Anda di halaman 1dari 36

Ketika Materi UU SDA

Diuji Atas UUD 1945

23

TPST 3R Mulyo Agung


Malang Sisakan 16%
Sampah ke TPA

27

Edisi 03/Tahun XII/Maret 2014

Karya Cipta Infrastruktur Permukiman

Serah Terima

Aset
Rusunawa

Agar
Tak Mangkrak Lama

LENSA CK Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Fisik dan


Mental Satgas Tanggap Darurat Bencana Angkatan III
Ditjen Cipta Karya

daftar isi

Edisi 034Tahun XII4Maret 2014

Berita Utama
Terima
4 Serah
Aset Rusunawa

Agar Tak Mangkrak


Lama

liputan khusus
Satgas
9 Amunisi
Tanggap Darurat
Bencana
Bertambah

4
16

info baru

13

Cipta Karya
Tajamkan Program 2015

PU Resmikan
16 Menteri
Infrastruktur Cipta Karya
Sarbagitaku

Resmikan Proyek PU
19 SBY
dan Permukiman di Jawa
Tengah

Serahkan
21 PU
Aset Bantuan Banjir
Wasior

Materi UU SDA
23 Ketika
Diuji Atas UUD 1945

9
25

Asrama
25 Rusun
Mahasiswa UNISMA
Malang Diresmikan

3R Mulyo Agung
27 TPST
Malang
Sisakan 16% Sampah
ke TPA

19

inovasi
PU Siap
29 Kementerian
Bangun IPA 1.000 Liter/

Detik untuk Mamminasata

Inovatif Kreatif
30 Ide-Ide
di Pecha Kucha ke 9
Cipta Karya

PLUS!
lensa ck
Pembinaan Teknis Peningkatan
Kemampuan Fisik dan Mental
Satgas Tanggap Darurat Bencana
Angkatan III Ditjen Cipta Karya

30

editorial
Pelindung
Pelindung
Budi Yuwono P
Imam S. Ernawi
Penanggung Jawab
Antonius Budiono
Penanggung Jawab
Dewan Redaksi
Antonius Budiono
Susmono, Danny Sutjiono,
M. Sjukrul Amin, Amwazi Idrus,
GuratnoRedaksi
Hartono, Tamin MZ. Amin,
Dewan
Nugroho
Tri UtomoDanny Sutjiono, Djoko
Dadan
Krisnandar,
Mursito,
M.Redaksi
Maliki Moersid, Adjar Prajudi, Tamin
Pemimpin
MZ.
Amin,
Nugroho
Tri Utomo
Dian Irawati, Sudarwanto
Penyunting dan Penyelaras Naskah
T.M. Hasan,Redaksi
Bukhori
Pemimpin
Sri Murni Edi K, Sudarwanto
Bagian Produksi
Erwin A. Setyadhi, Djoko Karsono,
Diana Kusumastuti,
Bernardi Heryawan,
Penyunting
dan Penyelaras
Naskah
M. Sundoro,
ChandraBuchori
RP. Situmorang,
Bhima
Dhananjaya,
Fajar Santoso, Ilham Muhargiady,
Sri Murni Edi K, Desrah,
Wardhiana
Suryaningrum, R. Julianto,
Bagian
Produksi
Bhima Dhananjaya,
Waluyo
Widodo,
Elkana
Catur H., DjatiDjati
Waluyo
Widodo,
Dian
Indah Raftiarty, Danang Pidekso
Ariani
Bagian Administrasi & Distribusi
Bagian Administrasi & Distribusi
Luargo, Joni
Joni Santoso
Santoso, Nurfathiah
Luargo,
Kontributor
Dwityo A. Soeranto, Hadi Sucahyono,
Kontributor
Nieke Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea,
Hadi
Mulana
MP. Sibuea,
AdjarSucahyono,
Prajudi, RinaR.Farida,
Didiet
A. Akhdiat,
Dwityo
Soeranto,
Sundoro,
Irawati,
RG. Eko A.
Djuli
S, DedyM.
Permadi,
ThDian
Srimulyatini
Nieke
Nindyaputri,
Prasetyo, Oloan
MS.,Hadi,
Respati,
Joerni Makmoerniati,
Syamsul
Diana Kusumastuti, Aswin G. Sukahar,
Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin,
TM Hasan, Kusumawardhani,
Handy B. Legowo, Dodi Krispatmadi,
Ade Syaiful Rachman, Aryananda Sihombing,
Rudi A.
Arifin,
Endang Setyaningrum,
Dian
Suci
Hastuti.
Alex A. Chalik, Djoko Mursito, N. Sardjiono,
Oloan M. Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S,
Deddy Sumantri,
Alamat
Redaksi Halasan Sitompul,
Sitti
Bellafolijani,
M.Kebayoran
Aulawi DzinBaru
Nun,
Jl.
Patimura
No. 20,
12110
Ade Syaiful
Rahman, Aryananda Sihombing,
Telp/Fax.
021-72796578
Agus Achyar, Ratria Anggraini, Dian Suci Hastuti,
Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak,
Email
Didik S. Fuadi, Kusumawardhani, Airyn Saputri,
publikasi_djck@yahoo.com
Budi Prastowo, Aswin G. Sukahar,
Wahyu K. Susanto, Putri Intan Suri,
Siti Aliyah Junaedi
website
http://ciptakarya.pu.go.id

Rusunawa Mangkrak,
Salah Siapa?
Judul tersebut pernah menjadi headline Buletin Cipta Karya Edisi Mei 2013. Penulisnya
dua orang pesohor Rusun di lingkungan Ditjen Cipta Karya, Th. Sri Mulyatini Respati
yang akrab dipanggil Bu Ninik, dan Christ Robert Marbun. Keduanya mengawali tulisan
dengan premis yang menggoda: Rusunawa mangkrak, sudah sekian tahun belum
juga dimanfaatkan. Rusunawa menjadi rumah hantu karena kosong dan gelap gulita.
Rusunawa rusak berat karena komponen bangunannya hilang. Rusunawa menjadi kumuh
setelah dihuni setahun.
Permasalahan penghunian, pemeliharaan, perawatan, hingga kelembagaan yang
buruk menjadi keniscayaan dalam membangun Rusunawa. Alih-alih mengurangi
kekumuhan di suatu kawasan, yang terjadi adalah memindahkan kekumuhan baru
di hunian vertikal tersebut. Pengalokasian anggaran APBD untuk pemeliharaan dan
perawatan dibesar-besarkan menjadi penyebab. Namun kesimpulan paling umum
dimengerti publik adalah karena asetnya yang belum diserahterimakan ke Pemda dan
mengganjal gelontoran APBD yang diharapkan.
Di tengah keruwetan tersebut, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
terus menggenjot proses alih aset dengan berbagai pihak dan mendorong Pemda
untuk segera melengkapi syarat adminsitratif. Hasilnya, pada tahun 2014 ini, dalam
tempo tiga bulan tercatat sudah ada 88 Twin Block (TB) Rusunawa diserahterimakan
pengelolaannya kepada 46 Pemda. Semoga saja upaya Ditjen Cipta Karya mendapatkan
respon positif Pemda untuk segera membenahi pengelolaan Rusunawa. Selamat
membaca dan berkarya. (Teks : Buchori)

Alamat Redaksi
Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110

twitter
Telp/Fax. 021-72796578
@ditjenck
Email
publikasi_djck@yahoo.com

Cover :
Rusun Asrama Jatinangor ITB
(Foto : Buchori)

Buletin ini menggunakan 100%


kertas daur ulang (cyclus paper)

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email publikasi_djck@yahoo.com
atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

berita utama

Serah Terima
Aset Rusunawa
Agar Tak Mangkrak Lama
Dalam waktu tiga bulan, asset Barang
Milik Negara (BMN) berupa Rumah Susun
Sederhana Sewa (Rusunawa) sebanyak 88
Twin Block (TB) dihibahkan ke Pemerintah
Daerah. Langkah ngebut itu salah satunya
terdorong oleh sorotan masyarakat perihal
maraknya Rusunawa yang mangkrak.
Foto Atas : Rusunawa Aceh

berita utama

elama ini Pemerintah dianggap tidak mampu dan


tidak mau merencanakan dengan baik pembangunan
Rusunawa sehingga sekitar 40% Rusunawa terbangun
belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Lebih
dari itu, Rusunawa yang sudah dihunipun banyak
yang mengalami degradasi kualitasnya, rusak dan bocor. Ini
memberi kesan telah terjadi perpindahan kumuh, dari horisontal
menjadi kumuh vertikal.
Salah satu penyebab keterlambatan proses penghunian
karena belum ada alokasi Pemda terhadap Rusunawa karena
assetnya belum diserahterimakan. Proses hibah membutuhkan
waktu lebih dari enam bulan. Waktu enam bulan tersebut adalah
masa pemeliharaan oleh kontraktor setelah bangunan Rusunawa
selesai dan layak fungsi. Pada kenyataannya, proses hibah
membutuhkan waktu lebih dari satu tahun. Semakin lengkaplah
kendala percepatan pemanfaatan Rusunawa.
Karena asset masih berupa Barang Milik Negara (BMN), maka
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,
Pemda tidak dapat menganggarkan APBD untuk penyambungan
listrik dan air atau pendukung apapun untuk membuat Rusunawa
tersebut layak dihuni.
Tidak ada pemangku kepentingan yang sengaja menghambat
proses alih asset tersebut. Semua lebih disebabkan karena tahapan
dalam semua proses tersebut butuh waktu dan keseluruhannya
sudah diatur secara jelas. Kementerian Keuangan khususnya Ditjen
Kekayaan Negara dengan gigih dan cermat mencari jalan agar
proses hibah dapat dilakukan cepat. Demikian pula Kementerian
Pekerjaan Umum khususnya Setjen PU dan Ditjen Cipta Karya juga
mempersiapkan lebih awal persyaratan-persyaratannya. Upaya
tersebut memang membuahkan hasil, beberapa Twin Block (TB)
Rusunawa sudah dihibahkan dan dialihstatuskan.
Di sisi lain, hibah harus melalui tahapan sebagaimana yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 96 tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindah Tanganan Barang Milik Negara/Daerah.
Pada akhir Januari 2014, Kementerian PU dan 21 pemerintah
kabupaten/kota melakukan serah terima asset 44 TB Rusunawa
dengan nilai hibah sebesar Rp540,3 miliar. Kabupaten/Kota
tersebut yaitu Kota Medan, Kota Tanjung Balai, Kota Batam,
Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, Kota
Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung, Kota Semarang, Kab.
Jepara, Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kab. Sleman, Kab. Bantul,
Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kota Probolinggo, Kabupaten
Madiun, Kota Banjarmasin dan Kab. Bantaeng.
Sementara pada akhir Maret 2014, sebanyak 44 TB kembali
dihibahkan kepada 25 pemerintah kabupaten/kota dengan nilai
asset Rp 470,84 miliar. Dari jumlah tersebut terdapat 4.174 unit
rusunawa yang dihibahkan. Satu twin block bisa menampung ratarata 98 unit rumah.
Sebanyak 44 Rusunawa yang dihibahkan tersebut tersebar
di 14 provinsi, yakni, NAD, Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua,
Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta.
Dengan diserahkannya 44 twin block rusun itu, aset tersebut

nantinya menjadi milik Pemerintah Kabupaten/Kota. Sehingga


akan lebih mudah dalam pemeliharaan dan pengelolaannya.
Hal tersebut dikemukakan Sekjen PU Agoes Widjanarko dalam
penandatanganan hibah rusunawa didampingi Dirjen Cipta Karya
Imam S. Ernawi dan Kepala Pusat PBMN Alex A. Chalik, Selasa
(25/3/2014) di Jakarta.
Agoes
menjelaskan,
Kementerian
PU
berwenang
menyelenggarakan infrastruktur permukiman melalui bantuan
penanganan permukiman kumuh kepada pemerintah daerah.
Pembangunan Rusunawa adalah komponen penting yang
dirancang untuk menghilangkan kantong-kantong kumuh
beserta segala permasalahannya. Yakni dengan cara memukimkan
masyarakat yang semula tinggal didalamnya ke hunian yang
layak, nyaman aman dan terjangkau pada lokasi-lokasi sesuai
peruntukannya sebagaimana diamanatkan oleh RTRW .
Sementara itu, Imam S. Ernawi mengatakan terdapat 67 twin
block baru yang mulai dibangun pada akhir tahun lalu dan 20 twin
block yang akan dimulai pada tahun ini. Pada tahun ini sedang
dalam proses untuk serah terima tahap berikutnya sebanyak 57,5
twin block, ujar Imam. Sedangkan untuk 87 twin block yang sedang

Rusun Asrama Mahasiswa ITB Jatinangor

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

berita utama

Prosedur ALIH STATUS, atas Rusunawa Kemen. PU yang dibangun diatas tanah Negara
seperti di atas tanah Perguruan Tinggi Negeri

Sebanyak 44 Rusunawa yang dihibahkan


tersebut tersebar di 14 provinsi, yakni, NAD,
Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah, Papua, Kepulauan Riau, dan DKI
Jakarta.

