Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Instrumen Penunjuk Arus Bolak Balik ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami juga berterima kasih pada Bapak Jannus Maurit N,
S.T.,M.T. selaku Dosen mata kuliah Instrumen dan Pengukuran Teknik Elektro
Universitas Lampung yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kamisangat berharap akan adanya kritik dan saran
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan, terima kasih.
........., 6 Mei 2015
Penyusun

1. Alat Ukur Watt/Jam


Alat ukur watt/jam (watt/hour meter) tidak sering digunakan di laboratorium
tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil.Kenyataannya
adalah jelas bahwa di semua tempat di manapun, perusahaan listrik menyalurkan
energi listrik ke industri dan pemakai setempat (domestik).Gambar 1
menunjukkan elemen alat ukur wattjam satu fasa dalam bentuk skema.
Kumparan arus dihubungkan sen dengan antaran, dan kumparan tegangail
dihubungkan paralel.Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka
logam dengan desain khusus melengkapi dua rangkaian maknit. Sebuah piringan
aluminium ringan digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang
menyebabkan arus pusar mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan
medan kumparan tegangan membangkitkan sebuah torsi (aksi motor) terhadap
piringan dan menyebabkannya berputar.

Gambar 1.Elemen alat ukut watt/jam satu fase.


Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan dan
arus pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan
kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang
telah dipakai oleh beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kWh
(kilowatt jam). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan melalui
susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, untuk melengkapi suatu
pembacaan kWh yang terkalibrasi dalam desimal.
Rendaman piringan diberikan oleh dua magnit permanen kecil yang ditempatkan
saling berhadapan pada sisi piringan.Bila piringan berputar, magnit permanen
mengindusir arus pusat di dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi dengan medan
magnit dari maknit-maknit permanen kecil dan meredam gerakan piringan.
Kalibrasi alat ukur watt/jam dilakukan pada kondisi beban penuh yang diijinkan
dan pada kondisi 10%dari beban yang diijinkan.Pada beban penuh kalibrasi terdiri
dari pengaturan posisi magnit agar alat ukut membaca dengan tepat. Pada beban
yang sangat ringan komponen tegangan dari medanmengharuskan suatu torsi yang
tidak berbanding langsung dengan beban.

Kompensasi kesalahan diperoleh dengan menyisipkan sebuah kumparan


pelindung atau pelat diatas sebagian kumparan tegangan dengan membuat alat
ukur bekerja pada 10% beban yang diijinkan.
Kalibrasi alat ukur pada kedua posisi ini biasanya menghasilkan pembacaan yang
memuaskan untuk semua beban-beban lainnya.Alat ukur watt-jam tipe poros tempting
(floating shaft) menggunakan sebuah desain yang unik untuk menggantungkan
piringan.
Poros berputar mempunyai sebuah magnit kecil pada masing-masing ujung.
Magnit poros pada bagian atas ditarik ke sebuah magnit dalam bantalan atas,
sedangkan pada magnit bawah ditarik ke sebuah magnit didalam bantalan bawah
ini berarti gerakan pelampung tidak akan menyentuh kedua permukaan bantalan,
dan memiliki satu-satunya kontak terhadap gerakan adalah melalui roda gigi yang
menghubungkan poros kelengkapan roda gigi.
2. Alat Ukur Faktor Daya
Menurut definisi, faktor daya adalah kosinus sudut fasa antara tegangan dan arus,
dan pengukuran faktor daya biasanya menyangkut penentuan sudut fasa ini. Ini ditunjukkan dalam kerja alat ukur faktor daya kumparan bersilang (crossed-coil
power factor meter).
Pada dasarnya instrumen ini adalah gerak elektrodinamometer di mana elemen
yang berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang sama
tetapi tegak lurus satu sama lain.

Gambar 2.Rangkaian alat ukur faktor daya.


