S E H A TA
KE
N
AT
P O L IT E K N
M
ARAM
I
E P
K E S R
DISUSUN OLEH
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEBIDANAN JALUR UMUM TK III/SMESTER V
T.A 2005/2006
LANDASAN TEORI
ATONIA UTERI DAN KOMPRESI BIMANUAL
Pengertian Atonia Uteri:
Atonia uteri adalah kegagalan otot-otot rahim untuk berkontraksi dan
beretraksi dengan baik setelah plasenta lahir.
Pada saat plasenta masih melewati di dinding rahim, maka jumlah aliran darah
pada tempat melekatnya plasenta tersebut di perkirakan mencapai 500 hingga 800
ml per menit. Setelah plasenta lepas , akan terjadi perdarahan karena sinussinus
maternalis di tempat insersi plasenta pada dinding rahim terbuka. Biasnya
perdarahan ini tidak berlangsung lama, sebab kontraksi dan retraksi otototot
rahim menekan pembuluhpembuluh darah yang terbuka di situ hingga lumennya
tertutup. Kemudian pembuluh darah akan tersumbat oleh bekuan darah. Karena,
umumnya perdarahan yang terjadi tidak lebih dari 500 ml.
Pada kondisi dimana terjadi atonia uteri, maka lumen pembuluhpembuluh
darah pada tempat melekatnya plasenta akan tetap terbuka, hingga terjadi
perdarahan postpartum yang banyaknya lebih dari 500 ml.
Penyebab Atonia Uteri:
Plasenta previa.
Solusio plasenta.
Bila seluruh bagian plasenta masih melekat, maka biasanya tidak terjadi
perdarahan. Tetapi, bila sebagian plasenta sudah terlepas, maka akan
terjadi robekan pada sinussinus maternalis, sedangkan sebagian plasenta
yang masih melekat akan menghambat kontraksi dan retraksi dari otot
otot uterus. Karena itu kondisi ini akan menyebabkan perdarahan.
Bila uterus sudah berkontraksi terlalu kuat dan terus menerus selama kala
satu dan kala dua persalinan (kontraksi yang hipertonik), maka otot otot
uterus akan kekurangan kemampuannya untuk beretraksi setelah bayi lahir.
4. Persalinan Lama
6. Plasenta previa
7. Solusio plasenta
Bila terjadi solusio plasenta, maka darah di dalam rongga uterus dapat
meresap di antara serat serat otot uterus dan mengakibatkan kontraksi
uterus menjadi tidak efektif. Solusio plasenta yang berat dapat
mengakibatkan uterus couvelaire.
8. Anastesi umum
Beberapa obat anastesi merupakan relaksan otot yang amat kuat , misalnya
halotan dan siklopropan.
Pada kasus atonia uteri mungkin saja tidak didapatkan kondisi kondisi
seperti di atas sehingga faktor penyebabnya tidak di ketahui.
Uterus
Berkontraksi
Ya
Tidak
Uterus
Berkontraksi
Ya
Tidak
Uterus
Berkontraksi
Ya
Tidak
Rujuk segera.
Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Lanjutkan infus ringer laktat + 20 unit oksitosin dalam 500 ml
larutan dengan laju 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan
atau hingga menghabiskan 1,5 infus. Kemudian berikan 125
ml. Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan 500 ml
kedua dengan perlahan dan berikan minuman untuk rehidrasi.
Gambar : KBI
Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Kompresi uterus ini
memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah di dalam uterus dan
juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
Evaluasi keberhasilan :
i. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan
melakukan KBI selama dua menit, kemudian perlahan lahan
keluarkan tangan dari dalam vagina. Pantau kondisi ibu secara ketat
selama kala empat
rujukan.
Berarti
ini
bukan
atonia
uteri
sederhana.Ibu
3. Dengan tangan yang lain ,raba pulsasi arteri femoralis untuk mengetahui
cukup tidaknya kompresi:
Jika pulsasi masih teraba , artinya tekanan kompresi masih belum cukup.
Ampilsilin 2 g I.V;
10
Jika tidak ada tanda-tanda infeksi, tutup kulit dengan jahitan matras
vertikal memakai nilon 3-0 atau sutera. Tutup luka dengan kasa
steril.
histerektomi supravaginal.
Memisahkan adneksa dari uterus
11
Raih ujung flap kandung kemih dengan forseps atau dengan klem
kecil. Gunakan jari atau gunting, pisahkan kandung kemih ke bawah
dengan segmen bawah uterus.
