Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis penjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan
umatnya yang masih istiqomah di jalan beliau sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan lengkap Praktikum Lapangan AMDAL
dengan judul Analisis Potensi Dampak Pembangunan terhadap Lingkungan pada
Kawasan Objek Wisata Apparalang, Desa Ara, Kecamatan Bonto Bahari,
Bulukumba. Tugas

ini disusun untuk memenuhi tugas Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan di perguruan tinggi tepatnya Prodi Biologi jurusan Biologi


Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar
(UNM).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan, khususnya kepada :
1. Ayahanda Dr. Ir. Muh. Wiharto, M.Si. dan ibunda Fatmah Hiola, M.Si
sebagai dosen mata kuliah AMDAL.
2. Teman-teman di Biologi 2012 atas kesediaannya memberikan
semangat dan membantu penulisan laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna yang
dikarenakan keterbatasan kemampuan yang ada dalam diripenulis.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan bagi penyusunanpenyusunan berikutnya. Semoga laporan ini bermanfaat, bagi penulis sendiri, dan
para pembaca.
Makassar, Juni 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa selalu ingin hidup lebih
baik dan lebih baik lagi setiap harinya, manusia juga berinteraksi dengan
lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya
juga ia dapat dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Makhluk hidup yang
sesuai dan cocok dengan lingkunganya akan tetap bisa hidup dan berkembang
biak, lain hal-nya dengan makhluk hidup yang tidak bisa menyesuaikan diri
dengan lingkunganya ia akan mati dan tidak akan bisa berkembang biak
(musnah), dan ini dinamakan seleksi alam. Manusia modern terbentuk oleh
lingkungan hidupnya dan juga membentuk lingkungan hidupnya, manusia
tidak bisa berdiri sendiri tanpa atau di luar lingkungan hidupnya.
Membicarakan manusia harus pula membicarakan lingkungan hidupnya.
Manusia tanpa lingkungan hidupnya hanyalah abstraksi semata.
Dari uraian singkat diatas jelaslah bahwa manusia itu sangat tergantung
dengan lingkungan hidupnya, kelangsungan hidupnya tergantung dari
sebagaimana bisa ia menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan hidupnya,
dan saat terjadi perubahan yang dahsyat dari lingkungan hidupnya itu akan
mengancam kelangsungan hidupnya juga.
Seiring berjalanya waktu banyak pembangunan pembangunan yang
manusia buat sendiri dan itu secara tidak langsung membuat perubahan juga
terhadap lingkungan hidupnya, manusia sebisa mungkin memanfaatkan
sumber daya alam yang ada untuk kelangsungan hidupnya yang lebih baik
lagi dari sebelumnya. Pola pemanfaatan sumberdaya alam harus memberi
kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta memikirkan dampak

dampak yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Untuk
itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup dalam menganalisis mengenai
dampak tehadap lingkungan.
Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu
dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak
daerah antara lain pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak
memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar yang
tidak aman bagi lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan dan
pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan di mana di dalamnya
terdapat berbagai macam kehidupan yang saling ketergantungan. Lingkungan
hidup jugamerupakan penunjang yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup semua makhluk hidup yang ada. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan
jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung
menyambung untuk dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih
baik.Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup seyogyanya
menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta
keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup
sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan
sumberdaya alam seharusnya dapat memberikan akses kepada segenap
masyarakat, bukan terpusat pada beberapa kelompok masyarakat dan
golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan sumberdaya alam
harus memberi kesempatan dan peran serta aktif masyarakat, serta
memikirkan dampakdampak yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya
alam tersebut.

Seringkali pembangunan suatu usaha dibuat dalam porsi ruang lingkup


yang sangat luas tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja
dapat diananlisis sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik
bila proyek dibuat dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau
dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani
di karenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya
yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan hidup seperti
kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah.
Untuk itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup dalam
menganalisis mengenai dampak tehadap lingkungan. Meningkatnya intensitas
kegiatan penduduk dan industri perlu dikendalikan untuk mengurangi kadar
kerusakan lingkungan di banyak daerah antara lain pencemaran industri,
pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan,
penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan
pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
Agar pembangunan tidak menyebabkan menurunya kemampuan
lingkungan yang disebabkan karena sumber daya yang terkuras habis dan
terjadinya dampak negatif, maka sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu
perencanaan dengan mempertimbangkan lingkungan. Hal ini kemudian
digariskan dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang Anlisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Peraturan Pemerintah ini
kemudian diganti dan disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No. 51
Tahun 1993 dan terakhir Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
AMDAL merupakan suatu alat atau cara yang digunakan dalam
mengendalikan perubahan lingkungan sebelum suatu tindakan kegiatan

pembangunan dilaksanakan. Hal ini dilakukan karena setiap kegiatan


pembangunan selalu menggunakan pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan hidupnya, sehingga secara langsung(otomatis) akan terjadi
perubahan lingkungan. Dengan demikian perlu pengaturan pengelolaan
pemanfaatan

sumberdaya

alam

dan

lingkungan

hidup,

serta

cara

mengeliminer dampak, supaya pembangunan-pembangunan yang lainnya dan


berikutnya dapat tetap dilakukan. Hasil utama AMDAL antara lain adalah
memperkirakan dampak yang diakibatkannya, pengelolaan dampak dan
pemantauan dampak.
Apparalang merupakan pantai yang berada di Desa ara, kecamatan
Bontobahari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pantai Apparalang ini
berbeda dengan pantai lain pada umumnya, dimana memiliki pasir putih yang
halus, dan teping yang menjulang tinggi. perpaduan keindahan ini lengkapi
dengan air laut yang biru dengan batu karang yang berada dibatuan diding
tebing.
Kondisi akses yang belum terlalu terjangkau menyebakan kawasan
wisata ini belum terlalu terkenal.

