I. IDENTITAS PENDERITA
Nama pasien
:
Umur
:
Jenis kelamin
:
BB
:
Status gizi
:
Anak ke
:
An. N
11 bulan
Perempuan
8,3 Kg
Gizi Cukup
3 dari 3 bersaudara
Nama ayah
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
:
:
:
:
Tn. D
41 tahun
STM
Swasta
Nama ibu
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
:
:
:
:
Tn. S
40 tahun
SMA
PNS
Alamat
MRS
:
:
II. ANAMNESA
KELUHAN UTAMA : Panas
RPS :
Panas sudah 10 hari, saat pertama MRS panas hari ke-3. Panas terusmenerus dan pada malam hari suhu tubuh lebih tinggi. Panas sudah diobati
dengan sanmol, panas sempat turun tetapi kemudian naik lagi, menggigil
disangkal, mengigau disangkal, kejang (-).
1
Muntah (+) saat hari pertama panas, muntah tiap kali selesai minum.
Konsistensi muntahan berupa bahan yang diminum.
Didapatkan keterangan dari ibu penderita, bahwa anak juga diare. Diare
(+) saat panas hari ke-3. BAB > 3 kali/hari, dengan jumlah sedikit-sedikit
tiap kali BAB, konsistensi lembek, warna kuning, bau (+) seperti BAB
biasa. Kembung (-).
BAK lancar, warna kuning jernih, jumlah seperti biasa (tidak berkurang).
Batuk sejak panas hari ke-3 (selama 7 hari). Batuk disertai dahak, warna
bening. Riwayat ada anggota keluarga yang batuk disangkal oleh ibu
III.PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang/ CM/ Gizi Cukup
Vital Sign
:
o Nadi
: 186 x/menit
o RR
: 52 x/menit
o t ax
: 40 C
o BB
: 8,3 Kg
K/L
2
Kalium
Natrium
Chlorida
:144
:127
: 4,4 mmol/l
mmol/l
mmol/l
Imuno-serologi (21-10-2010)
-
:6
o 4
o 6-10
: positif lemah
: positif ( indikasi kuat infeksi demam tifoid)
UL (21-10-2010)
-
Bj
PH
Nitrit
Protein
Glukosa
Keton
Urobilin
Bilirubin
Sedimen ery
Leko
Cylind
Epithel
Bact
Crystal
Lain-lain
: 1.010
: 6,5
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: 0-1
: 0-1
: negatif
:1-2
: negatif
: negatif
: negatif
V. RESUME
An. N, Umur 11 bulan, Perempuan, BB 8,3 Kg. Keluhan utama Panas. Panas
sudah 10 hari, Panas terus-menerus dan pada malam hari suhu tubuh lebih
tinggi, sudah diobati dengan sanmol, panas sempat turun tetapi kemudian naik
lagi. Muntah (+) saat hari pertama panas, muntah tiap kali selesai minum.
Konsistensi muntahan berupa bahan yang diminum. Diare (+) saat panas hari
ke-3. BAB > 3 kali/hari, dengan jumlah sedikit-sedikit tiap kali BAB,
konsistensi lembek, warna kuning, bau (+) seperti BAB biasa. Batuk sejak
panas hari ke-3 (selama 7 hari). Batuk disertai dahak, warna bening. Nafsu
makan menurun, tetapi minumnya banyak. Anak rewel sejak awal demam.
Ada penurunan BB dari 10 Kg menjadi 8,3 Kg.
RPD : Pasien pernah 1x MRS karena panas dan diare 3 bulan yang lalu.
R. MAKANAN
:
o Lahir sampai usia 5 bulan
: anak mendapatkan ASI dan susu
formula.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Vital Sign
o Nadi
o t ax
K/L
:6
VI. DIAGNOSA
Demam tifoid
VII.
PLANNING DIAGNOSA
-
TES TUBEX
Uji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam
tifoid dengan mendeteksi antibodi spesifik terhadap komponen antigen S. typhi
maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Volume darah yang diperlukan untuk uji
serologis ini adalah 1-3 mL yang diinokulasikan ke dalam tabung tanpa
antikoagulan. Beberapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid ini
meliputi : (1) uji Widal; (2) tes tubex; (3) metode enzyme immunoassay (EIA); (4)
metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA); dan (5) pemeriksaan
dipstik. Metode pemeriksaan serologis imunologis ini dikatakan mempunyai nilai
penting dalam proses diagnostik demam tifoid. Akan tetapi masih didapatkan
adanya variasi yang luas dalam sensitivitas dan spesifisitas pada deteksi antigen
spesifik S. typhi oleh karena tergantung pada jenis antigen, jenis spesimen yang
diperiksa, teknik yang dipakai untuk melacak antigen tersebut, jenis antibodi yang
digunakan dalam uji (poliklonal atau monoklonal) dan waktu pengambilan
spesimen (stadium dini atau lanjut dalam perjalanan penyakit).
Tes tubex merupakan tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif yang
sederhana dan cepat (kurang lebih 2 menit) dengan menggunakan partikel yang
berwarna untuk meningkatkan sensitivitas. Spesifisitas ditingkatkan dengan
menggunakan antigen O9 yang benar-benar spesifik yang hanya ditemukan pada
Salmonella serogrup D. Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut karena
hanya mendeteksi adanya antibodi IgM dan tidak mendeteksi antibodi IgG dalam
waktu beberapa menit.
Secara imunogenic, antigen O9 adalah imun yang dominan dan kuat.
Berbeda dengan antigen kapsular (Vi) dan antigen flagellar adalah timusindependen tipe II yang alami dan imunogenik yang sedikit pada bayi. Antigen O9
(atau LPS secara umum) adalah tipe timus-independen tipe I, imunogenik pada
bayi, dan sel B mitogen yang poten . Hal ini dapat merangsang sel B tanpa
bantuan sel T (seperti antigen protein). Akibatnya, respon anti-O9 bisa cepat. Hal
ini penting, karena antigen O9 membentuk pertahanan host pertama. Untuk alasan
itulah, Tubex mendeteksi antibodi IgM tetapi tidak IgG.
Test pack meliputi:
6
Jika serum negatif untuk antibodi O9, maka antibodi yang dilapisi
partikel indikator akan mengikat antigen yang dilapisi partikel
magnetik. Ketika magnet diberikan, maka partikel magnetik akan
mengendap pada dasar tabung bersama dengan indikator biru yang
terikat dengan partikel. Akibatnya warna merah yang tersisa dalam
larutan.