Cari lokasi arteri dan vena uterina pada setiap sisi uterus. Rasakan
perbatasan uterus dengan serviks.
Lakukan klem 2 kali dalam pembuluh darah uterus denga sudut 900
C pada setiapsisi serviks. Potong dan lakukan pengikatan dua kali
dengan catgut kromik 0 atau poliglikolik.
12
13
adanya gangguan
Prosedur Alternatif
Pada kondisi di mana rujukan tidak memungkinkan dan semua upaya
menghentikan perdarahan tiodak berhasil maka alternatif yang mungkin dapat
dilakukan adalah pemasangan tampon utero-vaginal.
Pemasangan tampon uterovagina
1.
14
untuk
melakukan
histerektomi
ataupun
ligasi
arteria
hipogastrika.
15
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2004. Buku Acuan Pelatihan Persalinan Normal.
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Sarwono Prawiroharjo. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sarwono Prawiroharjo. 2002. Buku Acuan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1996. Buku IV Kedaruratan Pospartum.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Abdul, Bari Saefuddin SpOG, Prof. Dr. Dr. 2002. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Wiknjosastro, Hanifa DSOG Prof. dr. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
16
I.
PENGUMPULAN DATA
Data Subyektif
1.
Biodata
Nama
Umur
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
M.Polindes
Tanggal pengkajian
Istri
Suami
Ny. Suryatun
: 35 tahun
: Islam
: Sasak
: SD
: IRT
: Jalan Sriwijaya gebang
timur
Tn. Mahyuni
: 40 tahun
: Islam
: Sasak
: SMU
: Buruh
Jalan Sriwijaya
timur
Tanggal 6 November 2006, pukul 22.00 Wita
Tanggal 6 November 2006, pukul 22.00 Wita
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar keperut sejak tanggal, 6
November 2006, pukul 20.00 wita, pengeluaran lendir bercampur darah
sejak tanggal 6 November 2006, pukul 20.00 wita, pengeluaran air
ketuban dan pergerakan anaknya masih dirasakan.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil ke
:3
HPHT
: 10 Januari 2006
HTP
: 17 November 2006
Umur Kehamilan
17
gebang
Wita
Pengeluaran pervaginam
: lendir
ANC
Posyandu, 1x di Puskesmas.
TT
: 2 kali (lengkap)
Rencana KB
4. Riwayat Menstruasi
-
Menarche
: 15 tahun
Lama haid
Siklus haid
: 28 hari
Jumlah darah
Warna
: merah tua
Fluor albus
: tidak ada
Kelainan
: tidak ada
: 7 hari
dadanya
berdebar-debar
dan
lemas,
ibu
pernah
Penyakit Kardiovaskuler
: tidak ada
18
Penyakit Hipertensi
: tidak ada
Penyakit diabetes
: tidak ada
Penyakit hepatitis
: tidak ada
Penyakit malaria
: tidak ada
Penyakit campak
: tidak ada
Penyakit TBC
: tidak ada
Anemia berat
: tidak ada
Penyakit ginjal
: tidak ada
Gangguan mental
: tidak ada
Penyakit asma
: tidak ada
: tidak ada
8. Riwayat kembar
: tidak ada
Tempat
persalinan
RSU
UK
Jenis
Penolong
Aterm
persalinan
Normal
persalinan
Bidan
Mataram
Dirumah
Aterm Normal
Ini
9. Riwayat Sosial Budaya
Riwayat penyakit
Hamil
Bersalin
DT
JK
Nifas
BBL
(gram)
3900
10 Tn
3700
umur
19
5 Th
:Ibu
tidak
merokok
ataupun
minum
: Nikah 1 kali.
Frekuensi
Pantangan
: Tidak ada
Masalah
: Tidak ada
Eliminasi
-
BAB
BAK
= kuning
: Frekuensi = sering
Konsistensi = Cair
Warna
Kebersihan diri
-
Mandi
Gosok Gigi
: 2 kali sehari
: 2 kali sehari
Istirahat/ Tidur
Ibu mengatakan bahwa biasanya tidur siang selama
+ 2 jam dan
malam + 7-8 jam. Ibu mengatakan sulit tidur pada saat mendekati
persalinan karena sakit perut.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmetis
TB/ BB
: 154 cm/ 62 kg
LILA
: 26 cm
20
Tanda Vital
-
Suhu
: 36,7 oC
Nadi
Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
Rambut
Kepala
Mata
ikterus.
