Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Instrumen Penunjuk Arus Bolak Balik ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih pada Bapak Jannus Maurit N,
S.T.,M.T. selaku Dosen mata kuliah Instrumen dan Pengukuran Teknik Elektro
Universitas Lampung yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kamisangat berharap akan adanya kritik dan saran
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan, terima kasih.
........., 6 Mei 2015
Penyusun
dalam sebuah rangkaian satu fasa ditunjukkan pada diagram Gambar 2. Seperti
biasanya kumparan medan dihubungkan seri dengan an-taran dan mengalirkan
arus antaran.
Salah satu kumparan dari elemen yang berputar dihubungkan seri dengan sebuah
tahanan (R) pada antaran-antaran dan menerima arus dari beda potensial yang
dimasukkan. Kumparan kedua elemen yang berputar tersebut dihubungkan seri
dengan sebuah induktor (L) pada antaran. Karena disini tidak digunakan pegaspegas pengatur posisi setimbang, elemen yang berputar akan bergantung pada
torsi yang diakibatkan oleh kedua kumparan yang saling bersilang.
Bila elemen yang berputar dalam posisi setimbang, kontribusi masing- masing
elemen terhadap torsi total harus sama tetapi berlawanan tanda. Torsi yang
dibangkitkan di dalam masing-masing kumparan adalah fungsi arus melalui
kumparan dan berarti bergantung pada im-pedansi rangkaian kumparan
tersebut.Torsi juga bergantung pada induktansi bersama antara tiap bagian
kumparan yang bersilang dan kumparan medan stasioner. Induktansi bersama ini
bergantung pada posisi sudut elemen-elemen kumparan bersilang terhadap posisi
kumparan medan stasioner. Bila elemen yang berputar dalam keadaan setimbang,
dapat dilihat bahwa simpangan sudutnya merupakan fungsi dari sudut fasa antara
arus antaran (kumparan medan) dan tegangan antaran (kumparan-kumparan yang
bersilang).
Penunjukan jarum yang dihubungkan ke elemen berputar dikalibrasi langsung
dalam sudut fasa atau faktor daya. Alat ukur faktor daya dengan daun terpolarisasi
(polarizedvane power factor meter) ditunjukan dalam sketsa kontruksi.Instrument
ini terutama digunakan dalam system daya tiga fasa sebab prinsip kerjanya
tergantung pada pemakaian tiga fasa.Kumparan luar adalah kumparan potensial
yang dihubungkan ke an-taran-antaran sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan
tiga fasa ke kumparan potensial menyebabkannya bertindak seperti startor motor
induksi tiga fasa sewaktu membangkitkan suatu fluksi magnit berputar.
Kumparan di tengah atau kumparan arus dihubungkan seri dengan salah satu
antaran fasa, dan ini mempolariser daun-daun besi. Daun-daun terpolarisasi ini
bergerak di dalam medan maknit berputar dan mengambil suatu posisi di mana
medan putar pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi paling besar atau
maksimal. Posisi ini merupakan indikasi sudut fasa dan berarti indikator faktor
daya.
Instrumen ini dapat digunakan dalam sistem satu fasa dengan syarat bahwa sebuah
rangkaian pemisah fasa (serupa dengan yang digunakan dalam motor satu
fasa)akanditambahkan untuk membangkitkan medan magnit putar yang
diperlukan.Kedua jenis alat ukur faktor daya terbatas pada pengukuran frekuansi
yang relative rendah dan khususnya digunakan pada frekuensi jala- jala (60 Hz).
Seperti ditunjukkan pada gambar dilembar sebelumnya, alat ukur Cos meter
bagian-bagian eksternalnya dijelaskan sebagai berikut :
Jarum penunjuk
Kaca yang difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam
pembacaan.
Skala bagian kanan pada beban induktif, faktor dayanya ketinggalan (lag).
Skala bagian kiri pada beban kapasitif, faktor dayanya mendahului (lead).
Tabel range tegangan dan arus, tabel ini digunakan untuk memilih
tegangan pada selektor.
Terminal arus, salah satu terminal diberi tanda () untuk menunjukkan
bahwa terminal ini dihubungkan dengan terminal common tegangan, dan
terminal arus yang lain mengindikasikan ukuran arus terukur.
Terminal arus, untuk memilih batas ukur sesuai dengan besaran yang
diukur.
Selektor tegangan.