Kawasan pantai Apparalang sangat

potensial untuk dijadikan sebagai objek wisata. Bahkan tidak menutup


kemungkinan apabila suatu saat kelak, pantai Apparalang menjadi objek
wisata dunia. Oleh karena itu, pembangunan di kawasan Pantai Apparalang
sangatlah penting untuk dilakukan. Tetapi dalam pembangunan ini aspek
ekologi haruslah diperhatikan. Karena jangan sampai niat kita untuk
membangun kawasan wisata bertaraf internasional justru malah merusak
ekosistem dan keanekaragaman hayati serta mengurangi plasma nutfah.
Sehingga dalam pembangunannya perlu dibuatkan suatu dokumen AMDAL.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisis potensi
Kawasan Pantai Apparalang sebagai kawasan wisata yang bertaraf nasional
dengan mempertimbangkan dampak dari pembangunan pada kawasan pantai

Apparalang terhadap keberlangsungan ekosistem alami pada kawasan


tersebut.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu
menganalisis menganalisis potensi Kawasan Pantai Apparalang sebagai
kawasan wisata yang bertaraf nasional dengan mempertimbangkan dampak
dari

pembangunan

pada

kawasan

pantai

Apparalang

terhadap

keberlangsungan ekosistem alami pada kawasan tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Isu Global dan Kaitannya dengan Hukum Lingkungan
1. Isu lingkungan global
Hingga memasuki millenium kedua, nampaknya masalah lingkungan hidup tidak
semakin membaik. Beberapa laporan dari Bank Dunia, UNDP bahkan United
Nations Environmental Programme (UNEP) sendiri menunjukan kecenderung
bahwa kondisi lingkungan hidup global semakin parah. Hal ini disebabkan karena
semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi. Tidak hanya pencemaran, namun
masalah-masalah lain seperti perdagangan illegal limbah B3, penggunaan
bioteknologi, penipisan sumberdaya alam, meningkatnya kebutuhan energi,
jumlah penduduk serta distribusi yang tidak merata merupakan persoalanpersoalan

yang

tidak

dapat

diselesaikan

dalam

jangka

waktu

yang

cepat.Pertemuan-pertemuan global sudah dilakukan dan mencapai hasil-hasil


yang berupa kesepakatan-kesepakatan seperti
a. Konperensi Tingkat Tinggi (KTT)
Konperensi PBB Mengenai LH Manusia, Stockholm 1972
Konperensi Nairobi 1982
KTT Bumi, Rio De Janerio 1992
KTT Pembangunan Berkelanjutan, Johanesburg 2002.
b. Perjanjian-Perjanjian Internasional
Cites 1973
Marpol 1978
Wina 1985
UNCBD 1994
UFCCC 1994

Dll
c. Kesepakatan Lainnya
ISO
BCSD
Dll

Hasil-hasil dari kesepakatan internasional tersebut juga telah mengikat


pemerintahIndonesia. Dengan demikian untuk melaksanakan kesepakatan
tersebut, maka harus memiliki komitmen yang jelas seperti penyediaan
anggaran, peningkatan kapasitas teknis dan kelembagaan serta sumberdaya
manusia.
B. Peraturan Perundang-Undangan

Salah satu fungsi negara hukum adalah membentuk berbagai peraturan


perundang-undangan. Menurut Attamimi (1987) wawasan negara yang
berdasarkan

atas

hukum

menempatkan

perundang-undangan

dalam

kedudukan yang sentral. Sedangkan proses pembentukan perundangundangan adalah produk dari berbagai ahli baik hukum maupun non-hukum
(ekonomi, sosial, fisika, biologi dsb) melalui proses penyusunan rancangan
perundang-undangan. Sehingga dalam suatu konsep naskah akademis yang
bahasanya masih sangat teknis dan seringkali bersifat ilmiah, maka
diperlukan rumusan ketentuan umum yang menerjemahkan pengertian teknis
dan ilmiah ini ke dalam bahasa hukum baku atau bahasa hukum baru. Bahasa
hukum baru ini tergantung pada materi hukum yang diaturnya misalnya baku
mutu emisi.
Dengan demikian hal ini sesuai dengan pendapat Kiss (1976) yang
menyatakan :
the protection of the environment requires cooperation between
lawyers and representatives of other branches of science.
Kerjasama antara ahli hukum dengan non hukum (teknis) telah menjadi
tuntutan dalam mengembangkan produk reguliasi yang modern saat ini,
khususnya di bidang lingkungan hidup. Banyak produk-produk regulasi
dibuat berdasarkan kerjasama antara bidang hukum dengan non hukum.
Lebih lanjut, pengembangan produk regulasi terutama dalam hal kajian

