Penggangguran di sana sini. Harga-harga naik. Semua menjadi serba mahal. Rakyat
hanya dapat mengeluh dan kembali menuntut hak mereka, tetapi pemerintah tenangtenang saja seolah tidak terjadi apa-apa, semua masalah itu dianggap wajar dan tidak
perlu ditanggapi. Ini akibat dari kegagalan konsep tannas. Keseimbangan sudah tak dapat
diatasi lagi antara rakyat yang kaya dan yang miskin. Yang kaya menindas yang miskin
dan yang miskin hanya dapat mengeluh mungkin berteriak pun takut sebab mereka akan
dirongrong oleh kekuasaan para pejabat. Bencana lumpur lapindo yang sudah lebih satu
tahun, tetapi masih dibiarkan begitu saja, rakyat semakin sengsara. Sudah sengsara
mereka dibohongi lagi. Bahkan uang ganti rugi untuk tanah dan harta benda mereka
masih sulit diperoleh. Padahal sesungguhnya itu sudah menjadi hak mereka. Menuntut
pemerintah yang kesannya hanya bisa simpatik tetapi tidak dapat berbuat banyak adalah
contoh melemahnya pertahanan nasional kita. Rakyat yang menjadi korban dari itu
semua. Ini hanyalah segelintir contoh dari gagalnya sistem tannas. Pemanfaatan hasil
alam yang tak terkontrol merupakan kegagalan yang sangat memilukan bagi bangsa ini.
Kita tidak mampu mempertahankan apa yang sudah ada malahan menghacurkannya.
Aspek hukum dan lemahnya pemerintah menegakkan hukum yang adil dan benar
merupakan salah satu faktor pendukung semakin gagalnya kospep tannas. Pertahanan
nasional hanya bisa ditegakkan jika ada koridor yang jelas dan aturan hukum yang adil.
Semakin membengkaknya angka korupsi adalah suatu kegagalan besar dalam hal
ini. Maka konsep tannas dinilai gagal, sebab semakin lemahnya hukum dalam
menegakkan pertahanan nasional ini, akibatnya hutan kekayaan Indonesia dibabat habis,
longsor yang memakan banyak korban jiwa, kemiskinan yang merajalelah, semakin
banyak satwa yang punah, bencana buatan manusia sendiri (lapindo), dan semakin
meningkatnya tingkat korupsi di kalangan para pejabat adalah bukti nyata melemahnya
dan gagalnya pertahanan nasional.
tradisi, yang bercampur baur dengan keyakinan, dan agama untuk menegaskan perbedaan
satu dengan yang lain. Toleransi menjadi kata kosong di tingkat realitas sosial.
Transaksi kewarganegaraan terasa sangat formal. Tak ada pendalaman kesadaran akan
tanggung jawab untuk menyelenggarakan pergaulan masyarakat yang
multibudaya. Akhirnya konsep tannas hanya menjadi gaungan yang kosong ditengah
hutan rimba. Suara itu tidak memiliki kekuatan sama sekali.
Kondisi Hankam
Hankam atau pertahanan nasional memiliki tujuan untuk mempertahankan negara
kesatuan RI ini dari ancaman, baik itu dari luar maupun dari dalam negeri sendiri.
Eksistensi
Secara khusus peran dan fungsi utama pertahanan keamanan adalah mempertahankan
eksistensi negara. Berbicara soal eksistensi, berarti berbicara soal ada, mengada, wilayah,
keutuhan. Kata eksis berarti ada. Kalau ada berarti bisa tidak ada. Maka untuk tetap ada
(eksis) bangsa ini membutuhkan suatu kekuatan yang mampu mempertahankan eksistensi
nasional, maka lahirlah konsep pertahanan keamanan.
Sejak dibentuknya konsep pertahanan keamanan, sampai sekarang ini, adakah hasil yang
signifikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Benarkah bahwa konsep hankam
ini untuk memenuhi seluruh kepentingan rakyat indonesia? Ini menjadi pertanyaan besar
dan sekaligus mendasar.
Pada zaman pemerintahan megawati, provinsi timor-timur memisahkan diri dari
Indonesia, pulau ambalat di ambil dari Indonesia, dan masih ada beberapa pulau terluar
Indonesia terancam dimiliki oleh Negara Malaysia, Singapura, Bruneidarussalam dan
Negara-negara tetangga lainnya. Hampir tiap tahun kekayaan pantai kita dicuri oleh
orang asing. Lautan yang luas tidak dapat kita amankan. Sehingga kekayaan alam kita
diambil oleh orang lain yang memiliki kemampuan. Tidak lama ini muncul keinginan
rakyat papua untuk merdeka. Mereka ingin memisahkan diri dari kesatuan Negara repulik
Indonesia.