Mulut
Gigi
gigi.
Leher
Payudara
kolostrum (+).
Abdomen
- Palpasi
Genetalia
21
Ekstremitas : Kuku tidak pucat dan tidak ada oedema pada tangan
maupun kaki, serta refleks patella (+/+)
Ketidaknyamanan
Dasar
22
HIS
Frekuensi
Inten-
DJJ
Frekuensi
Pengeluaran
+/-
128
Lendir
Keluhan
Keterangan
sitas
6/11/2006
22.00
24
Sedang
Sakit pinggang
kep
Sutura
sagitalis
24
Sedang
136
Lendir
Sakit pinggang
23.00
26
Sedang
132
Lendir
Sakit pinggang
23.30
28
Sedang
132
Lendir
Sakit pinggang
00.00
28
Sedang
136
Lendir
Sakit pinggang
00.30
32
Sedang
132
Lendir
Sakit pinggang
01.00
33
Sedang
132
Lendir
Sakit pinggang
01.30
36
Sedang
132
Lendir
Sakit pinggang
02.00
37
Sedang
128
Lendir
Sakit pinggang
23
38
Sedang
132
Lendir
Sakit pinggang
03.00
40
Sedang
128
Lendir
Sakit pinggang
03.30
40
Sedang
128
Blood Slym
Sakit pinggang
04.00
41
kuat
128
Blood slym
Sakit pinggang
04.30
43
Kuat
132
Blood Slym
Sakit pinggang
05.00
45
Kuat
132
Blood Slym
Sakit pinggang
05.30
48
Kuat
132
Blood Slym
Sakit pinggang
06.00
52
Kuat
128
Blood Slym
dan ketuban
mau BAB
pecah
24
KALA II
Jam : 06.00 WITA, tanggal 7 November 2006
Ibu ingin mengedan, anus dan vulva membuka, perineum menonjol, his kuat
sekali, penolong mempersiapkan diri dan memastikan alat partus lengkap,
kemudian membuka satu buah spuit 2 cc ke dalam wadah partus set, dan
mematahkan ampul oxytosin 10 IU penolong memakai celemek/skot, mencuci
tangan dan keringkan, lalu menggunakan sarung tangan kemudian dengan teknik
satu tangan mengambil spuit 2 cc, tangan kiri memegang ampul oxytosin dan
disedot kemudian diletakan kembali ke dalam partus set. Penolong membersihkan
25
vulva dan perineum dengan kapas savlon dan melakukan VT untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap.
VT lengkap, ketuban (-) teraba kepala turun H III UUK di depan, tidak teraba
bagian kecil janin/ tali pusat, kemudian sarung tangan dikontaminasi dalam
larutan clorin 0,5% secara terbalik, lalu periksa DJJ frekuensi 128x/ menit irama
11-10-11, ibu dan keluarga diberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, ibu siapkan untuk persalinan serta diminta mengedan pada
saat his.
Kemudian salah satu keluarga membantu ibu dalam posisi setengah duduk, pada
saat his kuat ibu disuruh mengedan dan pada saat his menghilang ibu
diistirahatkan. Pada saat kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, handuk dipasang
diatas perut ibu dan dock steril dipasang di bawah bokong ibu. Penolong memakai
sarung tangan saat sub ocsiput bregmatika berada di bawah simpisis. Tangan
kanan melidungi perineum dengan dialasi dock steril, tangan kiri menahan puncak
kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
Pada saat kepala lahir ibu disuruh meniup hingga lahilah berturut-turut UUB,
dahi, mata, hidung, mulut dan dagu secara keseluruhan kemudian bersihkan muka
janin dari lendir dan darah menggunakan kasa steril. Penolong memeriksa apakah
ada lilitan tali pusat, ternyata tidak ada, lalu menunggu kepala bayi mengadakan
putaran paksi luar sesuai dengan arah punggung bayi yaitu punggng kanan
kemudian kedua tangan penolong berada dalam posisi biparental. Kepala bayi
ditarik perlahan-lahn ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan ditarik ke atas
untuk menarik bahu belakang. Setelah bahu lahir penolong menyangga kepala,
leher dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher bagian
bawah kepala dan keempat jari lainnya pada bahu dan dada/ punggung bayi
sementara tangan kiri penolong memegang lengan, bahu bayi bagian anterior,
setelah badan bayi tangan kiri menelusuri punggung, bokong, dan tungkai bayi,
lalu menyelipkan telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut. Setelah seluruh badan
bayi lahir pegang bayi bertumpu pada tangan kanan sedemikian rupa, sehingga
bayi menghadap ke arah penolong, kemudian dilakukan penilaian bayi.
