Abstrak
Kemacetan yang terjadi pada jalan-jalan utama di kota Jakarta merupakan pemandangan yang umum
ditemukan terutama pada jam sibuk pagi hari dan sore hari. Kemacetan lalu lintas pada jalan utama
biasanya berawal dari simpang dan konflik pada akses ke guna lahan, tetapi pada jalan utama yang
berdampingan dengan jalan tol kemacetan lalu lintas sering disebabkan atau berawal dari ramp on atau
ramp off jalan tol dalam kota. Pada beberapa ruas jalan utama bahkan jarak antara ramp on dan ramp
off jalan tol terlalu berdekatan sehingga tingkat konflik lalu lintas yang terjadi semakin tinggi
sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas yang semakin parah. Oleh karena itu perlu di evaluasi
keberadaan ramp on dan ramp off jalan tol terhadap kondisi lalu lintas yang ada. Pada makalah ini
dilakukan :
- Analisis terhadap permasalahan kemacetan lalu lintas di sekitar ramp on atau ramp off jalan tol
dengan melihat juga permasalahan di sekitarnya yang potensial menyebabkan kemacetan lalu
lintas.
- Usulan penanganan masalah kemacetan lalu lintas pada lokasi studi.
Kata kunci :
Arus lalu lintas, kapasitas, kecepatan arus lalu lintas, pelayanan angkutan umum (bis),
penyeberang jalan, manajemen lalu lintas dan pelebaran badan jalan.
1. LATAR BELAKANG
Simpang Grogol adalah simpang kaki empat yang menghubungkan jalan Kyai Tapa S.Parman Daan Mogot dan Latumeten (lihat gambar 1). Di sekitar Simpang Grogol
terdapat tiga kampus yaitu Ukrida, Universitas Tarumanagara dan Trisakti, serta mall Citra
Land dan terminal bis Grogol. Tingginya lalu lintas yang berinteraksi di Simpang Grogol
menyebabkan kemacetan yang terjadi hampir sepanjang hari terutama pada pagi dan sore hari
(Tanuarto, 1994). Selain bangkitan perjalanan yang cukup tinggi, pada sekitar simpang
Grogol terdapat ramp on dan ramp off jalan tol serta ramp off jembatan layang yang cukup
dekat sehingga menyebabkan terjadinya arus weaving pada daerah antara ramp on dan ramp
off tersebut.
Pemerintah DKI Jakarta telah berupaya menangani masalah kemacetan lalu lintas di Simpang
Grogol dengan membangun jembatan layang yang menghubungkan jalan S. Parman dan
Latumeten serta membuka ramp ke arah jalan Dr.Susilo. Selain itu Pemerintah DKI juga telah
melakukan perbaikan manajemen lalu lintas dengan menutup jalan untuk lalu lintas dari arah
jalan Latumeten ke arah jalan S.Parman dan mengalihkannya ke jalan Kyai Tapa. Namun
permasalahan kemacetan lalu lintas yang terjadi di Simpang Grogol juga tidak kunjung
selesai. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat potensi masalah yang ada
dan penanganan apa yang perlu dilakukan sehingga masalah kemacetan di Simpang Grogol
dapat diatasi atau setidaknya dikurangi dengan cara yang efektif dan efisien.
2. TUJUAN
Beberapa tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui pola pergerakan lalu lintas di sekitar Simpang Grogol.
Mengenali titik-titik konflik lalu lintas yang terjadi.
Membuat alternatif usulan penyelesaian masalah.
Menentukan alternatif usulan yang terbaik.
3. RUANG LINGKUP
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi peta situasi Simpang Grogol, kampus Untar I
dan Trisakti serta rencana pemerintah DKI khususnya Dinas Pekerjaan Umum DKI dan
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) DKI Jakarta dalam menangani masalah
kemacetan lalu lintas di Simpang Grogol termasuk sekitar ramp on-ramp off jalan tol.
Lokasi penelitian adalah Simpang Grogol (arah Grogol-Slipi) sampai depan bekas kantor
Walikota Jakarta Barat.
Analisis dilakukan dengan berdasarkan kepada asumsi isolated area, mengabaikan
kemungkinan perubahan pola lalu lintas yang lebih makro.