Dan sejumlah daerah lain masih dilanda konfik baik itu masalah etnis, agama, dan
wilayah. Daerah poso, ambon dan sejumlah daerah yang lain menjadi ancaman runtuhnya
Negara RI. Melihat sederet fakta yang ada, masihkah dapat dipertahankan konsep tannas
ini, atau konsep ini tinggal hukum yang mandul. Dalam prakteknya konsep ini tidak
berlaku sama sekali, dapat dikatakan tidak memiliki kekuatan. Ditengah semakin
menguatnya diskriminasi, intimidasi dan kekerasan, bagaimana konsep hankam di
jalankan.
Gempuran globalisasi yang menghasilkan kontradiksi-kontradiksi, di satu sisi
mengakibatkan de-tradisionalisasi dan menguatkan kosmopolitanisme. Disisi lain
Kesimpulan
Kegagalan kedua konsep ini disebabkan semakin melemahkan kekuatan hukum dan
penegak hukum di Indonesia. Selain itu tidak seriusnya pemerintah memperhatikan
perkembangan sistem tannas dan hankam. Banyak para pejabat yang tugas utamanya
menegakkan konsep ini ternyata dengan terang-terangan melanggarnya. Akibat dari
kegagalan ini, kekayaan nasional: hutan, satwa, tumbu-tumbuhan, emas, timah, budaya,
suku, bahasa, pulau, dan kekayaan lainnya terancam punah. Bahkan bisa diprediksi jika
krisis ini terus berlangsung kelak semua kebanggaan negara ini hanya tinggal sejarah.
Yang menderita akibat kegagalan ini adalah rakyat kecil, yang tidak tahu apa-apa,
merekalah korban dari ketidak adilan.
Konsep negara yang tujuan utamanya memanusiakan manusia menjadi slogan para
pemegang kekuasaan. Negara tidak dapat dipercaya lagi. Maka tidak heran secara
perlahan-lahan, daerah-daerah yang merasa termarjinalkan akan melepaskan diri dari
kesatuan RI. Ketidak adilan dalam pemerataan pendapatan negara merupakan buktinya
nyata gagalnya konsep tannas dan hankam ini. Papuan yang kaya akan hasil alam tetapi
rakyatnya miskin. Semua hasil alam itu dinikmati oleh orang yang tinggal di ibukota
negara. Ini adalah bentuk penjajahan baru.
nasional) ditentukan oleh apa yang kita kenal dengan intensitas dan kapasitas ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) yang ada dan pengaruhnya terhadap
kehidupan dan penghidupan masyarakat, bangsa dan negara. AGHT tersebut diatas
umumnya ditujukan kepad tiga sasaran kehidupan yaitu sumber daya kehidupan, aspek
kehidupan dan dimensi kehidupan. Yang dimaksud dari sumber daya kehidupan adalah
kondisi (konstelasi dan konfigurasi geografi), kekayaan sumber daya alam, dan
kependudukan. Sedangkan yang dimasud dengan aspek kehidupan secara garis besar,
meliputi kehidupan sosial budaya, kehidupan politik, dan kehidupan perekonomian; dan
yang dimaksud dengan dimensi kehidupan ditujukan kehidupan politik nasional secara
umum sesuai negara yang menganut politik demokrasi, yaitu adanya supra struktur
politik (pemerintah), infra struktur poltik (partai politik), dan substruktur politik (rakyat
dan masyarakat). Dengan pengertian ini maka ketahanan nasional Indonesia tergantung
dari sejauh mana masyarakat, bangsa dan negara Indoensia mampu menghadapi,
mengatasi atau meniadakan AGHT yang ada terhadap unsur-unsur kehidupan yang telah
dijelaskan.
Cara yang mudah untuk menilai tingkat dan derajat ketahanan nasional suatu bangsa
(termasuk Indonesia) adalah dengan cara menilai sejauh mana atau sampai dimana rakyat
dan masyarakatnya mampu untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ini berarti kembali ke
konsep kebutuhan dari Maslow, yaitu kebutuhan dasar manusia adalah pemenuhan
sandang, pangan dan papan serta rasa aman, tenteram dan sejahtera. Berarti pula apabila
rakyat dan masyarakat suatu negara masih kesulitan dalam hal pemenuhan kebtuhan
pokok dapat didiskusikan bahwa bangsa dan negara ini rentan terhadap masalah
keamanan. Dapat didiskusikan pula bahawa kondisi semacam ini pada umumnya berada
di negara berkembang.
