III. HASIL DAN PEMBAHASAN pada lokasi tersebut terdapat pertokoan, rumah makan,
maupun perkantoran.
Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal Dengan
Metode MKJI 1997
Kondisi Lalu Lintas
Analisis data dalam penelitian ini meliputi
Analisa kinerja simpang diambil data jam puncak
Kapasitas, Derajat Kejenuhan, Tundaan, dan Peluang
yaitu pada hari Rabu 2 Juni 2021 periode 07.00-18.00
Antrian. Dimana dalam analisa data menggunkan
WIT. Hasil perhitungan rasio belok dan rasio arus jalan
metode MKJI 1997.
minor yang dinyatakan dalam smp/jam:
• Arus jalan minor total (QMI) yaitu jumlah arus
Data Masukan
pada pendekat B. Diketahui QMI pada pendekat
Disini akan diuraikan secara rinci tentang kondisi-
B adalah 783,4 smp/jam.
kondisi yang diperlukan untuk dalam menganalisis
simpang tidak bersinyal diantaranya adalah: • Arus jalan utama total (QMA) yaitu jumlah arus
pada pendekat A dan C. Diketahui QMA pada
Kondisi Geometrik pendekat A dan C adalah 2625,8 smp/jam.
Persimpangan yang di teliti adalah persimpangan • Rasio arus jalan minor (PMI) yaitu arus jalan
Jl. Raya Bastiong – Jl. Raya Mangga Dua – Jl. minor dibagi dengan arus total. Dimana diketahui
Sweering Mangga Dua. Simpang ini memiliki 3 lengan arus lalu lintas jalan minor total (QMI) = 783,4
yang mana untuk jalan utama (jalan dengan klasifikasi smp/jam dan arus total lalu lintas jalan utama dan
fungsional tertinggi) yaitu Jl. Raya Bastiong – Jl. Raya minor (QTotal) = 3409,2 smp/jam. Sehingga :
Mangga Dua sedangkan untuk jalan minor (jalan PMI = QMI/QTOT = 0,2298
dengan arus lalu lintas yang lebih kecil dari arah • Rasio belok kiri dan kanan total (PLT dan PRT)
lainnya) yaitu Jl. Sweering Mangga Dua. Untuk dimana diketahui arus lalu lintas belok kiri total
masing-masing di ruas jalan diberi notasi untuk Jl. QLT = 797,5 smp/jam dan arus lalu lintas belok
Raya Mangga Dua (A), Jl. Sweering Mangga Dua (B) kanan total QRT = 756,5 smp/jam dihitung
dan Jl. Raya Bastiong (C). menggunakan rumus, Sehingga:
Untuk Jl. Raya Mangga Dua (A) dan Jl. Raya PLT = QLT/QTOT = 0,2339
Bastiong (C) memiliki 2 lajur sedangkan Jl. Sweering PRT = QRT/QTOT = 0,2218
Mangga Dua (B) memiliki 4 lajur. Jadi, untuk tipe • Rasio antara arus kendaraan tak bermotor dengan
simpang ini termasuk dalam jenis simpang 342 artinya kendaraan bermotor dinyatakan dalam
simpang ini memiliki 3 lengan, 4 lajur jalan minor dan kendaraan/jam. Diketahui kendaraan tak
2 lajur jalan utama. bermotor total QUM = 15 kend/jam dan untuk arus
Dilihat dari pengamatan di lokasi penelitian, dapat lalu lintas jalan utama dan jalan minor (QTotal) =
diketahui bahwa kondisi lingkungan disekitar simpang 2759 kend/jam dihitung dengan menggunakan
termasuk tipe komersil, sesuai dengan MKJI 1997. rumus: Sehingga:
Areal komersil adalah keadaan lingkungan dimana PUM = QUM/QTOT = 0,0025
TABEL 1
Hasil Simulasi Model Skenario 1 Dengan Perangkat Lunak SUMO
TABEL 2
Hasil Simulasi Model Skenario 2 Dengan Perangkat Lunak SUMO
TABEL 3
Perbandingan Kondisi Lapangan Dan Hasil Perangkat Lunak SUMO
(Kondisi Eksisting dan Model Skenario)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN nilai derajat kejenuhuan (DS > 0,75) maka perlu
diadakan perbaikan geometrik simpang,
A. Kesimpulan
pengontrolan arus simpang total dan pengaturan
1. Kinerja simpang lengan tiga Jl. Raya Bastiong – Jl.
arus dengan rambu–rambu untuk mempertahankan
Raya Mangga Dua – Jl. Sweering Mangga Dua
derajat kejenuhan yang diinginkan berdasarkan
berdasarkan MKJI 1997 untuk nilai kapasitas (C)
MKJI 1997 yaitu DS ≤ 0,75.
simpang sebesar 2911,94 smp/jam. Serta nilai
2. Waktu tundaan (D) pada simpang lengan tiga Jl.
derajat kejenuhan (DS) pada simpang sebesar
Raya Bastiong – Jl. Raya Mangga Dua – Jl.
