penindakan
awal separatisme di wilayah kedaulatan NKRI. (2) Upaya keamanan dan
ketertiban di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar. (3) Pendekatan
persuasif secara intensif kepada masyarakat yang rawan terhadap pengaruh
separatis.
Keempat, Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan Nasional. Strategi ini
ditujukan untuk menyepakati kembali makna penting persatuan nasional dalam
konstelasi politik yang sudah berubah. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah :
(1) Pendidikan politik masyarakat. (2) Sosialisasi wawasan kebangsaan. (3)
Upaya perwujudan dan fasilitasi berbagai fora dan wacana-wacana sosial politik
yang dapat memperdalam pemahaman mengenai pentingnya persatuan bangsa,
mengikis sikap diskriminatif, dan menghormati perbedaan-perbedaan dalam
masyarakat. Dengan demikian diharapkan celah celah yang dapat dimanfatkan
oleh pihak-pihak luar yang campur tangan terhadap konflik dan permasalahan
dalam negeri dapat ditangkal dan konflik tersebut dapat diselesaikan dengan
baik.
http://kehidupanirwan.blogspot.com/2009/06/perlunya-mengembangkan-strategi.html

KERAWANAN SOSIAL
DAN
STRATEGI PENANGGULANGANNYA
Oleh Pokja Puslitbang SDM Balitbang Dephan TA. 2001
Pendahuluan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang penduduknya berjumlah
sekitar 220.000.000 orang, 500 macam etnis, 17.508 kepulauan dan luas wilayah
5.800.000 km2 serta letaknya yang strategis diantara negara di dunia, adalah
rawan sosial sehingga perlu dicermati kondisi sosial masyarakat Indonesia yang
dipengaruhi lingkungan yang strategis, menganalisis berbagai krisis seperti krisis
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam dan hukum, serta konsep
upaya penanggulangan kerawan-an sosial secara terpadu termasuk strategi
penanggulangannya dalam rangka mendukung Perta-hanan Nasional.
Pembahasan Kerawanan Sosial. Kerawanan Sosial ialah suatu keresahan
sosial yang berkepanjangan, yang diakibatkan oleh proses konflik yang
ditimbulkan dari perbedaan pendapat suatu masyarakat/kelompok golongan
tertentu, dengan pemecahan dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan
masyarakat/kelom-pok golongan tersebut. Ketidak- puasan ini masih dalam
eskalasi aman sehingga hanya diperlukan tindakan pencegahan. Ketidakpuasan pemecahan masalah dari yang tidak tepat dicegah akan memicu
keresahan, demonstrasi/anarkis ataupun separatisme (lihat gambar 1).

Kerawanan Sosial dapat terbentuk dalam berbagai macam seperti kerawanan


ekonomi, politik, sosial budaya, ideologi, hankam dan hukum.

Kondisi sosial Bangsa Indonesia sejak tahun 1945, masa Orde lama maupun
dimasa Orde Baru keduanya memiliki kekuasaan mutlak dan sentralistis,
sehingga presidenlah yang berperan. Sejak tahun 1998 keruntuhan Soeharto
mengakibatkan terjadinya reformasi di segala bidang. Reformasi tersebut disertai
dengan isu berkembangnya Hak Asasi Manusia (HAM), demokratisasi, otonomi
daerah dan lingkungan hidup. Pengertian HAM dan demokratisasi banyak
disalah-artikan bangsa Indonesia, sehingga mereka mengekspresikan dirinya
secara berlebihan, dan menimbulkan konflik antara pemerintah pusat dan
daerah. Konflik antar suku, kelompok agama serta antar perusahaan industri
dengan lingkungan masyarakat. Dalam reformasi di segala bidang, masyarakat
telah banyak yang menyimpang dari makna kehidupan Pancasila. Sebagian
kelompok masyarakat maupun kelompok politik masih mengusulkan Piagam
Jakarta yang berisi 7 kata untuk dimasukan kembali dalam pasal UUD
1945. Jadi ideologi Pancasila tetap mendapat tantangan dan menjadi sumber
kerawanan sosi-al di masa mendatang. Kondisi politik saat ini memberikan
peluang dan kebebasan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga mengesankan ajang
demokrasi telah terbuka lebar. Permasalah-annya di sini adalah belum
terciptanya dengan baik suatu mekanisme budaya demokrasi, dalam arti kata
pemerintah belum menyiapkan perangkat kebijakan maupun perangkat hukum
yang mengatur tata cara kehidupan berdemokrasi, sehingga timbul kesenjangan
politik.
Kondisi sosial budaya bangsa Indonesia saat ini mengalami stagnasi di bidang
nilai-nilai etika sosial dan budaya sehingga menimbulkan beberapa kasus
kerawanan sosial seperti kasus sara di Sampit, Situbondo, Ujung Pandang, Solo,
Kupang dan Waringin.
Kondisi ekonomi sejak terjadinya krisis 1997 belum banyak berubah. Berbagai
kasus kerawanan sosial yang terjadi dipicu oleh potensi kesenjangan ekonomi
seperti konflik pekerja dengan pengusaha telah muncul antara lain kasus ganti
rugi lahan Kedung Ombo, lahan sejuta hektar, kasus unjuk rasa pekerja PT.
Maspion, PT.Kayu Mas, masyarakat penambang emas di Kereng Pangi Kalteng
dan kasus Sampit telah menimbulkan fluktuasi dolar terhadap rupiah. Tidak
berjalannya roda perekonomian juga dapat menyebabkan hilangnya modal yang
ditanam investor asing.
Kondisi Hankam. Ancaman kehidupan negara dan bangsa Indonesia berasal dari
dalam negeri, seperti subversi dan pemberon-takan baik mental dan fisik tubuh
masyarakat Indonesia. Ancaman dari luar negeri, seperti: infiltrasi dan subversi
mental, fisik serta intervensi dari kekuatan imperalis dan kolonialis dalam segala
bentuk dan manifestasinya (Ancaman GAM, OPM, konflik antar suku dan
Organisasi Teroris Internasional).