26
27
Aspek yang
dinilai
Appearance
1 menit pertama
Ekstremitas
dan
Nilai
0
badan biru
5 menit pertama
Ekstremitas
Nilai
dan
badan biru
Pulse rate
Grimace
Menyeringai
Menyeringai
Activity
Ekstremitas
Ekstremitas tidak
tidak
fleksi
5
Respiration
Tidak menangis
fleksi
0
Menangis lemah
1
3
KALA III
Setelah bayi lahir penolong memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan
tunggal dipastikan, ibu diberitahu akan disuntik, kemudian penolong menyuntikan
oxytosin 10 IU/IM pada bagian luar paha 1/3 atas, kemudian dilakukan
peregangan tali pusat terkendali, penolong memindahkan klem pada tali pusat dan
tangan kiri menekan fundus uteri secara hati-hati ke arah dorso kranial, jika
dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat bertambah panjang berarti
plasenta telah lepas dari insersinya, minta ibu untuk mengedan sedikit, dan tangan
kanan menarik tali pusat ke bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan
lahir sehingga plasenta lahir sampai vulva dan tangan kanan menerima plasenta
sambil memutar ke satu arah sesuai denga arah jarum jam secara berhati-hati.
Jam 08.00 WITA
Plasenta lahir spontan secara schulze, nampak bagian fasial lebih dahulu, segera
setelah plasenta lahir, melakukan massage pada fundus uteri dengan menggosok
fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian-bagian palmar jari tangan kiri
sehingga kontraksi baik, setelah itu penolong memeriksa bagian maternal dan fetal
serta kotiledon, ternyata lengkap, diameter plasenta18x16x2 cm, panjang tali
28
pusat 50cm, berat plasenta 500 gram. Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat,
CUT baik, perdarahan lebih dari 300 cc, tekanan darah 90/60 mmHg. Kemudian
penolong memeriksa robekan jalan lahir, ternyata ada robekan pada perineum.
Kemudian dilakukan penjahitan. Kemudian penolong melakukan dekontaminasi
tangan dalam larutan klorin 0,5 % di bilas dengan air DTT dan dikeringkan.
Setelah itu penolong mengikat tali pusat bayi 1 cm dari umbilicus disimpul mati
2 kali, klem dilepas dan bayi dibungkus lagi kemudian ditimbang berat badan
yaitu 3250 gram, panjang badan 49 cm, lila 11 cm, lika 33 cm. Setelah bayi
selesai ditimbang bayi ditempatkanpada tempat yang hangat dan terlindungi
kemudian dilakukan pemantauan terhadap kontraksi uterus, perdarahan dan tanda
vital setiap 15 menit pertama jam pertama, dan 30 menit pada jam kedua.
KALA IV
I.
PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif
- Pada pukul 08.00 wita ibu mengatakan sangat lelah dan letih.
- Ibu merasa lapar dan haus
- Ibu mengatakan bagian perutnya lembek dan keluar darah banyak
B. Data Obyektif
-
Perdarahan 300cc
Perdarahan 300 cc
29
Masalah :
Kebutuhan:
masase
fundus
uteri,
melakukan
pengecekan
kandung
kemih,
30
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jam
keI
Waktu
8.
Tensi
Nadi
08.25
(mmHg)
90/60
(x/menit)
82
08.40
90/60
08.55
09.10
Suhu
TFU
Kontraksi
Kandung
Perdarah-
3 jr di bwh pst
uterus
Baik
kemih
Kosong
an
200 cc
82
3 jr di bwh pst
Baik
Kosong
10 cc
90/60
82
3 jr di bwh pst
Baik
Kosong
10 cc
90/60
82
3 jr di bwh pst
Baik
Kosong
10cc
09.40
100/80
84
3 jr di bwh pst
Baik
Kosong
5 cc
10.10
110/70
84
3 jr di bwh pst
Baik
Kosong
5 cc
36,8
36,8
31
9.
10.
Memberikan ibu makan + porsi dan minum kurang lebih 250 cc.
11.
Perawatan tali pusat yaitu menjelaskan pada ibu agar tetap menjaga
tali pusat agar kering dan bersih serta tidak menambahkan ramuan
apapun pada tali pusat bayinya maupun memberikan alkohol.
