Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
(Studi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Ciamis)

SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh
DWI YULIANTI
NIM. 2119100127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2222

UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2014

3333

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran dapat diamati
dari keberhasilan siswa. Keberhasilan siswa tidak hanya dilihat dari pencapaian
prestasi siswa terhadap materi yang dipelajari tersebut melalui hasil tes, akan
tetapi di lihat juga dari pemahaman dan penguasaan materi, serta tingkah laku
dalam proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto
(2010:33) bahwa Keberhasilan itu sendiri dapat dilihat dari tingkah laku siswa,
pemahaman dan penguasaan materi serta pencapaian prestasi yang dapat dilihat
dan perolehan nilai tes.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh kenyataan
bahwa prestasi yang dicapai siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Ciamis pada Mata
Pelajaran Biologi, khususnya dalam materi Klasifikasi Makhluk Hidup masih
rendah. Dari jumlah siswa Kelas VII sebanyak 153 orang yang di bagi ke dalam
tujuh kelas, diperoleh kenyataannya bahwa siswa yang dapat mencapai Nilai
Ketuntasan Minimal (70), hanya sekitar 91 siswa atau 59.47% dari jumlah
keseluruhan siswa Kelas VII. Kesulitan siswa dalam menghadapi pelajaran ini,
dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti penyampaian materi ajar yang kurang
menarik dari guru, keterbatasan waktu, pengelolaan kelas yang kurang
terprogram dan kondisi kelas yang tidak memadai. Hal tersebut akan
mempengaruhi konsentrasi siswa untuk menerima pelajaran. Selain itu, dilihat
dan segi strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih mengikuti

4444

strategi yang pada umumnya, seperti ceramah, tanya jawab dan penugasan, hal
tersebut memberikan situasi yang sama terhadap siswa dan akhirnya
menimbulkan ketidaktanggapan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Suatu kenyataan yang ditemukan oleh penulis saat melakukan wawancara
dengan Guru Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 8 Ciamis, diperoleh
kenyataan bahwa pada saat proses pembelajaran masih ada sebagian siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru, diantara mereka ada yang melamun,
mengobrol dengan teman, melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya
dengan kegiatan belajar di kelas. Jika hal ini dibiarkan dan tidak direspon dengan
cermat, maka hal yang mungkin terjadi adalah ketidaktercapainya kompetensi
yang sudah ditetapkan.
Salah satu hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan adalah strategi pembelajaran yang diterapkan dalam
1
penyampaian materi tersebut. Pemahaman yang diperoleh siswa hanya sebatas
apa yang disampaikan oleh pengajar atau guru, sehingga siswa tidak dapat
mengembangkan materi tersebut lebih luas yang hanya mengikuti langkahlangkah guru tanpa dapat berfikir kreatif. Hal ini mengakibatkan siswa tidak
terbiasa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan kurang perhatian siswa
dalam proses belajar. Implikasi dan keadaan tersebut mengakibatkan minat
belajar siswa dan pemahaman konsep belum dapat tercapai secara optimal.
Dengan demikian, keberhasilan pendidikan tidak bisa hanya dilihat dari
hasil yang diperoleh peserta didik tetapi juga ditentukan oleh proses
pembelajaran yang dilengkapi dengan pendekatan atau strategi yang tepat. Proses

5555

pembelajaran yang harus dilakukan guru adalah proses pembelajaran yang dapat
merangsang

peserta

didik

dapat

bekerjasama

dengan

teman-temannya,

menumbuhkan sikap mandiri, kreatif dan yang tidak kalah pentingnya lagi,
mereka dapat mengaplikasikan materi ajar yang diperoleh di kelas dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat berbaur dengan lingkungan masyarakat.
Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah
strategi belajar berbasis masalah. Strategi belajar berbasis masalah merupakan
strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahanpermasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa
belajar melalui permasalahan-permasalahan.
Boud dan Felleti dalam Wena (2011:91) mengemukakan bahwa Strategi
belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan
membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk
ill-structured atau open-ended melalui stimulus dalam belajar. Strategi
pembelajaran berbasis masalah dapat melatih dan mendorong siswa berpikir dan
bekerja daripada hanya menghafal dan bercerita. Hal tersebut sesuai dengan
rumusan PBL (Problem Based Learning) yang dikemukakan oleh Dutch dalam
(Amir, 2009: 21) bahwa Problem Based Learning mempersiapkan peserta didik
untuk berpikir kritis dan analitis.
Sutrisno (2006:55) menyatakan bahwa Dalam langkah pembelajaran
berbasis masalah terdapat eksplorasi (penjelajahan) yaitu, memberi kesempatan
kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan strategi yang diciptakan
sendiri oleh siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, keunggulan penerapan

6666

strategi pembelajaran ini membuat siswa untuk berpikir termasuk di dalamnya


adalah berpikir kritis sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar. Materi
Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII, memiliki karakteristik materi yang
memerlukan siswa untuk mampu berpikir kritis dan analisis, sehingga dapat
memecahkan permasalahan. Hal ini dianggap tepat dengan penerapan strategi
problem based learning.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Pengaruh Strategi Problem Based Learning
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup (Studi
Ekperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Ciamis).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh penggunaan strategi problem based
learning terhadap hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup?.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut Untuk mengetahui pengaruh strategi problem based
learning terhadap hasil belajar siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup.