1,1708. Artinya kapasitas simpang telah melebihi
Sweering Mangga Dua berdasarkan MKJI 1997
kapasitas sebenarnya yaitu 2900 smp/jam dan juga
sebesar 32,55 det/smp.
3. Peluang antrian (QP) pada simpang lengan tiga Jl. [6] Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga.
1997. “Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Raya Bastiong – Jl. Raya Mangga Dua – Jl.
[7] Doviyanto. R. 2020. “Evaluasi Simpang Tak Bersinyal Jalan
Sweering Mangga Dua berdasarkan MKJI 1997 Mt. Haryono–Jalan Banggeris Menggunakan Software Kaji”.
senilai 46,53% (batas bawah) dan 92,76% (batas Jurnal Kacapuri: Jurnal Keilmuan Teknik Sipil, 3(2), 135-145.
atas). Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda,
[8] Garung, Y. H., Arifianto, A. K., & Rahma, P. D. (2018).
4. Kinerja Simpang berdasarkan simulasi dengan
“Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal di Jalan Mertojoyo-
softwere SUMO pada kondisi skenario 1, Jalan Joyo Utomo, Kelurahan Merjosari Kota Malang”.
didapatkan panjang antrian sebagai berikut : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
a. Jl. Raya Mangga Dua : 41,12 m [9] Gunawan, M. B. 2019, “Kinerja Persimpangan Dengan Dan
Tanpa Lampu Lalu Lintas PadaJalan Sangkuriang – Jalan
b. Jl. Sweering Mangga Dua : 38,75 m
Kolonel Masturi, Kota Cimahi”, Institut Teknologi Nasional.
c. Jl. Raya Bastiong : 86,12 m [10] Hasanudin, M. A. U., Timboeleng, J. A., Longdong, J. 2019,
Setelah dilakukan pemodelan skenario 2 dengan “Analisa Kinerja Lalu Lintas Persimpangan Lengan Empat
ditambahkan lajur, belok kiri langsung, larangan Tak Bersinyal (Studi Kasus: Persimpangan Jalan Banjer)”,
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.11 November 2019 (1485-1498)
keluar kendaraan untuk jalan kecil pada simpang
ISSN: 2337-6732.
serta traffic light pada simpang. Maka didapatkan [11] Jayanti, L., Nugroho, M. W., & DA, A. R. (2019). “Evaluasi
panjang antrian yaitu sebagai berikut : Kinerja Simpang Tak Bersinyal Di Kota Madiun (Studi Kasus
a. Jl. Raya Mangga Dua : 32,86 m Simpang Biliton, Simpang Kompol Sunaryo, Dan Simpang
Yos Sudarso)”. Universitas Hasyim Asy’ari, Jombang.
b. Jl. Sweering Mangga Dua : 18,49 m
[12] Kabi, M. B. R., Elisabeth, L., Timboeleng, J. A. 2019,
c. Jl. Raya Bastiong : 50,49 m “Analisis Kinerja Simpang Tanpa Sinyal (Studi Kasus:
Simpang Tiga Ringroad – Maumbi)”, Jurnal Sipil Statik Vol.3
B. Saran No.7 Juli 2015 (515-530) ISSN: 2337-6732.
[13] Khin. M. 2014. “Evaluasi Kinerja Simpang Tak Bersinyal
1. Pemerintah diharapkan untuk melakukan rekayasa
Pada Simpang Tiga Jalan Ciptomangunkusumo–Jalan Pelita
lalu lintas pada simpang lengan tiga tak bersinyal Kota Samarinda”. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
yang menghubungkan Jl. Raya Bastiong – Jl. Raya [14] Khisty, C. J & Lall, B. K. 2003. Dasar-dasar Rekayasa
Mangga Dua – Jl. Sweering Mangga Dua. Dapat Transportasi Jilid I. Edisi ketiga. Erlangga. Jakarta.