Personal hygiene ibu yaitu menjelaskan kepada ibu agar tubuh tetap
bersih dengan mandi 2-3 sehari atau meminta ibu untuk mandi
apabila tubuh berkeringat dan membersihkan atau mengganti
pembalut jika merasa sudah tidak nyaman.
Perawatan
payudara
yaitu
menjelaskan
kepada
ibu
untuk
32
Keadaan umum ibu baik dengan TD: 90/60 mmHg, nadi 88 x/menit,
suhu: 36,8 0C, respirasi: 20 x/menit, TFU 3 jari di bawah pusat, CUT
baik, perdarahan 5 cc
Ibu istirahat
33
: 08.30 Wita
Tempat
: Puskesmas Pagesangan
SUBYEKTIF
- Ibu mengeluh masih nyeri di bekas jahitan pada perineum.
- Ibu mengatakan masih sering Pusing
OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmetis
TB/ BB
: 154 cm/ kg
LILA
: 26 cm
Tanda Vital
-
Suhu
: 37 oC
Nadi
Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
Rambut
Kepala
Mata
Mulut
34
Gigi
gigi.
Leher
Payudara
Abdomen
TFU Sudah tidak teraba lagi, kontraksi tidak ada
Genitalia
Terdapat Luka jahitan perineum yang sudah agak kering, Tidak ada
tanda-tanda infeksi, sedikit bengkaka, Lochea
(+)
3. Pemeriksaan Laboratorium:
HB :8,6 Gr%, PH : 6,5, Protein urine : (-), Glukosa Urine (-)
ASASSMENT
- Postpartum hari ke-9
PLANING
o Menganjurkan ibu makan- makanan yang banyak mengandung vitamin A
seperti; Kangkung, Hati, Kacang merah dan buah-buahan lainnya.
o Menganjurkan ibu agar rajin membersihkan daerah luka jahitan perineum
agar terhidar dari infeksi, yaitu dengan dicuci bersih dengan sabun, dibilas
kemudian dikeringkan agar tidak lembab.
o Menyarankan kepada ibu istirahat yang cukupdan jangan terlalu bekerja
berat dahulu.
o Menyarankan ibu untuk tetep melakukan perawatan payudara agar Asinya
tidak membendung, keras dan terasa nyeri.
o Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe 1x1
o Memberikan penyuluhan kepada ibu mengenai KB Pascasalin setelah 40
hari postpartum yaitu dengan steril atau penggunaan IUD.
35
mengerti
dan
mampu
mengulas
Polindes Pagesangan
Ibu telah memilih menggunakan alat kontrasepsi IUD Setelah 40 hari post
partum yaitu, Tgl, 20 1- 2007
36
TA R A M
MA
P O L IT E K N
I
S E H A TA
KE
N
K
I
E P
K E S R
DISUSUN OLEH
1. FITRA ARSY NUR CORYAH
2. FITRI ASRIANI
3. HENY SULINDRAWATI
4. RINI ADRIYANI
37
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEBIDANAN
T.A 2005/2006
LANDASAN TEORI
I. ASFIKSIA BERAT
1.
2.
Penyebab
Pengembanagn paru-paru neonatus terjadi pada menit pertama
kelahiran dan kemudian disususl dengan pernapasan teratur, bila terjadi
gangguan pertukaran gas atau pengangkuan O2 dari ibu kejanin akan terjadi
asfiksia janin.
Towel (1996), penyebab kegagalan pernapasan pada bayi:
1. Faktor ibu
-
2. Faktor placenta
-
Plasenta tipis
Plasenta kecil
Solusio plasenta
38
Perdarahan plaeenta.
3. Fktor janin
-
Prematur, IUGR
Gemely
Talipusat menumbung
Kelaianan congenital
4. Faktor persalinan
-
Partus lama
Partus tindakan
Pernapasan cepat
Nadi cepat
pemeriksaan fisik di temukan frekuensi jantung kurang dari 100 x/ menit, tonus
otot jelek, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
Pada aspeksia berat dengan henti jantung adalah keadaan dimana bunyi jantung
janin menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap, atau bunyi
jantung menghilang setelah proses kelahiran.