Kondisi Hukum. Belum meme-nuhi rasa keadilan masyarakat. Sebagai contoh


kasus KKN secara pembuktian memang sulit dan belum ada pembuktian se-cara
terbalik (seseorang yang dituduh korupsi harus membuktikan asal usul dari
seluruh asset harta bendanya yang diperoleh). Kerawanan sosial dapat pula
timbul sebagai akibat kurangnya pemahaman masyarakat tentang isu yang
dihembuskan pihak Barat mengenai demokratisasi, HAM dan lingkungan hidup.
Masalah lain yang mempengaruhi penegakan hukum adalah intervensi pihak
lain, yaitu kepentingan politik pemerintah dan kesadaran hukum masyarakat
masih rendah.
Lingkungan Strategik yang mempengaruhi baik dari dalam maupun luar negeri,
perlu dicermati dan dianalisis sebagai sarana untuk mengetahui stra-tegi
penanggulangannya secara terpadu. Masalah HAM menjadi isu global karena
lebih banyak dilontarkan oleh negara Barat. Kemajuan industri Iptek tanpa
dilandasi keinginan kuat untuk memelihara kelestarian ling-kungan hidup dapat
meng-hasilkan ekses pencemaran yang lebih berat dan dikhawatirkan akan
merusak ekosistem ter-masuk di dalamnya kelestarian eksistensi makhluk bumi.
Terjadinya tragedi peledakan WTC dan Pentagon menimbulkan ketegangan
ipoleksosbud-hankam yang tentunya sangat dirasakan pada kerawanan ekonomi
dan keamanan. Hal ini menambah semakin meningkatnya kompleksitas
permasalahan yang dihadapi dalam setiap proses pengambilan keputusan
pemerintah selama periode 3 tahun terakhir, banyak perubahan dalam situasi
keamanan regional seperti lepasnya Timor-Timur, konflik perbatasan NTT
dengan Timor Leste dan keberhasilan Separatis Abu Syayaf di Philipina Selatan,
Perbatasan negara RI-Malaysia tentang garis batas kedua negara wilayah
tersebut yang terdiri dari areal hutan lindung, merupakan beberapa contoh
perkembangan separatis keamanan regional yang cukup mempengaruhi
keamanan nasional Indonesia. Sedangkan aspek internal adalah fluktuasi situasi
keamanan nasional sampai tingkat krisis kerawanan sosial dan meningkat
menjadi ketegangan, kerusuhan dan anarkis yang ditimbulkan dari konfigurasi
geografi dan posisi Indonesia yang sangat strategis masih menjadi incaran lintas
peredaran narkoba, jumlah penduduk yang besar dengan penyebaran tidak
merata, kualitas kerja rendah, langka pekerjaan, dan mutu pendidikan belum
menghasilkan SDM yang mampu bersaing di pasar global, ditambah lagi faktor
internal kekayaan alam, modal serta kebijaksanaan belum dirasakan cocok dan
adil sehingga sering tertinggal oleh kemajuan teknologi dan jauh dari rasa
keadilan.
Ancaman ideologi komunis yang cenderung akan mengakibatkan disintegrasi
bangsa, perlu diwaspadai. Hubungan antar umat beragama masih sangat rentan
terhadap konflik, sebab masih terdapat kelompok masyarakat yang mengartikan
agama secara sempit dan juga tingkat pendidikan yang masih sangat rendah
sehingga kemam-puan penalaran rendah dan mudah dihasut untuk melakukan
tindakan anarkis. Rasa keadilan kurang terpenuhi sehingga me-nimbulkan ide
separatis yang bercirikan kedaerahan, yang bertujuan ingin memisahkan diri dari