Keamanan nasional di negara kita mengandung 4 fungsi yaitu keselamatan bangsa,
pertahanan negara, penegakkan hukum dan ketertiban umum dan perlindungan
masyarakat.Dari keempat fungsi ini maka keselamatan bangsa merupakan urutan
pertama. Bagi Indonesia hal ini sangat penting karena selain negara kita merupakan
negara bangsa (nation state), dimana suatu negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dan budaya namun karena aspirasi nasionalnya (Mukaddimah UUD 1945!) dan sumpah
pemuda tahun 1928, juga karena negara kita menempati posisi silang yang sangat
strategis bagi kehidupan internasional sehingga akan menjadi incaran negara-negara maju
secara politik, ekonomi maupun sosial budaya. Selanjutnya dalam gambar 2,
digambarkan fungsi-fungsi keamanan nasional pengertian, jenis ancaman, sarana
menanggulangi ancaman serta sarananya.
Pada masa Orde Baru, selalu menekankan adanya kewaspadaan nasional (national
security awareness) yaitu sikap tanggap secara mental maupun fisik, untuk mendeteksi
perkembangan kehidupan nasional dan memberikan respon sedini mungkin atas
kecenderungan yang terjadi terhadap usaha atau tindakan yang menjurus kepada
perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa. Ketidak-amanan nasional (national
insecurity) akan timbul jika Indonesia berada dalam kondisi ketahanan nasional kita
sangat rendah, atau dengan kata lain jika kemampuan menghadapi berbagai macam dan
bentuk AGHT sangat rendah: kemampuan penegak kedaulatan rendah, kemampuan
penegak hukum rendah dan kemampuan rakyatnya juga rendah. Semua ini bisa
disebabkan karena sense of national security awareness di kalangan kehidupan nasional
sangat rendah misalnya, sikap pemerintah terhadap keamanan nasional sangat rendah,
sikap partai politik yang tidak aspiratif terhadap kondisi negara, bangsa dan
masyarakatnya dan kehidupan rakyat dan masyaraktnya yang kehilangan patriotiseme
(lost of aspiration and patriotism). Inilah tantangan keamanan nasonal.
Keamanan dalam dimensi yang lebih rendah, fungsi keamanan domestik, yaitu
pengeakkan hukum dan ketertiban umum. Kita mengenal adanya istilah Kamtibmas atau
keamanan dan ketertiban masyarakat, yang mana unsur utama unsur penegak hukumnya
adalah aparat kepolisian. Keterbatasan sumber daya yang ada pada pemerintah maka
dalam upaya penangkalan terhadap berbagai ancaman, gangguan atau hamabatan
terhadap kehidupan nasional, disusun dalam suatu norma-norma (moral dan hukum) yang
melibatkan semua unsur masyarakat. Misalnya dalam penegakkan hukum, dengan
keterbatasan aparat hukum dibandingkan dengan besarnya skala ancaman ancaman
terhadap ketidak-amanan dan kebutuhan untuk keamanan itu sendiri, banyak dibentuk
berbagai upaya pengamanan yang dilakukan oleh unsur non-kepolisian seperti dengan
adanya pengamanan swakarsa di lingkungan pemukiman, atau, adanya unsur
pengamanan professional yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan baik itu secara
propitari maupun melalui jasa usaha pengamanan.
Selain fungsi keamanan nasional yang secara langsung berkaitan dengan Sebenarnya ada
satu hal lagi yang berkaitan dengan keamanan yaitu rasa aman dari bencana dan malapetaka. Bencana berkaitan dengan bencana alam. Misalnya yang sering terjadi di negara
kita gempa bumi, banjir, dan tanah longsor; sedangkan mala petaka berkaitan dengan
sesuatu kejadian akibat kelalaian kita sendiri disengaja atau tidak disengaja, misalnya
kebakaran, ancaman bom, ledakan gudang bahan kimia, dll.
Dengan pemahaman sperti ini maka perdebatan yang pernah terjadi disekitar RUU, antara
konsep TNI dan Polri, semuanya hanya berkaitan dengan poltik dan kekuasaan serta
status saja. Karena Keamanan Nasional merupakan tanggung jawab semua unsur dan
komponen yang ada di negara tersebut.
http://masbaneg.blogspot.com/
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah :
Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan
Keamanan Negara, dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.
Pertahanan dan keamanan NKRI dilaksanakan dengan menyusun, mengarahkan dan
menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang
kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan pertahanan dan kemananan secara nasional merupakan salah satu fungsi
utama dari pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI- POLRI sebagai intinya guna
menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan
nasional Indonesia.
yang selama ini disebut Doktrin Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Pertahanan dan Keamanan Negara RI Diselenggarakan Dengan Siskamnas
(Sishankamrata).
Hal ini bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan. Pendayagunaan potensi nasional
dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan negara dilakukan secara optimal dan
terkoordinasi untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
negara dalam keseimbangan dan keserasian antara kepentingan kesejahteraan dan
keamanan.
Segenap Kekuatan Dan Kemampuan Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta.
Diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Pembangunan Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI) dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang
dan tentara nasional, perannya tetap diabdikan bagi kepentingan bangsa dan negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 11 dari 17
b. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan.
Postur Kekuatan Hankam.
Mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk membangun
postur kekuatan Hankam terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu :
- Ancaman.
- Misi.
- Kewilayahan.
- Politik.
Dalam konteks iniperlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah
pertahanan dan masalah keamanan.
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar negeri dan menjadi tanggung
jawab TNI.
Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi
tanggung jawab POLRI.. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan
apabila diminta atau POLRI sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang
meningkat ke keadaan darurat.
Pembangunan Kekuatan Hankam.
Konsepsi Hankam perlu mengacu kepada konsep Wawasan Nusantara :
Dimana Hankam diarahkan kepada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara
kesatuan RI yang meliputi wilayah laut, udara dan darat termasuk pulau-pulau besar dan
kecil yang ada. Disamping itu kekuatan Hankam perlu antisipatif terhadap prediksi
ancaman dari luar sejalan dengan pesatnya perkembangan Iptek Militer yang telah
menghasilkan daya gempur yang tinggi dan jarak jangkau yang jauh.
Hakekat Ancaman.
Rumusan ini akan mempengaruhi kebijaksanaan dan strategi pembangunan kekuatan
Hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakikat ancaman akan
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 12 dari 17
mengakibatkan postur kekuatan Hankam yang kurang efektif dalam menghadapi berbagai
gejolak dalam negeri bahkan tidak mampu untuk melakukan perang konvensional.
Dalam merumuskan hakikat ancaman perlu pula dipertimbangkan konstelasi geografi
Indonesia dan kemajuan Iptek :
Kedaulatan RI yang dua pertiga wilayahnya terdiri dari laut, menempatkan laut dan udara
di atasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan ancaman karena digunakan
sebagai initial point untuk memasuki kedaulatan RI di darat.
Ancaman dari luar senantiasa akan menggunakan media laut dan udara di atasnya karena
kondisi geografi Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan demikian pembangunan
postur kekuatan Hankam masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan
Hankam secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama kekuatan
Pertahanan yaitu TNI AD, TNI AL DAN TNI AU serta unsur utama keamanan yaitu
POLRI.
Pesatnya kemajuan Iptek membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur
termasuk daya hancur dan jarak jangkau. Dengan demikian ancaman masa depan yang
perlu diwaspadai adalah serangan langsung lewat udara dan laut oleh kekuatan asing
yang memiliki kepentingan terhadap Indonesia.
Gejolak Dalam Negeri.
Di dalam era globalisasi saat ini dan dimasa mendatang, tidak menutup kemungkinan
akan mengundang campur tangan asing, dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM,
demokrasi, penegakan hukum dan lingkungan hidup dibalik kepentingan nasional
mereka. Situasi seperti ini kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsur-unsur utama
kekuatan Hankam dan komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan
dalam negeri. Untuk itu ancaman yang paling realistik adalah adanya link-up antara
kekuatan dalam negeri dengan luar negeri.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 13 dari 17
Geopolitik Ke Arah Geoekonomi.
Kondisi ini mengandung implikasi semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai
tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman
dari luar yang serius. Namun bila dikaji secara mendalam, justru dapat menimbulkan
ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan negara kesatuan RI. Pihakpihak asing yang berkepentingan terhadap Indonesia, sebelum melakukan tindakan agresi
akan berupaya menggunakan wahana diplomasi dan membangun opini untuk mencari
dukungan internasional agar sebagian besar masyarakat internasional membenarkan
tindakannya. Kemajuan Iptek informasi sangat memungkinkan untuk itu, terlebih saat
dunia internasional sedang dalam situasi unbalance of power.
Perkembangan Lingkungan Strategis.
Mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geo ekonomi membawa perubahan
besar dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi negara-negara di dunia didalam
mewujudkan kepentingan nasional masing-masing. Penerapan cara-cara baru telah
meningkatkan eskalasi konflik regional dan konflik dalam negeri yang mendorong
keterlibatan super power di dalamnya. Menyikapi dinamika perkembangan seperti ini,
kita perlu membangun postur kekuatan Hankam yang memiliki profesionalisme yang
tinggi untuk melaksanakan :
Kegiatan intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional.
Melaksanakan upaya pertahanan darat, laut dan udara.
Memelihara dan menegakkan Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri) secara berlanjut
dalam negeri masih terbatas kemampuannya oleh karena itu harus ditingkatkan
kemampuannya.
Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan haruslah diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif
bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati makna nilai dan
hakikat perang dan damai. Kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa,
memerlukan dukungan manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap dan tangguh serta
bertanggungjawab, kerelaan berjuang dan berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional, TNI berpedoman pada
Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan pertahanan, dalam
keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan, profesional, efektif, efisien dan
modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata dalam wadah tunggal TNI,
disusun dalam Siskamnas (Sishankamrata) dengan strategi penangkalan.