II. KELAINAN BAWAAN
Kelainan Bawaan merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat
merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera
setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering
diakibatkan oleh kelainan Bawaan yang cukup berat, hal ini seakan-akan
merupakan suatu seleksi alamu terhadap kelangsungan hidup bayi yang
39
dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan bawaan besar, umumnya akan
dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil
untuk masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital
berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya. Disamping
pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose
kelainan Bawaan setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/- ante natal
kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya
pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah janin. Salah satu
contoh kelainana bawaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan janin yaitu
kelainana jantung bawaan, Syndrom down dan Kelainan testis, yang akan
diuraikan sebagai berikut:
KELAINAN JANTUNG BAWAAN
Definisi
1 dari 120 bayi terlahir dengan kelainan jantung, tetapi banyak yang sifatnya tidak
berat.
Kelainan jantung bisa berupa kelainan dalam pembentukan dinding maupun katup
jantung atau kelainan pada pembuluh darah yang menuju dan meninggalkan
jantung.
Kelainan jantung biasanya menyebabkan darah mengalir dalam arah yang salah/
abnormal, kadang tidak melewati paru-paru (tempat dimana darah diperkaya
dengan oksigen). Padahal untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas yang
normal diperlukan darah yang kaya akan oksigen.
Beberapa kelainan jantung menyebabkan masalah yang serius, sehingga perlu
dilakukan tindakan pembedahan darurat.
Aliran darah yang abnormal biasanya menyebabkan terdengarnya murmur pada
pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan lainnya yang biasa
dilakukan untuk membantu mendiagnosis suatu kelainan jantung bawaan adalah
elektrokardiografi (EKG), rontgen dada dan USG.
40
Penyakit
Angka
kejadian
Kelainan
Keterangan
Prognosis
Perkembangan
Trisomi 21 1 dari
700 bayi
(Sindroma baru
Down
lahir
Kelebihan
kromosom
21
Biasanya bertahan
sampai usia 30-40
tahun
fisik
Trisomi 18 1 dari
3.000
Kelebihan
Kepala kecil,
Jarang bertahan
sampai lebih dari
41
lebih rendah,
celah bibir/celah
langit-langit, tidak
memiliki ibu jari
(Sindroma
Edwards)
bayi
baru
tangan, clubfeet,
18
lahir
diantara jari
tangan terdapat
selaput, kelainan
beberapa bulan;
keterbelakangan
mental yg terjadi
sangat berat
jantung &
kelainan saluran
kemih-kelamin
Kelainan otak &
Trisomi 13
(Sindroma
Patau)
1 dari
mata yg berat,
Yg bertahan
celah bibir/celah
hidup sampai
langit-langit,
5.000
Kelebihan
bayi
baru
13
keterbelakangan
lahir
kelainan saluran
sangat berat
telinga
Penyebab
Penyebabnya adalah ekstra tiruan pada kromosom ke 21.
Gejala
Anak-anak yang menderita sindroma Down memiliki penampilan yang khas:
- Pada saat lahir, ototnya kendur
- Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil
- Bagian belakang kepalanya mendatar
- Lesi pada iris mata yang disebut bintik Brushfield
42
43
kromosom ke 21)
- Rontgen dada (untuk menunjukkan adanya kelainan jantung)
- Ekokardiogram
- EKG
- Rontgen saluran pencernaan.
pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk sindroma Down. Pendidikan dan pelatihan
khusus bisa dilakukan di sekolah luar biasa.
Kelainan jantung tertentu mungkin harus diperbaiki melalui pembedahan.
Gangguan pendengaran dan penglihatan diatasi sebagaimana mestinya.
PROGNOSIS
Anak-anak dengan sindroma Down memiliki resiko tinggi untuk menderita
kelainan jantung dan leukemia. Jika terdapat kedua penyakit tersebut, maka angka
harapan hidupnya berkurang; jika kedua penyakit tersebut tidak ditemukan, maka
anak bisa bertahan sampai dewasa.
Beberapa penderita sindroma Down mengalami hal-hal berikut:
- Gangguan tiroid
- Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa
- Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea
- Pada usia 30 tahun menderita demensia (berupa hilang ingatan, penurunan
kecerdasan dan perubahan kepribadian).
Bisa terjadi kematian dini, meskipun banyak juga penderita yang berumur
panjang.
Pencegahan
Pada keluarga yang memiliki riwayat sindroma Down dianjurkan untuk menjalani
konsultasi genetik.