NKRI. Untuk menuju suasana yang kondusif dalam kehidupan masyarakat harus
ada keberanian dari lembaga penegak hukum untuk bekerja secara independen
dan profesional tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.
Dari Perkembangan lingkungan strategis, dapat diantisipasi beberapa peluang
antara lain sebagai berikut :

Kerjasama ASEAN di bidang ekonomi.


Posisi geografi merupakan peluang untuk menjalin hubungan antar
bangsa.
Jumlah penduduk merupakan asset pembangunan dan sumber kekuatan.
Kekayaan alam sebagai modal dasar pembangunan.
Tuntutan kehidupan yang egaliter, transparan, demo-kratis, perlindungan
hukum dan HAM dapat mening-katkan harkat serta martabat bangsa.

Selain peluang, ada beberapa kendala yang dirasakan, yaitu ancaman yang
datang dari luar negeri berupa bentuk tekanan multi dimensi dari bentuk tekanan
politik, ekonomi sampai dengan tekanan militer serta ancaman yang berasal dari
dalam negeri berupa ancaman antara lain kesenjangan sosial ekonomi,
eksplotasi Sumber Daya Alam (SDA) tanpa memperhatikan lingkungan
pluralistik, lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM-LSM), ancaman
pembe-rontakan bersenjata yang bersifat separatisme seperti bahaya laten
komunis.
Dampak Krisis Multidimensi.Dari kondisi sosial masyarakat Indonesia yang
dipengaruhi lingkungan strategis, perlu dianalisis berbagai krisis yang ada seperti
antara lain :
o

Krisis Idiologi. Salah satunya adalah kekecewaan rakyat Aceh selama


Orde Baru mengeluarkan UU No.5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Derah, sekaligus mencabut UU No. 18/1965 yang dipahami
masyarakat Aceh sebagai pencabutan Aceh dari daerah Istimewa. Dalam
penyelesaian krisis Aceh tidak dapat mengambil risiko sekecil apapun
terhadap tetap tegaknya NKRI dan berkibarnya Sang Merah Putih di
setiap pelosok tanah air Indonesia.

Krisis Politik suatu fakta pada masa pemerintahan Presiden BJ. Habibie
tentang kebijakan opsi merdeka yang diberikan kepada rakyat TimorTimur lepas dari NKRI, yang akhirnya MPR memberikan mosi tidak
percaya kepada Presiden BJ. Habibie. Krisis politik masa pemerintahan
Presiden Gus Dur dimana tidak diakuinya Dekrit Presiden, serta krisis
politik di tingkat pusat yang berakibat jatuh bangunnya suatu pemerintah.

Krisis Ekonomi. Negara Indonesia merupakan negara maritim,


masyarakat miskin umumnya di pedesaan dan pantai. Perencanaan pembangunan sejak Pelita I dan selanjutnya ditujukan untuk kepentingaan
rakyat / semua masyarakat Indonesia, namun kenyataanya yang lebih

maju pesat ternyata masyarakat industri dan pengusaha, sehingga


lahirlah masyarakat pengusaha yang banyak menjadi konglomerat dan
akhirnya menguasai ekonomi Indonesia yang pada akhirnya menimbulkan
kerawanan sosial.
o

Krisis Sosial Budaya. Bangsa Indonesia perlu me-renung kembali


sejarah budaya bangsa sejak zaman dulu. Ancaman disintegrasi bangsa
disebabkan gagalnya penye-lenggaraan di bidang pendidik-an non fisik
yaitu nilai-nilai Sumpah Pemuda dan motto bangsa Bhineka Tunggal Ika
yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa dan hal ini perlu peningkatan
proses education building, sebab dari dunia pendidikanlah akan lahir para
intelektual dan pemimpin bangsa. Nilai-nilai budaya harus ditanamkan dan
diso-sialisasikan kepada seluruh warga negara Indonesia.