Usulan alternatif pemecahan masalah dan alternatif (skenario) yang terpilih dibatasi
hanya pada lokasi penelitian, yaitu pada ruas jalan S.Parman arah Grogol-Slipi.
4. IDENTIFIKASI MASALAH
Terdapat jumlah konflik lalu lintas (weaving conflict) yang cukup tinggi terutama di
depan kampus Untar I dan Trisakti serta di depan walikota Jakarta Barat (dan seterusnya
lihat gambar 1) dan dapat dipisahkan menjadi segmen jalinan 1 dan segmen jalinan 2.
Terdapat
penyempitan
badan jalan
J a l a n T o l l
Lokasi Penelitian
Pintu Toll
Segmen Jalinan 2
Jl. S. P a r m a n
Segmen Jalinan 2
Universitas
Tarumanagara
Kampus I
Jakarta
Barat
Ex-Kantor
Walikota
Universitas
Trisakti
Terdapat penyempitan jalan akibat pilar jembatan penyeberangan di depan jalan Taman
S.Parman.
Ditutupnya pintu keluar tol di jalan Latumeten menyebabkan meningkatnya konflik lalu
lintas karena meningkatnya jumlah lalu lintas yang memutar di depan kampus Untar I dan
Trisakti.
Jarak pintu kampus Untar I dan Trisakti yang terlalu dekat satu sama lain serta jarak
keduanya yang terlalu dekat dengan putaran di depan kampus Trisakti.
Jarak pintu keluar (ramp off) dan pintu masuk (ramp on) tol yang terlalu dekat di depan
bekas kantor Walikota.
Tingginya bangkitan lalu lintas kampus Untar I dan Trisakti.
Penggunaan badan jalan untuk parkir kendaraan.
Banyaknya jumlah bis yang berhenti di tempat pemberhentian tidak resmi di depan jalan
Taman S.Parman (depan bekas kantor Walikota).
5. METODOLOGI PENELITIAN
5.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian mengikuti bagan alir seperti terlihat pada gambar 2 di bawah ini :
Tujuan Penelitian
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data Sekunder
Survei Lapangan
Penyeberang Jalan
Operasi
Bus
Geometrik
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
dikumpulkan dengan melakukan survei lapangan yang dilakukan hampir sepanjang hari yaitu
pagi, siang dan sore hari. Sebelum survei dimulai seluruh surveyor harus menyamakan waktu
terlebih dahulu. Masing-masing survei yang dilakukan adalah sebagai berikut (untuk
lokasinya, lihat gambar 3) :
1. Survei volume lalu lintas dilakukan pada 5 titik lokasi yaitu di depan kampus Trisakti (TC
1), di depan kampus Untar I (TC 2), di depan bekas kantor Walikota Jakarta Barat (TC 3),
di pintu keluar (ramp off) fly over Jelambar - S.Parman (TC 4) dan di pintu keluar tol
dalam kota (TC 5). Metode penghitungan volume lalu lintas adalah metode penghitungan
volume lalu lintas terklasifikasi dengan cara manual untuk setiap 15 menit. Alat survei
yang digunakan adalah jam tangan digital, formulir survei, alat tulis dan papan jalan.
2. Survei pencocokan nomor kendaraan dilakukan pada 9 titik lokasi yaitu lalu lintas dari
Kyai Tapa, dari U-Turn depan kampus Trisakti, yang keluar kampus Trisakti (2 lokasi),
yang masuk kampus Untar I, yang keluar kampus Untar I, yang keluar dari Taman
S.Parman, yang masuk pintu tol Grogol-Cawang (2 lokasi). Pencatatan nomor kendaraan
dilakukan dengan cara mencatat 3 (tiga) atau 4 (empat) digit terakhir dari nomor
kendaraan. Alat survei yang digunakan adalah jam tangan digital, formulir survei, alat
tulis dan papan jalan.
