Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT MALARIA DAN CARA MENCEGAHNYA

15Share

Ciri-ciri Plasmodium
Dengan hasil penelitian dari Alphonse Laverans seorang sarjana Perancis, maka
perkiraan yang mengenai malaria lambat laun mulai sirna. Pada mulanya orang mengira
penyakit malaria itu dikarenakan oleh keadaan udara buruk dan malaria itupun diambil
dari pengerian tersebut yaitu dari kata Mala dan Aria.
Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai ciri-ciri
bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak dengan perantaraan sporaspora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu :
1.
hidup sebagai parasit
2.
tidak mempunyai alat untuk bergerak.
3.
Pembiakan dengan pembentukan spora.
4.
Tidak ada Vakuola kontraktil
Bila dilihat dari ordonya, maka plasmodium ini termasuk kedalam Haemosporodia yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
mempunyai spora yang hidup didalam darah
2.
jaringan parenkim pada burung dan mamalia.
3.
Tidak membuat spora yang resisten.
Menurut Norman D. Levine ( 1990 : 83 ), anggota plasmodium ini serupa dengan
coccidia klasik, tetapi perbedaannya mereka memasuki eritrosit, bukan memasuki sel
usus. Mereka menghasilkan sejumlah mikrogamet yang tidak banyak (biasanya dengan
flagella tunggal bukan sejumlsh besar mikrogamet dengan 2/3 flagella. Merozoit
mempunyai seluruh organel dari kelompok apikal, kecuali homoid, tetapi 24-26
mikrotubulus sub pelikuler dan 2 roptri, generasi merozoit terdapat dalam jumlah yang
terhitung besarnya.
Plamodium berparasit bukanlah pada organ-organ tubuh, seperti tangan, kaki, telinga
dan organ lainnya, tetapi plasmodium ini berparasit pada darah manusia ( eritrosit ),
plasmodium ini mempunyai ukuran tubuh yang lebih kurang 5 (mikron), reproduksi
yang dilakukannya bisa terjadi secara generatif dan juga bisa dilakukan secara vegetatif.
Secara vegetatif / aseksual plasmodium berkembangbiak dengan sporulasi dan terjadi
pada insekta.
Perkembangan fase sporogoni hampir selalu terjadi pada tubuh nyamuk, tetapi pada
beberapa kadal, ditularkan oleh lalat pasir. Genus Plasmodium dapat dikelompokkan
menjadi 11 sub genus dan beberapa sub spesies terdapat dalam kelompok-kelompok ini,
lebih dari 100 spesies plasmodium hidup sebagai parasit pada vertebrata, terutama
mamalia dan aves ( burung ).
( Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble, 1989 : 198 )

Plasmodium ini bukan hanya menyerang hewan pada daerah tertentu saja seperti hanya
didaerah sedang saja, di daerah panas saja, ataupun didaerah dingin saja, tetapi
plasmodium ini menyerang orang di semua daerah baik daerah panas, daerah sedang
maupun daerah dingin. Dari hasil penelitian Plasmodium sp yang menyerang orangorang didaerah subtropis dan derah sedang atau daerah dingin ternyata bersifat fatal
daripada jika menyerang orang-orang dari daerah tropik.
Keparasitan Plasmodium bukan hanya pada sebagian dari hidupnya, seperti hanya pada
waktu mudanya saja, atau pada waktu dewasanya saja yang parasit tetapi plasmodium
ini berparasit pada inang selama hidupnya sebagai parasit.
Bila kita mengadakan pemeriksaan terhadap plasmodium ini yaitu dengan cara
mengambil darah orang yang terkena penyakit malaria, maka terlihat plasmodium ini
berbentuk cincin didalam eritrosit ( sel darah merah ) dan dipinggir cincin terlihat inti.
Bentuk cincin adalah bentuk malaria muda, tetapi kalau sudah dewasa bentuknya
berubah menjadi bundar dengan inti terdapat didalamnya. Kalau lebih tua lagi akan
menjadi bentuk membagi diri, jika telah cukup umurnya akan pecah menjadi beberapa
bagian peristiwa ini dinamakan dengan sporulasi. Dengan pecahnya bentuk membagi
diri, eritrosit turut pecah dan akan tersebar racun-racun kuman dalam peredaran darah.
Sesudah terjadi sporulasi, bagian-bagian kecil ini dinamakan merozoit yang masuk
kedalam eritrosit baru, didalam eritrosit baru merozoit berbentuk cincin lagi, proses
seperti ini dinamakan siklus berjenis. Bentuk dewasa dari plasmodium, ada yang
berubah manjadi :
Mikrogamet, jenis jantan dengan inti besar tetapi badan kecil.