Krisis Hankam. Pemisahan antara fungsi TNI dan Polri sebagai


pengemban Perta-hanan dan Keamanan menurut Tap MPR No. VI dan
VII/MPR/1999, perlu dianalisis kembali, karena TNI ber-fungsi menahan
ancaman dari luar negeri, sedangkan Polri mengamankan keadaan dalam
negeri. Dalam kondisi sekaang, justru yang menjadi problem maker
adalah bangsa Indonesia sendiri, sehingga TNI dan Polri tetap tidak dapat
dipisahkan fungsinya, dan hal itu perlu dianalisis kembali.

Krisis Hukum. Bergulirnya reformasi, masyarakat me-nuntut supremasi


hukum, karena selama ini masyarakat Indonesia merasa tidak mendapatkan keadilan baik dari aparat hukum (keadilan dis-tributif), keadilan
diri sendiri (keadilan legal) dan keadilan dari masyarakat (keadilan
komutatif). Krisis di bidang hukum seperti pencuri lang-sung dibakar /
dipukuli oleh massa sampai mati, ini disebabkan karena aparat hukum
terlambat dalam me-ngambil suatu tindakan.

Setelah mencermati uraian mengenai kondisi sosial masyarakat Indonesia serta


menganalisis berbagai krisis, maka konsep upaya Penang-gulangan Kerawanan
Sosial Secara Terpadu antara lain :
o

o
o

Mengklasifikasi Permasalahan Kerawanan Sosial.


Lihat sumber penyebab (fisik dan non fisik).
Lihat jenis gejolak (fisik dan non fisik).
Lihat motif gejolak (fisik dan non fisik).
Eskalasi Kerawanan Sosial (lihat Gambar. 1).
Pokok Kebijaksanaan Pe-nanggulangan yaitu :

Prinsip penanggulangan

Kenali akar permasalahan


Memakai cara demokratis
Utamakan pencegahan
Hindari kerugian
Dahulukan yang dampak-nya mengganggu masyara-kat umum

Mengambil jalan musya-warah untuk mufakat


Hindari terjadinya korban jiwa.
Pegang teguh prosedur hukum.

Kebijakan dan Upaya penanggulangan.

Tidak mengambil resiko sekecil apapun yang dapat mengancam NKRI


(penye-lesaian kerawanan sosial yang berkembang menjadi krisis).
Penyelesaian kerawanan sosial dan krisis dengan tegas & proposional,
semata-mata hanya untuk kepenting-an nasional, bangsa dan NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 45.

Untuk menyelesaikan kera-wanan sosial dan krisis yang bersifat nasional,


keutuhan wilayah NKRI menjadi tujuan utama, tanpa meng-ambil resiko
sekecil apapun.

Untuk menyelesaikan kera-wanan sosial dan krisis nasional, tetap


berkibarnya lambang negara Bendera Merah Putih di seluruh pelosok
tanah air menjadi tumpuan utama.

Dalam penyelesaian kera-wanan sosial yang tidak mungkin


penyelesaiannya secara normal, diperlukan keterpaduan dari semua
aparat pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama menghadapi
krisis tersebut.

Strategi penanggulangan ke-rawanan sosial disesuaikan dengan eskalasi


perkem-bangannya, adalah sebagai berikut :

Kondisi Aman. Kerawanan sosial tingkat ringan dise-lesaikan dengan menggunakan metoda Preemtif (upa-ya tersebut adalah inisiatif mendahului tindakan
lawan, dengan cara persuasif dan komunikatif agar potensi konflik tidak
berkembang menjadi krisis sosial, dengan kata lain pendekatan).
Kondisi Rawan. Bentuk ketidakpuasan berkembang menjadi keresahan,
penyelesai-annya dengan menggunakan metoda preventif (pence-gahan).
Kondisi Gawat / Darurat.Bentuk keresahan menjadi demonstrasi/anarkis
diselesaikan dengan metoda Represif (penindakan menyeluruh dan terpadu
sebagai upaya pe-nanggulangan).
Kondisi selesai pe-nanggulangan. Penyelesai-annya dalam bentuk
Rehabilitasi (perbaikan, pengembalian kondisi masyarakat ke arah baik).

Upaya penanggulangan ke-rawanan sosial. Dalam pelaksanaannya


diperlukan keterpaduan, yaitu antara :

Unsur Pelaksana (Dephan,TNI dan jajarannya, Polri dan jajarannya,Unsur


Pemda (Mawil Hansip, Tibum, Pemadam Kebakaran, Unsur Kejaksaan/Kejari,
dan Unsur Masyarakat.
Sasaran Penanggulangan.