terhadap peraturan perundang-undangan yang modern mulai semakin menarik


dengan memanfaatkan penggunaan metode analisis ilmu lainnya seperti
matrik, flowchart dan bentuk-bentuk lainnya. Bahkan penggunaan metode
analisis secara multi dan interdisipliner terus meningkat. Hal ini akan semakin
terlihat nyata dalam Peraturan perundang-undangan bidang AMDAL.
Berkaitan dengan peraturan perundang-undangan, menurut Hans Kelsen
(1945) yang dalam teorinya mengenai jenjang norma hukum, berpendapat
bahwa norma hukum itu berjenjang dan berlapis dalam suatu hirarki tata
susunan dimana suatu norma yang lebih rendah berlaku, bersumber dan
berdasar pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku,
bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi sampai pada suatu
norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotesis dan fiktif
yaitu norma dasar atau grundnorm. (Indriati:1998:25).
Beberapa asas dalam peraturan perundangan yang perlu diperhatikan :
a.
b.
c.
d.

Asas Tingkatan Hirarki


Undang-Undang Tak Dapat Diganggu Gugat
Undang-Undang Tidak Berlaku Surut
Undang-Undang Yang Bersifat Khusus Menyampingkan Undang-Undang

Yang Bersifat Umum (Lex Spesialis Derogat Legi Generali)


e. Undang-Undang Yang Dibuat Oleh Penguasa Yang Lebih Tinggi
Mempunyai Kedudukan Yang Lebih Tinggi Pula
f. Undang-Undang Yang Baru Menyampingkan Undang-Undang Yang Lama
(Lex Posteriori Derogat Legi Priori)
g. Undang-Undang Sebagai Sarana Untuk Semaksimal Mungkin Dapat
Mencapai Kesejahteraan Bagi Masyarakat Maupun Individu Melalui
Pembaharuan Dan Pelestarian (Asas Welvaarstaat)
Selain asas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai landasan
pemikiran dalam pembuatan peraturan perundang-undangan :
a. Landasan Filosofis
(Nilai-Nilai Moral Dan Etika, Falsafah Hidup Masyarakat, Berakar Dari
Moral Masyarakat)
b. Landasan Sosiologi
(Sesuai Dengan Kenyataan Hidup Masyarakat Dan Memperhatikan
Perubahan-Perubahan Yang Terjadi)

c. Landasan Yuridis
(Kewenangan, Kesesuaian Bentuk Dan Isi, Mengikuti Tata Cara Tertentu,
Tidak Bertentangan Dengan Peraturan Lain)
d. Landasan Ekonomi
(Menyangkut Bidang Kehidupan Masyarakat

Seperti

Kelautan,

Kehutanan, Pertanian, Sda Dll)


e. Landasan Politis
(Dapat Berjalan Sesuai Tujuan Tanpa Menimbulkan Gejolak).
Sedangkan untuk materi muatan peraturan perundang-undangan paling
tidak harus memuat asas-asas sebagai berikut :
a. Asas Pengayoman
Memberikan Perlindungan Dan Ketentraman Bagi Masyarakat.
b. Asas KemanusiaanPenghormatan Hak Asasi Manusia Serta Harkat Dan Martabat Warga
Negara
c. Asas Kebangsaan
Mencerminkan Sifat Dan Watak Bangsa Yang Pluralistik.
d. Asas Kekeluargaan
Musyawarah Untuk Mencapai Mufakat Dalam Pengambilan Keputusan
e. Asas Kenusantaraan
Kepentingan Seluruh Wilayah Indonesia Dan Merupakan Bagian Dari
Sistem Hukum Nasiona
f. Asas Bhineka Tunggal Ika
Keragaman Penduduk, Agama, Suku Dan Golongan Kondisi Khusus
Daerah Dan Budaya
g. Asas Keadilan
Keadilan Yang Proporsional Bagi Warga Negara
h. Asas Kesamaan Kedudukan Dalam Pemerintahan
Tidak Boleh Berisi Hal-Hal Yang Membedakan Latar Belakang Agama,
Susku Golongan, Ras, Gender Dan Status Sosial
i. Asas Ketertiban Dan Kepastian Hukum
Dapat Menimbulkan Ketertiban Melalui Kepastian Hukum.
j. Asas Keseimbangan, Keserasian Dan Keselarasan
Antara Kepentingan Individu Dan Masyarakat
k. Asas Lainnya
Asas-Asas Dalam Hukum Pidana Dan Perdata
C. Sejarah Perundang-Undangan Lingkungan Hidup di Indonesia
Titik tolak pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia sebagai manifestasi
konkrit dari upaya-upaya sadar, bijaksana dan berencana dimulai pada tahun
1982 dengan dikeluarkannya UU No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sebelum lahirnya undangundang ini, berbagai peraturan perundangan yang berkaitan dengan lingkungan
hidup

masih

bersifat

parsial-sektoral

dimana

masing-masing

materi

ketentuannya mengacu kepada pengaturan masalah tertentu secara khusus.


