Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Siger (Lampung: , sigo, sigokh) adalah mahkota pengantin wanita

Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang

atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum

di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan

tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warna emas.

Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada

acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya.Pada zaman dahulu, siger

dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung tidak hanya sebagai

mahkota pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.

Siger Lampung terdiri dari beberapa jenis yaitu,siger saibatin, siger

pepadun. siger pesisir (saibatin) mirip rumah gadang, siger pepadun mirip

dengan buah sekala. Siger tuha (tua), merupakan siger yang digunakan pada

zaman animisme hindu-budha.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini terdapat persoalan atau permasalahan yang berkaitan

dengan judul makalah, yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

Bagaimanakah mahkota wanita (siger) adat Lampung?

Apakah jenis-jenis siger?

Apakah filosofi dari siger?

Bagaimanakah penggunaan siger saat ini?

1.3 Tujuan Dan Manfaat

A). Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana dan seperti apa rmahkota wanita

(siger) adat Lampung.

Untuk mengetahui jenis-jenis siger.

Untuk mengetahui filosofi dari siger Lampung.

Untuk mengetahui penggunaan siger saat ini.

B). Manfaat

Agar dapat memahami seperti apa mahkota wanita (siger)

Lampung.

Agar dapat memahami jenis-jenis dari siger Lampung.

Agar dapat memahami filosofi dibalik siger.

Agar dapat memahami penggunaan siger.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Siger (Lampung: , sigo, sigokh) adalah mahkota pengantin wanita

Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang

atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum

di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan

tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warna emas. Siger

biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara

pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya.Pada zaman dahulu, siger dibuat

dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung tidak hanya sebagai mahkota

pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.

Sebuah cerita rakyat menceritakan tentang Siger ajaib. Di Marga

Sekampung Lampung Timur terdapat sebuah cerita turun-temurun yang sampai

saat ini masih di percaya sebagai sebuah legenda hidup. Dahulu kala bila warga

akan mengadakan acara adat Lampung seperti pernikahan atau Cakak Pepadun.

Masyarakat meminjam atau menggunakan Siger Emas dari alam gaib melalui

sebuah tempat di salah satu kebun warga. Kebun warga yang keberadaannya gaib

itu, merupakan perkampungan masyarakat Lampung dari zaman yang lebih kuno.

Karena suatu hal perkampungan ini hilang beserta penghuni kampung itu.

Masyarakat masih bisa berhubungan dengan warga kampung yang hilang itu

dengan cara meminjam Siger yang dipergunakan untuk digunakan dalam

Kegiatan Adat tersebut.

3
Namun karena ada oknum warga yang telah berlaku curang dengan tidak

mengembalikan siger tersebut, keberadaan siger gaib itu hilang entah kemana.

Namun masyarakat masih sering mendengar adanya suara-suara penghuni alam

gaib. Seperti suara musik kolintang khas Lampung pada hari-hari tertentu.

Macam-macam Siger Lampung:

Siger Saibatin

Siger pada suku Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh

dan dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya, ini memiki

makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu Suttan/dalom, Raja

jukuan/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton, gelar/adok ini hanya

dapat digunakan oleh keturunan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan

nuansa kerajaan, dimana kalau bukan anak raja dia tidak berhak menggunakan

gelar/adok raja begitu juga dengan gelar/adok lainnya.

Sedangkan bentuknya, siger saibatin sangat mirip dengan Rumah Gadang Kerajaan

Pagaruyung seperti Istano Si Linduang Bulan, yaitu rumah pusaka dari keluarga

besar ahli waris dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung dan juga

Museum Adityawarman di daerah Minangkabau, Provinsi Sumatra Barat. Karena

itulah maka adat budaya Lampung saibatin mendapat pengaruh dari kerajaan

4
Pagaruyung, hal ini sangat berkaitan dengan sejarah berdirinya Paksi Pak Sekala

Bekhak (Buay Bejalan Diway, Buay Pernong, Buay Nyerupa dan Buay Belunguh),

dimana pada masa masuknya Islam di daerah Lampung pada masa kerajaan di

tanah sekala bekhak, mendapat pengaruh dari kerajaan pagaruyung yang di

sebarkan oleh Ratu Ngegalang Paksi. Selain itu banyak kesamaan antara adat

saibatin dengan adat pagaruyung seperti pada saat melangsungkan pernikahan, tata

cara dan alat yang digunakan banyak kemiripan.

Siger Pepadun

Siger pepadun memiliki lekuk Sembilan yang berartikan ada Sembilan

Marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Megou. Tapi bentuk dari siger

pepadun sangat mirip dengan buah sekala, hal ini pun bukan mustahil dikarenakan

kerajaan sekala bekhak merupakan cikal bakal ulun lampung, dan proses

terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran orang lampung dari

dataran tinggi Sekala Bekhak di Gunung Pesagi. Ini dapat dilihat dari tambo Buay

Bejalan Diway bahwa Ratu Dipuncak meninggalkan kerajaan Sekala Bekhak

untuk mencari daerah baru bersama keluarganya, Ratu Dipuncak memiliki empat

orang putra yaitu Unyi, Unyai, Subing dan Nuban yang merupakan keturunan

Paksi Buay Bejalan Diway serta lima Marga lainnya yaitu Anak Tuha, Selagai,

Beliyuk, Kunang dan Nyerupa yang merupakan keturunan dari tiga Paksi lainnya

5
sehingga menjadi Abung Siwo Mego. Namun berbeda dengan siger pesisir yang

mirip rumah gadang, siger pepadun justru mirip dengan buah sekala. Seiring

dengan penyebaran penduduk dan berdirinya beberapa kebuayan maka yang

menggunakan adat pepadun bukan hanya abung tetapi juga oleh kebuayan lain

yang kemudian membentuk masyarakat adat sendiri, seperti Megou Pak

Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang

Tegamoan),Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak

Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku

Bukujadi), serta Sungkay, WayKanan, Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk,

Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur).