7777

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan yang berarti
bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan diantaranya:
1. Manfaat secara teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya teori ilmu pendidikan,
khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
Mata Pelajaran Biologi, khususnya materi klasifikasi makhluk hidup.

8888

2. Manfaat secara praktis


a. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang berarti bagi
peningkatan mutu pembelajaran Biologi di sekolah.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan
mengenai strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) menjadi salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan
menjadi motivasi untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Ringkasan Teoritis
1. Hasil Belajar Siswa

9999

a. Pengertian Belajar

10101010

Menurut Hamalik (2006:27) Belajar merupakan suatu proses,


suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Menurut Pribadi
(2011:12) Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh kemampuan atau kompetensi yang diinginkan.
Melalui

proses

belajar

seseorang

akan

memiliki

pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melakukan sebuah tugas


dan pekerjaan. Smith dan Ragan dalam Pribadi (2011:12) memaknai
Konsep belajar sebagai perubahan yang bersifat relatif permanen dalam
pengetahuan

dan

perilaku

seseorang

yang

di

akibatkan

oleh

pengalaman. Menurut Gage dalam Dahar (1996:11), Belajar dapat


didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Definisi belajar menurut Gagne dalam Dahar (1996:11)
merupakan Suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman yang merupakan interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan
bahwa dalam suatu pembelajaran itu membutuhkan pengalaman sebagai
hasil dari belajar itu sendiri. Slameto (2010:2) menyatakan Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang
6 baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

11111111

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa belajar adalah perubahan kepribadian yang diperolehnya
berdasarkan hasil pengalaman yang mampu mengasilhkan pengetahuan
baru.
b. Hasil Belajar

12121212

Menurut Suprijono (2009:7), Hasil belajar adalah perubahan


perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh
para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
Selanjutnya, menurut pendapat Bakri (2000 : 22) mengemukakan
bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, yang diperoleh dari suatu proses usaha individu dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Merujuk pada pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan suatu acuan dari perubahan perilaku seorang peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar mempunyai peranan
penting dalam proses belajar mengajar karena memberikan informasi
terhadap guru tentang kemajuan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya, informasi tersebut guru
dapat menyusun dan menentukkan langkah-langkah pembelajaran atau
kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, agar siswa bisa lebih memahami
keseluruhan materi pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa,
baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

13131313

Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk


sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat,
dan berpikir. Persepsi menurut Slameto (2010:104) adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.
Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadkan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra
penglihatan, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Dalam pengajaran
guru harus menanamkan pengertian dengan cara menjelaskan materi
pelajaran sejelas-jelasnya, bukan bertele-tele kepada anak didik,
sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi anak didik. Kemungkinan
kecilnya kesalahan persepsi anak bila penjelasan yang diberikan itu
mendekati objek yang sebenarnya.
Ilmu biologi sama halnya dengan ilmu pengetahuan yang lainnya
dibangun oleh konsep, aturan-aturan, fakta-fakta, deskripsi, dan
peristilahan. Sastrawijaya (1998:52) menyatakan bahwa mempelajari
biologi adalah mempelajari teori-teori, fakta-fakta, aturan-aturan,
deskripsi, dan peristilahan biologi. Tetapi pembelajaran biologi tidak
diartikan bahwa didalamnya hanya terdapat keharusan menyampaikan
hukum,

teori,

fakta-fakta,

peristilahan khusus.

aturan-aturan,

deskripsi,

model,

dan

14141414

Dengan pelajaran biologi diharapkan tercapainya sikap positif


pada siswa terhadap dunia spiritual ilmu pengetahuan biologi yang
mendorong siswa untuk mampu berpikir kreatif, mengadakan analisis,
dan memecahkan masalah. Sejalan dengan pandangan konstruktivistik
yang dikemukakan Degeng (dalam Hariun 2003:33), aktivitas belajar
lebih banyak didasarkan pada data primer dan bahan manipulatif dengan
penekanan pada keterampilan berpikir kritis, analisis, membandingkan,
generalisasi, memprediksi, dan menghipotesis.
c. Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar sangat berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dalam sebuah kegiatan belajar
mengajar. Keberhasilan dalam belajar siswa dapat dilihat dari perolehan
hasil belajar siswa. Menurut Taksonomi Bloom dalam Arikunto
(2010:116) bahwa Hasil belajar mencakup pada kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik Lebih jelasnya, ketiga kategori ranah tersebut
dapat diraikan sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
penilaian.
2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah Psikomotor

15151515

Meliputi

keterampilan

motorik,

manipulasi

benda-benda,

menghubungkan dan mengamati.