Dengan demikian, beberapa ketentuan acapkali dirasakan tumpang tindih satu
sama lain sehingga membawa implikasi yang luas di bidang kelembagaan dan
kewenangan pengaturannya.
Sebenarnya sudah cukup banyak peraturan perundangan yang berkaitan
dengan lingkungan hidup sejak zaman kolonial Belanda. Diantaranya yang
terbit dalam bentuk ordonansi adalah Vischerij Ordonantie 1916. Dibawah ini
dibagai dalam beberapa periode peraturan perundang-undangan terkait dengan
lingkungan hidup yang telah dikeluarkan diantaranya :
1. Peraturan Perundang-undangan Masa Sebelum Kemerdekaan (1912 1945)
2. Peraturan Perundang-undangan Masa Setelah Kemerdekaan (1945 1982)
3. Peraturan Perundang-undangan Setelah Lahirnya Undang-undang No. 4
tahun 1982
4. Peraturan Perundang-undangan Setelah Berlakunya UU No. 23 tahun 1997
5. Peraturan Perundang-undangan Setelah Berlakunya UU No. 32 tahun 2009
D. Ketentuan-Ketentuan Yang Diatur Dalam Berbagai Undang-Undang
Lingkungan Hidup
1. Undang-undang nomor 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Dalam Perangkat UndangUndang Yang Baru

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 (Telah Dicabut)


6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
E. Penegakan Hukum Amdal
Berbicara mengenai penegakan hukum adalah hal yang paling sulit.Hal ini
dikarenakan fakta yang menyatakan bahwa lebih banyak kegagalan daripada
keberhasilan dalam penegakan hukum khususnya hukum lingkungan di
Indonesia. Beberapa kasus yang terkait dengan lingkungan hidup seperti
Pencemaran teluk Buyat, Kasus PT Inti Indorayon Utama, kasus PT
Adiplantation, merupakan contoh keberhasilan, yang walaupun belum

memuaskan. Kausus-kasus lain banyak mengalami kegagalan bahakn tidak


jelas.
Penegakan hukum atau yang disebut dalam bahasa Inggrisnya adalah law
enforcement merupakan pemikiran yang harus diketahui terlebih dahulu.
Istilah penegakan hukum dalam Bahasa Indonesia membawa kita kepada
pemikiran bahwa penegakan hukum selalu dengan paksaan (force) sehingga
ada yang berpendapat bahwa penegakan hukum hanya bersangkutan dengan
hukum pidana saja.( Hamzah :2005) Sedangkan M. Daud Silalahi (2001)
menyebutkan bahwa penegakan hukum lingkungan mencakup penaatan dan
penindakan (compliance and enforcement) yang meliputi hukum administrasi
negara, bidang hukum perdata dan bidang hukum pidana.
Penegakan hukum sesungguhnya mempunyai arti yang sangat luas
meliputi segi preventif dan represif, dimana hal ini sangat cocok dengan
kondisi Indonesia yang unsur pemerintahnya turut aktif dalam meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat. (Soekanto: 1983) Secara konsepsional, maka inti
dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan
nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan sikap
tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan,
memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. (Hamzah :2005)
Hukum lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan yang berwawasan
lingkungan berfungsi untuk mencegah terjadinya pencemaran dan atau
perusakan lingkungan agar lingkungan dan sumberdaya alam tidak terganggu
kesinambungan dan daya dukungnya. Di samping itu hukum lingkungan
berfungsi sebagai sarana penindakan hukum bagi perbuatan-perbuatan yang
merusak atau mencemari lingkungan hidup dan sumber daya alam. Hukum
lingkungan sebagai bidang hukum fungsional (functioneel rechtsgeibeid) yang
didalamnya terdapat unsur-unsur hukum administrasi, hukum perdata dan
hukum pidana. Karena itu Rahmadi (2011) mempertegas dengan menyatakan :
Oleh sebab itu penegakan hukum lingkungan dapat dimaknai sebagai
penggunaan atau penerapan instrumen-instrumen dan sanksi-sanksi dalam
lapangan hukum adminsitrasi, pidana maupun operdata dengan tujuan

memaksa subjek hukum yang menjadi sasaran mematuhi peraturan


perundang-undangan lingkungan hidup.
Dengan demikian maka, salah satu mekanisme penegakan hukum dapat
didasarkan pada 3 sanksi sesuai dengan pernyataan para ahli hukum diatas.
Selama ini sanksi tersebut telah tercantum dalam Undang-undang Nomor 32
Tahun 2009 yaitu pada Bab XII hingga Bab XV. Dalam penerapan instrumen
hukum lingkungan administrasi dikenal beberapa ketentuan seperti :
1. Melakukan pengawasan
2. Penunjukan Pejabat Pengawas Lingkungan
3. Perizinan
4. Sanksi Adminsitratif
5. Penyelesaian sengketa Administratif
6. Tata cara Pengenaan Sanksi Adminsitratif.
7. Gugatan Tata Usaha Negera (TUN)
8. dll
Sedangkan instrumen hukum lingkungan perdata dapat berkenaan dengan
ketentuan seperti :
1.
2.
3.
4.

Gugatan keperdataan atau hak perseorangan


Ganti rugi terhadap korban pencem
Perbuatan melawan hokum
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan melalui mediasi, negosisasi

konsiliasi, arbitrase dan bentuk lainnya.