Sebagai kekuatan inti Kamtibmas, POLRI berpedoman pada Tri Brata dan Catur
Prasetiya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan penegakkan
hukum, memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 16 dari 17
Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan kesadaran dan ketaatannya kepada
hukum.
Dengan demikian Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah :
Kondisi daya tangkal bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang
dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
6. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia.
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga
negara Indonesia, yaitu :
Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang
berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasional.
Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap WNI baik
secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa
Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan . Hal tersebut tercermin akan
adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.
http://bujangasal.blogspot.com/2010/04/tugas-kewarganegaraan-bab-iii-ketahanan.html
Diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Pembangunan Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI) dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang
dan tentara nasional, perannya tetap diabdikan bagi kepentingan bangsa dan negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Pend. Kewarganegaraan ATA 07/08 Halaman 11 dari 17
b. Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamanan.
Postur Kekuatan Hankam.
Mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan dan gelar kekuatan. Untuk membangun
postur kekuatan Hankam terdapat empat pendekatan yang digunakan yaitu :
- Ancaman.
- Misi.
- Kewilayahan.
- Politik.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/ketahanan-nasional-25/
KEAMANAN
LAUT
Dengan jumlah lebih dari 17.500 pulau, Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Dua per tiga dari wilayah Indonesia merupakan wilayah laut
dengan garis pantai 81 ribu km serta wilayah ZOO seluas 4 juta km2.
Kegiatan perdagangan dan transportasi internasional melalui Sea Lane of
Transportation (SLOT) di perairan Indonesia terus meningkat. Namun, seiring
dengan hal itu, potensi ancaman juga meningkat. Antara lain penangkapan ikan
secara ilegal, imigran gelap, eksplorasi dan eksploitasi sumber kekayaan alam
secara ilegal, termasuk pengambilan harta karun, penyelundupan barang dan
senjata, serta penyelundupan kayu gelondongan melalui laut.
GANGGUAN
KEAMANAN
UDARA
Posisi strategis Indonesia sebagai salah satu poros lalu lintas dunia internasional
menempatkan Indonesia rawan terhadap berbagai ancaman udara. Isu
keamanan udara dengan potensi ancaman di mada depan meliputi ancaman
kekerasan(pembajakan udara), sabotase objek vital(teror), ancaman
pelanggaran udara(penerbangan gelap dan pengintaiaj terhadap wilayah
Indonesia, ancaman suberdaya(pemanfaatan wilayah udara oleh negara lain),
dan ancaman pelanggaran hukum melalui media udara(migrasi ilegal dan
penyelundupan
manusia).
Untuk mengawasi dan mengamankan wilayah udara dari segala gangguan dan
ancaman, Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai kelemahan, antara lain
Sumberdaya
Manusia,
sarana
dan
prasarana
yang
diperlukan.
ISU
PERBATASAN
ANTAR-NEGARA
Belum tuntasnya penentuan garis batas suatu negara terhadap negara lain
dapat berpotensi menjadi sumber permasalahan hubungan bilateral di masa
depan. Di samping garis batas, masalah pelintas batas, pencurian sumberdaya
alam, dan kondisi geografi juga merupakan sumber masalah yang dapat
mengganggu
hubungan
antar-negara.
Indonesia saat ini memiliki permasalahan perbatasan dengan negara-negara
lain, apalagi mengingat demikian luasnya wilayah darat dan perairan. Indonesia
berbatasan dengan sepuluh negara tetangga yakni Malaysia, Singapire,
Thailand, India, Filipina, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Palau, dan Timor
Leste.
1.
Perbatasan
Indonesia-Singapore.
Perbatasan
Indonesia-Malaysia.
Perbatasan
Indonesia-Vietnam.
Perbatasan
Indonesia-Filipina
Perbatasan
Indonesia-India
Perbatasan kedua negara terletak antara pulau Rondo di Aceh dan Pulau
Nicobar di India. Batas maritim dengan landas kontinen yang terletak pada
titik-titik koordinat tertentu di kawasan perairan Samudera Hindia dan Laut
Andaman,
sudah
disepakati
kedua
negara.
Tapi, masalah di antara kedua negara masih sering muncul karena sering terjadi
pelanggaran wilayah oleh kedua pihak, terutama dilakukan para nelayan.
Sejauh ini kedua negara belum bersepakat mengenai batas perairan ZEE Palau
dengan ZEE Indonesia yang terletak di utara Papua. Akibatn hal ini, kerap
timbul perbedaan pendapat mengenai pelanggaran wilayah yang dilakukan para
nelayan
kedua
pihak.
6.
Perbatasan
Indonesia-Australia
7.
Perbatasan
Indonesia-Timor
Leste
Saat ini sejumlah masyarakat Timor Leste yang berada di perbatasan masih
menggunakan mata uang rupiah, bahasa Indonesia serta berinteraksi secara
sosial-budaya
dengan
masyarakat
Indonesia.