Dalam hal ini hasil belajar kognitif lebih dominan dibandingkan
dengan afektif dan psikomotor. Namun hasil belajar psikomotor dan
afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran
yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana telah dijelaskan
secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a. Konsep Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

16161616

Strategi
pembelajaran

belajar
dengan

berbasis

masalah

menghadapkan

siswa

merupakan
pada

strategi

permasalahan-

permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain
siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Menurut Boud dan
Felleti dalam Wena (2011, 91) Strategi belajar berbasis masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi
kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured
atau open-ended melalui stimulus dalam belajar.
Arends

dalam

Abbas,

(2000:

12)

menyatakan

strategi

pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran dengan


pendekatan siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang
lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan
kepercayaan diri sendiri.
Hal senada juga dikemukakan Sani (2013:139) sebagai berikut.
Pembelajaran Problem-based learning (PBL) membahas situasi
kehidupan yang ada di sekitar dengan penyelesaian yang tidak
sederhana. Peran guru dalam PBL adalah menyodorkan berbagai
masalah autentik atau memfasilitasi peserta didik untuk
mengidentifikasi
permasalahan
autentik,
memfasilitasi
penyelidikan, dan mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik.

17171717

Strategi ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata


sebagai suatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah,
serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan
pembelajaran ini mengutamakan proses belajar, di mana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai keterampilan
mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di
dalam tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada
masalah.
b. Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah didasarkan atas teori psikologi
kognitif,

terutama

(konstruktivisme).

berlandaskan
Tahap

pertama

teori
yang

Piaget
perlu

dan

Vigotsky

dilakukan

dalam

pembelajaran adalah memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam


kegiatan penyelesaian masalah sehingga mereka akan bertindak aktif
membangun pengetahuannya.
Savoie dan Hughes (Wena, 2011:91) menyatakan bahwa strategi
belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain
sebagai berikut.
1) Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.
2) Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan
dunia nyata siswa.
3) Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan,
bukan di seputar disiplin ilmu.

18181818

4) Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk


dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka
sendiri.
5) Menggunakan kelompok kecil.
6) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah
dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.
c. Tahapan dan Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah
Di samping memiliki karakteristik seperti disebutkan di atas,
strategi belajar berbasis masalah juga harus dilakukan dengan tahaptahap tertentu. Menurut Fogarty dalam Wena (2011, 92) tahap-tahap
strategi belajar berbasis masalah adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Menemukan masalah,
Mendefinisikan masalah,
Mengumpulkan fakta,
Menyusun hipotesis (dugaan sementara),
Melakukan penyelidikan,
Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan,
Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif, dan
Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.

Lebih jelasnya tahapan strategi belajar berbasis masalah dapat di


lihat pada Gambar 1 berikut.

19191919

Menemukan Masalah

MendefinisilanMasalah

Mengumpulkan Fakta
STRATEGI PEMBELAJARAN
MenyusunMASALAH
Hipotesis
BERBASIS

(Dugaan Sementara)

Melakukan Penyelidikan

Menyempurnakan Permasalahan
yang Telah Didefinisikan
Menylinpulkan Alternatif Pemecahan Masalah Secara Kolaboratif

Melakukan Pengujian Hasil (Solusi) Pemecahan Masalah

Gambar 1 Tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah


(Sumber : Wena, 2011 : 93)
Berdasarkan gambar di atas, secara operasional kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran melalui penggunaan strategi pembelajaran
berbasis masalah dapat dijabarkan pada uraian dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kegiatan Guru dan Siswa Selama Proses Pembelajaran

20202020

melalui Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah


Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pembelajaran
1. Menemukan
Memberikan permasalahan yang
Berusaha
menemukan
Masalah
diangkat dan latar kehidupan
permasalahan dengan cara
sehari-hari siswa. Berikan masalah
melakukan kajian dan analisis
yang bersifat tidak terdefinisikan
secara
cermat
terhadap
dengan jelas (ill- defined).
permasalahan yang diberikan.
Memberikan sedikit fakta di
Melakukan analisis terhadap
seputar konteks permasalahan. fakta sebagai dasar dalam
menemukan permasalahan.
2. Mendefinisikan
Mendorong dan membimbingDengan
menggunakan
Masalah
siswa
untuk
menggunakankecerdasan intrapersonal dan
kecerdasan intrapersonal dankemampuan
awal
(prior
kemampuan
awal
(priorknowledge)
berusaha
knowledge) untuk memahamimemahami masalah.
masalah.
Membimbing
siswa
secara
Berusaha
mendefinisikan
bertahap untuk mendefinisikan
permasalahan
dengan
masalah.
menggunakan parameter yang
jelas.
3. Mengumpulkan
Membimbing
siswa
untukMelakukan pengumpulan fakta
Fakta
melakukan pengumpulan fakta. dengan
menggunakan
pengalaman-pengalaman yang
sudah diperolehnya.
Membimbing siswa melakukanMelakukan
pencarian
pencarian
informasi
denganinformasi dengan berbagai
berbagai cara/metode.
cara
serta
dengan
menggunakan
kecerdasan
majemuk yang dimiliki.
Membimbing siswa melakukanMelakukan
pengelolaan/
pengelolaan informasi.
pengaturan
informasi
(information management) yang
telah
diperoleh,
dengan
berpatokan pada:
a. know, yaitu informasi apa
yang diketahui.
b. need to know, yaitu
informasi
apa
yang
dibutuhkan.
c. need to do, apa yang akan
dilakukan dengan informasi
yang ada.

No.

4. Menyusun
Hipotesis

Membimbing
menyusun

siswa
untukMembuat hubungan-hubungan
jawaban/hipotesisantarberbagai fakta yang ada.