Kumparan putar berputar didalam medan magnetik yang dihasilkan oleh
kumparan medan yang membawa arus jala-jala.Penyambungan alat ukur ini di

dalam sebuah rangkaian satu fasa ditunjukkan pada diagram Gambar 2. Seperti
biasanya kumparan medan dihubungkan seri dengan an-taran dan mengalirkan
arus antaran.
Salah satu kumparan dari elemen yang berputar dihubungkan seri dengan sebuah
tahanan (R) pada antaran-antaran dan menerima arus dari beda potensial yang
dimasukkan. Kumparan kedua elemen yang berputar tersebut dihubungkan seri
dengan sebuah induktor (L) pada antaran. Karena disini tidak digunakan pegaspegas pengatur posisi setimbang, elemen yang berputar akan bergantung pada
torsi yang diakibatkan oleh kedua kumparan yang saling bersilang.
Bila elemen yang berputar dalam posisi setimbang, kontribusi masing- masing
elemen terhadap torsi total harus sama tetapi berlawanan tanda. Torsi yang
dibangkitkan di dalam masing-masing kumparan adalah fungsi arus melalui
kumparan dan berarti bergantung pada im-pedansi rangkaian kumparan
tersebut.Torsi juga bergantung pada induktansi bersama antara tiap bagian
kumparan yang bersilang dan kumparan medan stasioner. Induktansi bersama ini
bergantung pada posisi sudut elemen-elemen kumparan bersilang terhadap posisi
kumparan medan stasioner. Bila elemen yang berputar dalam keadaan setimbang,
dapat dilihat bahwa simpangan sudutnya merupakan fungsi dari sudut fasa antara
arus antaran (kumparan medan) dan tegangan antaran (kumparan-kumparan yang
bersilang).
Penunjukan jarum yang dihubungkan ke elemen berputar dikalibrasi langsung
dalam sudut fasa atau faktor daya. Alat ukur faktor daya dengan daun terpolarisasi
(polarizedvane power factor meter) ditunjukan dalam sketsa kontruksi.Instrument
ini terutama digunakan dalam system daya tiga fasa sebab prinsip kerjanya
tergantung pada pemakaian tiga fasa.Kumparan luar adalah kumparan potensial
yang dihubungkan ke an-taran-antaran sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan
tiga fasa ke kumparan potensial menyebabkannya bertindak seperti startor motor
induksi tiga fasa sewaktu membangkitkan suatu fluksi magnit berputar.
Kumparan di tengah atau kumparan arus dihubungkan seri dengan salah satu
antaran fasa, dan ini mempolariser daun-daun besi. Daun-daun terpolarisasi ini
bergerak di dalam medan maknit berputar dan mengambil suatu posisi di mana
medan putar pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi paling besar atau
maksimal. Posisi ini merupakan indikasi sudut fasa dan berarti indikator faktor
daya.
Instrumen ini dapat digunakan dalam sistem satu fasa dengan syarat bahwa sebuah
rangkaian pemisah fasa (serupa dengan yang digunakan dalam motor satu
fasa)akanditambahkan untuk membangkitkan medan magnit putar yang
diperlukan.Kedua jenis alat ukur faktor daya terbatas pada pengukuran frekuansi
yang relative rendah dan khususnya digunakan pada frekuensi jala- jala (60 Hz).

Gambar 3. Alat Ukur Faktor Daya Tipe Daun Terpolarisasi


Kumparan luar adalah kumparan potensial yang dihubungkan ke antaran-antaran
sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke kumparan potensial
menyebabkan bertindak seperti stator motor induksi tiga fasa sewaktu
membangkitkan fluksi magnit berputar. Kumparan ditengah atau kumparan arus
dihubungkan seri dengan salah satu antaran fasa, dan ini mempolariser daun-daun
besi.
Daun-daun terpolarisasi bergerak di dalam medan magnit berputar dan mengambil
suatu posisi dimana medan putar pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi
paling besar (maksimal). Posisi ini merupakan indikasi sudut fasa dan berarti
indikasi faktor daya. Instrumen ini dapat digunakan dalam sistem satu fasa dengan
syarat bahwa rangkaian pemisah fasa (serupa dengan yang digunakan dalam
motor satu fasa) ditambahkan untuk membangkitkan medan magnit putar yang
diperlukan.