Terminal tegangan : digunakan untuk menyambungkan tegangan. Terminal
common tegangan diberi tanda (), dan terminal tegangan yang lain
mengindikasikan ukuran tegangan dipilih.
Terminal untuk menghubungkan kawat penghantar.
3. Alat Ukur Frekuensi
Sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
menentukan nilai atau kebesaran dari suatu kuantitas atau variabel. Salah satunya
alat ukur frekuensi. Kali ini akan memebahas mengenai alat ukur frekuensi
Menggunakan Vibrasi Buluh, alat ukur frekuensi elektrodinamis, alat ukur
frekuensi besi putar dan Pengukuran Frekuensi Secara Analog.
Alat ukur ini tergantung pada penunjukannya pada resonansi mekanik dari
buluh baja tipis yang di susun memanjang berdekatan dengan elektro magnet.
Konstruksi sebuah alat ukur menggunakan vibrasi buluh yaitu Elektromagnet
mempunyai jangkar berlapis-lapis dan gulungannya seri dengan tahanan
dihubungkan paralel dengan sumbar AC yang frekuensinya diukur. Dalam hal
ini hubunganluar alat ukur ini sama dengan hubungan pada Voltmeter. Buluhbuluhdisususn berderet dan dipasang berdekatan sekali dengan suatu common
(basis) dan basisi agak fleksibel yang juga membawa jangkar elektromagnet.
Bagian ujung atas yang bebas dari pembuluh dari buluh-buluh dibengkokan
tegak lurus sebagai bendera atau target dan diberi lapisan putih agar mudah
dilihat. Buluh-buluh yang berdekatan tidak betul-betul sama, frekuensi dasar
fibrasi berbeda siklus. Buluh-buluh itu disusun dengan urutan frekuensi
dasar meningkat.
Cara kerja alat ukur ini, apabila elektromagnet dihubungkan dengan sumber
yang frekuensinya akan diukur, kemagnetannya berubah-ubah mengikuti
frekuensinya. Elektromagnet menimbulkan gaya yang menarik pada tiap
buluh sekali setiap siklus. Semua buluh cenderung bergetar tetapi hanya
buluh yang mempunyai frekuensi dasar sama denganfrekuensi sumber yang
bergetar dengan amplitudo maksimum karena resonansi mekanis. Antara 47
sampai dengan 53 Hz atau dari 57 sampai dengan 63 Hz dan sebagainya.
Keuntungan dari alat ukur ini adalah penunjukannya tidak terpengaruh bentuk
gelombang tegangan yang dipakai dan tidak terpengaruh besarnya magnetude
tegangan, kecuali bahwa teangan harus cukup besar menyediakan amplitudo
untuk vibrasi buluh, agar pembacaanya reliabel. Sedangkan kelemahannya
yaitu tidak dapat membaca lebih dekat dari setengah beda frekuensi antar a
buluh-buluh yang berdampingan. Errornya bergantung pada kecermaan
buluh-buluh yang dapat di tune pada frekuensi tertentu.
Alat ukur ini juga mengacu pada alat ukur frekuensi kumparan putar.
Cara Kerja alat ini apabila alat ukur dihubungkan sumber tegangan, arus yang
disearahkan I1 dan I2 melewati kumparan X dan Y dan keduanya berhenti
pada suatu posisi sudut dimana torsinya sama tapi berlawanan. Posisi sudut
ini bergantung pada frekuensi sumber yang terbaca dengan jarum penunjuk
yang dipasang pada kumparan.
Konstruksi alat ini yaitu kumparan ratio meter X dan Y dihubungkan sumber
dengan masing-masing melalui penyearah jembatan. Arus searah I1 melalui
kumparan X menyajikan harga rms dari arus kapasitor Ic karena diserahkan
B1. demikian pulaarus searah I2 yang melalyui Y adalah diserahkan IR yang
melewati tahanan R.
Batas ukur alat ini yaitu 40-60 Hz, 1200 2000Hz, atau 8000 12000Hz.
Kelebihan alat ukur ini dapat digunakan pada batas tegangan yang luas
Aksi alat ukur ini tergantung pada perubahan arus yang ditarik oleh dua
rangkaian paralel satu induktif dan yang lain non induktif jika frekuensi
berubah.
Konstruksi alat ini yaitu kumparan A dan B dipasang tetap sehingga sumbu
magnet tegak lurus satu sama lain. Pada pusatnya diberi sumbu berupa jaru
besi lunak yang panjang yang meluruskan sendiri sepanjang resultante medan
magnet dari dua kumparan. Disini tidal ada peralatan kontrol.Elemen-elemen
rangkaian terdiri jembatan wheatstone yang menjadi seimbang pada frekuensi
sumber.