3. Survei kecepatan dilakukan sepanjang daerah studi pada pagi, siang dan sore hari masingmasing sebanyak 5 (lima) kali dengan cara floating car method (survei kendaraan
mengambang). Alat survei yang digunakan adalah stop watch, jam tangan digital, formulir
survei, alat tulis dan papan jalan. Kecepatan perjalanan rata-rata di lokasi studi yang
didasarkan pada survei kendaraan mengambang.
4. Survei angkutan umum (pengoperasian bis) dilakukan pada 2 titik lokasi yaitu di halte Bis
depan kampus Trisakti dan halte Bis bayangan (tidak resmi) di bawah Jembatan
Penyeberangan Orang (JPO) di depan bekas kantor Walikota Jakarta Barat. Data yang
diambil adalah lama berhenti dari Bis atau waktu ngetem. Alat survei yang digunakan
adalah jam tangan digital, formulir survei, alat tulis dan papan jalan.
5. Survei penyeberang jalan di depan kampus Trisakti dan di bawah JPO dari kedua arah.
Alat survei yang digunakan adalah jam tangan digital, formulir survei, alat tulis dan papan
jalan.
Keterangan:
Lokasi Pos Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Count)
Lokasi Pos Pencatatan Plat No. Kend. (License Plate Matching)
Lokasi Pos Pencatatan SurveiBus Lay Over & Penyeberang Jalan
Peta Orientasi
masing outlet (akses keluar dari lokasi studi) yang terdiri dari pintu masuk kampus Untar I,
pintu masuk tol 1 dan pintu masuk tol 2. Selanjutnya proporsi dari masing-masing inlet ke
masing-masing outlet disebut proporsi asal tujuan pergerakan. Kondisi proporsi asal tujuan
pergerakan dari masing-masing inlet (akses masuk lokasi penelitian) ke masing-masing outlet
(akses ke luar lokasi penelitian) dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.
800
800
700
700
600
600
500
500
400
tc-1
300
400
tc-2
300
200
200
100
100
W aktu
W aktu
800
800
700
700
600
600
500
500
400
tc-3
300
400
tc-4
300
200
200
100
100
W aktu
W aktu
800
700
600
500
400
tc-5
300
200
100
0
W a ktu
Kyai Tapa
Kampus Usakti
Kampus Untar 1
Taman S.Parman
16,20 %
15 %
9,48 %
18,09 %
Kampus Untar 1
Putaran
depan Usakti
Kyai
Tapa
Proporsi (%)
34,15
65,85
Kyai Tapa
Kampus
Usakti
Kampus
Untar 1
Taman
S.Parman
9,66
5,91
1,24
0,93
83
Bekas Walikota
1,39
(10)
0,94
(16)
0,45
(3)
Trisakti
1,51
(10)
1,82
(25)
1,09
(32)
Shift 1
(08.30 10.30)
90
94
Shift 2
(12.30 14.30)
89
101
Shift 3
(16.15 18.15)
65
74
Shift 1
(08.30 10.30)
571
596
Shift 2
(12.30 14.30)
377
418
Shift 3
(16.15 18.15)
566
595
tetapi jumlah lalu dalam kondisi berfluktuasi naik maupun tidak dalam jumlah yang sangat
besar. Lalu lintas di TC4 tersebut berasal dari arah jalan Jelambar (jalan Latumeten). TC5
(keluar pintu tol) berasal dari jalan tol dalam kota. Dari gambar terlihat bahwa lalu lintas yang
keluar tol relatif kecil dan hampir tidak berfluktuasi naik sepanjang hari walaupun ada
kecenderungan agak meningkat di sore hari.
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa lalu lintas yang keluar dari kampus Trisakti relatif lebih
besar dari lalu lintas yang keluar dari kampus Untar I. Hal ini disebabkan antara lain oleh
karena dibukanya dua pintu keluar kampus Trisakti ke jalan S.Parman. Penambahan akses
keluar kampus Trisakti ke jalan S.Parman tersebut tentu menambah titik konflik ( jalinan )
lalu lintas dan dapat menambah tingkat kemacetan lalu lintas di jalan S.Parman.
Pada tabel 2 dapat dilihat proporsi lalu lintas yang masuk tol dalam kota dari jalan S.Parman
relatif tidak begitu besar. Hal ini menunjukkan jalinan lalu lintas yang terbentuk di lokasi
segmen jalinan 2 lebih ditentukan oleh lalu lintas yang keluar dari fly over Jelambar dan dari
pintu keluar tol dalam kota.