21212121

(Dugaan
Sementara)

5.

6.
7.

8.

(dugaan
sementara)
terhadap
permasalahan yang dihadapi.
Membimbing
siswa
untukMenggunakan
berbagai
menggunakan
kecerdasankecerdasan majemuk untuk
majemuk
dalam
menyusunmenyusun hipotesis.
hipotesis.
Membimbing siswa untuk meng-Menggunakan
kecerdasan
gunakan kecerdasan interpersonalinterpersonal
untuk
dalam
mengungkapkanmengungkapkan
pemikirannya.
pemikirannya.
Membimbing
siswa
untukBerusaha menyusun beberapa
menyusun
alternatif
jawabanjawaban sementara.
sementara.
Melakukan
Membimbing
siswa
untukMelakukan
penyelidikan
Penyelidikan
melakukan penyelidikan terhadapterhadap data dan informasi
informasi dan data yang telahyang telah diperoleh.
diperolehnya.
Dalam
membimbing
siswaDalam
melakukan
melakukan penyelidikan, gurupenyelidikan
siswa
membuat struktur belajar yangmenggunakan
kecerdasan
memungkinkan
siswa
dapatmajemuk yang dimilikinya
menggunakan berbagai cara untukuntuk
memahami
dan
mengetahui
dan
memahamimemberi makna data dan
dunianya.
informasi yang ada.
Menyempuniakan Membimbing siswa melakukanMelakukan penyempurnaan
permasalahan yangpenyempurnaan terhadap masalahmasalah
yang
telah
telah didefinisikanyang telah didefinisikan.
dirumuskan.
Menyimpulkan
Membimbing
siswa
untukMembuat
kesimpulan
alternatif
menyimpulkan
alternatifalternatif pemecahan masalah
pemecahan
pemecahan
masalah
secarasecara kolaboratif.
masalah
secarakolaboratif.
kolaboratif
Melakukan
Membimbing siswa melakukanMelakukan pengujian hasil
pengujian
hasilpengujian
hasil
(solusi)(solusi) pemecahan masalah.
(solusi)
pemecahan masalah.
pemecahan
masalah
(Sumber: Wena, 2011, 94-95)

Berdasarkan tabel 2.1 tersebut, dapat di jelaskan langkah-langkah


strategi pembelajaran berbasis masalah menurut Wena, (2011, 95-96) sebagai
berikut.

22222222

a. Siswa berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan


kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan yang
diberikan mengenai klasifikasi makhluk hidup
b. Siswa melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam
menemukan permasalahan mengenai klasifikasi makhluk hidup
c. Siswa menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal
(prior knowledge) berusaha memahami masalah dan berusaha
mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang
jelas
d. Siswa mengumpulkan fakta dengan menggunakan pengalamanpengalaman yang sudah diperolehnya
e. Siswa melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta
dengan menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki
f. Siswa melakukan pengelolaan informasi berdasarkan penemuan di
lapangan mengenai klasifikasi makhluk hidup
g. Siswa membuat hubungan-hubungan antarberbagai fakta yang ada
tentang klasifikasi makhluk hidup
h. Siswa dalam kelompok menggunakan berbagai kecerdasan majemuk
maupun interpersenoal untuk menyusun hipotesis (jawaban
sementara)
i. Siswa bersama kelompok berusaha menyusun beberapa jawaban
sementara
j. Siswa bersama kelompok melakukan penyelidikan terhadap data dan
informasi yang telah diperoleh tentang klasifikasi makhluk hidup
k. Siswa bersama-sama melakukan penyempurnaan masalah yang telah
dirumuskan
l. Siswa bersama-sama membuat kesimpulan alternatif pemecahan
masalah secara kolaboratif
m. Siswa bersama-sama melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan
masalah
Salah satu variasi tahapan pelaksanaan menurut Sani (2013:141-142)
strategi pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan
sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
b. Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan, prosedur yang harus
dilakukan, dan memotivasi peserta didik supaya terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
c. Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain-lain).
d. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
rnasalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

23232323

e. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan karya yang


sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
f. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan.
3. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup
Secara spesifik keanekaragaman menurut Wasis dan Irianto
(2008: 192) berarti Perbedaan ciriciri dan sifat pada makhluk hidup
yang berlainan jenis. Selain beraneka ragam, dalam satu jenis
makhluk hidup juga terdapat variasi. Menurut Wasis dan Irianto
(2008: 192) Variasi berarti perbedaan ciri-ciri dan sifat pada makhluk
hidup yang sejenis, misalnya variasi warna pada bunga mawar yaitu
ada yang berwarna merah, oranye, putih, dan kuning. Karena
makhluk hidup sangat beraneka ragam, maka makhluk hidup itu
perlu dikelompok-kelompokkan.
Wasis dan Irianto (2008: 192) mengemukakan bahwa :
Kegiatan pengelompokan makhluk hidup menjadi golongangolongan disebut klasifikasi. Cabang biologi yang khusus
mempelajari klasifikasi adalah taksonomi. Tujuan klasifikasi
adalah mengelompokkan objek sehingga mempermudah dalam
mempelajari dan mengenal berbagai jenis makhluk hidup.
Untuk melakukan klasifikasi, ada dua hal yang perlu dikuasai
yaitu melakukan identifikasi dan memberikan nama. Identifikasi