Press Conference Serah Terima Aset Rusunawa menghadirkan (dari kiri-kanan):


Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya M. Maliki Moersid, Dirjen
Cipta Karya Imam S. Ernawi, Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum Agoes Widjanarko,
Kepala Pengelolaan Barang Milik Negara (PBMN) Alex a. Chalik

dibangun akan diserahterimakan setelah proses administrasi


selesai.
Imam mengakui, proses serah terima twin block kepada
pemerintah daerah seringkali terhambat karena persyaratan
administrasi yang belum dipenuhi pemda, sehingga tidak bisa
diproses oleh Kementerian Keuangan. Persyaratan yang diminta
kemenkeu adalah sertifikat lahannya harus jelas dan juga Izin

Prosedur HIBAH BMN, atas Rusunawa Kemen. PU yang dibangun diatas tanah milik
Pemerintah Daerah

berita utama

Mendirikan Bangunan (IMB). Pemda juga lama mengumpulkan


persyaratannya, ujar Imam. Selain itu pemda juga harus
mempersiapkan instalasi listrik dan air.
Agar proses serah terima dapat lebih cepat, Imam
mengharapkan pemda dapat menyelesaikan persyaratan
administrasi sebelum rusunawa dibangun serta mempersiapkan
sarana utilitas seperti air dan listrik.
Lebih jauh Imam mengungkapkan, salah satu tugas
dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU
adalah pembinaan dan penyediaan infratsuktur permukiman.
Diantaranya dalam rangka penataan kawasan kumuh perkotaan,
dan penyelenggaraan rumah susun (umum, khusus, dan negara)
sewa yang kemudian disebut Rusunawa adalah satu yang
dibangun sejak tahun 2005 melanjutkan komponen kegiatan
yang telah diawali oleh Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah pada tahun 2003.
Dari ratusan twin block Rusunawa yang menjadi tugas

Foto Atas : Rusunawa Bantul


Foto Tengah : Interior Rusunawa Cimahi
Foto Bawah : Suasana kekeluargaan di Rusunawa Pekalongan

Kementerian PU dan telah terbangun dua ratus lebih, ternyata


belum semua dapat dimanfaatkan secara optimal. Berbagai
permasalahan yang timbul disebabkan antara lain belum
dilakukannya serah terima asset dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah. Akibatnya, pemerintah daerah kesulitan
untuk mengalokasikan dana pengelolaan Rusun tersebut.
Sejumlah Rusunawa yang telah dihuni ternyata juga

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

berita utama

mengalami berbagai masalah. Banyak Rusunawa yang kurang


terpelihara dan kurang terawat dengan baik. Belum atau tidak
terbentuknya pengelola Rusunawa menjadi salah satu penyebab,
meskipun sudah dibentuk pengelola namun masih banyak pula
yang belum menjamin terpeliharanya rusunawa secara optimal,
imbuh Imam.
Setelah dicermati, penyebab utamanya adalah asset
yang belum diserahterimakan sehingga Pemda belum dapat
mengalokasikan uang pemeliharaan dan perawatan, dan perilaku
penghuni yang belum siap tinggal di hunian vertikal.
Selain itu penyebab lainnya yaitu personil pengelola
yang sebagian besar tidak membidangi masalah pengelolaan
dan penghunian. Akibatnya kurang memahami mekanisme
pengelolaan, utamanya pemeliharaan gedung bertingkat dan
penerapan peraturan kepada penghuni.
Ditjen Cipta Karya telah menyusun pedoman tata
cara pengelolaan dan penghunian Rusunawa yang sudah

Foto Atas
: Rusunawa Cimahi
Foto Bawah Kanan dan Kiri : Aktivitas mahasiswa PTIQ menempati Rusunawa

disosialisasikan dan disebarluaskan kepada Pemda. Buku tersebut


berisi pokok-pokok materi tentang kelembagaan dan aspek legal,
pemeliharaan dan perawatan, penghunian, manajemen keuangan,
manajemen pemasaran, manajemen konflik, dan pengembangan
komunitas/penghuni.
Disusunnya pedoman tersebut bertujuan untuk mewujudkan
pengelolaan dan pengunian rusunawa yang dibangun secara
optimal dan baik sesuai peraturan yang berlaku. Pedoman juga
memberikan panduan tentang pengelolaan dan penghunian
rusunawa kepada pemerintah daerah dan atau organisasi
penerima bantuan rusunawa serta para pengelola dan penghunian
rusunawa. (Teks: Buchori)

liputan khusus

Amunisi Satgas
Tanggap Darurat Bencana
Bertambah
Kementerian Pekerjaan Umum melalui
Direktorat Jenderal Cipta Karya
bekerjasama dengan Resiment Induk
Daerah Militer (Rindam) Jaya melatih
Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat
Bencana angkatan III sebanyak 68 personil
dan angkatan IV berjumlah 57 personil.
Pelatihan yang dimulai pada (06/03/2014),
diikuti calon Satgas Tanggap Darurat
Bencana dari 34 provinsi.

ilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis
dan demografis yang memungkinkan terjadinya
bencana, baik yang disebabkan oleh faktor
alam, faktor non alam maupun faktor manusia.
Bencana tersebut menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis. Dalam penanggulangan bencana perlu adanya
koordinasi dan penanganan yang cepat, tepat, efektif, efisien,

terpadu dan akuntabel, agar korban jiwa dan kerugian harta


benda dapat diminimalisir.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya dimana salah satu tugas dan fungsinya
adalah melaksanakan tugas kemanusiaan dalam Tanggap Darurat

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

liputan khusus

Untuk dapat menghasilkan personil Satgas


Tanggap darurat Bencana yang memadai, maka
perancangan lingkup materi meliputi aspek
teknis (substansi) serta aspek mental dan fisik.

Bencana alam untuk membantu pengungsi korban bencana


dalam bentuk penyediaan air bersih, sanitasi darurat serta
permukiman darurat. Meskipun langkah-langkah yang dilakukan
diklasifikasikan sebagai kegiatan tanggap darurat, namun setiap
kali terjadi bencana alam sering dituntut mobilisasi personil,
bahan, maupun peralatan untuk membantu pengungsi dalam
pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat mendasar secara cepat
dan tepat.
Memperhatikan tuntutan tersebut, dipandang perlu
pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Bencana di
lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya yang dapat diandalkan
dengan bekal teknis, mental dan fisik, sehingga siap untuk
dimobilisasi ke daerah yang mengalami bencana dan mendukung
perkuatan fungsi Depo logistik nasional.
Untuk mendapatkan personil yang terampil dan siap
dalam mengemban tugas mulia ini, sebelumnya diberikan
pembekalan yang memadai melalui pembinaan dan pelatihan
teknis peningkatan kemampuan mental dan fisik Satgas Tanggap
Darurat Bencana. Pelatihan dipusatkan di dua tempat, yaitu di
Wisma Sanita Pejompongan dan Rindam Jaya Jakarta. Para peserta
akan menjalani pelatihan selama 16 hari dimana mereka akan
mendapatkan materi mengenai praktik peralatan tanggap darurat
bidang Cipta Karya, pelatihan fisik 10 hari, satu hari survival.
Sekretaris Ditjen Cipta Karya Dadan Krisnandar dalam
sambutannya di acara Pembinaan Mental dan Fisik Personil
Satuan Tugas Tanggap Darurat Bencana menjelaskan, tujuan dari
pembentukan Satgas penanggulangan Tanggap Darurat Bencana

10

Ditjen Cipta Karya yaitu tersedianya personil anggota Satgas


penanggulangan bencana yang tangguh dan siap setiap saat
ditugaskan membantu Tanggap Darurat Bidang Cipta Karya di
wilayah bencana, terselenggaranya pembekalan kemampuan dan
keterampilan personil yang memiliki dasar-dasar sikap, mental dan
fisik serta kemampuan teknis Ke-Cipta Karya-an dan terlaksananya
kaderisasi personil dalam penanggulangan Tanggap Darurat
Bencana yang memenuhi baik dari aspek kuantitas maupun
kualitas.
Selanjutnya Dadan menegaskan, tiga prinsip untuk terjun di
medan bencana, yaitu disiplin, kerjasama, dan loyalitas. Ketiga
karakter tersebut diharapkan terwujud usai menjalankan pelatihan
di Rindam Jaya, dan akan melengkapi keterampilan teknis yang
selama ini melekat pada pegawai Kementerian Pekerjaan Umum.
Para calon Satgas Tanggap Darurat Bencana Ditjen Cipta Karya
Angkatan III mulai berlatih di Komando Daerah Militer Jaya
Resimen Induk (Rindam) Jaya selama 12 hari. Upacara pembukaan
dipimpin oleh Wakil Komandan Depo Pendidikan Kejuruan
(Dodikjur) Rindam Jaya Mayor Inf. Teguh Waluyo, Senin (10/3).
Upacara tersebut dihadiri oleh Sekretaris Ditjen Cipta Karya Dadan
Krisnandar, Kabag Umum Sesditjen Cipta Karya Sudarwanto dan
68 peserta Satgas.
Pendidikan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dalam rangka membentuk karyawan yang memiliki sikap
mental yang tanggap, terlatih dan mampu menjadi pemimpin
dalam menangani situasi darurat atau bencana alam yang terjadi
di lingkungan kerja dan wilayah sekitar, kata Teguh dalam Upacara
Pembinaan Mental dan Fisik Personel Satuan Tugas Tanggap
Darurat Bencana Ditjen Cipta Karya Kementerian PU.
Teguh mengharapkan selama pelatihan para calon Satgas
Tanggap Darurat Bencana dapat mengikuti dan melaksanakan
setiap aturan dan tata tertib yang ada di Rindam Jaya, tujuannya
agar para peserta dapat senantiasa hidup disiplin sehingga
mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi keberhasilan
di tempat para Satgas ditugaskan.
Untuk dapat menghasilkan personil Satgas Tanggap
darurat Bencana yang memadai, maka perancangan lingkup
materi meliputi aspek teknis (substansi) serta aspek mental
dan fisik. Aspek Teknis/Substansi ke-Cipta Karya-an antara lain
mitigasi Bencana, agar para peserta mendapat pembekalan
untuk mendata jumlah pengungsi yang memerlukan bantuan,
menganalisa jenis dan jumlah bantuan ke-Cipta Karya-an yang
diperlukan, menentukan titik-titik penempatan jenis dan jumlah
bantuan, serta dapat mempertimbangkan mobilisasi bantuan.
Mekanisme penanganan Tanggap Darurat bagi pengungsi korban