Sementara pada tabel 3 terlihat bahwa rata-rata waktu ngetem di dua lokasi diatas tidak jauh
berbeda dan relatif tidak besar, tetapi durasi ngetem maksimumnya relatif cukup besar
terutama pada sore hari. Sedangkan dari tabel 4 dan tabel 5 yang menggambarkan kondisi
penyeberang jalan tersebut diatas kemudian di lakukan analisis identifikasi tingkat gangguan
lalu lintas yang terjadi akibat penyeberang jalan tersebut. Identifikasi tingkat gangguan
tersebut dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6: Identifikasi Tingkat Gangguan Lalu Lintas
Lokasi
Halte Depan Bekas
Walikota
Halte Depan Kampus
Trisakti
P (Volume
Penyeberang Jalan)
571
orang/ jam
90
orang/ jam
V (Volume
Lalu Lintas)
2158
smp/ jam
2158
smp/ jam
PV2
2,66. 109
( < 5. 109 )
0,42. 109
( < 5. 109 )
Tingkat
Gangguan
Cukup Tinggi
Rendah
jalan 2 lajur dengan manajemen lalu lintas total tanpa parkir di bawah fly over. Sedangkan
Skenario 3.4 yaitu pelebaran jalan 2 lajur dengan manajemen lalu lintas total dan dengan
parkir di bawah fly over menempati posisi terbaik kedua dengan kecepatan rata-rata 17,49
dan derajat kejenuhan 0,74. Selanjutnya posisi terbaik ke tiga adalah Skenario 2.3 (pelebaran
2 lajur) dan Skenario 3.1(pelebaran 1 lajur dan perbaikan manajemen lalu lintas total) dengan
kecepatan rata-rata 16,94 dan 16, 90 dan derajat kejenuhan 0,79.
Penanganan masalah dengan manajemen lalu lintas yang terbaik adalah Skenario 1.6 yaitu
penanganan manajemen lalu lintas secara total yaitu semua tindakan perbaikan manajemen
lalu lintas dilakukan (Skenario 1.2 1.5) dengan kecepatan rata-rata 13,45 km/jam dan derajat
kejenuhan 0,97. Walaupun penanganan masalah dengan manajemen lalu lintas secara total
(Skenario 1.6) tidak lebih baik dari Skenario-Skenario pada alternatif 2 (pelebaran badan
jalan) dan Skenario-Skenario pada alternatif 3 (kombinasi pelebaran badan jalan dan
manajemen lalu lintas secara total) tetapi tindakan manajemen lalu lintas merupakan tindakan
dengan biaya yang relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan tindakan pelebaran badan
jalan.
7.2.2 Segmen Jalinan 2
Pada segmen jalinan 2 hanya dibuat 2 alternatif penanganan masalah yaitu alternatif 1 adalah
kondisi eksisting, sedangkan alternatif 2 adalah kondisi jika akses keluar tol ke lokasi
penelitian ditutup. Alternatif 2 (dua) terdiri dari 2 (dua) Skenario yaitu dengan asumsi lalu
lintas beralih 100% ke ramp off fly over dan dengan asumsi 50% lalu lintas beralih ke ramp
off fly over. Analisis atau kajian terhadap 2 (dua) alternatif tersebut dapat dilihat pada tabel A
lampiran. Dari tabel tersebut terlihat bahwa alternatif yang terbaik adalah alternatif 2.2
dengan Skenario 50 % lalu lintas beralih ke ramp off fly over dan 50% lagi melalui Kyai Tapa
ke lokasi studi.
8. KESIMPULAN
Dari hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Potensi masalah yang utama pada lokasi studi adalah tingginya jalinan weaving di lokasi
studi baik pada segmen jalinan1 maupun pada segmen jalinan 2.
2. Banyaknya jumlah penyeberang jalan pada lokasi depan bekas walikota disebabkan
karena banyaknya bis yang berhenti dan menurunkan serta menaikkan penumpang pada
ramp off fly over.