24242424

menurut Wasis dan Irianto (2008: 192) adalah menentukan ciri


makhluk hidup yang diamati. Di antara berbagai jenis makhluk
hidup terdapat persamaan dan perbedaan ciri. Persamaan dan
perbedaan ciri pada makhluk hidup inilah yang digunakan sebagai
dasar klasifikasi. Jadi dalam klasifikasi, jenis-jenis yang mempunyai
suatu kemiripan ditempatkan dalam satu kelompok.
Terdapat berbagai macam cara mengklasifikasikan makhluk hidup. Hal
ini sesuai dengan pendapat Wasis dan Irianto (2008: 193) bahwa Ada
klasifikasi berdasarkan ciri luar makhluk hidup (ciri morfologi), manfaat
makhluk hidup, habitus (perawakan), tempat hidup, dan sebagainya.
Semntara menurut Sugiyarti dan Ismawati (2008: 205) Makhluk yang ada
dipermukaan bumi ini dibedakan menjadi dua (2) kelompok dunia kehidupan
besar yaitu: dunia hewan atau Animalia dan dunia tumbuhan atau Plantae.
Berikut ini contoh pengelompokan hewan berdasarkan kesamaan jenis
makanannya menurut Wasis dan Irianto (2008: 193) berikut.
a. Hewan karnivor, yaitu kelompok hewan pemakan daging. Misalnya
harimau, serigala, dan singa.
b. Hewan herbivor, yaitu kelompok hewan pemakan tumbuhan.
Misalnya kerbau, rusa, dan jerapah.
c. Hewan omnivor, yaitu kelompok hewan pemakan daging dan
tumbuhan, misalnya musang.

25252525

Tumbuhan

juga dapat

dikelompokkan berdasarkan

pada ciri

morfologi/bentuk luar tubuh menurut Wasis dan Irianto (2008: 193)


berikut.
a. Berdasarkan jumlah keping lembaga biji, tumbuhan dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dikotil dan monokotil.
Tumbuhan dikotil adalah kelompok tumbuhan yang bijinya
mempunyai dua keping lembaga, misalnya kacang tanah, mangga,
apel, dan durian. Sedangkan tumbuhan monokotil adalah kelompok
tumbuhan yang bijinya mempunyai satu keping lembaga, misalnya
jagung, kelapa, dan padi.
b. Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae
adalah kelompok tumbuhan yang berbiji terbuka (bijinya tidak
dibungkus oleh daun buah) misalnya melinjo, pakis haji, dan pinus.
Sedangkan Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang
mempunyai biji tertutup (biji dilindungi oleh daun buah), misalnya
kamboja, jambu, nangka, dan palem.
Lebih lanjut Wasis dan Irianto (2008: 194-195) berpendapat bahwa
Para ahli juga berupaya mengelompokkan makhluk hidup secara umum
berdasarkan kekerabatannya. Klasifikasi ini disebut klasifikasi sistem
filogeni.

Pengelompokan

sistem

ini

terus-menerus

mengalami

perkembangan. Penjelasan mengenai perkembangan klasifikasi filogeni dapat


dilihat pada uraian berikut ini.
a. Sistem Dua Kingdom
Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles
(Yunani). Dalam sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom
Plantae dan Animalia. Wasis dan Irianto (2008: 195) mengemukakan
kedua kingdom, yaitu:
1) Kingdom Plantae (kerajaan tumbuhan), meliputi berbagai
makhluk hidup yang mempunyai ciri berdinding sel dan

26262626

berklorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri,


jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji.
2) Kingdom Animalia (kerajaan hewan), meliputi berbagai makhluk
hidup yang memiliki ciri tidak berdinding sel dan tidak memiliki
klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa,
Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata,
dan Chordata.
b. Sistem Tiga Kingdom
Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi
Kingdom Monera, Plantae, dan Animalia. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wasis dan Irianto (2008: 195) berikut.
1) Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki
ciri tersusun dari satu atau banyak sel dan belum memiliki
membran inti. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
bakteri dan ganggang hijau-biru.
2) Kingdom Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputi
jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji.
3) Kingdom Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri dari
Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda,
Echinodermata, dan Chordata.
Namun demikian ada juga yang mengembangkan klasifikasi tiga
kingdom yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyarti dan
Ismawati (2008: 207) bahwa
Pada tahun 1866, Haeckel mengusulkan makhluk hidup
dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan
Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk hidup yang
tersusun atas satu atau banyak sel, memiliki membran inti, dan
memiliki organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah
Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya
terdiri dari lumut dan tumbuhan berpembuluh.
c. Sistem Empat Kingdom
Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi,
Plantae, dan Animalia. Menurut Sugiyarti dan Ismawati (2008: 208)
Kingdom Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom
Fungi dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun

27272727

sama-sama mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia


meliputi berbagai hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.
d. Sistem Lima Kingdom
Pencetus klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H.
Whittaker, seorang ahli biologi Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam
klasifikasi ini Whittaker mengelompokkan makhluk hidup dalam
Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom baru
yang ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai jenis makhluk hidup
uniseluler maupun multiseluler yang menyerupai jamur, tumbuhan, dan
hewan namun tidak dapat dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi,
Plantae, dan Animalia.
e. Sistem Enam Kingdom
Pada tahun 1990, Carl Woese, seorang ahli biologi molekuler
Amerika Serikat, mengembangkan sistem klasifikasi enam kingdom.
Dalam klasifikasi ini, beliau membagi Kingdom Monera menjadi dua
kelompok. Bakteri yang mempunyai sifat khusus dikelompokkan dalam
Kingdom Archaebacteria, misalnya bakteri yang mampu hidup di
perairan bersuhu tinggi atau di lingkungan dengan kadar garam tinggi.
Sedangkan bakteri yang lain dan ganggang hijau-biru (Cyanophyta)
dikelompokkan dalam Kingdom Eubacteria. Jadi, dalam system
klasifikasi enam kingdom, makhluk hidup dikelompokkan menjadi
Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
B. Kerangka Pemikiran
Dalam proses pembelajaran berlangsung interaksi baik antara guru dengan
siswa maupun antara siswa dengan siswa. Interaksi yang terjalin dengan baik

28282828

akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu tolak ukur


berhasilnya proses pembelajaran adalah dilihat dari keaktifan siswa. Aktivitas
belajar siswa menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar harus bisa membuat siswa terlibat langsung dalam
proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dapat tercapai sehingga siswa
memperoleh hasil belajar yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
Banyak faktor yang turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar tersebut,
Hal ini sebagaimana dikemukakan Slameto (2010:54) bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu.
Apabila faktor-faktor tersebut dapat dipenuhi secara kompetitif, maka dalam
prosesnya akan berjalan lancar, dan ini sangat menentukan optimalisasi
peningkatan kualitas yang diharapkan. Salah satu faktor dari luar yang
mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut, adalah pemilihan strategi
pembelajaran yang mendukung, sebab pemilihan strategi pembelajaran yang
sesuai akan mengubah kondisi pembelajaran, menjadi aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan sehingga hasil belajar pun akan lebih baik.
Materi tentang klasifikasi makhluk hidup adalah materi yang memerlukan
pengelolaan yang baik dalam penyajiannya, sebab materi ini cukup luas
bahasannya mulai dari membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya, mendeskripsikan pentingnya dilakukan klasifikasi makhluk hidup,

29292929

membuat perbandingan ciri-ciri khusus tiap kingdom dan mengklasifikasi


beberapa mahluk hidup di sekitar berdasar ciri yang diamati. Secara umum
materi tersebut memiliki karakteristik siswa untuk mampu berpikir kritis dan
analisis, sehingga dapat memecahkan permasalahan. Pentingya pemahaman
siswa tentang suatu materi, khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup,
maka

diperlukan

suatu

strategi

pembelajaran

yang

diharapkan

dapat

meningkatkan penguasaan konsep yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi


dan Kompetensi Dasar sesuai dengan kurikulum KTSP.
Salah satu strategi pembelajaran yang mengubah kondisi pembelajaran,
menjadi aktif, kreatif, inovatif, yakni strategi pembelajaran berbasis masalah, hal
ini sesuai dengan pendapat Arends dalam Abbas, (2000: 12) bahwa strategi
pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran dengan pendekatan
siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya
sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri,
memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.
Sejumlah penelitian telah banyak dilakukan berkaitan dengan penerapan
strategi pembelajaran berbasis masalah. penelitian tersebut secara konsisten
menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran semacam itu
memperoleh prestasi yang lebih baik, dan mempunyai sikap yang lebih baik pula
terhadap pembelajaran. Seperti hasil penelitian tentang strategi pembelajaran
berbasis masalah yang telah dilakukan oleh Siswandi (2000) Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA UPI dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok
Materi Pengelolaan Lingkungan di SMP diperoleh kesimpulan bahwa strategi

30303030

pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


Sementara itu, Yuniarti (2006) yang melakukan penelitian mengenai strategi
pembelajaran berbasis masalah dalam skripsinya yan berjudul Pengaruh
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan
Berkomunikasi Siswa Pada Konsep Gerak Tumbuhan mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa
secara signifikan apabila dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, penerapan strategi
pembelajaran berbasis masalah tersebut diharapkan aktivitas belajar siswa dapat
ditingkatkan. Selain meningkatkan aktivitas belajar siswa, penggunaan strategi
tersebut juga dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa. Dengan
demikian melalui strategi pembelajaran tersebut diharapkan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa sesuai dengan harapan,
terutama pada Mata Pelajaran Biologi Materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Untuk
lebih jelasnya kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam bagan
berikut ini.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor Internal

Faktor Eksternal
Faktor Sekolah
Penggunaan
Strategi Pembelajaran
Strategi Problem Based Learning
Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran Biologi
Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

31313131

Bagan 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

C. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Terdapat
pengaruh penggunaan strategi problem based learning terhadap hasil belajar
siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup.