Sindroma Down bisa diketahui pada kehamilan awal dengan melakukan
44
KELAINAN TESTIS
Definisi
Testis (buah zakar) memeiliki 2 fungsi utama:
Membuat testosteron, yang merupakan hormon androgen (hormon pria yang
utama)
Menghasilkan sperma.
Testis bisa kurang aktif (keadaan ini disebut hipogonadisme) karena kelenjar
hipofisa tidak menghasilkan hormon yang merangsang testis atau karena terdapat
kelainan pada testis.
Jika testis kurang aktif maka pembentukan androgen berkurang; pertumbuhan dan
perkembangan seksual mengalami kemunduran, pembentukan sperma berkurang
dan penis berukuran kecil.
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada umur ketika kekurangan androgen
terjadi.
Pada janin laki-laki, kekurangan androgen yang terjadi sebelum kehamilan
mencapai 12 minggu menyebabkan pembentukan alat kelamin yang tidak
lengkap. Lubang uretra terletak di bagian samping bawah penis bukan di ujung
penis atau terjadi pseudohermafroditisme pria (bayi laki-laki memiliki alat
kelamin perempuan).
Jika kekurangan androgen terjadi pada saat usia kehamilan telah melewati 12
minggu, maka janin laki-laki bisa memiliki penis yang sangat kecil (mikrofalus)
atau testis yang tidak seluruhnya turun ke dalam kantung zakar.
Kekurangan androgen pada masa kanak-kanak menyebabkan perkembangan
45
seksual yang tidak lengkap. Suaranya tetap cempreng (bernada tinggi) dan
perkembangan ototnya jelek. Penis, testis dan skrotum (kantung zakar) kurang
berkembang. Rambut kemaluan dan rambut ketiak tipis dan jarang, lengan dan
tungkainya sangat panjang.
Kekurangan androgen setelah masa puber dapat menyebabkan lemahnya gairah
seksual, impotensi dan kekuatan anak laki-laki yang berada dibawah normal.
Testis mengkerut, kulit di sekitar mata dan bibir agar keriput, rambut badan tipis
dan jarang serta tulangnya lemah.
Jika penyebabnya adalah kelainan pada testis, maka bisa terjadi ginekomastia
(pembesaran payudara).
Sindroma Klinefelter ditemukan pada 1 diantara 700 kelahiran bayi laki-laki.
Penyebabnya adalah kelainan kromosom.
Anak memiliki 2 kromosom X dan 1 kromosom Y (XXY, seharusnya XY), bahkan
beberapa diantara mereka memiliki lebih banyak lagi kromosom X.
Biasanya kelainan ini baru terdeteksi pada masa puber, dimana anak tidak
mengalami pematangan seksual yang normal.
Anak laki-laki dengan sindroma Klinefelter memiliki testis yang kecil (kurang
dari 1,9 cm), testisnya keras dan terisi dengan jaringan fibrosa. Payudara biasanya
agak membesar dan proporsi kerangka tubuhnya abnormal, dimana tungkai lebih
panjang dibandingkan dengan kepala dan batang tubuhnya.
Mereka juga memiliki resiko menderita diabetes mellitus, penyakit paru menahun,
varises vena, hipotiroidisme dan kanker payudara.
Diagnosis ditegakkan melalui hasil analisa kromosom pada sel-sel yang didapat
dari contoh darah.
Anorkia bilateral (sindroma testis yang hilang) terjadi pada 1 dari 20.000 pria.
Pada awal perkembangan tampaknya testis ada tetapi kemudian diserap oleh
tubuh sebelum atau sesudah lahir.
46
Tanpa testis, tidak akan terbentuk testosteron atau sperma sehingga pada masa
puber tidak terbentuk karakteristik seksual sekunder pria dan mereka mandul.
Ketiadaan sel Leydig kongenital menyebabkan terjadinya genitalia ambigus
(pseudohermafrodit pria) karena testosteron yang dihasilkan tidak cukup untuk
merangsang pembentukan alat kelamin laki-laki yang normal pada janin.
Sel Leydig adalah sel di dalam testis yang dalam keadaan normal membentuk
testosteron. Secara genetik mereka adalah laki-laki.
Kriptorkidisme adalah suatu keadaan dimana salah satu atau kedua testis tetap
berada dalam perut.
Pada masa janin testis dibentuk di dalam perut dan biasanya akan turun ke dalam
skrotum sesaat sebelum lahir.
Pada saat lahir, sekitar 3% anak laki-laki mengalami kriptorkidisme, tetapi pada
saat berumur 1 tahun, kebanyakan testisnya akan turun dengan sendirinya.