Makrogamet, yaitu jenis betina, bentuk hampir semua bundar akan tetapi sedikit
lebih besar atau intinya besar.
( Syamsunir Adam, 1992 : 67-68 )
Plasmodium dapat digolongkan kedalam endoparasit dimana terdapat dalam sel darah
merah dalam saluran darah tetapi stadium-stadium tertentu hidup diluar saluran darah
yang tersebut dengan stadium ekstraeritrositer, tetapi masih dalam sel-sel jaringan
tubuh. Kita mungkin mengira hanya kita yang dirugian oleh plasmodium ini, yaitu
dengan perantaraan nyamuk sehingga menyebabkan penyakit malaria, tetapi ternyata
nyamuk pun bisa ikut terkena serangan dari plasmodium ini, Seperti yang dikemukakan
oleh Mukayat D. Brotowidjoyo (1987), bentuk aseksual terdapat sebagai parasit dalam
eritrosit manusia dan burung, bentuk seksual terdapat dalam tubuh nyamuk Anopheles
sp, bentuk seksual itupun hidup sebagai parasit, dan nyamuk dapat mati karena
serangan dari plasmodium.

Plasmodium juga disebut parasit stasioner primer, disebut begitu karena plasmodium
selama hidupnya selalu berada dalam tubuh inang. Pada waktu sporulasi suhu badan
penderita malaria meninggi dan menderita malaria bisa terjadi kekurangan darah, hal
ini disebabkan oleh karena plasmodium menyerang dan merusak butir-butir darah
merah, karena itulah maka penderita penyakit malaria kekurangan darah.
Macam-Macam plasmodium
Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia, yaitu :
1.
Plasmodium vivax, menyebabkan penyakit malaria tertiana, merupakan
penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia.

2.
Plasmodium malariae, menyebabkan penyakit malaria quartana,
menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
3.
Plasmodium falciparum, menyebabkan penyakit malaria tropik,
merupakan malaria yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal.
Antara spesies-spesies plasmodium tersebut ada perbedaan morfologi dan interval
waktu yang dipergunakan didalam siklus schizogoni yang berlangsung. Plasmodium
tidak hanya terbatas pada jenis diatas, karena masih banyak jenis plasmodium yang lain
tetapi hanya menyerang hewan lain selain manusia,
seperti : Plasmodium brasilianum, yang terdapat pada kera, Plasmodium knowlesei,
Plasmodium gallinarium dan masih banyak lagi.
Nyamuk Anopheles
Anopheles adalah salah satu dari 3 jenis nyamuk yang ada, dua diantaranya yaitu
nyamuk jenis culex dan aedes
Menurut Maskoeri Jasin ( 1992 : 230 )ciri-ciri umum nyamuk yaitu:

mempunyai tubuh yang langsing.

proboscis panjang, pada hewan betina menusuk

sayap mempunyai rumbai sisik.

larva mempunyai kepala besar.

abdomen panjang

bernapas dengan siphon dan hidup pada berbagai air.

hewan betina dewasa mengisap darah aves (burung), mamalia termasuk juga
manusia.

jumlah sangat besar dan menyebarkan beberapa jenis penyakit.


Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa nyamuk yang menghisap darah
manusia adalah nyamuk dengan jenis betina, karena yang jantan pada umumnya hanya
menghisap cairan-cairan yang terdapat pada tubuhan saja, dari keterangan diatas juga
telah disebutkan bahwa nyamuk ini mempunyai jumlah yang sangat besar sehingga
menyebabkan penyakit yang juga luas dampaknya.
Menurut Elmer R. Noble dan Glenn A.noble (1989 :748), ciri-ciri Anopheles yaitu :

telur dengan pengapung dan diletakkan diair.

larva istirahat sejajar dengan permukaan air.

pupa : lebih banyak bagian badan yang bersinggungan dengan permukaan air.
- corong udara pendek dan melebar.
- Spin kecil disamping abdomen.
- Segmen-segmen basal abdomen menempel erat dengan kepala dan toraks.

dewasa
1) Jantan : Palpus membesar diujung seperti pemukul.
2) Betina : sayapnya bisa bercak-bercak, palpus panjang, skutelum bulat telur.

Posisi istirahat, tegak lurus dengan membentuk sudut 45o.


Dari penjelasan sebelumnya telah diketahui bahwa jenis nyamuk Anopheles mempunyai
jumlah yang tergolong besar. Keadaan ini ditambah lagi dengan kemampuan Anopheles
pergi sampai sejauh 1 mil dari tempat semula, dengan begitu jenis nyamuk ini
menyebarkan penyakit malaria ke orang lain dengan jumlah yang tidak sedikit. Seperti
yang dikemukakan oleh Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble ( 1989 : 198 ) diantara
penyakit pada manusia, malaria merupakan salah satu penyakit yang tersebar luas,
paling dikenal dan paling banyak menimbulkan kematian.

Siklus hidup dari penyakit malaria ini adalah sebagai berikut : nyamuk anopheles betina
yang mengandung bibit penyakit, menyerang manusia yang sehat, segera sporozoit
memasuki sel-sel parenkim limpa, bentuk seperti amoeba yang disebut dengan
trophozoit memasuki sel-sel darah dan mengadakan pembelahan, tiap trophozoit
berubah menjadi schizon, mengadakan pembelahan berubah menjadi 6 36 anak yang
disebut dengan merozoit.
Pembelahan thropozoit menjadi merozoit terjadi didalam eritrosit ( sel darah merah).
Pada sel darah merah yang mengandung merozoit pecah hingga merozoit menyebar
dalam plasma darah setelah lebih kurang 10 hari jumlah parasit cukup banyak, malah
pada saat merozoit lepas dari sebuah sel eritrosit yang sudah pecah akan menimbulkan
demam pada penderita (hospes), hal ini dikarenakan tersebarnya toksin yang disebarkan
oleh Plasmodium malariae. Terjadinya tergantung pada jenis plasmodiumnya. Seperti
Plasmodium vivax, yang menyebabkan penyakit malaria tertiana, dengan demam 48 jam
sekali, Plasmodium malariae dengan demam 72 jam sekali. Dan Plasmodium falciparum
yang menyebabkan malaria tropika dengan demam satu kali sehari ( tidak menentu ).
Setelah schizogony beberapa merozoit menjadi gametocyt, tetapi gamet tersebut tidak
akan mengalami perubahan selama dalam tubuh manusia, akan tetapi bila gamet
tersebut terhisap oleh nyamuk Anopheles dan masuk kedalam perut, gametocyt akan
berubah sebagian menjadi microgamet, 2 gametocyt yang berbeda jenis akan
mengadakan peleburan menjadi zigot, selanjutnya didalam tubuh menjadi ookinet yang
menembus dinding pencernaan, masuk dalam rongga tubuh, dalam pertumbuhan
selanjutnya ookinet menjadi oocyst, biasanya seekor nyamuk betina mengandung 50
500 oocyst. Dalam 6 7 hari oocyst membelah diri, sporogony menjadi seribu sporozoit
dan selanjutnya dalam kelenjar ludah menunggu pemindahan masuk ketubuh manusia
lain. ( Maskoeri Jasin, 1992 : 75 ).
Berbagai tindakan yang dapat dilakukan agar terhindar dari bahaya penyakit malaria,
yaitu :

pada larva : yaitu dengan cara menyingkirkan / memodifikasi habitat-habitat


larva, juga melakukan pemberantasan habitat larva dengan insektisida.

Pada dewasa : pencegahan dapat dilakukan dengan cara menggunakan pakaian


pelindung, penggunaan kelambu, penggunaan lotion penolak nyamuk serta penggunaan
insektisida.

Anda mungkin juga menyukai