32323232

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari-Juni 2014, sedangkan
pengambilan data penelitian direncanakan Bulan Mei 2014, bertempat di SMP
Negeri 8 Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2013/2014.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Ciamis
Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah tujuh kelas, dengan jumlah siswa
sebanyak 153 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dalam penelitian
ini sebagaimana Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Populasi Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7

Kelas

VII A
VII B
VII C
VII D
VII E
VII F
VII G

Jumlah
22
21
22
24
21
22
21
JUMLAH
153 Orang
(Sumber: Bagian Kurikulum, 2014)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh


melalui teknik sampel acak bertujuan (purposive random sampling). Menurut
Sudjana (2002:148) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah
populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi
ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian.

26

33333333

Berdasarkan teknik sampling tersebut, pilihan jatuh pada Kelas VII D,


yang berjumlah 24 orang siswa. Alasan terpilihnya objek penelitian tersebut,
disebabkan kelas tersebut memilki hasil paling rendah pada materi klasifikasi
makhluk hidup dibandingkan dengan kelas yang lainnya. Selain itu kelas tersebut
memiliki jumlah yang homogen, sehingga cocok untuk dilakukan penelitian.
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian True-Eksperimental,
dengan menggunakan satu kelas eksperimen. Adapun desain yang digunakan
adalah Pretest-posttest Groups Design.
Tabel 2 Desain Penelitian Pretest-posttest Groups Design

(Sumber: Sugiyono, 2008:76)


Keterangan :
T1

Pretest

T2

Posttest

Perlakuan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem


based learning)

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning). Definisi dari strategi pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) menurut Boud dan Felleti dalam
Wena (2011, 91) Strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-

34343434

masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open-ended melalui stimulus


dalam belajar.
Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil berlajar siswa pada materi
klasifikasi makhluk hidup. Definisi hasil berlajar menurut pendapat Bakri (2000:
22) adalah Perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang
diperoleh

dari

suatu

proses

usaha

individu

dalam

interaksi

dengan

lingkungannya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes prestasi belajar,
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
Penyusunannya berdasarkan pada indikator hasil belajar yang hendak dicapai
dalam pembelajaran pada materi klasifikasi makhluk hidup. Instrumen yang
digunakan berupa tes bentuk pilihan ganda (PG) yang berjumlah 20 soal dengan
pemberian skor 1 (satu) setiap butir soal. Seluruh instrumen ini memuat ranah
kognitif pada aspek hapalan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis
(C4)

35353535

F. Prosedur Pengumpulan Data


1. Tahap persiapan, meliputi :
a. Membuat instrumen penelitian.
b. Uji coba instrument berjumlah 30 soal dilaksanakan kepada kelas yang
bukan merupakan sampel penelitian.
c. Analisis instrumen hasil uji coba melaui pengujian validitas, reliabilitas,
daya beda dan tingkat kesukaran.
2. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian.
b. Memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal
mereka.
c. Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran
melalui penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan Pendahuluan (20 menit)
o Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan
sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
o Guru dan siswa melakukan apersepsi:
Apakah yang dimaksud dengan klasifikasi makhluk hidup?
Apakah tujuan dilakukannya klasifikasi makhluk hidup?
o Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan, prosedur yang harus
dilakukan dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih
o Melakukan pretest
Guru memberikan soal pada siswa.
2) Kegiatan Inti (40 menit)
o Eksplorasi
Siswa dibagi atas beberapa kelompok
Siswa bersama kelompok berusaha menemukan permasalahan
dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat
terhadap permasalahan yang diberikan mengenai klasifikasi
makhluk hidup

36363636

Siswa melakukan analisis terhadap fakta sebagai dasar dalam


menemukan permasalahan mengenai klasifikasi makhluk hidup
Siswa menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan
awal (prior knowledge) berusaha memahami masalah dan
berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan
parameter yang jelas
Siswa mengumpulkan fakta dengan menggunakan pengalamanpengalaman yang sudah diperolehnya
Siswa melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta
dengan menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki
Siswa melakukan pengelolaan informasi berdasarkan penemuan
di lapangan mengenai klasifikasi makhluk hidup
o Elaborasi
Siswa membuat hubungan-hubungan antarberbagai fakta yang
ada tentang klasifikasi makhluk hidup
Siswa dalam kelompok menggunakan berbagai kecerdasan
majemuk maupun interpersenoal untuk menyusun hipotesis
(jawaban sementara)
Siswa bersama kelompok berusaha menyusun beberapa jawaban
sementara
Siswa bersama kelompok melakukan penyelidikan terhadap data
dan informasi yang telah diperoleh tentang klasifikasi makhluk
hidup
o Konfirmasi
Siswa membuat hubungan-hubungan antarberbagai fakta yang
ada tentang klasifikasi makhluk hidup

37373737

Siswa dalam kelompok menggunakan berbagai kecerdasan


majemuk maupun interpersenoal untuk menyusun hipotesis
(jawaban sementara)
Siswa bersama kelompok berusaha menyusun beberapa jawaban
sementara
Siswa bersama kelompok melakukan penyelidikan terhadap data
dan informasi yang telah diperoleh tentang klasifikasi makhluk
hidup
3) Kegiatan Penutup (20 menit)
o Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
o Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
o Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;.
d. Memberikan posttest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa. Soal yang diberikan sama dengan soal saat pretest.
3. Menentukan nilai akhir siswa.
G. Teknik Pengolahan Data
Data diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Uji N-Gain
Untuk memberikan makna yang jelas terhadap data yang diperoleh,
maka data mentah yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test di
normalisasikan dulu melalui perhitungan nilai N-gain, dengan rumus :
N gain
Keterangan:

Skorpost test Skorpre test


Skormaksimal Skorpre test

x100

(Nurgana, 1985:27)

38383838

N-Gain

: Nilai normalisasi antara nilai pre-test dan post-test

Skorpre-test

: Skor yang diperoleh dari hasil pre-test

Skorpost-test

: Skor yang diperoleh dari hasil post-test

2. Tes normalitas distribusi, dengan cara


a. Rentang (R)

= Data terbesar Data terkecil

b. Banyak Kelas (bk) = 1 3,3 log n


R
c. Panjang Kelas (P) = K
d. Daftar Distribusi Frekuensi

e. Mencari rata-rata ( x )
X

Fi. Xi
Fi

(Subana, dkk., 2000: 169)

f. Mencari standar deviasi (simpangan baku)


S

n F1 X 12 F1 X 1
n n 1

(Subana, dkk., 2000: 169)

g. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi dengan


ketentuan :
Tabel persiapan frekuensi Observasi (Oi) dan frekuensi ekspektasi (Ei)
Kelas

Oi

bk

Keterangan :
Oi
bk
z

=
=
=

frekuensi obserevasi
batas kelas
transformasi normal standar dari batas kelas

Ei

39393939

l
Ei
n

bk X
ds

(Subana, dkk., 2000: 170)

= luas tiap kelas interval (daftar z)


= frekueinsi ekspektasi (Ei = n x 1)
= banyak data

h. Menghitung nilai 2
(Oi Ei ) 2

Ei
2

(Subana, dkk., 2000: 170)

i. Menentukan derajat kebebasan (db), dengan rumus db = k-3


2
j. Menentujan nilai dari daftar

k. Penentuan normalitas
2
2
Jika hitung < tabel, maka nilai tersebut berdistribusi normal.
2
2
Jika hitung > tabel, maka nilai tersebut berdistribusi tidak normal.

3. Mengadakan pengujian hipotesis


Pengujian hipotesis terhadap satu perlakuan yang menggunakan
persentase dengan menerapkan pengujian sebagai berikut.
a. Untuk menguji signifikansi apabila distribusi data dinyatakan normal,
maka digunakan uji Z, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Mencari nilai Z, dengan rumus

x
p
n
p(1 p )
n
Keterangan :

(Subana, 2002:128)

40404040

x = banyak data yang termasuk kategori hipotesis dengan nilai Ngain > 0,7
n = jumlah semua siswa
p = proporsi pada hipotesis

41414141

2) Penentuan nilai Ztabel, dengan rumus


Z

, untuk 1%

3) Kaidah pengujian hipotesis


Jika Zhitung Ztabel , maka hipotesis diterima
Jika Zhitung Ztabel , maka hipotesis ditolak.
b. Untuk menguji signifikansi apabila distribusi data dinyatakan tidak
normal, maka digunakan uji median. Uji median yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunakan test Chi kuadrat ( ), hal ini
2

disebabkan jumlah sampel (n1+n2) >40. Adapun langkah-langkah uji


median sebagai berikut:
1) Menghitung nilai median gabungan dua kelompok (median untuk
semua kelompokm selanjutnya dibagi dua, dan dimasukkan ke
dalam tabel berikut.
Kelompok
Di atas median gabungan
Di bawah median gabungan
Jumlah

Kelompok I
A
C
A+C=n1

Kelompok II
B
D
B+D=n2

Dimana:
A : banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabung =1/2n1
B : banyak kasus dalam kelompok II di atas median gabung =1/2n2
C : banyak kasus dalam kelompok I di bawah median gabung
=1/2n1
D : banyak kasus dalam kelompok II di bawah median gabung
=1/2n2
2) Setelah diperoleh nilai-nilai tersebut, maka pengujian dapat
menggunakan rumus chi kuadrat ( ) sebagai berikut.
2

Jumlah
A+B
C+D
N=n1+n2

42424242

N
N AD BC
2

2
A B C D A C B D

(Sugiyono, 2010:58)

3) Menentukan harga chi kuadrat tabel untuk dk=1 dan 5%


4) Kaidah pengujian hipotesis
2
2
Jika hitung > tabel , maka hipotesis diterima
2
2
Jika hitung tabel , maka hipotesis ditolak

H. Jadwal Kegiatan Penelitian


Adapun rencana kerja penelitian ini adalah selama 6 bulan dengan waktu
dimulai sejak bulan Januari sampai dengan Bulan Juni 2014 dengan jadwal
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan
No

Jenis Kegiatan

1 Pengajuan Judul
2 ACC Judul
3 Penyusunan Proposal
Pengajuan Proposal ke
4
DBS
5 Seminar Proposal
6 Persiapan Penelitian
7 Pengajuan Istrumen
8 Pelaksanaan Penelitian
9 Penyusunan Skripsi
Pelaksanaan Sidang
10
Skripsi

Jan

Peb

Mrt

Aprl

Mei

Jun

Anda mungkin juga menyukai