5. Gugatan oleh organisasi lingkungan.
Sedangkan instrumen hukum lingkungan pidana dapat berkenaan dengan :
1. Pelanggaran atas delik lingkungan
2. Perusakan dan pencemaran lingkungan yang menyebabkan kematian
3. Kelalaian
4. Pemanjaraan
5. Melakukan ekspor, impor B3 dan Limbah B3
6. Melakukan pengedaran produk rekayasa genetika
7. Memberikan informasi palsu
8. Menjalankan instalais berbahaya
9. Kegiatan tanpa izin lingkungan
10. dll
Keberhasilan penegakan hukum sesuangguhnya dipengaruhi juga oleh berbagai
faktor seperti dinyatakan Soerjono Soekanto (1983).
1. Hukum atau peraturan perundang-undangan yang dibuat.
2. Mentalitas petugas penegak hukum

3. Fasilitas yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan hukum


4. Kesadaran, kepatuhan dan perilaku warga terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan.
Selain itu fakta yang terjadi terdapat hambatan dalam penegakan hukum selama
ini dinataranya adalah :
1. Kurang memadainya peraturan perundang-undangan yang ada.
2. Kesadaran hukum masyarakat masih rendah
3. Belum lengkapnya peraturan perundangan di bidang lingkungan
4. Para penegak hukum lingkungan belum mantap
5. Kurangnya biaya untuk melaksanakan penegakkan hukum.
6. Ketidaksederhanaan perangkat hukum yang ada
7. Kurang memadainya perangkat peraturan perundang-undangan
8. Ketrampilan teknis penegakkan hukum yang sangat terbatas
9. Tekanan Publik (public pressure) yang masih terbatas.
10. Belum adanya budaya keterbukaan
11. Belum adanya persamaan persepsi diantara pejabat pemerintah
12. Moral dan integritas Penegak hukum.
Instrumen penegakan hukum lingkungan menjadi sangat penting dilakukan
sepanjang instrumen tersebut efektif dilaksanakan. AMDAL sebagai instrumen
perencanaan juga memiliki efektifitas diantaranya jika dokumen Amdal dihasilkan
dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dengan hasil yang baik,
maka akan membentu keberhasilan penegakan hokum.
Dokumen Amdal merupakan dokumen yang paling tidak memiliki dua fungsi
yaitu sebagai bukti ilmiah (scientific evident) dan bukti hukum (legal evident).

Sebagai bukti hukum (legal evident), dokumen AMDAL dapat dijadikan sebagai
salah satu alat bukti yang sah yaitu yang dapat termasuk alat bukti lainnya (bagian
f pasal 96 UUPPLH). Menurut Pasal 96 UUPPLH alat bukti disebutkan sbb :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Keterangan saksi;
Keterangan ahli;
Surat
Petunjuk;
Keterangan terdakwa; dan/atau
Alat bukti lain, termasuk alat bukti yang diatur dalam peraturan
perundangundangan.
Selain itu dokumen Amdal dapat digunakan sebagai petunjuk (bagian d) juga

dimana untuk membuktikan bahwa usaha/kegiatan tersebut memang melakukan


atau melaksanakan perintah dari Undang-undang sesuai dengan pasal 22 (1)
yaitu :
1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
Penggunaan dokumen AMDAL juga dapat dilakukan melalui saksi ahli.
Saksi ahli dapat menunjukan dokumen AMDAL. Menurut Rahmadi (2011) saksi
ahli dalam pengadilan lingkungan dapat memperjelas hal-hal sbb
2. Causal Connection
Hubungan sebab akibat aktivitas dengan peristiwa pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
3. Pollution Control Technology
Teknologi pengendalian pencemara
4. Breach of Standard
Pelanggaran baku mutu atau baku kerusakan
5. Injury
Kerugian,.
6. Money damage
Ganti kerugian.
Dalam dokumen AMDAL terdapat aktivitas kegiatan atau yang disebut
sebagai kegiatan rencana usaha. Hal ini dapat memperjelas hubungan antara
kegiatan tsb dengan rona lingkungan serta peristiwa terjadinya pencemaran di
kemudian hari. Jika pemilik usaha sudah dapat melaksanakan RKL dan RPL
dengan baik maka dapat menjadi sanggahan yang berarti bagia kegiatan tsb,
apakah memang mencemari atau justru dari kegiatan lainnya. Paling tidak