Gambar.4 Konstruksi Faktor Daya (Cos Meter)

Seperti ditunjukkan pada gambar dilembar sebelumnya, alat ukur Cos meter
bagian-bagian eksternalnya dijelaskan sebagai berikut :
Jarum penunjuk
Kaca yang difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam
pembacaan.
Skala bagian kanan pada beban induktif, faktor dayanya ketinggalan (lag).
Skala bagian kiri pada beban kapasitif, faktor dayanya mendahului (lead).
Tabel range tegangan dan arus, tabel ini digunakan untuk memilih
tegangan pada selektor.
Terminal arus, salah satu terminal diberi tanda () untuk menunjukkan
bahwa terminal ini dihubungkan dengan terminal common tegangan, dan
terminal arus yang lain mengindikasikan ukuran arus terukur.
Terminal arus, untuk memilih batas ukur sesuai dengan besaran yang
diukur.
Selektor tegangan.
Terminal tegangan : digunakan untuk menyambungkan tegangan. Terminal
common tegangan diberi tanda (), dan terminal tegangan yang lain
mengindikasikan ukuran tegangan dipilih.
Terminal untuk menghubungkan kawat penghantar.
3. Alat Ukur Frekuensi
Sebuah instrumen dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk
menentukan nilai atau kebesaran dari suatu kuantitas atau variabel. Salah satunya
alat ukur frekuensi. Kali ini akan memebahas mengenai alat ukur frekuensi
Menggunakan Vibrasi Buluh, alat ukur frekuensi elektrodinamis, alat ukur
frekuensi besi putar dan Pengukuran Frekuensi Secara Analog.

alat ukur frekuensi Menggunakan Vibrasi Buluh.

Alat ukur ini tergantung pada penunjukannya pada resonansi mekanik dari
buluh baja tipis yang di susun memanjang berdekatan dengan elektro magnet.
Konstruksi sebuah alat ukur menggunakan vibrasi buluh yaitu Elektromagnet
mempunyai jangkar berlapis-lapis dan gulungannya seri dengan tahanan
dihubungkan paralel dengan sumbar AC yang frekuensinya diukur. Dalam hal
ini hubunganluar alat ukur ini sama dengan hubungan pada Voltmeter. Buluhbuluhdisususn berderet dan dipasang berdekatan sekali dengan suatu common
(basis) dan basisi agak fleksibel yang juga membawa jangkar elektromagnet.
Bagian ujung atas yang bebas dari pembuluh dari buluh-buluh dibengkokan
tegak lurus sebagai bendera atau target dan diberi lapisan putih agar mudah
dilihat. Buluh-buluh yang berdekatan tidak betul-betul sama, frekuensi dasar
fibrasi berbeda siklus. Buluh-buluh itu disusun dengan urutan frekuensi
dasar meningkat.

Cara kerja alat ukur ini, apabila elektromagnet dihubungkan dengan sumber
yang frekuensinya akan diukur, kemagnetannya berubah-ubah mengikuti
frekuensinya. Elektromagnet menimbulkan gaya yang menarik pada tiap
buluh sekali setiap siklus. Semua buluh cenderung bergetar tetapi hanya
buluh yang mempunyai frekuensi dasar sama denganfrekuensi sumber yang
bergetar dengan amplitudo maksimum karena resonansi mekanis. Antara 47
sampai dengan 53 Hz atau dari 57 sampai dengan 63 Hz dan sebagainya.

Keuntungan dari alat ukur ini adalah penunjukannya tidak terpengaruh bentuk
gelombang tegangan yang dipakai dan tidak terpengaruh besarnya magnetude
tegangan, kecuali bahwa teangan harus cukup besar menyediakan amplitudo
untuk vibrasi buluh, agar pembacaanya reliabel. Sedangkan kelemahannya
yaitu tidak dapat membaca lebih dekat dari setengah beda frekuensi antar a
buluh-buluh yang berdampingan. Errornya bergantung pada kecermaan
buluh-buluh yang dapat di tune pada frekuensi tertentu.

Alat Ukur Frekuensi Elektrodinamis

Alat ukur ini juga mengacu pada alat ukur frekuensi kumparan putar.
Cara Kerja alat ini apabila alat ukur dihubungkan sumber tegangan, arus yang
disearahkan I1 dan I2 melewati kumparan X dan Y dan keduanya berhenti
pada suatu posisi sudut dimana torsinya sama tapi berlawanan. Posisi sudut
ini bergantung pada frekuensi sumber yang terbaca dengan jarum penunjuk
yang dipasang pada kumparan.
Konstruksi alat ini yaitu kumparan ratio meter X dan Y dihubungkan sumber
dengan masing-masing melalui penyearah jembatan. Arus searah I1 melalui
kumparan X menyajikan harga rms dari arus kapasitor Ic karena diserahkan
B1. demikian pulaarus searah I2 yang melalyui Y adalah diserahkan IR yang
melewati tahanan R.

