PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit
diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat.
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, di hadapkan kepada
resiko terinfeksi. Selain itu petugas kesehatan yang melayani mereka dan staf
pendukung semuanya dihadapkan kepada resiko terinfeksi yang secara potensial dapat
membahayakan jiwa.
infeksi nosokomial. Infeksi paling sering berasal dari alat/ prosedur operasi. Sumber
infeksi lainnya bisa berasal dari tangan dokter, perawat dan pengunjung, alat alat
medis dan penggunaan Antibiotik yang tidak rasional (Depkes RI, 2003). Ruang rawat
inap sebagai salah satu fasilitas pelayanan rumah sakit tidak terlepas sebagai sumber
infeksi nosokomial. Hal ini disebabkan karena perawatan pasien melibatkan banyak
pihak seperti dokter, perawat, peralatan medis serta petugas yang bekerja di kawasan
rawat inap menjadi perantara terjadinya infeksi silang antara pasien yang satu dengan
pasien yang lainnya. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
adalah dengan melakukan tindakan pencegahan infeksi yaitu dengan kewaspadaan
standart dan kewaspadaan transmisi (Depkes RI,2007).
Tindakan perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
pengetahuan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam menumbuhkan
kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku sehingga dapat dikatakan
bahwa pengetahuan merupakan stimuli terhadap tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2007). Peningkatan pengetahuan merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas
peneraparan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. Jika kualitas penerapan
tindakan pencegahan infeksi nosokomial meningkat maka jumlah kasus penyakit
karena infeksi nosokomial berkurang.
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di
negara miskin dan negara yang sedang berkembang. Penyebab utama infeksi
januari sampai bulan Juni tahun 2010 diperoleh data kejadian infeksi nosokomial ada
23 orang yang meliputi kejadian plebitis ada 3 orang, kejadian dekubitus ada 11 orang
dan kejadian reaksi tranfusi ada 9 orang. Jika di lihat dari data tersebut maka
kemungkinan besar perawat di RSUD Kraton Pekalongan dapat tertular ataupun
menularkan penyakit. Hal ini disebabkan karena
keperawatan kepada pasien, perawat akan kontak langsung dengan cairan tubuh
ataupun darah pasien . Tangan merupakan salah satu media penularan yang paling
efektif untuk timbulnya infeksi nosokomial. Penggunaan sarung tangan yang steril dan
mencuci tangan yang benar sangat dianjurkan, karena tidak menutup kemungkinan
terdapat mikroorganisme-mikroorganisme penyebab infeksi yang tidak dapat dengan
mudah disingkirkan dengan mencuci tangan saja.
Perawat yang bekerja di ruang rawat inap dituntut untuk memiliki pengetahuan
yang memadai dan menerapkan tindakan pencegahan infeksi.
terjadinya
Untuk mencegah
melakukan tindakan
RI,2003).
Di RSUD Kraton Pekalongan standar operasional berfungsi untuk mengontrol
tindakan keperawatan, diantaranya adalah tindakan yang berhubungan dengan
pencegahan infeksi nosokomial. Tindakan pencegahan infeksi nosokomial di rumah
sakit meliputi cuci tangan dengan tehnik yang benar, pemakaian alat pelindung diri
yang tepat, sterilisasi yang benar dan pembuangan sampah yang baik (Linda
Tietjen,2004).
Penulis menemukan beberapa kejadian di ruangan dimana para perawat belum
seluruhnya melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial sehingga mereka
dapat menularkan ataupun tertular penyakit infeksi. Mereka belum seluruhnya
melakukan cuci tangan dan memakai alat pelindung diri ketika memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Hasil wawancara terhadap10
inap menunjukan bahwa ada 3 perawat yang belum benar benar memahami mengenai
infeksi nosokomial dan bagaimana cara melakukan tindakan pencegahan infeksi
nosokomial. Hal ini terbukti dengan ketidakmampuan perawat untuk menjelaskan
tentang infeksi nosokomial. Dari kondisi tersebut maka penulis bermaksud melakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat tentang infeksi
nosokomial dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial di
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dengan
tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat tentang infeksi
nosokomial dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial.
b. Mendiskripsikan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi
nosokomial
c. Menganalisa hubungan antara pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial
dengan tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial.
D. MANFAAT
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk :
1. Bagi Peneliti
Dengan terselesaikannya penelitian ini bisa menambah ilmu dan pengalaman
bagi peneliti. Selain sebagai bentuk pengaplikasian meteri riset yang sudah di dapat
di bangku perkuliahan dan dapat mengetahui pengetahuan perawat tentang
pencegahan infeksi nosokomial serta tindakan perawat tentang pencegahan infeksi
nosokomial.
2. Bagi Rumah Sakit
Dengan terselesainya penelitian ini penulis berharap penelitiannya mampu
memberikan masukan dan saran pada pihak rumah sakit dalam rangka peningkatan
usaha pencegahan infeksi nosokomial sehingga dapat menekan angka terjadinya
infeksi nosokomial dan mendapatkan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan
tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial.
3. Bagi Institusi
Penelitian ini bisa menambah perbendaharaan UNIMUS tentang riset penelitian
dalam bidang keperawatan serta dijadikan acuan untuk penelitian kedepannya.
E. ORIGINAL PENELITIAN
Tabel 1.1 Original Penelitian
No
1
Judul Penelitian
Perilaku Perawat
Dalam
Pencegahan
Infeksi
Sampel
Sampel yang
diambil
sebanyak 51
perawat yang
Metode
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan
deskriptif.
Hasil
Hasil
penelitian
bahwa masih
ada perawat
Tahun
Yulia Habni
2007.
Nosokomial Di
RSU P Haji
Adam Malik
Medan
ada di RSUP
Haji Adam
Malik Medan.
Pengambilan
sampel dengan
cluster
sampling.
Alat
pengumpul
data adalah
dengan
kuesioner.
Hubungan antara
pengetahuan dan
sikap terhadap
penyakit
HIV/AIDS
Dengan Tindakan
Pencegahan
Resiko
Tertularnya Di
Kalangan Petugas
Pelayanan
Perinatal Di Lima
Rumah Sakit
Pendidikan Dan
Rujukan
Sampel
sebanyak 330
tenaga
kesehatan RSUP
Cipto
Mangunkusumo,
RSUP Sutomo
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan
cross
sectional
survey. Alat
pengumpulan
data dengan
kuesioner
yang tidak
mencuci
tangan
sebanyak 5
%, perawat
yang tidak
memakai
APD
sebanyak
19%, yang
tidak
melakukan
pengelolaan
alat bekas
pakai
sebanyak
15%
Hasil
penelitian
bahwa
pengetahuan
dengan sikap
terhadap
penyakit ada
hubungan
yang positif
hanya pada
petugas
pelayanan
perinatal yang
berpendidikan
perawat / bdn
Fina
Mahardini
2009