dokumen RKL dan RPL sebagai bagian dari dokumen AMDAL mampu menjadi
pencegahan

dan

penghindaran

dari

gugatan

hukum

atau

bukti

yang

terdokumentasi yang akan menolong usaha atau kegiatan tsb. Selain itu dapat juga
dokumen AMDAL memperjelas teknologi pengendalian pencemaran yang sudah
diakui dan memiliki kemampuan yang terukur dan jelas. Sehingga dengan
teknologi yang sudah layak karena sudah disidangkan di Komisi Penilai Amdal
maupun tim teknis, maka teknologi tersebut merupakan pengendali yang paling
memungkinkan dari kegiatan/usaha tsb. Selain itu dokumen AMDAL juga dapat
memberikan kejelasan mengenai pentaatan kegiatan/usaha tsb atas baku mutu
lingkungan atau baku kerusakan lingkungan.
Akhirnya, dapat dikatakan bahwa penegakan hukum hanya merupakan salah
satu bagian terkecil dalam sistem hukum. Sesungguhnya hal ini juga dipengaruhi
oleh sistem-sistem di luar hukum seperti sistem politik, ekonomi, sosial, budaya
dll. Dengan demikian keberhasilan penegakan hukum lingkungan dipengaruhi
juga oleh berlakunya sistem hukum serta sistem non hukum lainnya, dimana
sistem-sistem tersebut apakah berjalan efektif atau tidak.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Hari / Tanggal
: Sabtu 30 Mei 2015
Waktu
: Pukul 10.00 s.d 12.00 WITA
Tempat
: Kawasan Apparalang, Ds. Ara, Kec. Bonto Bahari, Kab.
Bulukumba, Prov. Sulawesi Selatan.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Parang
b. Patok
c. Meteran
d. Kamera
e. Alat tulis
f. Kamera
g. GPS
h. Clinometer
2. Bahan
a. Tumbuhan yang diamati
b. Lahan yang akan diidentifikasi
c. Tali Rafia
C. Prosedur Kerja
Langkah-langkah di dalam praktikum Indeks Nilai Penting (INP)
Struktur dan Komposisi Vegetasi Tumbuhan Semak, Herba, dan Pohon
Kawasan Apparalang Desa Ara, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten
Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:
1. Melihat kawasan yang akan dibangun
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk menghitun Indeks
Nilai Penting (INP) Struktur dan Komposisi Vegetasi Tumbuhan Semak,
Herba, dan Pohon Kawasan Apparalang Desa Ara, Kecamatan Bonto
Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan sebagai data untuk
mengetahui dampak pembangunan yang dihasilkan.
3. Pengambilan data dengan cara sebagai berikut :
a. Membuat transek dengan garis lurus, yaitu dengan membentangkan tali
sepanjang 100 meter sebagai garis batas.

b. Membagi garis tersebut menjadi 10 plot dalam 1 plot berukuran 10 m x


10 m ditandai dengan patok untuk mengamati tanaman anakan pohon
dan pohon yang menetap pada plot tersebut. Kemudian didalam 10 m x
10 m dibuat plot 5 m x 5 m untuk mengamati tanaman semak yang
menetap pada plot tersebut, selanjutnya didalam plot 5 m x 5 m dibuat
plot dengan ukuran 2 m x 2 m untuk mengamati tanaman herba yang
menetap pada plot tersebut.
Skema Plot sebagai berikut:
Transek 1 (100 m ) terdiri dari 10 plot
Plot 1 sampai plot ke 10 memiliki ukuran dan bentuk yang sama
Transek 100 m
2x2
5x5
m

10x10
c. Mengukur diameter
1 (D1)mdan diameter 2 (D2) pada setiap pohon yang

ditemukan pada setiap plot yang berukuran 10 m x 10 m .


d. Memotret setiap spesies tanaman herba, semak, anakan pohon dan
pohon yang terdapat pada masing-masing plot.
e. Mengukur latitude (lintang) dan longitude (bujur), titik koordinat, suhu,
dan kelembaban pada setiap transek dengan menggunakan GPS.
f. Mengukur kemiringan kawasan pengukuran transek dengan
menggunakan aktinometer sederhana yang di dasarkan pada pohon
tertinggi.
g. Menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan program R
software.
h. Mengulang kegiatan a sampai f untuk membuat transek ke 2.
i. Mencatat hasil pengamatan pada tabel dengan menggunakan Microsoft
exel dengan file extensi .csv.
D. Teknik Analisis Data
Tabel. Skala Braun-Blanquet

Kelas Penutupan

Kisaran Penutupan Tajuk

Rata-

Tajuk

(%)

Rata

75-100

87,5

50-75

62,5

25-50

37,5

5-25

15,0

1-5

2,5

<1

0,1

<< 1

RUMUS
1. Densitas mutlak

jumlah individu setiap spesies


luas petak contoh

2. Densitas relatife

kerapatanmutlak setiap spesies


kerapatan total setiap spesies

3. Dominansi mutlak

jumlah luas penutupantajuk setiap spesies


luas petak contoh

4. Dominansi Relatif

dominansimutlak setiap spesies


Dominansi mutlak seluruh spesies

5. Frekuensi mutlak

jumlah plot setiap spesies hadir


jumlah selurh petak contoh

frekuensi mutlak setiap spesies


frekuensi mutlak seluruh spesies

6. Frekuensi Relatife

7. Indeks nilai penting (INP)


Frekuensi Relatif.

x 100%

x 100%

x 100%

= Densitas Relatif + Dominansi Relatif +

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

B. Pembahasan
1. Komponen yang diamati

Untuk mendukung pengembangan kawasan Wisata Apparalang,


Bulukumba maka pembangunan Resort Green Villa di kawasan dataran
tinggi,

Wisata Apparalang Kab.Bulukumba dapat menjadi bangunan

akomodasi

yang

nyaman

bagi

setiap

wisatawan

yang

hendak

menghabiskan waktu istirahatnya dengan menikmati pemandangan alam di


Laut Apparalang, Desa Ara. Bulukumba.
Banyak kegiatan untuk percepatan pembangunan yang direncanakan
berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, oleh
karena hal tersebut maka memerlukan suatu studi AMDAL. Percepatan
pembangunan harus tetap berprinsip kepada wawasan lingkungan yang
berkelanjutan. Hal ini dituangkan pula dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 08 ahun 2006 tentang pembentukkan Tim Teknis
Studi AMDAl untuk melaksanakan proses pelingkupan dan penyusunan
dokumen Kerangka Acuan ANDAL terkait dengan proses pembangunan
Resort Green Villa di kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas,
Kodya Batu, Malang Raya.
Tahapan kegiatan Tim Teknis ANDAL pembangunan Resort Green
Villa di kawasan Apparalang, Desa Ara, Kabupaten Bulukumba ini
meliputu beberapa tahapan yaitu :
1.

