Anda di halaman 1dari 4

GNAPS

Keluhan
Utama
Prevalensi

Klasifikasi

Etiologi

Manifestas
i Klinis

RN 13

Urin seperti cucian daging, Edema periorbital (sembab mata)


Paling sering usia 6 7 tahun. Penelitian multisenter di Indonesia
memperlihatkan sebaran usia 2,5 15 tahun dengan rerata usia tertinggi
8,46 tahun dan rasio : = 1, 34 : 1
Di negara maju << akibat sanitasi yang lebih baik, pengobatan dini
penyakit infeksi, sedangkan di negara sedang berkembang >>. 1
Kongenital
Sindrom Alport
Sindrom nefrotik kongenital
Sindrom nail patella
Didapat
Primer/idiopatik
Nefropati IgA (Penyakit Berger)
Glomerulosklerosis fokal segmental
Glomerulonefritis membranoproliferatif tipe I, II, III
Glomerulopati membranosa
dll
Sekunder
Akibat Infeksi
Glomerulonefritis pascastreptokok
Glomerulonefritis akibat hepatitis B
Glomerulonefritis pasca pneumokok
Dll
Berhubungan dengan penyakit multisistem
Purpura Henoch-Schonlein
Lupus eritematosus sistemik
Sindrom hemolitik uremik
DM
Dll
Obat
Neoplasia
Lain-lain
Rejeksi transplantasi ginjal
Nefropati refluks. 2
Streptokokus beta hemolitikus grup A tipe 4, 12, 16, 25, 49 (nefritogenik
protein M)
Inflamasi
Aktivasi plasminogen menjadi plasmin oleh streptokinase
yang diikuti aktivasi kaskade komplemen
Deposisi kompleks Ag-Ab yang terbentuk sebelumnya ke
dalam glomerulus
Ab antistreptokokus yang telah terbentuk sebelumnya
berikatan dengan protein renal yang menyerupai Ag
streptokokus (Jaringan glomerulus yang normal dan
bersifat autoantigen bereaksi dengan circulating Ab yang
terbentuk sebelumnya untuk melawan Ag Streptokokus). 2
Biasanya didahului penyakit ISPA atau kulit (INF: streptokokus)
Faringitis (7-14 hari)
Impetigo (3-6 minggu)

Page 1

Demam
Mual, muntah
Nafsu makan
Gross/mikro hematuria& albuminuria kerusakan dinding
kapiler glomerulus
Sembab mata, kaki, perut buncit berhubungan dengan LFG
yg mengakibatkan ekskresi air, Na, zat-zat nitrogen bekurang,
sehingga terjadi edema & azotemia.
Anemia normokromik normositer hemodilusi akibat retensi
cairan
Takipnea & dipsnea bendungan sirkulasi
Oligouria anuria LFG
Proteinuria.2,3,4
TTV
Suhu
Hipertensi ringan (tekanan diastolik 80-90 mmHg)
Pernafasan: takipnea, dispnea
Inspeksi
Pucat
Mata sembab +
Perut membuncit
Palpasi
Edema pd kaki +
Perkusi
Pemeriksaan Asites +
Auskultasi
Edema paru: ronki basah kasar/halus.1
Urinalisis:
Hematuria (gross: cucian daging, mikro >2/LPK)
Proteinuria (+1 - +2)
Kelainan sedimen urin:
Eritrosit dismorfik
Leukosituria
Torak seluler eritrosit
Granular
Darah
Darah perifer lengkap
LED
Anemia normokromik normositer (Hb <10 g/dL)
Klinis Darah
Ureum dan Kreatinin serum
Hiperkalemia
Hiperfosfatemia
Hipokalsemia
Komplemen C3 dalam minggu pertama (normal:
50-140 mg/dl)
Komplemen C4 normal / sedikit
Biakan tenggorok dan kulit
Ditemukannya streptokokus beta hemolitikus
Bisa negatif bila sudah diberi antimikroba
Uji serologi
ASTO

Hasil
Pemeriksa
an Fisik

Hasil
Pemeriksa
an
Penunjang

RN 13

Page 2

USG ginjal :

Terapi &
Tatalaksan
a

CRP
Antihialuronidase dan anti deoxyribonuclease B
Uji streptozyme
Anti Dnase B (+)
Krioglobulin (+) dan mengandung IgG, IgM dan C3
Kompleks imun bersikulasi (+)
Kadar C3 turun (nilai normal : 50-140 mg/dl)

Biasanya ukuran ginjal normal


Jika terlihat ginjal kecil, mengkerut atau berparut, berarti
pasien mengalami kelainan ginjal kronik yang mengalami
ekserbasi akut. 2,3
Suportif -> tirah baring dan diet tinggi kalori, rendah protein,
rendah Na
Simptomatis:
Obat hipertensi (hidralazin, nifedipine)
Intake cairan dibatasi
Diuretik dan balance cairan
Antimikroba (10 hari):
Penisilin atau derivatnya -> amoksisilin 50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari
Eritromisin (jika alergi penisilin) 30 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3 dosis
Hipertensi dengan gejala serebral diberikan reserpin & hidralazin
Pertama diberikan reserpin 0,07 mg/kgBB IM -> diuresis 5 10 jam
kemudian ->reserpin diberikan (PO) dengan dosis rumat 0,03 mg
kgbb/hari.2

DD

Komplikasi

Prognosis

RN 13

Hipertensi (karena hipervolemia)


Edema paru
Gagal jantung kongestif dan miokarditis (jarang)
Oligouria dan anuria.2
98% pasien sembuh
Kemungkinan terjadinya gagal ginjal kronik (2%)

Page 3

<1% menjadi glomerulonefritik progresif cepat


Ensefalopati hipertensi berat. 2

Sumber:
1. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi IDAI. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca
Streptokokus. Badan Penerbit IDAI : Jakarta, 2012.
2. Bahan Kuliah GNA dr. Kriston Silitonga, SpA.
3. Rachmadi D. Diagnosis dan Penatalaksanaan GNA. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK Unpad-Rs. Dr. Hasan Sadikin Bandung, 2010.
4. Sondang Maniur. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus pada Anak. Sari
Pediatri, Vol. 5, No. 2, September 2003: 58 - 63

RN 13

Page 4

Anda mungkin juga menyukai