BAB II Apendiksitis
BAB II Apendiksitis
BAB II
LANDASAN TEORI
Anatomi
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira
10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di
bagian proksimal dan melebar pada bagian distal. Namun demikian, pada
bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan mlebar pada
bagian
ujung.
apendiks
terletak
intraperitoneal.
Kedudukan
ini
b. Histologi
Secara histologis, apendiks mempunyai basis stuktur yang sama
seperti usus besar. Glandula mukosanya terpisahkan dari vascular
submucosa oleh mucosa muskularis. Bagian luar dari submukosa adalah
dinding otot yang utama. Apendiks terbungkus oleh tunika serosa yang
terdiri atas vaskularisasi pembuluh darah besar dan bergabung menjadi satu
di mesoapendiks. Jika apendik terletak retroperitoneal, maka apendik tidak
terbungkus oleh tunika serosa. Mukosa apendik terdiri atas sel-sel dari
gastrointestinal endokrin sistem. Sekresi dari mukosa ini adalah serotonin
dan terkenal dengan nama sel argentaffin. Tumor ganas paling sering
muncul pada apendik dan tumbuh dari sel ini (victor, 2003).
apendiks
terdorong
masuk
ke
sekum
(Pieter,2005
&
Sherwood,2001).
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut
associated lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna
termasuk apendiks, ialah IgA. Immunoglobulin ini sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendiks tidak
mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfe di sini kecil
sekali jika dibandingkan dengan jumlah yang ada di saluran cerna dan di
seluruh tubuh ( Pieter,2005).
d. Epidemiologi
Apendisitis merupakan kedaruratan bedah paling sering di Negaranegara Barat. Namun dalam tiga-empat dasawarsa terakhir kejadiannya
menurun secara bermakna. Hal ini diduga disebabkan oleh meningkatnya
penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari. Apendisitis dapat
ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari 2 tahun jarang
dilaporkan. Insiden apendisitis tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun,
setelah umur 30 tahun insiden apendisitis mengalami penurunan jumlah.
Insidens pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada
umur 20-30 tahun, insidens laki-laki lebih sering (Pieter,2005).
e. Etiologi
Penyebab apendisitis akut yang paling sering adalah terjadinya
obstruksi lumen. Obstruksi lumen biasanya diakibatkan oleh fekalit (batu
tinja), hyperplasia jar limfe, tumor apendiks dan parasit yang ada di usus
g. Klasifikasi
1. Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni (medical jurnal,2005):
a) Apendisitis akut, dibagi atas :
1) Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh
akan timbul striktur lokal.
2) Appendisitis purulenta difus, yaitu sudah bertumpuk nanah.
b) Apendisitis kronik, dibagi atas:
1) Apendisitis kronik fokalis atau parsial, setelah sembuh akan
timbul striktur lokal.
2) Apendisitis kronik obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya
ditemukan pada usia tua.
infiltrate
adalah
proses
radang
apendiks
yang
kriteria
yg
berbeda.
Pada
pemeriksaan
laboratorium
dan
apendisitis
dapat
ditegakkan
dengan
anamnesis,
1. Pemeriksaan Fisik
Saat melakukan inspeksi, pasien terlihat sakit ringan
dan biasanya suhu dan pulse mengalami peningkatan. Pada
abdomen biasanya tidak ditemukan gambaran spesifik. Bila
sudah terjadi komplikasi massa atau abses periapendikular
maka perut kanan bawah akan terlihat menonjol (Pieter,
2005).
Tanda kunci diagnosis apendisitis yaitu bila terdapat
nyeri tekan kuadran kanan bawah atau pada titik Mc.Burney.
Saat melakukan penekanan yang perlahan dan dalam pada
titk Mc. Burney kemudian secara tiba tiba dilepaskan, akan
dirasakan nyeri yang hebat di abdomen kanan bawah, disebut
dengan Rebound tenderness (nyeri lepas tekan) (+)
(Lindseth,2005).
Rovsing sign (+) apabila dilakukan penekanan
abdomen kiri bawah dan nyeri dirasakan pada abdomen
kanan bawah. Hal ini terjadi karena tekanan marangsang
peristaltik
dan
udara
usus,
sehingga
menggerakkan
10
Hitung Leukosit
Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit
per
milimeterkubik
atau
mikroliter
darah.
Leukosit
leukosit
dipengaruhi
oleh
umur,
11
dua
hitung
metode
leukosit,
yang
yaitu
digunakan
cara
dalam
automatik
12
pada
anemia
disebabkan
perisiosa).
penggunaan
obat
Leokopenia
terutama
dapat
juga
aetaminofen,
antidiabetika
oral,
indometasin,
metildopa,
fenotiazin,
dan
antibiotika
(penicilin,
13
14
4. Ultrasonografi
Ultrasonografi
longitudinal,
dan
gambaran
target
pada
15
Ultrasonografi
CT-Scan
Sensitivitas
85%
90 100%
Spesifisitas
92%
95 - 97%
Akurasi
90 94%
94 100%
Keuntungan
Aman
Lebih akurat
Dapat mendiagnosis
lebih baik
wanita
Baik untuk anak-anak
Kerugian
Tergantung operator
Mahal
Radiasi ion
Nyeri
Kontras
Sulit di RS daerah
Sulit di RS daerah
secara
langsung,
laparoskopi
juga
dapat
16
diindikasikan
bila
diagnosa
apendisitis
telah
ini
menyebabkan
peningkatan
angka
morbiditas
dan
mortalitas.komplikasi paling sering pada anak dan orang tua. Adapun jenis
komplikasi diantaranya (Bedah UGM,2009):
1. Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. Teraba
massa lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pelvis. Massa
ini mula-mula berupa flegmon dan berkembang menjadi rongga
yang mengandung pus. Hal ini terjadi bila apendisitis gangren
atau mikroperforasi ditutupi oleh omentum
2. Perforasi adalah pecahnya apendiks yang berisi pus sehingga
bakteri menyebar ke rongga perut. Perforasi jarang terjadi dalam
17
18
normal : 500010000/mm3
Meningkat
>10000/mm3
Mengarah
apendisitis Kronik
Mengarah
apendisitis Akut
Pembedahan
Patologi anatomi
Apendisitis Konik
Apendisitis Akut
2.3 Hipotesis
H1 : Ada perbedaan jumlah leukosit antara apendisitis akut dan
kronik