Pengkajian rencana kegiatan

2.

Penggalian informasi tambahan melalui diskusi.

3.

Pelaksanaan tinjauan dan Observasi lapangan

4.

Identifikasi dampak potensial (desk study)

5.

Diskusi evaluasi dampak hipotetik

6. Verifikasi hasil tinjauan dipadankan dengan hasil evaluasi


dampak
7.

Penyusunan laporan pelingkupan menjadi Kerangka Acuan


ANDAL (KA ANDAL)

Maka untuk memenuhi Peraturan Menteri Lingkunan Hidup No. 8


Tahun 2006, Pemrakarsa Resort Green Villa membentuk Tim Teknis
Studi Analisis Lingkungan. Dalam studi andal, kegiatan yang diperkirakan

akan menimbulkan dampak disebut isu pokok. Dampak yang ditetapkan


sebagai isu pokok ini diperoleh dari hasil proses pelingkupan (scooping)
yaitu proses untuk mengidentifikasi dampak penting terkait kegiatan
proyek, kondisi asal proyek dan dasar hokum. Proses pelingkupan dalam
hal ini diperlukan untuk menentukan dampak penting terhadap lingkungan
untuk studi secara mendalam. Proses pelingkupan dampak penting melalui
proses sebagai berikut:
a. Identifikasi dampak penting melalui matrik interaksi sederhana
menggunakan bagan alir antara kegiatan dengan rona lingkungan
hidup.
b. Evaluasi dampak potensial untuk evaluasi keterkaitan dampak
kegiatan proyek dengan lingkungan primer, sekunder dan tersier.
c. Pemusatan dampak penting (Focussing) yang dilakukan dengan
mengelompokkan dampak penting atas beberapa kelompok menurut
keterkaitannya satu sama lain lalu diurutkan dan ditinjau dari aspek
ekonomi, sosial dan ekologi.
2. Komponen yang dikaji
Pembangunan Resort Green Villa ini bertujuan untuk mendukung
perkembangan kawasan wisata Apparalang yang kaya akan potensi wisata
alam. Dengan dibangunnya Resort Green Villa ini diharapkan dapat
mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi warga sekitar melalui
sektor pariwisata.
1. Lokasi

: Kawasan Dataran Tinggi Apparalang, Desa

Ara, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.


2. Status
: Direncanakan untuk pembangunan Resort
Green Villa
3. Dimensi Bangunan
4. Kondisi Lahan

: Terdiri lebih dari 200 kamar


: Dataran Tinggi Apparalang, Agak Terjal

dengan ketinggian 300 meter diatas permukaan laut


5. Sumber Material
: Semen, Beton, Batu, Bata
6. Sumber Dana
: Swasta
7. Kondisi lingkungan sekitar rencana pembangunan Resort Green
Villa berupa kawasan wisata Apparalang, kawasan hutan konservasi
milik masyarakat Ara, terdapat laut lepas yang menyajikan fanorama
yang sangat indah. Warna laut yang eksotik dengan perpaduan warna

hijau biru merah menambah keindahan laut ini yang dapat


memanjakan mata.
8. Dilihat dari kondisi tanahnya, lokasi rencana pembangunan ini berada
pada kawasan dengan tanah rawan bencana longsor dan erosi,
terutama pada kawasan berbukit dengan kemiringan relatif agak terjal.
3. Komponen Lingkungan Hidup Potensial Berdampak Penting
Dampak potensial penting lingkungan
a. Kestabilan Geologis
dan Struktur Tanah
Resiko kegagalan Pembangunan Resort Green Villa . Mengingat
lokasi rencana proyek ini berada pada daerah rawan longsor dan erosi.
b. Berkurangnya daerah
resapan air tanah
Daerah lereng dengan ketinggian 800 -2000 meter diatas permukaan
laut biasanya berfungsi sebagai daerah resapan air tanah yang dapat
digunakan dalam ketersediaan air tanah.
c. Kemungkinan rusaknya hutan alam dan hutan konservasi milik
Masyarakat Ara. Kaji kemungkinan kerusakan hutan alam dan hutan
konservasi ini karena lokasi proyek berbatasan dengan kedua hutan
tersebut.
d. Peningkatan pencemaran udara, bising dan getaran.
Kaji potensi pencemaran udara (emisi debu hasil pelaksanaan proyek),
kebisingan dan getaran (penggunaan alat-alat berat).
Dampak Potensial Penting Kesehatan Masyarakat
Perubahan pola penyakit yaitu Kaji potensi dan prediksi perubahan
pola penyakit masyarakat di sekitar lokasi proyek pembangunan Resort
Green Villa terutama yang berhubungan dengan sistim pernafasan.
Dampak Potensial Penting Sosial Ekonomi Budaya
a. Terhambatnya Arus Wisatawan
Kaji potensi terhambatnya arus wisatawan terutama yang menuju
lokasi kawasan Apparalang yang dekat dengan lokasi proyek.
b. Tanggapan dan persepsi nagatif dari masyarakat
Kaji tanggapan dan persepsi masyarakat terhapad rencana
pembangunan Resort Green Villa di kawasan Dataran Tinggi