Batas ukur alat ini yaitu 40-60 Hz, 1200 2000Hz, atau 8000 12000Hz.
Kelebihan alat ukur ini dapat digunakan pada batas tegangan yang luas

Alat Ukur Frekuensi Besi Putar

Aksi alat ukur ini tergantung pada perubahan arus yang ditarik oleh dua
rangkaian paralel satu induktif dan yang lain non induktif jika frekuensi
berubah.
Konstruksi alat ini yaitu kumparan A dan B dipasang tetap sehingga sumbu
magnet tegak lurus satu sama lain. Pada pusatnya diberi sumbu berupa jaru
besi lunak yang panjang yang meluruskan sendiri sepanjang resultante medan
magnet dari dua kumparan. Disini tidal ada peralatan kontrol.Elemen-elemen
rangkaian terdiri jembatan wheatstone yang menjadi seimbang pada frekuensi
sumber.
Cara Kerja alat ini yaitu pada penghubungan alat ukur dengan sumber, arus
mengalir pada kumparan A dan B dan menghasilkan torsi yang berlawanan.
Apabila frekuensi sumber tinggi,arus melalui kumparan A lebih besar
sementra yang melewati kumparan B lebih kecil karena peningkatan reaktansi
yang terjadi oleh LB. Sehingga medan magnet kumparan A lebih besar
dibandingkan medan kumparan.

Kelebihan alat ini yaitu dapat didesain untuk mencakup batas ukur frekuensi
yang besar atau kecil tergantung parameter-parameter yang digunakan dalam
rangkaian.

Pengukuran Frekuensi Secara Analog


Pengukuran frekuensi dengan asas serapan ini menggunakan komponen LC
dimana LC akan menyerap tenaga besar kalau frekuensi dalam kalang itu
sama tinggi dengan frekuensi yang dikenakannya. Konstruks alat ukur ini
menggunakan asa serapan ini menggunakn komponen L dan C guna
menyerap tenaga guna menghasilkan frekuensi benda (fx)
Cara keja dari alat ini, kalang LC kitya kopelkan dengan kalang yang hendak
kita ukurfrekuensinya, fx. Maka LC pun menyerap tenaga. Tenaga yang
diserapnya diserahkan, lalu diumpankan kepada peranto kupaan putar. Alat
ukur akan menyimpang paling jauh kalau frekuensi fx sama tinggi dengan
frekuensi dalam LC, fy. Kondensator C kita ubah-ubah guna memperoleh
simpangan jarum paling jauh. Tombol kondensator ini berputar diatas papan
skala yang terkalibrasi dalam Hertz. Dengan cara ini frekuensi fx dapat
ditemukan. Batas ukur alat ini yaitu dapat mengukur frekuensi antara 1 Mhz
hingga 400 Mhz. Kelemahan Alat ukur sejenis ini tidak cermat. Kelebihan
dari alat ukur sejenis ini, dapat dipakai dalam daerah frekuensi tinggi dengan
mengubah-ubah komponen L.

4. Trafo Arus dan Trafo Tegangan


A. Current transformer (CT) atau Trafo Arus
Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga
listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya
hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi.
Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk
pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi.
Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang
akan dikur arusnya sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter
atau dengan rele proteksi.
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper dari
arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamaping untuk penguran
arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran
jarak jauh dan relay proteksi.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang
akan diukur arusnya, sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau
relay proteksi. Pada umumnya peralatan ukur dan relay membutuhkan arus 1 atau
5 A.
Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat, kawasan trafo arus yang
digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang akan diukur,
sedang trafo arus untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus
pengenalnya.

Prinsip kerja
Prinsip kerja Trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada kumparan
primer mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak magnet
sebesar N1I1. Gaya gerak ini memproduksi fluks pada inti, dan fluks ini
membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Bila terminal
kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I1.
Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Pada
trafo arus biasa dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai
impedansi beban, sehingga trafo tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo
adalah trafo ideal, maka berlaku persamaan :

N1I1 = N2I2
I1/I2 = N2/N1
di mana,
N1 : Jumlah belitan kumparan primer
N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder
I1 : Arus kumparan primer
I2 : Arus kumparan sekunder
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer
a. Jenis Kumparan (Wound)
Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang besar, atau
pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer tergantung
pada arus primer yang akan diukur, biasanya tidak lebih dari 5 belitan.
Penambahan belitan primer akan mengurangi faktor thermal dan dinamis arus
hubung singkat.
b. Jenis Bar (Bar)
Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup tinggi
sehingga memiliki faktor thermis dan dinamis arus hubung singkat yang tinggi.
Keburukannya, ukuran inti yang paling ekonomis diperoleh pada arus pengenal
yang cukup tinggi yaitu 1000A.
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio

a. Jenis Rasio Tunggal


Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan satu
kumparan sekunder.
b. Jenis Rasio Ganda
Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi beberapa
kelompok yang dihubungkan seri atau paralel.

Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti


a. Inti Tunggal
Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja, yaitu untuk
pengukuran atau proteksi.
b. Inti Ganda
Digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk pengukuran dan proteksi
sekaligus.

Jenis Trafo Arus Menurut Konstruksi Isolasi


a. Isolasi Epoksi-Resin
Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki kekuatan hubung singkat
yang cukup tinggi karena semua belitan tertanam pada bahan isolasi. Terdapat
2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung.

b. Isolasi Minyak-Kertas
Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen. Merupakan trafo
arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada gardu induk dengan
pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis tangki logam, kerangka isolasi, dan
jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada sisi primer lebih pendek, digunakan
untuk arus pengenal dan arus hubung singkat yang besar.

c. Isolasi Koaksial
Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel, bushing trafo,
atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti berbentuk cincin
dengan belitan sekunder yang dibelit secara seragam pada cincin dan
dimasukkan pada isolasi, dengan demikian terbuka jalan untuk membawa
lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus.

B. Trafo tegangan
Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi
tegangan tinggi atau tegangan menengah ke suatu tegangan rendah yang layak
untuk perlengkapan indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi. Hal ini
dilakukan atas pertimbangan harga dan bahaya yang dapat ditimbulkan
tegangan tinggi. Tegangan perlengkapan seperti indikator, meter, dan relay
dirancang sama dengan tegangan terminal sekunder trafo tegangan.
Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya, meskipun demikian
rancangannya berbeda dalam beberapa hal, yaitu kapasitasnya kecil (10 s/d 150
VA), karena digunakan untuk daya yang kecil, galat faktor transformasi dan
sudut fasa teganganprimer dan sekuder lebih kecil untuk mengurangi
kesalahan pengukuran, salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi dibumikan/
ditanahkan, tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau 1003 V.
Jenis-jenis konstruksi trafo meliputi trafo tegangan dengan inti besi seperti
transformator biasaumumnya untuk tegangan rendahs/dtegangan tinggi,
trafo tegangan dengan kapasitor,di sadap pada teganganmenengah, kemudian
diturunkan dengan transformator ketegangan rendah, umumnya digunakan pada
tegangan tinggidan tegangan ekstra tinggi(Capasitive Voltage Transformer
(CVT), Cupling CapacitorPotensial Divice (CCPD) )

Jenis-jenis trafo tegangan yaitu dipasang antara fase dan fase,dipasang antara
fase dan tanah, trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke tiga untuk relai
gangguan bumi. Frekwensi pada PT berpengaruh terhadap arus eksitasi bila PT
dengan pengenal 60 Hz digunakan pada sistem 50 Hz maka arus eksitasinya
akan naik. Burden ialah beban sekunder dari trafo tegangan, dalam hal ini
sangat terkait dengan klas ketelitian.

Kapasitas termal merupakan kapasitas PT berfungsi sebagai transformator


biasa, sebagai contoh PT diatas dapat berkapasitas 500 VA tanpa melihat
kesalahannya. Semakin besar bebannya maka ketelitiannya semakin turunlihat
contoh pada PT ABB untuk 12 kV.

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar....................................................................................................
BAB 1 PEMBAHASAN.....................................................................................
1.
2.
3.
4.

Alat Ukur Faktor Daya ................................................................................


Alat Ukur Watt/Jam.................................................................................
Trafo Arus dan Trafo Tegangan...............................................................
Alat Ukur Frekuensi................................................................................

Anda mungkin juga menyukai