Semua bentuk kerawanan sosial, bersifat multi dimensi yang dapat


menimbulkan Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT)
terhadap stabilitas keamanan daerah atau wilayah NKRI.
Kerawanan sosial yang ditimbulkan oleh bencana alam, akibat perang dan
pengungsian akibat konflik.

Metoda Penanggulangan Preemtif, Preventif, Represif, Operasi,


penindakan terhadap separatis Bersenjata.

Mekanisme Penanggulangan.

Kondisi Aman.

Unsur pelaksana melaksanakan tupoksi masing-masing.


Bila temuan permasalahan
Gambar 2. Matrik Kerawanan Sosial dan Penanggulangannya

NO

KEJADIAN

KONDISI
PENANGGULANGAN
FUNGSIONAL

METODA

TERPADU

PRA
KRISIS

KRISIS

PURNA
KRISIS

1. Perbedaan
Aman
pendapat/kepentingan

Cegah dini

Dialog

Preemtif

2. Keresahan Sosial

Rawan

Cegah

Dialog

Preventif

3. Demontrasi

Gawat
Darurat

Tindakan

4. Anarkis
5. Separatisme

Cegah
Tindakan

Dialog/Negosiasi Represif
untuk
Prefentif
Dialog

Represif ConflictResolution Rehabilitasi

Dialog/Negossiasi Operasi ConflictResolution Rehabilitasi

sebagai Ransos yang me-ngancam keamanan umum, diangkat dalam


forum.
Penanganan oleh organisasi keamanan wilayah yang di-bentuk.
Menyusun Tim Penaggula-ngan.
Membuat Evaluasi & laporan.

Kondisi Rawan.

Dibentuk tim penyelesaian masalah.


Gunakan metoda persuasif & komunikatif.
Monitor, dan laporkan hasilnya kepada unsur terkait.

Kondisi Gawat/Darurat.

Pendayagunaan kekuatan penindak huru-hara.


Pendayagunaan PPRC dan TNI, bila diperlukan.
Monitor, dan laporkan.

Kondisi Akhir/Krisis.

Konsolidasi kekuatan dan organisasi unsur pelaksana.


Melaksanakan kegiatan rehabilitasi daerah.
Kembalikan kondisi lingku-ngan seperti semula.

Komando dan Pengendalian (Kodal).

Kondisi aman, jika ada masalah keamanan Kodal di- bawah organisasi
keamanan wilayah.
Kondisi rawan, Kodal di tangan organisasi kemanan wilayah.
Kondisi Gawat/Darurat, Kodal di tangan organisasi keamanan wilayah.
Kondisi Rehabilitasi, Kodal masih di bawah organisasi keamanan wilayah
dan secara bertahap kembali ke tupoksi masing-masing.

Penutup.
Dari hasil analisa berbagai aspek kondisi sosial masyarakat Indonesia sejak
proklamasi kemerdekaan hingga saat ini dapat diambil kesimpulan yang menjadi
sumber kerawanan sosial yaitu :

Pluralitas kondisi sosial yang tidak tertata dan terbina de-ngan baik.
Pembagian hasil Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak adil terhadap
daerah.
Multi partai dalam kehidupan demokrasi dan tuntutan HAM.
Keterpurukan perekonomian negara.
Radikalisme kelompok ma-syarakat dan terorisme bom dari dalam
maupun luar negeri.

Separatisme dan perlawanan bersenjata sebagian rakyat yang


menentang pemerintah.
Dekadensi moralitas bangsa, akibat tidak diamalkan dengan baik :
Pancasila sebagai statefundamentalnorm dan Lambang Negara dengan
motto Bhinneka Tunggal Ika (Plural Monolistik), Sumpah Pemuda dan jiwa
patriot.

Saran.

Perlu adanya kebijaksanaan peme-rintah untuk penanggulangan secara


terpadu melalui organisasi keamanan wilayah yang bekerja setiap saat
dikoordinakan dengan Muspida setempat sebelum Undang-Undang
Keadaan Bahaya diberlakukan Presiden.
Rencana Undang-Undang Keadaan Bahaya yang telah dibuat
pemerintah, segera disetujui Dewan Perwakilan Rakyat agar segera
disosia-lisasikan dan dilaksanakan secara jelas dan tegas oleh aparat
keamanan, pertahanan maupun masyarakat.

http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=8&mnorutisi=5

Anda mungkin juga menyukai