Siger Tuha

Siger tuha (tua), merupakan siger yang digunakan pada

zaman animisme hindu-budha. Siger ini masih dapat dijumpai karena masih ada

yang menyimpannya khususnya pada kesultanan paksi pak sekala bekhak. Pada

zaman dahulu siger tidak memiliki aturan pada jumlah lekuk yang digunakan, dan

yang boleh menggunakan hanya keturunan saibatin (bangsawan) saja atau sama

dengan mahkota pada raja-raja saja. pada siger tua jelas terlihat berbentuk buah

sekala dengan hiasan pohon sekala diatasnya. Ini membuktikan bahwa pada

dasarnya siger itu menggambarkan tentang sekala.

6
Filosofi Siger

Siger merupakan simbol khas Provinsi Lampung. Siger yang menjadi

lambang Lampung saat ini merupakan simbolisasi sifat feminin. Pada umumnya,

lambang daerah di Nusantara bersifat maskulin. Seperti di Jawa Barat, lambang

yang dipergunakan adalah Kujang, yaitu senjata tradisional masyarakat Sunda.

Contoh lain adalah Kalimanatan dengan Mandaunya dan

Aceh dengan Rencongnya. Simbol-simbol pada daerah melambangkan sifat-sifat

patriotik dan defensif terhadap ketahanan wilayahnya. Saat ini penggunaan

lambang siger bukan hanya masalah lambang kejayaan dan kekayaan karena

bentuk mahkotanya saja, melainkan juga mengangkat nilai feminisme. Siger

mengambil konsep dari agama Islam. Islam sendiri adalah agama yang dianut

seluruh Suku Lampung asli. Agama Islam menyatakan bahwa laki-laki adalah

pemimpin dalam rumah tangga, dan perempuan sebagai manajer yang mengatur

segala sesuatunya dalam rumah tangga. Konsep itulah yang saat ini diterapkan

dalam simbolisasi Siger. Bagi masyarakat Lampung, Perempuan sangat berperan

dalam segala kegiatan, khususnya dalam kegiatan rumah tangga. Di balik

kelembutan perempuan, ada kerja keras, ada kemandirian, ada kegigihan, dan lain

sebagainya. Meskipun masyarakat Lampung sendiri penganut garis ayah

atau patrilineal. Figur perempuan merupakan hal penting bagi masyarakat

Lampung, yang sekaligus menjadi inspirasi dan pendorong kemajuan pasangan

hidupnya.

7
Penggunaan Siger Saat Ini

Simbol siger bisa ditemukan di hampir semua tempat di provinsi ini,

termasuk di daerah-daerah kantong transmigrasi yang penghuninya bukanlah Ulun

Lampung. Saat ini simbol siger telah diaplikasikan dalam berbagai bentuk. Simbol

siger, baik dalam gambar maupun 3 dimensi bisa ditemukan dalam bentuk

tugu, menara, gapura, ornamen rumah, ruko, pagar rumah, sampai dalam bentuk

aksesoris seperti gantungan kunci, lukisan, patung, boneka, dll. Selain itu,

simbolisasi siger bisa kita temukan pada logo provinsi, kabupaten, kota, instansi

pemerintahan, institusi, perusahaan, organisasi, acara, dan kegiatan yang ada di

Provinsi Lampung. Menara Siger saat ini menjadi ikon khas Provinsi Lampung

dan berada tepat titik 0 km Pulau Sumatera.

Siger digunakan sebagai mahkota pengantin wanita Suku Lampung

Siger emas digunakan para gadis Lampung

sebagai aksesoris bersama aksesoris emas

lainnya

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa Siger Lampung memiliki filosofi yang

sangat sakral dan menarik. Siger yang menjadi lambang Lampung saat ini

merupakan simbolisasi sifat feminin.Siger terdiri dari Siger Saibain, Pepadun dan

Siger Tuha. Siger digunakan sebagai mahkota pengantin wanita Suku Lampung

juga digunakan para gadis Lampung sebagai aksesoris bersama aksesoris emas

lainnya

3.2 Saran

Sebagai generasi muda terpelajar kita seharusnya dapat mengerti dan paham

akan kebudayaan daerah Lampung,Khususnya Siger Lampung,Agar kita dapat

menjaga dan mengapresiasi Siger Lampung.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://usearch.id/images/?q=RUMAH%20ADAT%20LAMPUNG&ref2=u

zone

https://id.wikipedia.org/wiki/Siger

10

Anda mungkin juga menyukai