liputan khusus
bencana. Pengenalan Peralatan/Infrastruktur ke Cipta-Karya-an
yang dipersiapkan untuk membantu pengungsi korban bencana.
Terakhir pemasangan dan pengoperasian peralatan yang
dibutuhkan pada lokasi pengungsi korban bencana baik untuk
bidang Penyediaan Air Minum, Permukiman dan Sanitasi.
Sedangkan aspek pembinaan mental dan fisik, rencana
pembekalan yang akan diberikan, meliputi sub pembinaan
ilmu pengetahuan dan keterampilan diantaranya mengenai
wawasan kebangsaan, bela negara, pembinaan disiplin, pelatihan
baris berbaris, pembinaan motivasi, sistem pengamanan, ilmu
medan/navigasi darat, tata cara bertahan hidup (survival), serta
kepeloporan (pioneering). Sub pembinaan jasman, akan diberikan
pembekalan atau pelatihan yang mencakup materi ketinggian
(mountaineering), teknik mendayung, caraka/jejak malam serta
keterampilan individu atau kelompok.
Setelah mendapat bekal materi yang cukup dari Rindam Jaya,
para calon anggota Satgas Tanggap Darurat bencana melanjutkan
pelatihan ke Gunung Bunder, di Bogor, Jawa Barat. Para calon
Satgas berlatih selama 4 hari yaitu 17-21/03/2014). Kepala Bagian
Umum Sesditjen Cipta Karya Sudarwanto mengatakan, tujuan
acara ini adalah menjadikan satuan tugas baik secara individu
maupun tim/kelompok yang tangguh, sigap, dan siap setiap
saat dalam menyikapi keadaan darurat dan menjadikannya

sebagai tugas yang mulia. Selain itu, acara ini bermaksud untuk
membiasakan personil satuan tugas secara individu maupun
secara tim/kelompok untuk lebih mandiri dalam melaksanakan
tugas dan konsolidasi antar personil satuan tugas secara berkala.
Kita latih di tempat ini agar mendekati kondisi bencana yang
sesungguhnya, kata Sudarwanto.
Dalam latihan ini, satgas akan diatur berdasarkan peleton
yang berisi 44 orang. Personil pada setiap peleton harus mampu
secara mental, fisik, serta kemampuan teknis penyediaan
infrastruktur dasar Cipta Karya (air minum, permukiman, dan
sanitasi). Mobilisasi personil dilaksanakan secepatnya mendekati
titik terdekat dari daerah bencana yang paling aman untuk dapat
membantu pengungsi.
Personil juga dituntut untuk dapat berkoordinasi dengan
pihak lain di lapangan, serta mendirikan posko sementara hingga
dapat melakukan bantuan secepatnya bagi pengungsi. Personil
tanggap darurat juga wajib melaksanakan tugas tanggap darurat
dengan penuh tanggung jawab.
Tak terasa waktu cepat berlalu, pada(1/4/2014) Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum secara
resmi mengesahkan 125 Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat
Bencana angkatan III dan IV, 68 personil angkatan III dan 57
personil angkatan IV. Dengan tambahan personil Satgas tersebut,

Personil juga dituntut untuk dapat berkoordinasi


dengan pihak lain di lapangan, serta mendirikan
posko sementara hingga dapat melakukan
bantuan secepatnya bagi pengungsi.

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

11

liputan khusus
Ditjen Cipta Karya semakin siap dan solid untuk memberikan
bantuan tanggap darurat pada saat terjadi bencana di seluruh
wilayah Indonesia.
Wakil Komandan Depo Pendidikan Kejuruan (Dodikjur)
Rindam Jaya Mayor Inf. Teguh Waluyo di lapangan Rindam Jaya,
secara resmi melepas Angkatan IV dengan menyematkan lencana
wing.
Dadan Krisnandar, Sekretaris Ditjen Cipta Karya, secara terpisah
mengungkapkan, tahun ini Ditjen Cipta Karya bekerjasama
dengan Rindam Jaya melatih Satgas Tanggap Darurat Bencana
sebanyak 125 personil. Pendidikan ini merupakan salah satu
upaya yang dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya dalam rangka
membentuk karyawan yang memiliki sikap mental yang tanggap,
terlatih dan mampu menjadi pemimpin dalam menangani situasi
darurat atau bencana alam yang terjadi di lingkungan kerja dan
wilayah sekitar, kata Dadan.
Para Satgas Tanggap Darurat Bencana Ditjen Cipta Karya
Angkatan III dan IV secara hampir bersamaan berlatih di bawah
Komando Daerah Militer Jaya Resimen Induk (Rindam) Jaya selama
12 hari, termasuk berlatih menghadapi medan berat Gunung
Bunder, Bogor, Jawa Barat.
Dari 125 personil Satgas yang mengikuti pelatihan di Rindam

12

Jaya, masing-masing memiliki kesan yang tidak dapat dilupakan


oleh mereka, Hamzah merupakan salah seorang personil Satgas
tersebut. Menurutnya banyak hal yang didapat dari pelatihan
selama di Rindam, terutama dalam melatih mental. Rasanya
plong dan senang bisa jadi salah satu personil Satgas Tanggap
Darurat Bencana Kementerian PU, selain dapat banyak teman dari
seluruh Indonesia juga bisa melatih keberanian saya, ujar Hamzah.
Hal serupa juga diakui Tia salah satu personil perempuan Satgas
Tanggap Darurat, senang bisa bergabung di pelatihan Satgas kali
ini, karena saat ini saya menjadi lebih berani dan mandiri dalam
menghadapi hal-hal yang darurat saat bencana, tungkas Tia.
Sementara dalam amanatnya, Mayor Inf. Teguh Waluyo
mengungkapkan, dalam penanggulangan bencana perlu adanya
koordinasi dan penanganan yang cepat, tepat, efektif, efisien,
terpadu dan akuntabel, agar korban jiwa dan kerugian harta
benda dapat diminimalisir.
Teguh menambahkan pembentukan Satuan Tugas Tanggap
Darurat Bencana diharapkan akan menjadi ujung tombak dalam
penanganan bencana yang terjadi di seluruh Indonesia demi
kelancaran penanggulangan bencana di daerahnya.
(Teks : Ari Iswanti dan Bramanti Nawangsari)

info baru

Cipta Karya
Tajamkan Program 2015
Di penghujung tahun 2014 ini, sesuai
agenda nasional kita akan menghadapi
pemerintahan yang baru. Seluruh
elemen Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum
harus mengarahkan programnya untuk
mendukung program pemerintah
mewujudkan infrastruktur permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan.

al ini merupakan cita-cita seluruh Pemerintah di


Dunia yang tertuang dalam agenda internasional
yang sudah disepakati, ujar Imam S. Ernawi dalam
pembukaan forum penajaman program bidang Cipta
Karya region Sumatra, di Palembang (3/3/2014).
Forum tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Konsultasi
Regional Kementerian PU tahun 2015 yang terdiri dari dua
tahap, yaitu Konreg tahap pertama yang merupakan pertemuan
pembukaan dan arahan dari Menteri PU, serta Konreg tahap kedua
yang merupakan forum penajaman program masing-masing
Satmikal.
Konsultasi Regional merupakan forum koordinasi dan
sinkronisasi program tahunan yang merupakan salah satu tahap
penyiapan program yang diselenggarakan guna mensinergikan
sumber daya pembangunan bidang PU dan permukiman yang
dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan Kementerian PU.
Forum Penajaman Program Region I, II, dan III di Palembang,
Jakarta, dan Makassar sudah dilewati dengan menghadirkan
seluruh unsur terkait seperti kepala Bappeda, Kepala Dinas Bidang
Cipta Karya dan Kasatker bidang Cipta Karya.

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

13

info baru

Direktur Bina Program Antonius Budiono memberikan penghargaan kepada tiga


Satker Randal terbaik 2014 mewakili tiga regional (Provinsi Sumatera Barat, Jawa
Tengah, dan Sulawesi Selatan).

Kegiatan diawali dengan arahan Dirjen Cipta Karya untuk


kebijakan program bidang Cipta Karya tahun 2015 dan arahan
kebijakan tata ruang wilayah Sumatera yang disampaikan oleh
Direktur Pembinaan Wilayah 1, Ditjen Penataan Ruang.
Pembahasan program Cipta Karya untuk masing-masing
provinsi dilakukan pada desk provinsi yang terdiri dari perwakilan
masing-masing sektor, serta pemerintah provinsi. Diharapkan
melalui desk tersebut dapat diidentifikasi isu-isu strategis bidang
Cipta Karya pada masing-masing wilayah, serta dirumuskan
program-program yang akan dilakukan Ditjen Cipta Karya di tahun
2015 untuk mengatasi persoalan-persoalan kawasan permukiman
di tiap provinsi.
Dalam arahannya untuk program 2015, Imam menegaskan
komitmen Ditjen Cipta Karya untuk mendukung struktur dan pola
ruang nasional dan provinsi, terutama dalam mewujudkan fungsifungsi Kawasan Strategis Nasional (KSN).
Selain itu untuk 2015, Ditjen Cipta Karya berupaya mendorong
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh tiap-tiap
kabupaten/kota. Untuk itu proses pemrograman pada skala
regional dan lokal harus memperhatikan data capaian SPM oleh
masing -masing kabupaten/kota.
Ditjen Cipta Karya juga membuka akses terhadap programprogram kreatif dan inovatif yang dikreasikan oleh komunitas atau
kelompok masyarakat. Program-program yang dapat menstimulan
pengembangan infrastruktur Cipta Karya, baik skala komunitas
maupun skala kawasan, tambah Imam.

