Damasio H, Damasio AR, Lee GP. Different contributions of the human amygdala and
ventromedial prefrontal cortex to decision-making. The Journal of Neuroscience 1999;19:5473
5481.)
Selain gangguan kognitif, penderita kanker juga mengalami gangguan fisiologis, perilaku dan
emosi. Banyak pasien kanker mengalami perasaan cemas, takut, tidak percaya, kemarahan, dan
kebingungan mengenai pemilihan pengobatan. Seperti peristiwa besar yang terjadi dalam hidup
mereka, untuk dapat menerima bahwa mereka benar-benar mederita kanker membutuhkan waktu
yang cukup lama (Hopko, 2007).
Kecemasan merupakan reaksi yang sangat normal bagi penderita kanker dan mungkin dialami
pada tahap yang berbeda. Biasanya dimulai saat didiagnosis kanker, masa pengobatan, atau
selama pasca perawatan. Pada tingkat yang cukup parah, kecemasan dapat meningkatkan nyeri
tubuh, mengganggu tidur, dan secara substansial mempengaruhi kualitas hidup pasien dan
keluarga. Jika individu mengalami gangguan kecemasan sebelum didiagnosa menderita kanker,
mereka akan lebih rentan untuk mengalami peningkatan stres.
Tingkat kecemasan akan tergantung pada derajat nyeri, dukungan sosial, dan efektivitas
pengobatan kanker. Benar adanya bagwa kemoterapi dapat memperburuk perasaan cemas.
Individu dengan kanker lanjut mengalami kecemasan yang paling intens bukan karena ketakutan
akan kematian dan sekarat, melainkan dari rasa ketakutan, isolasi sosial, atau menjadi terlalu
tergantung pada teman dan keluarga.
Depresi juga sangat umum di kalangan pasien kanker, dengan 20 sampai 50 persen
diperkirakan penderita kanker yang memenuhi kriteria untuk depresi klinis (Croyle &
Rowland 2 0 0}). Seperti kecemasan, pasien kanker dapat mengembangkan depresi
pada setiap tahap selama penyakit mereka dan pengobatan. Individu dengan
kanker adalah sekitar empat kali lebih mungkin mengembangkan depresi klinis
relatif terhadap sisa ol populasi (Spiegel dan Giese-Davis 2 0 0 3). Pasien kanker
yang memiliki cacat fisik yang lebih parah dan kanker lebih tinggi pementasan
keparahan meningkat) mungkin lor risiko tinggi mengembangkan depresi. Di antara