3. Tingkat pelayanan jalan pada lokasi penelitian sudah dalam kondisi sangat buruk (tingkat
pelayanan F) dengan kecepatan rata-rata 1,29 km/jam dan derajat kejenuhan mencapai
1,28. Tingkat pelayanan yang buruk tersebut menyebabkan tingkat pelayanan bis sulit
dikontrol, Tidak tertibnya pelayanan bis termasuk berhenti serta menaikkan dan
menurunkan penumpang di sembarang tempat membuat tingkat pelayanan jalan makin
buruk.
4. Untuk segmen jalinan 2 yang menjadi pilihan adalah alternatif 2.2 yaitu menutup ramp
off toll dalam kota dengan asumsi lalu lintas 50% beralih ke ramp off fly over, karena
melihat pada arus lalu lintas yang ada (untuk panjang jarak weaving minimum) jarak
antara ramp on dan ramp off jalan tol yang ada terlalu kecil.
5. Pelebaran badan jalan tanpa tindakan perbaikan manajemen lalu lintas yang tepat tidak
akan menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas di lokasi penelitian.
86
9. SARAN
1. Diperlukan penelitian lanjut untuk menganalisis masalah dan penanganannya secara lebih
mendalam ditinjau dari segi ekonomi yaitu pertimbangan dari segi manfaat dan biaya.
2. Perlu dilakukan analisis yang lebih luas pada suatu kawasan untuk melihat efek
penanganan masalah terhadap jalan-jalan di sekitarnya termasuk efek diverted traffic.
3. Perlu dilakukan analisis untuk mendapatkan desain lampu lalu lintas yang optimal di
Simpang Grogol.
10. DAFTAR PUSTAKA
-
Adi Tanuarto & Najid (1996), Dampak lalu lintas pembangunan kampus Untar II,
Jakarta, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Tarumanagara.
Ditjen.Bina Marga (1993), Kapasitas jalan Indonesia, Jakarta, Ditjen.Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum.
Ditjen.Perhubungan Darat (1996), Pedoman teknis perekayasaan tempat perhentian
kendaraan penumpang umum,
Jakarta, Ditjen.Perhubungan Darat, Departemen
Perhubungan.
Khisty, C.J.& Lall,B.K. (1990), Transportation engineering An introduction, 2nd ed..
Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice Hall,Inc.
Mc.Shane W.R.& Roess R.P.(1990), Traffic engineering, Englewood Cliffs, New Jersey,
Prentice Hall,Inc.
Stover, V.G.& Koepke,F.J.(1988), Transportation and land development, Englewood
Cliffs, New Jersey, Prentice Hall,Inc.
Warpani, S. (1988), Rekayasa lalu lintas, Jakarta, Bhratara.
Webster ,F.V.& Cobbe,B.M (1966)., Traffic signals, London, Charles Griffin & Company
Limited.
Wells G. (1979), Traffic engineering An introduction, London, Charles Griffin &
Company Limited.
87
Lampiran, Tabel A: Resume Hasil Simulasi Skenario Penanganan Bagian Jalinan di Antara Simpang Kyai Tapa - Ramp Toll
Segmen
Jalinan
1
Lokasi
Antara Usakti
dan Untar
Skenario Penanganan
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
Antara Ramp
Out dan Ramp
In
.1
2.1
2.2
Deskripsi Skenario
Pengaruh Skenario
do-nothing
menghilangkan
parkir
Kinerja
Volume Kapasitas Derajat Kec. Arus Kec.
Lalu Lintas
Kejenuhan Bebas
Rata2
(smp/jam) (smp/jam)
(km/jam) (km/ja
m)
2310
1826
1.27
38.07
19.03
2310
2220
1.04
38.07
19.03
2310
2343
0.99
21.49
16.92
2158
2262
0.95
19.08
15.02
2310
2235
1.03
38.07
19.03
2158
2641
0.82
38.73
27.65
2310
2538
0.91
38.07
24.74
2158
3238
0.67
38.73
30.55
2158
2586
0.83
38.73
27.24
5447
5447
3855
4318
1.41
1.26
32.1
40.27
16.05
20.14
3896
4256
0.92
39.19
18.22