Persamaan budaya dan ikatan kekeluargaan antar-warga desa yang terdapat di
kedua sisi perbatasan, dapat berkembang menjadi masalah yang lebih rumit di
masa
depan.
Selain dari itu, keberadaan pengungswi Timor Leste yang masih berada di
wilayah Indonesia dalam jumlah yang cukup besar, berpotensi menjadi masalah
perbatasan yang cukup sensitif bagi kedua negara di masa depan.
8.
Perbatasan
Indonesia-Papua
Nugini
separatis bersenjata yang memisahkan diri dari NKRI, masih menguatnya issu
terjadinya konflik horizontal yang bernuansa SARA di beberapa daerah di tanah
air, masih menguatnya issu ancaman terorisme, ancaman kedaulatan di wilayah
perbatasan.
Untuk menghadapi ancaman tersebut diatas diperlukan suatu strategi
penangkalan yang mengandung pengertian himpunan upaya mencegah
timbulnya konflik yang bertumpu pada upaya total bangsa Indonesia yang berisi
kesemestaan, kewilayahan dan kerakyatan, atau cara yang ditempuh untuk
mempengaruhi
pihak
lain
dengan
menggunakan
atau
mengandalkan
kemampuan suatu negara untuk mencapai tujuan yang ditentukan yaitu untuk
mencegah perang atau kalau perang telah terjadi, untuk mencegah berlanjutnya
perang dengan menyadarkan pihak lawan keuntungan yang akan diperolehnya
tidak sesuai dengan pengorbanan yang didalamnya.
Dalam menghadapi kemungkinan ancaman dari definisi tersebut diatas,
perlu diketahui unsur-unsur penangkalan yang kita miliki saat ini sehingga dapat
disusun suatu konsep strategi penangkalan. Unsur-unsur penangkalan tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, kemampuan (Capability). Kemampuan ini merupakan paduan
antara kemampuan fisik dan non fisik seperti motivasi, reputasi, moral,
kepemimpinan dan lain-lain. Untuk melaksanakan tindakan yang dapat
diasumsikan oleh lawan melalui nalar prakiraan tindakannya, negara yang
melaksanakan penangkalan harus mempunyai kemampuan. Kemampuan
tangkal adalah totalitas dari seluruh kemampuan negara baik yang bersifat fisik
atau non fisik, militer maupun non militer. Salah satu ukuran kemampuan tangkal
bangsa Indonesia adalah ketahanan nasional.
Kedua,
kredibilitas
(Credibility).
Kredibilitas
merupakan
derajat
sangat
Penangkalan
tergantung
mempunyai
kepada
pengalaman-pengalaman
kredibilitas
apabila
sekali
pihak
masa
lalu.
penangkal
menunjukkan ancaman sudah dapat dipastikan bahwa ancaman itu bila perlu
akan benar-benar dilakukan. Kredibilitas penangkalan suatu bangsa sangat
bergantung kepada karakter nasional dan mutu kepemimpinan nasionalnya.
Dengan demikian terdapat hubungan antara karakter dan kepemimpinan
nasional dengan kemampuan tangkal karena tekad untuk melaksanakan respons
itu dipengaruhi oleh kadar kemampuan yang dimiliki, sehingga kredibilitas pada
hakekatnya adalah gabungan antara tekad dan kemampuan. Tuntutan
kredibilitas dalam meyakinkan lawan adalah sebagai berikut : (1) Pihak yang
ditangkal harus menyadari sepenuhnya bahwa pihak penangkal memiliki unsurunsur kemampuan yang cukup untuk melakukan niat penangkalnya. (2) Pihak
yang ditangkal harus yakin bahwa pihak penangkal memiliki kemantapan tekad
untuk menggunakan kemampuan tersebut. (3) Implikasi dalam menghadapi
lawan yang tidak memiliki informasi yang cukup dapat menimbulkan kondisi yang
sangat irasional, oleh karena itu penangkalan yang meyakinkan membutuhkan
struktur kekuatan yang lebih besar daripada struktur kekuatan yang digunakan
untuk menangkal lawan yang memiliki informasi yang cukup dan mempunyai
sikap rasional. Kemungkinan adanya irasionalitas mengharuskan negara
penangkal mengerahkan intelijen secara cermat guna memonitor pihak lawan
dan memastikan strategi penangkalan bekerja dengan baik.
Ketiga, Komunikasi (Communication). Musuh atau pihak yang potensial
sebagai musuh harus menyadari dengan tepat, seberapa besar dan seberapa
jauh tindakan yang tidak boleh dilakukan dan apa kira-kira resiko yang akan
terjadi bila dilanggar. Oleh karena itu niat, kemampuan dan tekad sipenangkal
harus dikonsultasikan secara jelas karena hal ini merupakan hal yang paling
esensial. Kehendak penangkal harus dipahami oleh pihak lawan agar tidak
menimbulkan salah pengertian dan bersikap irasional.
Penangkalan
Unilateral.
Penangkalan
di
Indonesia
tidak
unilateral
mengandung
arti
bahwa
Hanneg
akan
selalu
Pembangunan
kemampuan
nasional
yang
meliputi
kita
sedang
melaksanakan
pembangunan
tersebut,
didalam
KERAWANAN SOSIAL
DAN
STRATEGI PENANGGULANGANNYA
Oleh Pokja Puslitbang SDM Balitbang Dephan TA. 2001
Pendahuluan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang penduduknya berjumlah
sekitar 220.000.000 orang, 500 macam etnis, 17.508 kepulauan dan luas wilayah
5.800.000 km2 serta letaknya yang strategis diantara negara di dunia, adalah
rawan sosial sehingga perlu dicermati kondisi sosial masyarakat Indonesia yang
dipengaruhi lingkungan yang strategis, menganalisis berbagai krisis seperti krisis
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam dan hukum, serta konsep
upaya penanggulangan kerawan-an sosial secara terpadu termasuk strategi
penanggulangannya dalam rangka mendukung Perta-hanan Nasional.
Pembahasan Kerawanan Sosial. Kerawanan Sosial ialah suatu keresahan
sosial yang berkepanjangan, yang diakibatkan oleh proses konflik yang
ditimbulkan dari perbedaan pendapat suatu masyarakat/kelompok golongan
tertentu, dengan pemecahan dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan
masyarakat/kelom-pok golongan tersebut. Ketidak- puasan ini masih dalam
eskalasi aman sehingga hanya diperlukan tindakan pencegahan. Ketidakpuasan pemecahan masalah dari yang tidak tepat dicegah akan memicu
keresahan, demonstrasi/anarkis ataupun separatisme (lihat gambar 1).
Kondisi sosial Bangsa Indonesia sejak tahun 1945, masa Orde lama maupun
dimasa Orde Baru keduanya memiliki kekuasaan mutlak dan sentralistis,
sehingga presidenlah yang berperan. Sejak tahun 1998 keruntuhan Soeharto
mengakibatkan terjadinya reformasi di segala bidang. Reformasi tersebut disertai
dengan isu berkembangnya Hak Asasi Manusia (HAM), demokratisasi, otonomi
daerah dan lingkungan hidup. Pengertian HAM dan demokratisasi banyak
disalah-artikan bangsa Indonesia, sehingga mereka mengekspresikan dirinya
secara berlebihan, dan menimbulkan konflik antara pemerintah pusat dan
daerah. Konflik antar suku, kelompok agama serta antar perusahaan industri
dengan lingkungan masyarakat. Dalam reformasi di segala bidang, masyarakat
telah banyak yang menyimpang dari makna kehidupan Pancasila. Sebagian
kelompok masyarakat maupun kelompok politik masih mengusulkan Piagam
Jakarta yang berisi 7 kata untuk dimasukan kembali dalam pasal UUD
1945. Jadi ideologi Pancasila tetap mendapat tantangan dan menjadi sumber
kerawanan sosi-al di masa mendatang. Kondisi politik saat ini memberikan
peluang dan kebebasan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga mengesankan ajang
demokrasi telah terbuka lebar. Permasalah-annya di sini adalah belum
terciptanya dengan baik suatu mekanisme budaya demokrasi, dalam arti kata
pemerintah belum menyiapkan perangkat kebijakan maupun perangkat hukum
yang mengatur tata cara kehidupan berdemokrasi, sehingga timbul kesenjangan
politik.
Kondisi sosial budaya bangsa Indonesia saat ini mengalami stagnasi di bidang
nilai-nilai etika sosial dan budaya sehingga menimbulkan beberapa kasus
kerawanan sosial seperti kasus sara di Sampit, Situbondo, Ujung Pandang, Solo,
Kupang dan Waringin.
Kondisi ekonomi sejak terjadinya krisis 1997 belum banyak berubah. Berbagai
kasus kerawanan sosial yang terjadi dipicu oleh potensi kesenjangan ekonomi
seperti konflik pekerja dengan pengusaha telah muncul antara lain kasus ganti
rugi lahan Kedung Ombo, lahan sejuta hektar, kasus unjuk rasa pekerja PT.
Maspion, PT.Kayu Mas, masyarakat penambang emas di Kereng Pangi Kalteng
dan kasus Sampit telah menimbulkan fluktuasi dolar terhadap rupiah. Tidak
berjalannya roda perekonomian juga dapat menyebabkan hilangnya modal yang
ditanam investor asing.
Kondisi Hankam. Ancaman kehidupan negara dan bangsa Indonesia berasal dari
dalam negeri, seperti subversi dan pemberon-takan baik mental dan fisik tubuh
masyarakat Indonesia. Ancaman dari luar negeri, seperti: infiltrasi dan subversi
mental, fisik serta intervensi dari kekuatan imperalis dan kolonialis dalam segala
bentuk dan manifestasinya (Ancaman GAM, OPM, konflik antar suku dan
Organisasi Teroris Internasional).
NKRI. Untuk menuju suasana yang kondusif dalam kehidupan masyarakat harus
ada keberanian dari lembaga penegak hukum untuk bekerja secara independen
dan profesional tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.
Dari Perkembangan lingkungan strategis, dapat diantisipasi beberapa peluang
antara lain sebagai berikut :
Selain peluang, ada beberapa kendala yang dirasakan, yaitu ancaman yang
datang dari luar negeri berupa bentuk tekanan multi dimensi dari bentuk tekanan
politik, ekonomi sampai dengan tekanan militer serta ancaman yang berasal dari
dalam negeri berupa ancaman antara lain kesenjangan sosial ekonomi,
eksplotasi Sumber Daya Alam (SDA) tanpa memperhatikan lingkungan
pluralistik, lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM-LSM), ancaman
pembe-rontakan bersenjata yang bersifat separatisme seperti bahaya laten
komunis.
Dampak Krisis Multidimensi.Dari kondisi sosial masyarakat Indonesia yang
dipengaruhi lingkungan strategis, perlu dianalisis berbagai krisis yang ada seperti
antara lain :
o
Krisis Politik suatu fakta pada masa pemerintahan Presiden BJ. Habibie
tentang kebijakan opsi merdeka yang diberikan kepada rakyat TimorTimur lepas dari NKRI, yang akhirnya MPR memberikan mosi tidak
percaya kepada Presiden BJ. Habibie. Krisis politik masa pemerintahan
Presiden Gus Dur dimana tidak diakuinya Dekrit Presiden, serta krisis
politik di tingkat pusat yang berakibat jatuh bangunnya suatu pemerintah.
o
o
Prinsip penanggulangan
Kondisi Aman. Kerawanan sosial tingkat ringan dise-lesaikan dengan menggunakan metoda Preemtif (upa-ya tersebut adalah inisiatif mendahului tindakan
lawan, dengan cara persuasif dan komunikatif agar potensi konflik tidak
berkembang menjadi krisis sosial, dengan kata lain pendekatan).
Kondisi Rawan. Bentuk ketidakpuasan berkembang menjadi keresahan,
penyelesai-annya dengan menggunakan metoda preventif (pence-gahan).
Kondisi Gawat / Darurat.Bentuk keresahan menjadi demonstrasi/anarkis
diselesaikan dengan metoda Represif (penindakan menyeluruh dan terpadu
sebagai upaya pe-nanggulangan).
Kondisi selesai pe-nanggulangan. Penyelesai-annya dalam bentuk
Rehabilitasi (perbaikan, pengembalian kondisi masyarakat ke arah baik).
Mekanisme Penanggulangan.
Kondisi Aman.
NO
KEJADIAN
KONDISI
PENANGGULANGAN
FUNGSIONAL
METODA
TERPADU
PRA
KRISIS
KRISIS
PURNA
KRISIS
1. Perbedaan
Aman
pendapat/kepentingan
Cegah dini
Dialog
Preemtif
2. Keresahan Sosial
Rawan
Cegah
Dialog
Preventif
3. Demontrasi
Gawat
Darurat
Tindakan
4. Anarkis
5. Separatisme
Cegah
Tindakan
Dialog/Negosiasi Represif
untuk
Prefentif
Dialog
Kondisi Rawan.
Kondisi Gawat/Darurat.
Kondisi Akhir/Krisis.
Kondisi aman, jika ada masalah keamanan Kodal di- bawah organisasi
keamanan wilayah.
Kondisi rawan, Kodal di tangan organisasi kemanan wilayah.
Kondisi Gawat/Darurat, Kodal di tangan organisasi keamanan wilayah.
Kondisi Rehabilitasi, Kodal masih di bawah organisasi keamanan wilayah
dan secara bertahap kembali ke tupoksi masing-masing.
Penutup.
Dari hasil analisa berbagai aspek kondisi sosial masyarakat Indonesia sejak
proklamasi kemerdekaan hingga saat ini dapat diambil kesimpulan yang menjadi
sumber kerawanan sosial yaitu :
Pluralitas kondisi sosial yang tidak tertata dan terbina de-ngan baik.
Pembagian hasil Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak adil terhadap
daerah.
Multi partai dalam kehidupan demokrasi dan tuntutan HAM.
Keterpurukan perekonomian negara.
Radikalisme kelompok ma-syarakat dan terorisme bom dari dalam
maupun luar negeri.
Saran.
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=8&mnorutisi=5