Jika testis tidak turun, perlu dilakukan pembedahan untuk menempatkan testis ke
dalam skrotum guna mencegah kemandulan atau torsio dan utnuk mengurangi
resiko kanker testis. Pembedahan ini sebaiknya dilakukan sebelum anak berumur
5 tahun.
Sindroma Noonan menyebabkan testis kecil yang menghasilkan sedikit
testosteron.
Gejala lainnya adalah:
- selaput di leher
- telinga yang letaknya rendah
- kelopak mata turun
- bertubuh pendek
- jari manis tangan memendek
- langit-langit mulut yang tinggi
- kelainan jantung dan pembuluh darah.
Pemeriksaan darah menunjukkan rendahnya kadar testosteron dan tingginya kadar
47
48
49
Pengumpulan Data
A. Data Subjektif
1.
Identitas
Nama bayi
Umur
: 1 hari
Anak ke
: 3
Lahir
Jenis kelamin
: Laki-laki
Nama ibu
: Suryatun
Nama ayah
: Tn. Mahyuni
Umur
: 35 tahun
Umur
: 40 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku
: Sasak
Suku
: Sasak
Pendidikan : SD
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
50
wita
4. Keluhan utama:
Bayi lahir laki-laki dengan persalinan normal, AS: 2-3, terdapat kelainan
bawaan yaitu suspek kelainan jantung bawaan, tidak terdapat testis pada
skrotum serta ekstremitas bawah serta atas mengalami pembengkokan.
5. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal
b. Natal
Bayi lahir dengan Normal pada tanggal 7 November 2006 jam 08.20
wita ditolong oleh Bidan di Polindes dengan BB: 3000 gram, PB: 48
cm, Lika: 33 cm, Lila: 11 cm, AS: 3-2, jenis kelamin: Laki-laki.
No
Aspek yang
1 menit I
Score
5 menit II
Score
1.
dinilai
Denyut
< 100
<100
2.
jantung
Pernafasan
Tidak menangis
Lambat
3.
4.
5.
Tonus otot
Reflek
Warna kulit
Lumpuh
Menyeringai
Tubuh dan
0
1
0
tidak teratur
Lumpuh
Menyeringai
Tubuh dan
0
1
0
Ekstremitas biru
Ekstremitas
biru
Jumlah
51
c. Post natal
Bayi lahir dengan Normal dengan Aspeksia berat dan kelainan bawaan
segera setelah lahir dilakukan resusitasi dan pemberian Oksigen dan
segera di rujuk. hari pertama langsung di rujuk ke RSU Mataram
Riwayat psikososial
Kontak dini
Pemberian ASI
Menyentuh
: Tidak
Kontak mata
: Tidak
Respon orang tua : Ibu, ayah beserta keluarga merasa Sedih dengan
keadaan bayinya.
B. Data Obyektif:
PB : 48 cm
Lika: 33 cm.
Lila: 11 cm.
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Tidak ada molding, molase, trauma lahirTidak terdapat kaput pada
bagian kepala.
Telinga
Daun telinga tidak sejajar dengan mata.
Mata
Simetris, mata tidak membuka dan tampak kelopak mata yang besar
dan terdapat tanda mongoloid yaitu jarak antara kedua mata berjauhan
52
Hidung
Normal
Mulut
Tidak ada sumbing.
Reflek isap .
Leher
Tampak pendek, terdapat pembengkakan dan gumpalan yang sedikit
keras dibagian tengkuknya dan berwarna sedikit kebiruan..
Dada
Normal, puting simetris. Respirasi lambat tidak teratur, dan Denyut
jantung < 100 x/menit.
Sistem saraf
Reflek moro .
Perut
Lembek pada saat menangis, umbilikus masih basah. Tidak ada
perdarahan tali pusat.
Genetalia
Laki-laki, Penis Tidak terdapat testis pada skrotum. Anus .
Kulit
Warna kulit kebiruan, tanda lahir .
53
Bayi lahir cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan hari pertama
dengan Aspeksia berat dan Kelainan bawaan
Dasar:
B. Masalah
Apnu
Sianosis berat
C. Kebutuhan
III.
IV.
V.
Tindakan Segera
Mandiri
Kolaborasi
: tidak ada
Rujukan
Rencana Tindakan
- Observasi keadaan umum
54
VII.
Daftar Pustaka
www.medicastore.com
www.angelfire.com
55