Anda di halaman 1dari 8

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


UNIVERSITAS MERCU BUANA

MODUL 9
REKAYASA TRANSPORTASI(3 SKS)
Ir. Sylvia Indriany, M.T.
POKOK BAHASAN :

PENGENDALIAN SIMPANG
MATERI KULIAH :
Pengertian simpang, titik konflik,persimpangan dg lampu lalu lintas, metoda
analisis simpang
9.1. Umum
Persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan dimana jalan-jalan bertemu dan
lintasan kendaraan berpotongan. Persimpangan adalah faktor yang paling penting
dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan,
khususnya di daerah-daerah perkotaan.
Simpang merupakan tempat yang potensial terjadi kecelakaaan, karena di dalamnya
mengandung konflik-konflik antara kendaraan dan kendaraan atau kendaraan
dengan pejalan kaki akibat penggunaan ruang bersama di dalam simpang. Karena
itu perlu adanya pengendalian.
Masalah yang saling terkait pada persimpangan adalah :

Volume dan kapasitas yang secara langsung mempengaruhi hambatan

Disain geometrik dan kebebasan samping

Kecelakaan dan keselamatan jalan, kecepatan, lampu jalan

Parkir, akses dan pembangunan yang sifatnya umum

Pejalan kaki

Jarak antar persimpangan

9.2. Manuver Kendaraan dan Konflik-konflik


Terdapat 4 jenis dasar dari manuver kendaraan yaitu : berpencar(diverging),
bergabung(bergabung), berpotongan(crossing)

dan bersilangan(weaving), seperti

gambar berikut diurut sampai yang paling berbahaya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sylvia Indriany, M.T


REKAYASA TRANSPORTASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

Berpencar (diverging)

Bergabung(merging)

Bersilangan (weaving)

Berpotongan (crossing)
Disimpang 4 kaki terdapat 16 crossing conflicts, 8 merging dan 8 diverging konflik.
Sedangkan pada simpang 3 kaki terdapat 6 crossing , 6 merging dan 6 diverging.
Iluastrasi tentang hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sumber:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sylvia Indriany, M.T


REKAYASA TRANSPORTASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

Jumlah potensial titik konflik pada persimpangan tergantung dari :

Jumlah arah pergerakan

Jumlah kaki persimpangan

Jumlah lajur dari setiap kaki persimpangan

Pengaturan simpang

Karena adanya konflik tersebut maka menurut sistem pengendaliannya simpang


dapat terbagi mejadi :
1. Persimpangan rambu stop (stop sign)
2. Persimpangan dengan rambu rambu untuk memberi kesempatan (Yield sign)
3. Persimpangan dengan pemisah jalur (Intersection channelization)
4. Bundaran (Roundabouts)
5. Persimpangan tanpa pengatur (Uncontrolled intersection)
6. Persimpangan dengan lampu lalu lintas (traffic signal)
Lebih jelasnya dapat dilihat seperti gambar di bawah ini:

Sumber:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sylvia Indriany, M.T


REKAYASA TRANSPORTASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

Sumber: Rekayasa lalu lintas,BSLLAK,1999

Sumber:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sylvia Indriany, M.T


REKAYASA TRANSPORTASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

9.3. Persimpangan dengan lampu lalu lintas


Kriteria bahwa suatu simpang sudah harus diberi alat pemberi isyarat lalu lintas
adalah:
1. Arus minimal lau lintas yang menggunakan simpang rata-rata adalah > 750
kend/jam selama 8 jam dalam sehari
2. Atau bila waktu menunggu/ hambatan rata-rata kendaraan di persimpangan telah
melampaui 30 detik
3. Atau persimpangan digunakan oleh rata-rata > dari 175 pejalan kaki/jam selama
8 jam sehari
4. Atau sering terjadi kecelakaan pada persimpangan tersebut
5. Atau merupakan kombinasi sebab-sebab yang disebutkan diatas.
6. Atau

karena

pada

daerah

yang

bersangkutan

dipasang

suatu sistem

pengendalian lalu lintas terpadu (ATCS) sehingga simpang-simpang yang masuk


areanya harus dikendaliakan dengan APILL
Penyampaian isyarat ini bisa dilakukan dengan isyarat lampu, rambu dan marka
pelengkap. Pada penggunaan isyarat lampu , konflik dapat dihilangkan dengan
hanya melepaskan satu arus lalu lintas, tetapi akan mengakibatkan hambatan yang
yang besar bagi kaki-kaki yang lain sehingga secara keseluruhan tidak efisien. Untuk
itu perlu dipertimbangkan mengalirkan beberapa arus bersamaan untuk efisiensi,
tanpa mengurangi aspek keselamatan. Beberapa cara untuk meningkatkan
kapasitas simpang dan menurunkan hambatan adalah :

Menggunakan tahap sesedikit mungkin

Arus yang memasuki simpang harus dapat ditampung

Waktu yang dialokasikan untuk masing-masing tahap harus memenuhi


kebutuhan

Bila memungkinkan sebaiknya dikoordinasikan pengendaliannya dengan APILL


yang berdekatan sehingga meningkatkan efisiensi.

Teknik-teknik yang dapat diterapkan merupakan salah satu atau kombinasi berikut ini
1. Mengijinkan pergerakan, dimana derajat terjadinya konflik masih rendah/wajar,
pergerakan dapat dilakukan dengan aman dan konflik pergerakan masih dapat
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sylvia Indriany, M.T


REKAYASA TRANSPORTASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

diterima (mis. Belok kanan dengan arus lurus berlawanan. Prioritas untuk arus
lurus berlawanan, sedang yang belok kanan harus menunggu kesempatan. Bila
lajur yang tersedia hanya satu, maka yang belok kanan dapat menuju
pertengahan simpang sehingga tidak mengganggu yang lurus)

2. Membatasi pergerakan, mis. Melarang belok kanan bila pergerakan-pergerakan


yang menyebabkan konflik dilarang. Langkah ini sebaiknya diterapkan bila arus
belok kanan besar, sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Untuk itu perlu
bantuan jaringan jalan untuk pengalihan arus

3. Memisahkan pergerakan, dengan memisahkan aliran lalu lintas yang akan


menyebabkan konflik ke dalam beberapa tahap.(mis. Simpang 4 kaki dengan 3
tahap, yaitu metode early cut off/pemotongan cepat atau metode late start/mulai
terlambat)
Di dalam MKJI 1997, juga terdapat beberapa pengaturan fase untuk memperkecil
konflik yaitu seperti gambar berikut:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sylvia Indriany, M.T


REKAYASA TRANSPORTASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sylvia Indriany, M.T


REKAYASA TRANSPORTASI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

9.4.Metoda-Metoda analisis simpang


Pada dasarnya setiap negara mempunyai manual tentang pengaturan simpang yang
disesuaikan dengan kondisi setempat. Namun Secara umum yang diketahui adalah
Metode US-HCM, Metode Webster (RTTP no.39), Akcelik, Australia. Sedangkan di
Indonesia memiliki Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 yang merupakan adopsi
dari beberapa metode, tetapi disesuaikan dengan kondisi simpang di Indonesia.
Metoda-metoda tersebut, memiliki karakteristik berbeda yang belum tentu cocok bila
diterapkan di negara kita. Namun selanjutnya hanya akan dibahas 2 metoda yaitu
Webster dan MKJI.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sylvia Indriany, M.T


REKAYASA TRANSPORTASI

Anda mungkin juga menyukai