BAB II Revisi
BAB II Revisi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Lansia
2.1.1 Batasan Lansia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
a) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b) Lanjut usia (elderly) antara 60 74 tahu
c) Lanjut usia tua (old) antara 75 90 tahun
d) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
2.1.2 Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa
dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara
biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran
secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang
mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk,
gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional
meningkat dan kurang gairah.
Meskpun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi
tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat.
Sehat dalam hal ini diartikan:
a) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
b) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,
c) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo,
1996)
Akibat
perkembangan
usia,
lanjut
usia
mengalami
perubahan-
perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terusmenerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang
berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh
Sunyoto (1994) menyebutkan masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu:
a) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang
lain,
b) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam
pola hidupnya,
c) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
meninggal atau pindah,
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesiesspesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul-molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari
sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
2) Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel sel tubuh lelah (rusak)
3) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4) Teori immunology slow virus (immunology slow virus theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ tubuh.
b) Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
c) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak
dapat regenerasi.
d) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.
e) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
f) Teori kejiwaan social
1) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia
berangsur-angsur
mulai
melepaskan
diri
dari
kehidupan
dengan
pencapaian
dan
melembaganya
kegiatan
pembinaan
kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan khusus :
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
2)
3)
4)
5)
masyarakat individualistik.
6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
2.1.5
2.1.6
e. Lingkungan
f. Stres
Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
a. Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim
organ
tubuh,
penglihatan,
diantaranya
kardiovaskuler,
sistim
pernafasan,
sistem
pendengaran,
pengaturan
tubuh,
terintegrasi
dalam
Zentner, 1970)
Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia
Menurut the National Old Peoples Welfare Council , dikemukakan 12
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001)
2.2.2 Klasifikasi Tekanan Darah
Sejak lebih dari tiga dasawarsa, NHLBI (National Heart, Lung, And Blood
Institute) telah bekerja sama dengan NHBPEP (National High Blood Pressure)
dalam menyusun suatu guideline penanganan hipertensi secara global yang
termaktub dalam JNC (Joint National Commitee on the prevention, detection,
evaluation and treatment of high blood pressure). Sejak tahun 2003`, telah
dipublikasikan JNC 7 yang merevisi JNC 6 (1997) dengan konten yang lebih
sempurna, ringkas dan jelas. Selain itu, juga didukung oleh data-data terbaru (19972003) yang diambil dari hasil percobaan klinik serta observasi.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style),
faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan
(jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor
tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat
kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan
faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan
faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan
dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga
sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini maka cara pandang kita
terhadap
kesehatan
juga
mengalami
perubahan.
Apabila
dahulu
kita
derajat
kesehatan
individu
ataupun
masyarakat
(SKM
dan
masyarakat).
Dengan demikian konsep paradigma sehat Hendri L. Blum memandang
pola hidup sehat seseorang secara holistik dan komprehensif. Masyarakat yang
sehat tidak dilihat dari sudut pandang tindakan penyembuhan penyakit melainkan
upaya yang berkesinambungan dalam menjaga dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam hal ini
memegang kendali dominan dibandingkan peranan dokter. Sebab hubungan dokter
dengan pasien hanya sebatas individu dengan individu tidak secara langsung
menyentuh masyarakat luas. Ditambah lagi kompetensi dalam memanagement
program lebih dikuasai lulusan SKM sehingga dalam perkembangannya SKM
menjadi ujung tombak program kesehatan di negara-negara maju.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia justru, paradigma sakit yang
digunakan. Dimana kebijakan pemerintah berorientasi pada penyembuhan pasien
sehingga terlihat jelas peranan dokter, perawat dan bidan sebagai tenaga medis dan
paramedis mendominasi. Padahal upaya semacam itu sudah lama ditinggalkan
karena secara financial justru merugikan Negara. Anggaran APBN untuk pendanaan
kesehatan diIndonesiasemakin tinggi dan sebagian besar digunakan untuk upaya
pengobatan seperti pembelian obat, sarana kesehatan dan pembangunan gedung.
7
kekurangan
wilayahIndonesiapotensial
gizi.
Padahal
sebagai
lahan
dari
hasil
pangan
penelitian
dan
membuktikan
perternakan
karena
kesehatan
juga
menunjang
derajat
kesehatan
terutamanya
daeraha
yang
miskin
dan
tingkat
pendidikan
10
2.3 Penatalaksanaan
Pengetahuan tentang perjalanan penyakit dan faktor-faktor
yang
data/
keterangan
bersumber
hasil
analisis/
pengamatan/
penelitian
ialah
faktor
penyebab,
lingkungan
dan
pejamu.
Langkah
11
untuk
memberikan
bantuan,
bimbingan
pengawasan,
12
13
14
2.5.4
15
posyandu,
Lansia
akan
mendapatkan
penyuluhan
tentang
yang
melekat
pada
mereka.
Dengan
pengalaman
ini,
16
kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi
dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
2.5.7 Jenis Pelayanan Kesehatan
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu
Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat.
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus).
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal.
17
18