14

Tiga Indikator
Salah satu arahan dari rancangan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019 (RPJMN 3) adalah mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh pada 2019. Upayanya adalah
pemenuhan kebutuhan hunian dan peningkatan kualitas hunian
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung.
Hal tersebut menjadi indikator pencapaian Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dengan sasaran umum
untuk memenuhi ketersediaan infrastruktur dasar dan Standar
Pelayanan Minimum (SPM).
Demikian diungkapkan Imam S. Ernawi saat memberikan
arahan pada Penyusunan dan Penajaman Program bidang
Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman (Cipta
Karya) Regional II di Jakarta (6/3/2014).
Imam menyebut tiga indikator yang dicanangkan yaitu,
pertama, berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati
hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0%. Kedua,
meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi
100%. Ketiga, meningkatnya akses sanitasi menjadi 100%.
Imam menjelaskan dua penanganan dilaksanakan untuk
mengurangi permukiman kumuh dengan skala berat. Pertama,
pada permukiman di atas tanah illegal (squatter) harus dengan
merelokasi ke Rusunawa yang sudah dibangun. Kedua, pada
permukiman kumuh di atas tanah legal (slum area) dengan
menerapkan program peningkatan kualitas lingkungan
permukimannya seperti yang diterapkan dalam program

info baru
Kampung Improvement Program (KIP) untuk miskin perkotaan
(Miskot).
Saat ini capaian kita hingga 2014 adalah 12% atau menyentuh
7,2 juta KK di Indonesia. Untuk menghabiskan hingga 0%, kita
perkirakan kebutuhan dana sekitar Rp22 triliun. Kita akan keroyok
ramai-ramai dengan membangun prasarana dan sarana air minum
dan sanitasinya untuk memenuhi basic need mereka, tutur Imam.
Untuk menyiapkan pelaksanaan RPJMN 3, Ditjen Cipta Karya saat
ini melakukan penajaman program sebagai bahan untuk forum
Konsultasi Regional Kementerian PU di Denpasar pertengahan
Maret 2014 mendatang.
Saat ini menurut Imam, Ditjen Cipta Karya telah menetapkan
desain delivery program dalam lima klaster. Klaster A menyasar 94
kabupaten/kota strategis nasional yang menjadi Pusat Kegiatan
Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional, Kawasan Strategis
Nasional, MP3EI dan Kawasan Perhatian Investasi (KPI). Kabupaten/
kota tersebut memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung.
Sedangkan dalam Klaster B ada 82 kabupaten/kota strategis
nasional yang hanya memiliki Perda RTRW. Sementara dalam Klaster
C adalah kabupaten/kota yang memiliki komitmen, pedoman
rencana, dan program yang berkualitas untuk pemenuhan SPM
di daerah. Dalam Klaster D disebutkan pemberdayaan masyarakat
di bidang Cipta Karya yang bertujuan untuk penanggulangan
kemiskinan di perkotaan dan perdesaan. Dalam klaster E dibuka
kemungkinan program inovasi baru, program yang diusulkan
oleh daerah/stakeholder secara kompetitif dan selektif, maupun
program yang ditujukan untuk memfasilitasi daerah berprestasi.
Pada 2015 nanti, dari sekitar 330 kabupaten/kota yang
mendapatkan bantuan program karena memiliki SPM bisa
berkurang separuhnya karena sikap pasif mereka, tukas Imam.
Dalam salah satu kesempatan pada rangkaian penajaman
program Regional III di Makassar, Ditjen Cipta Karya memberikan
pengharagaan kepada tiga Satker Perencanaan dan Pengendalian
(Randal) terbaik di tiga region. Terbaik dalam Regional I adalah

Satker Randal Provinsi Sumatera Barat, Satker Randal Provinsi Jawa


Tengah menjadi terbaik di Regional II, dan Satker Randal Provinsi
Sulawesi Selatan terbaik di Regional III.
Ringkasan Hasil Konreg
Setelah melalui proses penyusunan dan penajaman program
infrastruktur bidang Cipta Karya di tiga region, Ditjen Cipta Karya
mempresentasikan ringkasan hasilnya dalam forum Konsultasi
Regionaol (Konreg) di Denpasar (21/3/2014).
Kesiapan (readiness criteria) usulan kegiatan hasil penajaman
program memunculkan tiga status kesiapan, antara lain yang siap
dilaksanakan sebanyak 48,36%. Sedangkan yang siap sebelum
Desember 2014 sebanyak 40,25%, dan yang siap pada tahun 2015
sebanyak 11,39%.
Ditjen Cipta Karya juga menajamkan pada tahun 2015 akan
melakukan fasilitasi pembangunan bidang Cipta Karya di 242
Kabupaten/Kota Strategis Nasional. Penanganan di Kabupaten/
Kota Strategis Nasional ini diarahkan secara keterpaduan pada KSK
sesuai arahan RTRW-nya.
Dari hasil penajaman program di tiga region tercatat juga
jumlah KSK yang ditangani secara keterpaduan pada 2015
sebanyak 130 KSK di 82 Kabupaten/Kota Strategis Nasional.
Sementara untuk pemenuhan kegiatan pembangunan bidang
Cipta Karya untuk memenuhi arahan Rencana Tata Ruang (RTR)
Kawasan Strategis Nasional sesuai hasil penajaman program
sebesar 63,11%.
Dirjen Cipta Karya juga menyajikan hasil sinkronisasi air baku
dengan Ditjen Sumber Daya Air. Menurutnya, kegiatan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) yang membutuhkan dukungan
penyediaan air baku untuk air minum oleh Ditjen SDA sebanyak
157 lokasi. (Teks: Buchori)
Ketua BPPSPAM Tamin MZ. Amin dan para Satker terbaik nasional (dari kiri-kanan):
Kasatker Randal Jawa Tengah, Kasatker PKPAM Jawa Tengah, Ketua BPPSPAM,
Kasatker PBL Sumatera Barat, Kasatker PPLP Jawa Timur, dan Kasatker Bangkim
Bangka Belitung.

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

15

info baru

Menteri PU Resmikan
Infrastruktur Cipta Karya
Sarbagitaku
Menteri Pekerjaan Umum Djoko
Kirmanto, Jumat (21/3/2014), meresmikan
infrastruktur Cipta Karya di Provinsi Bali
untuk mendukung kawasan Bali Selatan
yang dikenal dengan Sarbagita (Kota
Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten
Gianyar, Kabupaten Tabanan). Infrastruktur
tersebut terdiri dari Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM), penanganan drainase, dan
sanitasi.
Penandatanganan prasasti peresmian infrastruktur Cipta Karya Sarbagitaku oleh
Menteri PU disaksikan Wamen PU, Wakil Gubernur Bali, Dirjen Cipta Karya, Kepala
Dinas PU Provinsi Bali, dan Kepala Satker PKPAM Provinsi Bali.

16

joko Kirmanto mengungkapkan, Kawasan Bali


Selatan termasuk dalam Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Koridor Bali-Nustra. Kawasan tersebut dikenal
sebagai kawasan Sarbagitaku dan merupakan salah
satu destinasi pariwisata andalan yang terkenal baik bagi turis
domestik hingga mancanegara. Sebagai salah satu dampaknya,
kebutuhan air minum saat ini meningkat sangat tajam seiring
dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri
pariwisata, ujarnya.
Dijelaskan, salah satu kendala dalam pengembangan SPAM
untuk kawasan Sarbagitaku adalah ketersediaan air baku yang
tidak merata di kabupaten/kota dalam kawasan tersebut. Oleh
karena itu, pembangunan SPAM untuk kawasan ini dilakukan
dengan berbasis SPAM Regional yang bersifat lintas kabupaten/
kota.
Salah satunya yang saat ini diresmikan adalah SPAM Petanu
yang menjadi bagian dari rencana besar pengembangan SPAM
Regional Sarbagitaku yang akan memberikan tambahan pelayanan

info baru

Peta Masterplan SPAM Sarbagitaku Bali Selatan

Foto Atas : IPA Petanu Bali


Foto Bawah : Menteri PU membuka keran air tanda diresmikannya SPAM Regional
Petanu dan Groundbreaking SPAM Regional Penet.

air minum bagi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten


Gianyar, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Klungkung.
Pembangunan SPAM Petanu memiliki kapasitas 300 liter/
detik untuk melayani bagian timur kawasan. Dilanjutkan dengan
pembangunan SPAM Penet dengan kapasitas 300 liter/detik
untuk melayani bagian barat kawasan. Selanjutnya akan disiapkan
pembangunan SPAM Ayung dengan kapasitas 1.800 liter/detik dan
SPAM Unda sebesar 1.000 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan
air minum kawasan Sarbagitaku sampai tahun 2025.
Pembangunan SPAM Petanu dilakukan secara bersama-sama
dengan investasi sebesar Rp 344,3 miliar yang didukung dengan
dana APBN Kementerian PU sebesar Rp 97,5 milliar, dana APBD
Provinsi Bali sebesar Rp 120,8 miliar, dan dana APBD Kabupaten
Badung dan Kota Denpasar bersama PDAM terkait sebesar Rp
126,0 miliar.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan apresiasi kepada


Gubernur Bali, Bupati Badung, Bupati Gianyar, dan Walikota
Denpasar, yang telah menunjukan komitmen dan melakukan
upaya sinergis untuk mewujudkan pengembangan SPAM Petanu.
Hal ini merupakan contoh yang perlu dikembangkan oleh
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya
di Indonesia seiring dengan makin terbatasnya air baku yang
tersedia khususnya di daerah perkotaan, tutur Djoko.
Selain SPAM Regional Petanu, Kementerian PU juga telah
menyelesaikan SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) Pupuan di
Kabupaten Tabanan, SPAM IKK Petang di Kabupaten Badung, serta
SPAM Perdesaan pada Desa Ekasari, Tukadaya dan Pancardawa
di kabupaten Jembrana, Desa Beraban dan Banjar Anyar di
Kabupaten Tabanan dengan total kapasitas 40 liter/detik.
Pengelola SPAM Perdesaan Pancardawa Kabupaten Jembrana,

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

17

info baru
Nyoman Waluya Widada, merasakan manfaat SPAM Perdesaan
yang dibangun di desanya. SPAM Desa Pancardawa dengan
kapasitas 5 liter/detik mampu melayani sekitar 400 KK (Sambungan
Rumah). Bersama kelompok masyarakat yang dipimpinnya,
Nyoman bertekad terus menambah penyambungan hingga 400
SR.
Sudah ada penambahan Sambungan Rumah semenjak SPAM
Perdesaan telah selesai dibangun. Pengelola juga semakin solid
dan diterima oleh masyarakat desa karena kami telah diajarkan
manajemen pengelolaan sistem dan pengoperasian instalasi ini
dengan baik, kata Nyoman.
Seluruh SPAM tersebut masih harus dikembangkan
pelayanannya oleh pemerintah daerah kabupaten/kota, sehingga
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan pelayanan
bagi 27.500 rumah tangga atau 135.000 jiwa. Apabila hal tersebut
dapat dilakukan, akan memberikan kontribusi untuk peningkatan
cakupan layanan air minum kepada masyarakat, sehingga target
MDGs sebesar 68,87% pada tahun 2015 dan Direktif Presiden pada
tahun 2025 sebesar 100% dapat terwujud.
Selain bidang air minum, Kementerian PU juga memberikan
perhatian penuh pada penanganan drainase dan sanitasi dengan
meningkatkan pembangunan bidang ini di Kota Denpasar,
mengingat pengurangan genangan dan pencegahan pencemaran
merupakan hal yang sangat berpengaruh pada kegiatan
pariwisata.
Pembangunan Sistem Drainase Tukad Teba termasuk
membangun sodetannya ke Tukad Badung untuk mengurangi

18

beban Tukad Teba di bagian hilir. Penanganan sistem drainase di


Tukad Teba ini dapat meningkatkan kapasitas saluran dari 18,5
m3/dt menjadi 33,26 m3/dt dan dapat mengurangi luas genangan
di daerah tangkapannya sebesar 111 Ha. Sebagai bentuk sharing
penanganan genangan, Pemerintah Kota Denpasar menormalisasi
saluran-saluran sekunder dan tersier. Saat ini beberapa area
di Kecamatan Denpasar Barat mendapatkan manfaat atas
terbangunnya Sistem Drainase Tukad Teba ini.
Disamping itu, pembangunan Drainase Sistem IV Denpasar
telah diselesaikan pada akhir tahun lalu. Pembangunan sistem
drainase ini dapat mengurangi genangan sebesar 162 Ha di
daerah tangkapan Tukad Punggawa dan Tukad Rangga sehingga
beberapa kelurahan dan desa di Denpasar Selatan dapat
menikmati manfaatnya.
Pada saat ini program Sanitasi Berbasis Masyarakat telah
selesai dilaksanakan di Banjar Tunggal Sari, Lingkungan Kampung
Kodok Kabupaten Tabanan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
554 jiwa. Diharapkan dengan adanya program ini, Lingkungan
Kampung Kodok dapat menjadi bersih, sehat serta terbebas dari
pencemaran lingkungan. (Teks: Buchori)

Foto Kiri

: Menteri PU meninjau Tukad (Bendung) Petanu yang merupakan


sumber air baku untuk SPAM Petanu
Foto Kanan : Penjelasan informasi proyek yang diresmikan kepada Menteri PU.
Petanu
Foto Bawah : Drainase Sistem IV di Kota Denpasar

info baru

SBY Resmikan Proyek PU


dan Permukiman di Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi
29 Kabupaten dan 6 Kota. Provinsi ini
memiliki banyak kawasan strategis,
seperti Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran,
Semarang, Purwodadi), dan Kawasan
Strategis Nasional (KSN) Borobudur.
Untuk mendukung kawasan pertumbuhan
tersebut diperlukan dukungan infrastruktur
permukiman yang andal.