Apparalang, Desa Ara, Kecamatan Bonto bahari, Kabupaten


Bulukumba.
c. Peningkatan pendapatan masyarakat
Kaji dan prediksi kemungkinan perubahan tingkat pendapatan
masyarakat beserta sumbernya, baik pada tahap prakonstruksi,
konstruksi maupun operasi.
d. Peningkatan konflik
Kaji dan prediksi kemungkinan timbulnya konflik dan perubahan
kondisi keamanan yang bersumber pada pembangunan Resort Green
Villa.
e. Terbukanya lapangan kerja
Kaji dan prediksi kemungkinan terbukanya lapangan usaha baru dan
peningkatan pendapatan masyarakat.
f. Konflik ketenaga kerjaan
Jelaskan penggunaan tenaga kerja local dalam rekruitmen tenaga kerja
yang digunakan dalam kegiatan pembangunan Resort Green Villa di
kawasan Dataran Tinggi Apparalang, Desa Ara, Kecamatan Bonto
bahari, Kabupaten Bulukumba.
4. Penentuan Wilayah Study
Berdasarkan analisis hasil observasi Laporan Tim Teknis dan
pemrakarsa Kegiatan Pembangunan Resort Green Villa di kawasan
Dataran Tinggi Apparalang, Desa Ara, Kecamatan Bonto bahari, Kabupaten
Bulukumba. Menetapkan batas-batas studi supaya pada pelaksanaannya
menjadi fokus, tepat dan efektif. Batas wilayah ini yang digunakan untuk
menentukan titik-titik sampel dalam pengumpulan data primer dan sekunder
untuk kebutuhan penelitian, pengkajian dan prediksi dampak. Penentuan
titik-titik sampel harus dalam batas wilayah studi yang dimaksud sebagai
berikut:
a. Batas Proyek
Dikonsentrasikan pada lokasi pembangunan Resort Green Villa
maupun pada prasarana dan sarana penunjang untuk penyediaan
material pembangunan Resort dengan jarak memadai dari kegiatan atau
aktifitas fisik pada masing-masing komponen kegiatan.
b. Batas Ekologis
Mempertimbangkan keberadaan berbagai badan air (Daerah Aliran
Sungai = DAS) disekitar lokasi. Juga mempertimbangkan arah angin

dominan

melalui

memperkirakan

kajian
dampak

Wind

Rose

penyebaran

di

sekitar
emisi

lokasi
debu.

guna
Serta

mempertimbangkan letak atau lokasi hutan konservasi milik Perhutani


yang berbatasan dengan batas proyek pembangunan tersebut.
c. Batas Sosial
Difokuskan langsung pada pemukiman penduduk yang dekat
dengan lokasi proyek pembangunan.
5. Dampak penting terhadap komponen vegetasi (Pohon, Semak,
Herba)

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Kawasan
Pantai Apparalang memiliki potensi yang sangat besar sebagai kawasan
wisata yang bertaraf nasional, salah satunya adalah pembangunan Green Villa
Namun untuk mewujudkannya kita perlu memikirkan dengan matang tentang
dampak yang dapat ditimbulkan dalam pembangunan ini. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengikuti pedoman AMDAL.
B. Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya untuk lebih baik dan teliti dalam
pengambilan data, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

Andi, Hamzah. 2005.Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika: Jakarta


Daud Silalahi, M. 1995. AMDAL dalam Sistem Hukum Lingkungan di Indonesia,
Penerbit Alumni: Bandung
Mas Achmad Santoso, 2001 :Good Government dan Hukum Lingkungan,
Penerbit ICEL
Otto Soemarwoto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan,
Djambatan: Jakarta,
R.M. Gatot P. Soemartono. 1996. Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika:
Jakarta
Soerjono Soekanto.1983. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.
CV Rajawali: Jakarta,
Suparto Wijoyo. 2004. Hukum Lingkungan: Kelembagaan Pengelolaan
Lingkungan Di Daerah, Airlangga University Press: Surabaya
Takdir Rahmadi. 2011.Hukum Lingkungan di Indonesia, Rajawali Press: Jakarta

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula
penulis mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa ummat islam ke jalan yang diridhoi Allah SWT.Dalam penyelesaian
laporan AMDAL yang berjudul Analisis Potensi Dampak Pembangunan terhadap

Lingkungan pada Kawasan Objek Wisata Apparalang, Desa Ara, Kecamatan


Bonto Bahari, Bulukumba, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini perkenankan penulis
untuk mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. DR. Ir. Muh. Wiharto, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan dan motivasi yang
membangun kepada penulis hingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik.
2. Kepada teman-teman kelompok 1 atas kerja kerasnya dan semua dukungan, sehingga
laporan ini dapat terseleaikan.
3. Kepada sahabat-sahabat, teman seperjuangan, serta pihak-pihak lain yang tak sempat
disebutkan namanya satu per satu atas semua dukungan yang telah diberikan penulis
mengucapakan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai