BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
22
kepada komunikan. Jadi analisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek,
pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol).
Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah
bahasa.
Pikiran dan perasaan sebagai isi pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan selalu menyatu secara terpadu; secara teoritis tidak mungkin
hanya pikiran saja atau perasaan saja, masalahnya mana diantara pikiran dan
perasaan yang dominan. Yang paling sering adalah pikiran yang dominan;
jika perasaan yang mendominasi pikiran hanyalah dalam situasi tertentu,
misalnya suami sebagai komunikator ketika sedang marah mengucapkan
kata-kata yang menyakitkan.
Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai
suatu pesan yang di sampaikan oleh komunikator dan di terima oleh
komunikan. Jika tidak terjadi kesamaan makna antara kedua aktor
komunikasi (communication actor), yakni komunikator dan komunikan itu,
dengan kata lain komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya maka
komunikasi tidak akan terjadi. Dengan rumusan lain, situasi tidak
komunikatif.
Schramm menyatakan bahwa field of experience atau bidang pengalaman
merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila
pengalaman komunikator sama dengan pengalaman komunikan, komunikasi
akan berlangsung lancar. Sebaliknya, jika pengalaman komunikan tidak sama
dengan pengalaman komunikator,akan timbul kesukaran untu mengerti satu
23
sama lain; dengan perkataan lain situasi menjadi komunikatif; atau dengan
rumusan lain disebut misscommunication (miskomunikasi). Dan masih
banyak lagi faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya miskomunikasi
atau komunikasi yang salah itu.
24
25
komunikasinya itu berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan
baliknya itu positif atau negatif. Bila positif ia patut gembira,
sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga ia harus
mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai
menimbulkan umpan balik positif. . (Effendy, 2000:28)
2.2 Tinjauan Umum tentang Komunikasi Massa
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Bittner seperti dikutip oleh Jalaluddin
Rakhmat mass communication is messages communicated through a mass
medium to a large number of people (komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). (Rakhmat
2003:188)
Menurut Gerbner seperti dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat, mass
communication is the technologically and institutionally flow of message in
industrial societies (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling
luas dimiliki orang dalam mayarakat industri). (Rakhmat 2003:188)
Komunikasi massa (mass communication) ialah komunikasi melalui media
massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas,
siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang
dipertunjukan di gedung bioskop.(Effendy, 2000:79)
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan
media.
Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih sukar daripada
komunikasi pribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada
ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa
menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara
pribadi. Seorang komunikator melalui media massa yang mahir adalah
seseorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan
26
27
28
melakukan
siarannya,
radio
menyusun
acara-acara
yang
29
30
31
32
pengalaman
komunikator
sama
dengan
bidang
pengalaman
33
menjadi
tidak
komunikatif;
atau
dengan
rumusan
lain
terjadi
misscommunicatio.
Komunikator yang memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung
berkomunikasi dengan efektif karena ada ketertarikan komunikan kepada
komunikatornya disebabkan adanya kesamaan itu. Jika komunikator dan
komunikan memiliki kesamaan persepsi mengenai sikap dan kepercayaan
terhadap suatu persoalan maka akan lebih mudah untuk memecahkannya
karena mempunyai keinginan dan harapan yang sama pula dalam memandang
persoalan itu.
Komunikator yang memiliki kredibilitas yang tinggi selalu memperhatikan
pesan yang akan disampaikannya dan selalu berubah dalam menyampaikan
pesannya karena senantiasa di sesuaikan dengan sifat dan kedudukan
komunikannya. Apabila komunikasi yang dijalankan komunikator telah
berjalan dengan efektif, maka pesan yang disampaikan komunikator akan
menimbulkan perubahan sikap dan perilaku dalam diri komunikan.
Berdasarkan uraian diatas maka disimpilakn bahwa komponen kredibilitas
yang paling penting adalah keahlian dan kepercayaan. Seorang komunikator
harus bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan
komunikan. Seorang komunikator yang sukses dalam menyampaikan
pesannya yaitu apabila komunikator tersebut mampu menyampaikan pesan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan komunikannya. Dengan demikian
komunikasi yang dilakukannya berjalan dengan efektif.
34
35
4. Pesan suatu komunikasi dipengaruhi juga oleh faktor sense of selectivity dari
komunikan, yaitu sejauh manakah pesan tersebut menguntungkan atau
merugikan bagi kepentingan dirinya.
Menurut Wilbur Schramm yang dikutip Onong Uchjana Effendy (2000 :
41-41) menampilkan apa yang ia sebut the condition of success in
communication, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar
suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki :
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat
menarik perhatian komunikan
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman
yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama
mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi
yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia
digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
2.4.3 Minat Pelanggan
Menurut Lew Hann seperti yang dikutip oleh Onong sukses yang besar
yang diperoleh suatu perusahaan ialah mendapatkan pelanggan, bukan
penjualannya itu sendiri. Setiap barang dapat saja dijual untuk satu kali
kepada seorang pembeli, akan tetapi sebuah perusahaan dikatakan sukses kalau
bisa menngkatkan jumlah pelanggannya yang membeli berulang kali( Effendy,
1993:150) .
Pelanggan merupakan orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang
atau suatu organisasi yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa dan hanya
mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka.
(Tjiptono dan Anastasia, 1998:105).
36
37