Presiden SBY menandatangani prasasti peresmian proyek PU dan Permukiman seJawa Tengah didampingi Menteri ESDM, Menteri PU, dan Gubernur Jawa Tengah.

irektorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan


Umum setiap tahunnya mengalokasikan anggaran
cukup besar di provinsi yang saat ini dipimpin
Ganjar Pranowo tersebut. Komitmen Pemda untuk
menyelenggarakan
infrastukrut
permukiman
bersama Ditjen Cipta Karya terbilang berhasil. Salah satunya
terbukti dengan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Regional Bregas dan beberapa SPAM regional lainnya.
Di tempat lain, SPAM regional masih terkendala masalah klasik
bernama komitmen dan kemauan Pemda.
Pada Jumat (14/3/2014) yang lalu, SPAM Regional Bregas
(Brebes, Tegal, Slawi) diresmikan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam kunjungan kerja ke Jawa Tengah. SPAM Bregas
melayani air minum untuk masyarakat di Kabupaten Brebes,
Kota Tegal, dan Kabupaten Tegal dengan pembangunan Tahap I
memiliki kapasitas 300 liter/detik.
Selain meresmikan SPAM Bregas, Presiden SBY juga
meresmikan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman seJawa Tengah. Proyek-proyek bidang permukiman (Cipta Karya)

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

19

info baru
yang diresmikan oleh Presiden SBY senilai Rp 339 miliar antara lain
enam Sistem Penyediaan Air Minum Ibukota Kecamatan (SPAM
IKK), 4 Twin Block (TB) Rusunawa, dan Penataan dan Revitalisasi
Kawasan Sobokartti Kota Semarang.
Enam SPAM tersebut yakni SPAM IKK Adipala Kabupaten
Cilacap (50 liter/detik), SPAM IKK Sarang Kabupaten Rembang (20
liter/detik), SPAM IKK Wanareja Kabupate Cilacap (50 liter/detik),
SPAM IKK Baki Kabupaten Sukoharjo (30 liter/detik), SPAM IKK
Kaliwungu Kabupaten Semarang (25 liter/detik), dan SPAM IKK
Colomadu Kabupaten Karanganyar (30 liter/detik). Sedangkan
SPAM Regional Bregas (260 liter/detik) mencakup pelayanan di
Kabupaten Brebes, Kota Tegal, dan Kabupaten Tegal.
SPAM IKK sudah sangat familiar bagi Bapak Presiden, yaitu
membangun prasarana dan sarana air minum di kecamatankecamatan di Indonesia, tutur Menteri Pekerjaan Umum Djoko
Kirmanto kepada Presiden SBY saat meninjau display pameran
pembangunan bidang PU yang diresmikan.
Djoko menambahkan, pada Tahap I pembangunan SPAM
Regional Bregas bertujuan untuk menambah cakupan pelayanan
air minum untuk masyarakat di tiga kabupaten/kota tersebut
sebanyak 19.200 unit Sambungan Rumah (SR) atau setara dengan
96 ribu jiwa. Sedangkan dari enam SPAM IKK tersebut di atas sudah
dimanfaatkan sebanyak 9.479 unit SR atau setara dengan 47.395
jiwa.
Sementara pembangunan Rusunawa yang diresmikan
adalah 2 TB Rusunawa di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten
Klaten dan 2 TB Rusunawa di Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Rusunawa tersebut bertujuan menyediakan hunian layak bagi
masyarakat yang tinggal di perumahan dan permukiman kumuh
atau kelompok masyarakat yang diprediksi akan menimbulkan
kantong-kantong kumuh di perkotaan dan kelompok masyarakat

20

yang terkena dampak dari implementasi kebijakan sehingga


kehilangan tempat tinggalnya.
Pada kesempatan menjelaskan Penataan dan Revitalisasi
Kawasan Sobokartti Kota Semarang, Djoko menerangkan
komitmen Kementerian PU melalui Ditjen Cipta Karya untuk
mendukung kawasan haritage dengan penyediaan prasarana dan
sarana dasar. Sobokartti dinilainya memiliki nilai penting dalam
tumbuh dan berkembangnya kesenian di kota itu.
Dalam peninjauan tersebut hadir pula dalam rombongan yaitu
Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, Menteri ESDM Jero Wacik,
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Pengembangan
Air Minum Ditjen Cipta Karya, Direktur Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Djoko Mursito,
Kepala Pusat Komunikasi Publik Danis H. Sumadilaga, beserta
jajaran Kementerian PU lainnya.
Pada hari yang sama, Presiden RI dan rombongan juga
meninjau pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo seksi UngaranBawen. Pada kesempatan tersebut, Menteri PU Djoko Kirmanto
juga memberikan penjelasan mengenai proyek infrastruktur
permukiman di Jateng dan DIY. Satu per satu Djoko menerangkan
mengenai Perbaikan Sistem Drainase Kota Semarang (Semarang
Urban Drainage), PNPM Mandiri Perkotaan di Jateng, 4 SPAM IKK
di DIY, dua TB Rusunawa di Kabupaten Bantul dan Kabupaten
Sleman, dan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pasar Ngasem.
(Teks: Buchori)
Foto Kiri : Menteri PU menjelaskan proyek-proyek di Jawa Tengah dan DIY
Foto Kanan : Menteri PU menjelaskan proyek-proyek yang diresmikan di Jawa
Tengah

info baru

PU Serahkan
Aset Bantuan Banjir Wasior
Banjir bandang dan tanah longsor di
Wasior Papua Barat yang terjadi pada
Oktober 2010 silam sudah tercatat dalam
sejarah. Catatan itu berlanjut dengan
diserahterimakannya aset bantuan
penanganan bencana senilai Rp61 Miliar
dari Kementerian Pekerjaan Umum kepada
Pemeintah Kabupaten Teluk Wondama
pada Senin (03/03/2014).

pa pun penyebab banjir bandang di Wasior itu, yang


pasti musibah itu telah menyentak nurani berbangsa
kita. Demikian dahsyatnya sehingga 100 orang lebih
meninggal dunia dan ratusan lainnya dinyatakan
hilang. Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
akibat banjir bandang di Wasior Kabupaten Teluk Wondama terus
dilakukan Kementerian PU. Sesuai tugas dan fungsinya, Kemen
PU telah melakukan berbagai upaya penanggulangan. Mulai dari
tanggap darurat sampai dengan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Terutama dalam penanganan jalan dan jembatan, penyediaan
air minum, penyediaan infrastruktur perumahan dan lingkungan
permukiman.
Serah terima asset dihadiri langsung oleh Sekjen Kementerian
PU Agoes Widjanarko, Bupati Teluk Wondama Alberth H. Torey,
Staf Ahli Menteri PU Bidang Keterpaduan Pembangunan Taufik
Widjoyono, Sesditjen Cipta Karya Dadan Krisnandar, Sesditjen Bina
Marga Yusid Toyib, dan Kepala PMU Wasior Amirudin.
Dalam kesempatan itu, Agoes Widjanarko menekankan
pentingnya aspek operasional dan pemeliharaan (OP)
infrastruktur-infrastruktur yang telah diserahkan tersebut. Tahap
OP harus dilakukan sehingga pemanfaatannya dapat maksimal.
Agoes menambahkan, dalam setiap kegiatan diharapkan
menganggarkan pemberdayaan masyarakat. Ini baru serah
terima kelola, ini masuk dalam belanja modal aset Kementerian PU
untuk ditindaklanjuti dengan proses ke Kementerian Keuangan
untuk Kementerian PU dan dicatat di Teluk Wondama, ujar Agoes.
Sementara Bupati Teluk Wondama, Albert H. Torey, menyampaikan
pihaknya siap untuk memanfaatkan, memelihara dan menjaga

infrastruktur yang diserahkan Kementerian PU. Albert juga


menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian, komitmen dan
konsistensi Kementerian PU dalam membantu rakyat Wasior dalam
mengatasi banjir Wasior dan dengan sigap dan cepat Kementerian
PU memperbaiki saranan dan prasarana publik yang rusak. Alberth
juga menyampaikan pihaknya akan menjaga dan merawat aset
aset ini untuk kemajuan masyarakat Teluk Wondama kedepannya.
Ini merupakan bukti perhatian dan komitmen Pemerintah melalui
Kementerian PU untuk membantu masyarakat Wasior. Untuk itu
kami mengucapkan terima kasih, kata Alberth.
Puncak acara adalah penandatanganan berita acara serah
terima bersama antara Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama
dengan Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Bina Marga yang dilakukan
oleh Bupati Teluk Wondama, Alberth H. Torey, Sesditjen. Cipta
Karya, Dadan Krisnandar dan Sesditjen. Bina Marga, Yusid Toyib.
Dalam acara ini diserahkan asetaset yang telah selesai
dilaksanakan pembangunannya ke Pemerintah Kabupaten Teluk
Wondama senilai Rp 61 miliar dengan perincian untuk Ditjen Cipta

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

21

info baru

IPA SPAM IKK Wasior

Karya sebesar Rp 44 miliar dan Ditjen Bina Marga sebesar Rp 17


miliar.
Mengenang Banjir Wasior
Musibah banjir telah menjadi hal yang biasa di negeri ini.
Belakangan, hampir setap hari berita banjir dari seluruh Indonesia
menghiasi berbagai media. Banjir telah menjadi bencana yang
semakin meningkat, baik frekuensi maupun luasannya. Salah

22

satunya adalah musibah banjir bandang dan tanah longsor di kota


Wasior Papua Barat yang terjadi pada Oktober 2010 silam.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya banjir bandang dan
tanah longsor di kota tersebut, antara lain, tingginya curah hujan
di daerah tersebut, mengakibatkan danau yang berada di wilayah
atas kemudian meluap. Luapan tersebut yang membuat tanah
di sekitar danau tidak mampu menyerap dan mengakibatkan
longsor. Ada pula indikasi pergerakan tanah di daerah tersebut
sangat labil, apalagi dipicu oleh gempa bumi yang sebelumnya
terjadi sehingga tebing lereng terjal menjadi tidak stabil.
Wasior dilewati sesar Australia, sehingga banyak patahan
atau tanah ambles. Pada bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS)
Menggarai menunjukkan bekas amblesan yang membentuk
lembah di antara perbukitan.
Di hilir pertemuan dua sungai kemungkinan terjadi tanah
longsor yang menyumbat palung sungai. Sumbatan tersebut
menyebabkan akumulasi air yang cukup besar karena daerah
genangannya luas. Akibat hujan terus-menerus maka akumulasi
air melebihi daya tampung maka terjadi penyumbatan dan palung
menjadi jebol. Bencana banjir merupakan buah dari kesalahan
dalam pengelolaan sumber daya alam yang tidak memperhatikan
kemampuan daya dukung atas lingkungan.
Kejadian ini jelas sekali terlihat, pengelolaan sumber daya
alam yang tidak bijaksana adalah penyebab utama dari bencana
banjir. Juga kegiatan dan perencanaan pembangunan yang
dilakukan, sama sekali tidak memperhitungkan dampak akan
terjadi serta tidak mengakomodir resiko bencana. Penyebab
lain adalah pengambilan manfaat dari sumber daya alam, tidak
memperhitungkan dampak secara ekologi serta sosial dengan
adanya kegiatan tersebut. Banyak musibah terjadi karena faktor
sistem (aturan) buruk yang diterapkan oleh manusia, juga akibat
perilaku manusia yang merusak. (Bangkim/bns)

info baru

Ketika Materi UU SDA


Diuji Atas UUD 1945
Sidang lanjutan pengujian UndangUndang No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber
Daya Air (SDA) terhadap UU Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
kembali digelar di Mahkamah Konstutusi
(MK) pada Senin (3/03/2014). Agenda
sidang kali ini yaitu mendengarkan
kesaksian 3 orang saksi. Turut hadir
dalam persidangan tersebut Direktur
Penatagunaan SDA Ditjen SDA Arie
Setiadi Moerwanto dan Kepala BPPSPAM
Tamin M. Zakaria Amin.
Ketua BPPSPAM Tamin MZ. Amin dan Direktur PAM Danny Sutjiono menjadi saksi
ahli di Mahkamah Konsstitusi pada sidang uji materi UU No. 7/2004 tentang Sumber
Daya Air

alah satu saksi yang merupakan anggota Tim


Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA)
Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo Teguh Soeprapto
menyatakan, alokasi air dibahas dan disepakati oleh
para pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan
SDA. Penguasaan SDA oleh pihak di luar pemerintah tidak terjadi
pada WS Bengawan Solo. Undang-undang SDA tidak menimbulkan
konflik horizontal.

Raimont Valiant Ruritan, Direktur Teknik Perusahaan


Umum Jasa Tirta I yang merupakan saksi ahli dari pemerintah
menyatakan, UU No. 7 tahun 2004 tentang pengelolaan sumber
daya air merupakan aspek yang paling dekat dengan kepentingan
masyarakat, sebagai contoh penyediaan layanan air yang
bermanfaat dan melindungi masyarakat dari bahaya atau daya
rusak air.
Pendayagunaan sumber daya air merupakan salah satu
bagian dari pengelolaan SDA di dalam UU No.7 tahun 2004 dan
memerlukan pengembangan prasarana. Pengairan secara fisik
dalam wujud pembangunan infrastuktur sumber daya air dan
pelayanan manfaat air melalui kegiatan alokasi air.
Di WS Brantas, UU No.7 tahun 2004 dapat diterapkan dalam
bentuk pelayanan air, melalui alokasi air yang memperhatikan
berbagai kriteria, baik dari segi prioritas pemanfaatan, ketersediaan
air secara stokastik kebutuhan dari berbagai pengguna, tambah
Raimont.
Secara praktek UU No.7 tahun 2004 telah menjadi amanat bagi
Pemerintah dalam proses perencanaan dan pelaksanaan alokasi
air yang melayani para pemanfaat secara adil, transparan dan tidak
merugikan salah satu pemanfaat, baik yang berizin maupun untuk
pertanian dan kebutuhan pokok sehari-hari.
Rumusan dan semangat UU No.7 tahun 2004 tidak didasari
oleh semangat untuk melakukan komersialisasi, namun justru
memberikan keberpihakan dalam bentuk perlindungan atau

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

23

info baru
pemberian prioritas dalam pemanfaatan SDA kepada masyarakat
yang kurang mampu secara ekonomi khususnya sektor rumah
tangga dan pertanian untuk mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat sebagaimana amanah UUD 1945 Pasal 33.
Sementara itu Selasa (18/03/2014), MK kembali menggelar
sidang lanjutan mengenai UU No.7 tahun 2004. Sidang tersebut
dihadiri oleh Direktur Penatagunaan SDA Ditjen SDA Arie Setiadi
Moerwanto, Kepala Badan Pendukung Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Tamin MZ Amin dan Direktur
Pengembangan Air Minum (PAM) Danny Sutjiono. Sidang kali ini
beragendakan mendengar kesaksian 3 orang saksi, 2 orang saksi
dari pemerintah dan 1 orang saksi ahli.
Saksi pertama yang tampil dalam sidang MK kali ini yaitu dari
Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi).
Ketua Perpamsi Agus Sunara mengungkapkan, PDAM ditetapkan

24

sebagai penyelenggara SPAM dan investasi sarana prasarana di


dukung oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pemerintah dan
Pemda bertanggung jawab meningkatkan kinerja PDAM melalui
Bantuan Program (Fisik) dan Bantuan Manajemen (Non Fisik).
Peningkatan Layanan PDAM dapat mengurangi ketergantungan
masyarakat kepada air minum isi ulang/kemasan.
Kerjasama PDAM dengan pihak swasta hanya salah satu
pilihan dalam menjalankan Business Plan PDAM untuk mencapai
visi pelayanan kepada masyarakat, tegas Agus.
Saksi kedua dari Asosiasi Pengelola Sarana Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Seluruh Indonesia (Aspamsi). Ketua Umum
DPP Aspamsi Sardi AK menjelaskan, dengan program PAMSIMAS,
pemenuhan air minum bagi masyarakat miskin di perdesaan dan
peri-urban dapat terlayani berkat dukungan Pemerintah, Pemda
dan partisipasi masyarakat.
Masyarakat dapat mengakses air minum dengan mudah,
murah, berkualitas dan layak berdasarkan uji laboratorium.
Selaku penerima program, masyarakat diberdayakan mulai dari
pengidentifikasian masalah yang dihadapi terkait air minum,
perencanaan, pembangunan sistem, swadaya pembiayaan,
pembangunan sarana, mengatur keuangan dengan transparan,
kata Sardi.
Selanjutnya saksi ketiga dari Ikatan Ahli Teknik Penyehatan
Dan Lingkungan Indonesia Propinsi Jawa Timur Endah Angreni
mengungkapkan, Pemerintah telah mendorong kerjasama lintas
daerah dalam pelaksanaan SPAM melalui Perda RTRW Propinsi
Jawa Timur. Pemerintah telah melaksanakan tanggung jawab
negara dalam pemenuhan kebutuhan air melalui alokasi dana
APBN dan APBD Propinsi yang cukup besar untuk pembangunan
SPAM dalam upaya mencapai target MDGs di Propinsi Jawa Timur,
ungkap Endah. (Teks : Buchori)

info baru

Rusun Asrama
Mahasiswa UNISMA Malang Diresmikan
Pertengahan Oktober tahun lalu Menteri
Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto
melakukan peletakan batu pertama
pembangunan Rumah Susun Sederhana
Sewa (Rusunawa) Universitas Islam
Malang (Unisma) di Malang, Jawa Timur.
Konstruksi bangunan lima lantai tersebut
direncanakan akan selesai dalam delapan
bulan.

Dirjen Cipta Karya mewakili Menteri PU menandatangani prasasti sebagai tanda


diresmikannya Rusun Asrama Mahasiswa Unisma Malang.

urut hadir dalam ground breaking Rusunawa senilai Rp


12,7 miliar tersebut diantaranya Direktur Jenderal Cipta
Karya Budi Yuwono, Inspektur Jenderal Kementerian
PU Basoeki Hadimoeljono, Direktur Pengembangan
Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Amwazi
Idrus serta Rektor Unisma Surahmat.
Djoko Kirmanto mengatakan, pembangunan Rusunawa
asrama tersebut bertujuan memfasilitasi berlangsungnya proses
belajar mengajar generasi muda dalam bentuk hunian yang layak
untuk para mahasiswa Unisma. Bangunan tersebut terdiri dari 96
unit kamar, dengan luas masing-masing kamar 24 meter persegi.
Pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) merupakan
komponen penting yang dirancang untuk menghilangkan
kantong-kantong kumuh beserta segala permasalahannya.
Yaitu dengan cara memukimkan masyarakat yang semula
tinggal didalamnya ke hunian yang layak, nyaman aman dan
terjangkau pada lokasi-lokasi sesuai peruntukannya sebagaimana
diamanatkan oleh RTRW.
Kota-kota besar yang memiliki banyak perguruan tinggi
dihadapkan pada permasalahan menjamurnya hunian-hunian
yang tidak terencana dengan baik sebagai respon pasar atas
kebutuhan hunian bagi mahasiswa pendatang. Hal tersebut
menunjukkan perguruan tinggi turut andil dalam permasalahan
hunian perkotaan. Karena hal itu maka hunian layak bagi

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

25

info baru

Foto Atas : Rusun Asrama Mahasiswa Unisma Malang tampak dari dalam.
Foto Bawah : Dirjen Cipta Karya menyerahkan cinderamata kepada Rektor Unisma,
Surahmat.

mahasiswa menjadi sasaran bagi PU dalam membantu Pemda


membenahi perumahan di wilayahnya, ungkap Menteri PU.
Pembangunan Rusunawa di kampus Unisma tersebut, bukan
merupakan bantuan Rusunawa pertama Kementerian PU terhadap
Pemerintah Kota Malang. Sebelumnya Kementerian PU juga telah
membangun dua twin block Rusunawa di Kedungkandang. Djoko
Kirmanto meminta kepada Unisma untuk mulai menyiapkan
pengelolaan dan calon penghuni asrama baru tersebut. Langkah
tersebut penting agar pada saat bangunan sudah rampung bisa
segera dihuni oleh para mahasiswa Unisma.
Banyak Rusun yang dibangun PU atas permintaan Pemda
atau Universitas begitu dibangun sampai selang beberapa bulan
belum termanfaatkan, ucap Djoko Kirmanto, mulai sekarang
disiapkan, jadi pada saat selesai, penghuni udah siap, furnitur
sudah siap jadi tidak sempat bangunan ini menganggur, tambah
Djoko Kirmanto.
Kini Rusunawa Unisma telah selesai pembangunannya, pada
penghujung bulan Februari 2014, Direktur Jenderal Cipta Karya,
Imam S. Ernawi mewakili Menteri Pekerjaan Umum meresmikan
pemanfaatan Rusun Asrama Mahasiswa Universitas Islam Malang
(UNISMA), di Malang, Jawa Timur. Peresmian dilakukan bersamaan
dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung yayasan
sekaligus dalam rangka peringatan Dies Natalis UNISMA ke-33.
Hadir dalam acara tersebut Direktur Pengembangan Permukikan,
Ditjen Cipta Karya Maliki Moersaid, Rektor UNISMA Surahmat.
Dalam mendukung usaha menjaga kualitas lingkungan

26

permukiman di kota Malang, Kementerian Pekerjaan Umum


bekerjasama dengan UNISMA untuk membangun Rusun Asrama
Mahasiswa UNISMA. Pembangunan Rusun tersebut merupakan
solusi terhadap persoalan penyediaan hunian layak huni di Kota
Malang.
Hunian vertikal yang berfungsi sebagai asrama di kota Malang
ini juga dimaksudkan untuk membantu pemerintah Kota Malang
dalam mencegah dan mengatasi tumbuhnya permukiman kumuh
yang ditengarai makin berkembang dan hampir tidak terkendali
sebagai dampak dari meningkatnya jumlah pendatang terutama
mahasiswa dari luar kota yang cenderung memilih tempat tinggal
terjangkau disekitar kampus.
Djoko Kirmanto mengatakan, Kementerian Pekerjaan
Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya membangun
Rusunawa sebagai asrama mahasiswa di Universitas Islam Malang
(Unisma) guna membantu Pemerintah Daerah dalam menangani
permasalahan permukiman khususnya penanganan kawasan
kumuh serta memberikan wadah pembinaan bagi mahasiswa.
Kerjasama dengan UNISMA dalam pembangunan Rusunawa
adalah model pembangunan kolaboratif antara Pemerintah
dan Universitas dalam mewujudkan cita-cita pembangunan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, tukas Imam.
Bagi pihak pengelola UNISMA, penyediaan Rusun ini adalah
langkah awal dalam melakukan pembinaan mental dan spiritual
serta memberikan dorongan kepada mahasiswa/mahasiswi agar
sepenuhnya berkonsentrasi dalam proses belajar.
Surahmat menyampaikan, terima kasih atas pembangunan
Rusunawa di UNISMA. Dengan adanya Rusun, program UNISMA
dalam membentuk karakter mahasiswa baru dibidang rohani
ke-Islam-an diharapkan lebih mudah pelaksanaannya karena
menumbuhkan rasa kebersamaan dan mudah untuk memantau
aktifitas mahasiswanya, kata Surahmat.
Rusun UNISMA terdiri dari satu Twin Block yang berisi 92 unit
dengan tipe 24. Pembiayaan Rusunawa tersebut, mencapai Rp
12,7 miliar. Selain Rusunawa Asrama Mahasiswa ini, Kementerian
Pekerjaan Umum juga telah menyelesaikan pembangunan
Rusunawa lain di Jawa Timur yaitu di Kota Blitar, Kota Kediri,
Kabupaten Pasuruan, Kota Surabaya, Kabupaten Lumajang,
Universitas Jember dan Ponpes Al-Ghozali Jember.
Surahmat menambahkan setelah adanya Rusunawa di UNISMA
diharapkan mahasiswa baru dapat membangun karakter positif
untuk bekal mereka sebelum terjun ke lingkungan masyarakat.
Menteri PU mengharapkan selain menjaga bangunan fisik
Rusunawa dengan baik agar dapat beroperasional dengan baik,
pengelola dan mahasiswa diminta memperhatikan lingkungan
sekitar Rusunawa untuk menjamin keberlanjutan infrastruktur
Rusunawa. (Teks : ari)
Dirjen Cipta Karya melakukan groundbreaking pembangunan gedung Yayasan
Unisma Malang.

info baru

TPST 3R Mulyo Agung Malang


Sisakan 16% Sampah ke TPA
Pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) di Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST) Desa Mulyo
Agung, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang mampu menyisakan 16% sampah
untuk dibuang ke Tempat Pengelolaan
Akhir (TPA) Sampah. TPST 3R terebut
merupakan wujud dukungan Ditjen Cipta
Karya pada model pengelolaan sampah
berbasis masyarakat.

ermasalahan sampah yang tidak tertangani dengan


baik sering merugikan lingkungan, apalagi di
kawasan perkotaan yang selalu kesulitan untuk
mengkondisikan sampah. Kebanyakan masyarakat
sering membuangnya di sungai karena dianggap
tidak meninggalkan jejak di lingkungan mereka secara langsung.

Pola pemikiran semacam ini selalu saja diterapkan dan menjadi


tradisi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai atau paling tidak
di kelurahan tempat tinggal mereka yang terdapat sungai.
Keberadaan TPST 3R di sini sangat bermanfaat bagi
masyarakat setempat dan mendukung tercapainya target
pelayanan persampahan, kata Direktur Jenderal Cipta Karya

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

27

info baru
masyarakat kita kelola sampah yang ada dengan mulai membuang
sampah pada tempatnya, mulai memilah sampah sesuai dengan
kategorinya. Mari kita dukung bersama keberadaan TPST Mulyo
Agung Malang meringankan beban lingkungan sekitar dan
mensejahterakan masyarakatnya, tutup Imam.

Kementerian Pekerjaan Umum, Imam S. Ernawi saat mengunjungi


TPST 3R Mulyo Agung, Kamis (27/3/2014).
Imam mengapresiasi TPST 3R yang telah dibangun di Desa
Mulyo Agung karena dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan
mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA, serta dapat
menghasilkan kompos dan memilah sampah yang dapat diolah
kembali.
Dengan manajemen yang bagus, TPST Mulyo Agung Malang
mampu mengatasi masalah lingkungan di kawasan Desa Mulyo
Agung yang memiliki tingkat populasi penduduk mencapai 3.970
Kepala Keluarga.
Lebih lanjut dijelaskan, dengan adanya TPST tersebut 45 %
dari volume sampah mampu dipilah menjadi barang yang siap
digunakan kembali, 39 % menjadi pupuk kompos dan hanya 16
% yang diangkut ke TPA. Tentu hal ini sangat luar biasa dan dapat
berdampak pada umur TPA yang lebih panjang karena volume
sampah yang diangkut ke TPA dapat diminimalisir, tutur Imam.
TPST 3R ini dibangun pada tahun 2010 dan 2012 dengan biaya
Rp 2,8 Miliar, yang terdiri dari APBN 2010 Rp 1,2 Miliar, APBN 2012
Rp 1,034 Miliar, APBD Rp 500 Juta, PNPM Mandiri Rp 100 Juta, CSR
Rp 13 Juta dan swadaya masyarakat sekitar Rp 20 Juta.
Dari sumber dana tersebut, Imam menegaskan keterlibatan
berbagai stakeholder dalam pembiayaan penyediaan infrastruktur
bidang Cipta Karya dapat dilakukan. Imam berharap kedepannya
peran swasta dan masyarakat semakin meningkat. Imam menilai
program penanganan dan pengelolaan sampah dengan pola 3R
ini telah berhasil secara bertahap menuntaskan permasalahan
sampah.
Saat ini TPST 3R Mulyoagung dikelola oleh masyarakat melalui
wadah Kelompok Swadaya Masyarakat Mulyoagung Bersatu. TPST
3R Mulyoagung sendiri telah mampu mengelola sampah dengan
volume 64 m3/hari dari sekitar 5.903 rumah di Kawasan Mulyo
Agung. Kementerian Pekerjaan Umum terus mengejar pelayanan
bidang persampahan sesuai target MDGs sebesar 70% pada tahun
2015. Salah satu upayanya dengan membangun infrastruktur TPST
berbasis 3R, TPA, serta infrastruktur pendukung lainnya di daerah.
Oleh karena itu, mari kita peduli dengan lingkungan kita sejak
hari ini untuk ikut serta meringankan beban lingkungan yang kita
tempati. Berawal dari diri pribadi menuju lingkungan keluarga dan

28

Manfaat Lain
Manfaat dibangunnya TPST Mulyo Agung Bersatu tidak hanya
dapat dirasakan pada sektor lingkungan, yaitu mengurangi
pencemaran lingkungan semata, tapi juga akan berdampak pada
sektor-sektor lain. Diantaranya sektor ekonomi dengan membuka
peluang lapangan kerja baru, terciptanya kemungkinan limbah
organik dan non organik yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai
ekonomi karena mampu menguraikan sampah organik secara
alami dan ramah lingkungan, menjadi pupuk kompos dan bahan
kondisioner tanah yang memiliki nilai tambah dan nilai jual yang
diharapkan.
Disamping itu, limbah non organik dapat didaur ulang sebagai
bahan baku industri. Dengan demikian para pelaku kegiatan
ini memperoleh peluang untuk meningkatkan pendapatan
perkapitanya dan sekaligus merefleksikan adanya peningkatan
pemberdayaan masyarakat. Dari sektor pendidikan, TPST ini dapat
digunakan untuk penelitian dan pengembangan bagi dosen dan
mahasiswa yang peduli terhadap pengolahan sampah.
TPST Mulyo Agung Malang dapat mengumpulkan sampah
yang dihasilkan setiap harinya oleh tiap rumah warga tidak kurang
dari 7.940 kg. Jumlah tersebut belum termasuk sampah dari
rumah produksi di wilayah Desa Mulyo Agung. Sehingga dapat
diperkirakan total keseluruhan volume sampah yang dihasilkan
oleh Desa Mulyo Agung setiap harinya rata-rata mencapai 8-9 ton.
Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika sampah di biarkan
begitu saja tanpa diolah? Dapat dihitung secara perhitungan kasar
jika sampah dalam 1 desa mencapai 7.940 kg/hari, maka dalam 1
bulan sebanyak 238.200 kg sampah, dan dalam 1 tahun 2.858.400
kg sampah atau 2,9 ton. Begitu mengerikan jika kita tidak peduli
pada lingkungan, bukan tidak mungkin hari-hari kita akan dipenuhi
dengan sampah. Perhitungan ini hanya diberlakukan pada 1 desa,
bagaimana jika 1 kecamatan? 1 kabupaten/kota? Maka miliaran
ton yang kita hasilkan. (Teks: Eko Febrianto/randaljatim/bcr)

inovasi

Kementerian PU
Siap Bangun
IPA 1.000 Liter/Detik
untuk Mamminasata
Kawasan perkotaan di Makassar,
Maros, Sungguminasa (Gowa), dan
Takalar (Mamminasata) menyambut
dibangunnya Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Regional berkapasitas 1.000 liter/detik.
Pembangunan IPA tersebut mendukung
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
di Kawasan Strategis Nasional (KSN)
dengan dukungan Japan International
Coorporation Agency (JICA).

ata yang dirilis Direktorat Bina Program Direktorat


Jenderal Cipta Karya mencatat rencana penyaluran
air minum dari IPA Regional tersebut ke empat
lokasi, yaitu kota Makassar sebesar 600 Iiter/detik,
Kabupaten Maros 130 Iiter/detik, Kabupaten Gowa
200 Iiter/detik, dan Kabupaten Takalar 70 Iiter/detik. Maros 130
Iiter/detik, Kabupaten Gowa 200 Iiter/detik, dan Kabupaten Takalar
70 Iiter/detik.
Direktur Bina Program Antonius Budiono menyampaikan
harapannya dengan tersedianya SPAM Regional tersebut dapat
melayani masyarakat di kawasan perkotaan Mamminasata dengan
Air minum yang memenuhi syarat dan layak. Diperkirakan akan
ada penambahan sekitar 440 ribu jiwa yang berarti meningkatnya
pelayanan air minum di kawasan Mamminasata dari 46,8% menjadi
61,5 % pada tahun 2018. Sumber dana kegiatan ini direncanakan
melalui pinjaman JICA sebesar USD 100 juta. Lokasi rencana
pembangunan IPA Regional berada di Kabupaten Gowa dengan
mengambil sumber air baku dari Waduk Bili-Bili, kata Antonius.
Pada kesempatan lain, Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan pertemuan dengan
Representative JICA Indonesia Office, Direktorat Bina Program
Kementerian PU, Bappenas, serta Kepala Bappeda dan Direktur
PDAM kabupaten/kota yang masuk dalam kawasan Mamminasata.
Mereka membahas Fact Finding Mission For Mamminasata Water
Supply Development Project di Makassar (4/3/2014).
Dalam pertemuan tersebut Kasubdit Kerjasama Luar Negeri
Ditjen Cipta Karya, Dwityo A. Soeranto, menyatakan pemerintah
Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mencapai target

MDGs 2015 bidang air minum dan 100% pelayanan air minum
sesuai yang ditargetkan dalam Rencana Program Jangka
Menengah Nasional 2015-2019 (RPJMN 3). Pembangunan SPAM
Mamminasata mendukung implementasi Pepres No. 55 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar,
Maros, Sungguminasa, dan Takalar sebagai Kawasan Strategis
Nasional, ujar Dwityo.
Dalam rangka penyiapan kegiatan, JICA telah melaksanakan
studi penyiapan Mamminasata Water Supply Development Project
2011. Kesepakatan bersama untuk membangun IPA tersebut
tertuang dalam MoU tentang SPAM untuk kawasan perkotaan
Mamminasata antara Kementerian PU, Pemerintah Provinsi Sulsel,
dan pemerintah kabupaten/kota di kawasan Mamminasata.
MoU tersebut telah ditandatangani oleh seluruh pihak pada 16
Juli 2013 yang memuat pembagian debit air baku untuk masingmasing kabupaten/kota di wilayah Mamminasata, serta tugas dan
tanggung jawab pihak yang terlibat.
(Teks : bcr/JM _Randal Sul Sel)

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

29

inovasi

Ide-Ide Inovatif Kreatif


di Pecha Kucha ke 9
Cipta Karya
Pecha Kucha merupakan forum
presentasi yang berasal dari Jepang di
bidang seni, desain, dan arsitektur yang
dikemas sederhana dengan teknik 20
slide tayangan dan waktu tiap slidenya
20 detik. Ditjen Cipta Karya menggelar
Pecha Kucha setiap bulan dengan tematema yang dibawakan berkaitan dengan
inovasi baru, teknologi, rancangan
pengembangan dan hasil pembangunan,
hot topic dan lain-lain di bidang Cipta
Karya.

30

elain sebagai ajang silaturahmi, Pecha Kucha


merupakan ajang mengeluarkan pendapat dari
masing-masing yang diwakilkan satu atau dua orang
tentang tema yang berbeda-beda setiap bulannya.
Penyelenggaraan Pecha Kucha Cipta Karya (PKCK)
dikoordinir oleh Tim Sekretariat yang telah ditetapkan. Diupayakan
PKCK diselenggarakan sekali dalam sebulan, setiap hari Jumat di
pekan kedua setiap bulannya.
Tema yang diangkat berubah setiap bulan dan dengan subtema yang dikembangkan serta dikaitkan dengan tema-tema
perayaan hari besar seperti Hari Air Dunia, Hari Habitat Dunia, dan
lain-lain. Tema penyelenggaraan harus terkait dengan lingkup
tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Pecha Kucha edisi ke-9 diselenggarakan oleh Direktorat Bina
Program Ditjen Cipta Karya, di ruang Pendopo Kementerian
PU, Jumat (13/3). Direktur Jenderal Cipta Karya, Imam S. Ernawi,
memuji penyajian alat komunikasi canggih yang dipergunakan.
Imam mengatakan, Pecha Kucha yang bertema Toward

inovasi
Sustainable Human Settlements ini, pelaksanaannya sudah bagus
hanya saja harus disosialisasikan lebih luas agar lebih banyak yang
berkomentar.
Pada Pecha Kucha kali ini, dibuka dengan penampilan penyaji
pertama Andri M. Sijabat dari Direktorat Penataan Bangunan dan
Lingkungan yang memaparkan tentang Rumah Susun Negara.
Selanjutnya penyaji kedua dari Direktorat Bina Program yang
diwakili oleh Yoyok S. Utomo yang memaparkan tentang Sinergi
menuju Permukiman Layak Huni. Penyaji ketiga dari Direktorat
Pengembangan PLP Ashila Rieska Munazah memaparkan tentang
Jambore Sanitasi.
Penyaji keempat dari Badan Pendukung Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), Farid Baknur, yang
memaparkan tentang Permukiman Sehat, Nyaman dan Layak
Huni. Penyaji kelima dari Direktorat Pengembangan Pemukiman
Astriana Harjanti yang memaparkan slum community identification
program.
Penyaji kelima ini mengusulkan 7 scene dalam melakukan
Community Slum Identification (CSI), antara lain melalui penyusunan
NSPK, penguatan kelembagaan, identifikasi lingkungan sekitar
melalui kuisioner, Diseminasi Program, MoU penanganan
Kawasan, Sosialisasi, validasi data, kesepakatan kawasan
kumuh dan penerbitan SK Kumuh oleh Kepala Daerah. Astriana
mengatakan dalam mewujudkan permukiman bebas kumuh tidak
dapat dilakukan sendiri, melainkan harus bekerjasama antara
pihak terkait.
Sementara penyaji keenam dari Direktorat Air Minum,
Darwawel Umar, memaparkan tentang Pemanfaatan Energi
Terbarukan Dalam Mendukung Terciptanya Permukiman yang
berkelanjutan. Pemanfaatan energi terbarukan berupa mikro

hidro dapat menjadi alternatif dalam mewujudkan infrastruktur


Cipta Karya yang berkelanjutan. Sebagai ilustrasi, penggunaan
Mikro Hidro di HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum)
Sumber Maron, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu,
Provinsi Lampung berhasil menurunkan biaya penggunaan listrik
PLN sekitar 90% akibat adanya substitusi penggunaan listrik
melalui penggunaan mikro hidro.
Penyaji terakhir dari Sesditjen yang merupakan satusatunya penyaji yang pemaparannya dilakukan dengan berduet
antara Tyaswadi dan Sri Hartati. Dalam paparannya mereka
menyampaikan tentang Permukiman yang Nyaman, Sehat
dan Bermasa Depan. Dalam mewujudkan permukiman yang
berkelanjutan perlu dilakukan perencanaan secara holistic,
Kerjasama lintas sektoral.
Balai Teknik Air Minum Sanitasi sebagai salah satu pusat
pelatihan Bidang Air Minum Sanitasi telah menerapkan konsep
permukiman hijau melalui program balai hijau anatar lain dengan
penggunaan Energi yang ramah lingkungan, penerapan utilitas
air bersih yang hemat energi, penerapan fasilitas Balai Hijau: grey
water system, biopori, sumur resapan, tata vegetasi.
Pada Pecha Kucha ke 9 ini, ditentukan penyaji yang terbaik
yaitu dari Sesditjen Tyaswadi dan Sri Hartati, Direktorat Air Minum
Darwawel Umar, dan Direktorat Pengembangan Pemukiman
Astriana Harjanti. Imam meminta, Pecha Kucha ke depan setiap
paparan dapat menyampaikan kisi-kisi apa yang diharapkan
sehingga dapat disaring ide-ide orisinil guna mendukung kegiatan
bidang Cipta Karya.
Pecha Kucha bukan sekedar memberikan informasi melainkan
lebih kepada menjual ide yang kreatif dan inovatif sehingga dapat
diterapkan di lingkungan Cipta Karya,kata Imam. (Teks : bns/ari)

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

31

lensa ck

Pembinaan Teknis Peningkatan


Kemampuan Fisik dan Mental
Satgas Tanggap Darurat Bencana
Angkatan III Ditjen Cipta Karya

Foto-foto : Buchori

32

lensa ck

Pembinaan Teknis Peningkatan


Kemampuan Fisik dan Mental
Satgas Tanggap Darurat Bencana
Angkatan IV Ditjen Cipta Karya

Foto-foto : Buchori

Edisi 03 4Tahun XII4Maret 2014

33

seputar kita

Cipta Karya Tingkatkan


Kualitas Pelaporan DAK
dan Publikasi
Direktorat Jenderal Cipta Karya memberikan perhatian khusus
kepada aspek komunikasi untuk meningkatkan pemahaman
mengenai program dan mutu program serta hasil pembangunan
bidang Cipta Karya.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral Daerah Istimewa
Yogyakarta Rani Sjamsinarsi saat membuka acara Sosialisasi
Pelaksanaan Kegiatan TA 2014 di Lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya di Yogyakarta, Selasa (25/03/2014).
Sosialisasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu pemantapan
penerapan sistem pemantauan secara elektronik dalam rangka
monitoring pelaksanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta
Karya melalui DAK, sub bidang air minum dan sub bidang sanitasi
serta workshop fotografi, videografi dan media publikasi bidang
Cipta Karya. Sosialisai ini bertujuan untuk membangun publikasi
informasi Cipta Karya melalui peningkatan penguasaan jurnalistik,
fotografi dan videografi bidang pelaporan, diharapkan dapat
terpantaunya progres kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang
Air Minum dan sanitasi melalui e-Monitoring DAK.

Bupati Sanggau Resmikan


IPA Mukok di Sanggau
Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di desa Kedukul Kecamatan Mukok
diresmikan oleh Bupati Sanggau Paulus Hadi bersama Satker
PKPAM Provinsi Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu. IPA ini
memberikan manfaat untuk masyarakat di Mukok, dalam hal
penyediaan Air Minum.
Dalam
sambutannya
Paulus
Hadi
menyampaikan
kepada masyarakat harus bersyukur dan berterimakasih atas
terbangunnya IPA karena masyarakat selama ini mengalami
kesulitan air. Paulus Hadi juga berharap kepada PDAM Kabupaten
Sanggau, IPA ini supaya dapat dikelola dengan sebaik-baiknya,
tetap menjaga kebersihan dan rasa aman lingkungan sekitarnya.
Sehingga masyarakat dapat memberikan konstribusi dengan baik.
Sedangkan PPK Wilayah III Satker PK-PAM Kalimantan Barat
Mega Chandra mengatakan, sangat tidak mudah membangun IPA,
memerlukan biaya besar. Dengan terbangunnya IPA 10 liter/detik
memerlukan biaya sebesar Rp 6 Miliar.

Kementerian PU Berpartisipasi Dalam Pameran


Kebencanaan Internasional di Padang
Menghadapi berbagai bencana yang terjadi di wilayah Indonesia,
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah berperan aktif dalam tahap kesiapsiagaan dengan
mobilisasi Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Bencana
dan menyediakan peralatan yang tanggap darurat di 5 Depo
(Medan, Padang, Bekasi, Surabaya, dan Makassar).
Acara Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise (MM Direx)
2014 di Padang, Sumatera Barat ini diikuti beberapa negara
antara lain Tiongkok, Rusia, Jepang, Korea, India, Australian, dan
Selandia Baru pada 16-23 Maret 2014.
Acara yang dibuka Kepala BNPB Syamsul Maarif dan
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ini, bertujuan
memberikan kesempatan kepada pemerintah dan non
pemerintah yang memiliki peran dalam penanganan
bencana untuk menunjukkan kemajuan dan kesiapan dalam
menanggulangi bencana terutama gempa bumi dan Tsunami.
(Teks : bcr)

34

Kunjungi Kami di :
website :

http://ciptakarya.pu.go.id

twitter :

@ditjenck

Citizen Journalism Cipta K arya


Cerita adalah semangat. Mak a perlu
sebuah rumah untuk menampungnya.
Tulislah kisah perjalanan yang sudah membuka mata Anda, berbagilah dengan yang lain untuk
memperkaya makna. Jurnalisme Warga Cipta Karya siap menampung kisah Anda lewat katakata dan karya foto.
http://ciptakarya.pu.go.id/jurnalisme

Anda mungkin juga menyukai