Cara Kerja alat ini yaitu pada penghubungan alat ukur dengan sumber, arus
mengalir pada kumparan A dan B dan menghasilkan torsi yang berlawanan.
Apabila frekuensi sumber tinggi,arus melalui kumparan A lebih besar
sementra yang melewati kumparan B lebih kecil karena peningkatan reaktansi
yang terjadi oleh LB. Sehingga medan magnet kumparan A lebih besar
dibandingkan medan kumparan.
Kelebihan alat ini yaitu dapat didesain untuk mencakup batas ukur frekuensi
yang besar atau kecil tergantung parameter-parameter yang digunakan dalam
rangkaian.
Prinsip kerja
Prinsip kerja Trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada kumparan
primer mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak magnet
sebesar N1I1. Gaya gerak ini memproduksi fluks pada inti, dan fluks ini
membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Bila terminal
kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I1.
Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Pada
trafo arus biasa dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai
impedansi beban, sehingga trafo tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo
adalah trafo ideal, maka berlaku persamaan :
N1I1 = N2I2
I1/I2 = N2/N1
di mana,
N1 : Jumlah belitan kumparan primer
N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder
I1 : Arus kumparan primer
I2 : Arus kumparan sekunder
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer
a. Jenis Kumparan (Wound)
Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang besar, atau
pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer tergantung
pada arus primer yang akan diukur, biasanya tidak lebih dari 5 belitan.
Penambahan belitan primer akan mengurangi faktor thermal dan dinamis arus
hubung singkat.
b. Jenis Bar (Bar)
Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup tinggi
sehingga memiliki faktor thermis dan dinamis arus hubung singkat yang tinggi.
Keburukannya, ukuran inti yang paling ekonomis diperoleh pada arus pengenal
yang cukup tinggi yaitu 1000A.
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio
b. Isolasi Minyak-Kertas
Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen. Merupakan trafo
arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada gardu induk dengan
pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis tangki logam, kerangka isolasi, dan
jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada sisi primer lebih pendek, digunakan
untuk arus pengenal dan arus hubung singkat yang besar.
c. Isolasi Koaksial
Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel, bushing trafo,
atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti berbentuk cincin
dengan belitan sekunder yang dibelit secara seragam pada cincin dan
dimasukkan pada isolasi, dengan demikian terbuka jalan untuk membawa
lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus.
B. Trafo tegangan
Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi
tegangan tinggi atau tegangan menengah ke suatu tegangan rendah yang layak
untuk perlengkapan indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi. Hal ini
dilakukan atas pertimbangan harga dan bahaya yang dapat ditimbulkan
tegangan tinggi. Tegangan perlengkapan seperti indikator, meter, dan relay
dirancang sama dengan tegangan terminal sekunder trafo tegangan.
Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya, meskipun demikian
rancangannya berbeda dalam beberapa hal, yaitu kapasitasnya kecil (10 s/d 150
VA), karena digunakan untuk daya yang kecil, galat faktor transformasi dan
sudut fasa teganganprimer dan sekuder lebih kecil untuk mengurangi
kesalahan pengukuran, salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi dibumikan/
ditanahkan, tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau 1003 V.
Jenis-jenis konstruksi trafo meliputi trafo tegangan dengan inti besi seperti
transformator biasaumumnya untuk tegangan rendahs/dtegangan tinggi,
trafo tegangan dengan kapasitor,di sadap pada teganganmenengah, kemudian
diturunkan dengan transformator ketegangan rendah, umumnya digunakan pada
tegangan tinggidan tegangan ekstra tinggi(Capasitive Voltage Transformer
(CVT), Cupling CapacitorPotensial Divice (CCPD) )
Jenis-jenis trafo tegangan yaitu dipasang antara fase dan fase,dipasang antara
fase dan tanah, trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke tiga untuk relai
gangguan bumi. Frekwensi pada PT berpengaruh terhadap arus eksitasi bila PT
dengan pengenal 60 Hz digunakan pada sistem 50 Hz maka arus eksitasinya
akan naik. Burden ialah beban sekunder dari trafo tegangan, dalam hal ini
sangat terkait dengan klas ketelitian.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar....................................................................................................
BAB 1 PEMBAHASAN.....................................................................................
1.
2.
3.
4.