[15] Kulo, E. P., Rompis, S. Y., & Timboeleng, J. A. (2017).
dilakukan manajemen lalu lintas dengan
“Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal Dengan Analisa Gap
menambahkan traffic light dan menambahkan lebar Acceptance Dan MKJI 1997”. Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.2
jalan pada Jl. Raya Bastiong dan Jl. Raya Mangga April 2017 (51-66) ISSN: 2337-6732.
Dua. [16] Mandasari, T., & Riani, D. (2019). “Analisis Persimpangan
Pada Simpang Tiga Tak Bersinyal Studi Kasus (Jalan Tambun
2. Penelitian selanjutnya diperlukan adanya analisa
Bungai–Jalan Ra Kartini)”. Jurnal Teknika, 2(2), 177-185.
tentang penggunaan traffic light pada simpang Universitas Palangka Raya, Denpasar.
tersebut. [17] Morlok. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan
Transportasi. Erlangga. Jakarta.
[18] Naufaldi. B. H., Subagyo. U., & Poerwanto. J. A. 2020.
“Evaluasi Simpang Tak Bersinyal Di Jalan Airlangga–Jalan
Hayam Wuruk Mojosari Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa
Timur”. Jurnal Online Skripsi Manajemen Rekayasa
Konstruksi Politeknik Negeri Malang.
[19] Pamungkas. H. G. 2015. "Analisis Simpang Tak Bersinyal
(Studi Kasus Simpang Kembaran - Sumbang dan Jalan
Penghubung Purbalingga)", Fakultas Teknik UMP.
[20] Pontoh. R. R., & Suparsa. G. 2015. “Evaluasi Kinerja
Simpang Tak Bersinyal Dan Ruas Jalan Di Kota Denpasar
(Studi Kasus : Jl. W.R. Supratman – Jl.Gadung, Jl. W.R.
KUTIPAN Supratman – Jl. Ratna – Jl. Plawa)”. Fakultas Teknik
Universitas Udayana,
[1] Akbardin. J. 2014. “Analisis Pelayanan Simpang Tak [21] Pramesti, Y. I. 2011. “Studi Kinerja Simpang Tak Bersinyal
Bersinyal (Studi Kasus Pintu Gerbang Atas Universitas Pasar nangka Atad Dasar Observasi Ekuivalensi Mobil
Pendidikan Indonesia Jalan Setiabudi Bandung)”. Universitas Penumpang”, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
Pendidikan Indonesia (UPI). [22] Pratama. M. D. M., & Elkhasnet. E. 2019. “Analisis Kinerja
[2] Ali. N., & Hustim. M. 2004. “Studi Kinerja Simpang Tak Simpang Tak Bersinyal Jalan AH Nasution dan Jalan Cikadut,
Bersinyal Yang Tidak Sebidang Di Kota Makassar: Studi Kota Bandung”.(Hal. 116-123). RekaRacana: Jurnal Teknil
Kasus Simpang Jalan Urip Sumoharjo-jalan Leimena”. Sipil, 5(2), 116. Institut Teknologi Nasional, Bandung.
Universitas Hasanuddin, Makassar. [23] Ramadhan. M. A. 2016. “Analisis Arus Lalu Lintas Simpang
[3] Badar, P. I., Sendow, T. K., Jansen, F., Manoppo, M. 2019, Tak Bersinyal (Studi Kasus Pada Simpang Jl. Untung
“Analisa Persimpangan Tidak Bersinyal Menggunakan Suropati–Jl. Ir. Sutami–Jl. Selamet Riyadi di Kota
Program aaSIDRA (Studi Kasus Persimpangan Jalan 14 Samarinda)”. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Februari – Jalan Tololiu Supit – Jalan Babe Palar, Kota [24] Rorong. N., Elisabeth. L., & Waani. J. E. 2015. “Analisa
Manado)”, Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.7, November 2014 Kinerja Simpang Tidak Bersinyal di Ruas Jalan S. Parman dan
(367-374) ISSN: 2337-6732.s Jalan DI. Panjaitan”. Jurnal Sipil Statik, 3(11).
[4] Daud, M. Z. 2013, “Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal [25] Royan, Noto. 2015. "Analisa Perencanaan Traffic Light Di
di Kota Gorontalo”, Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Persimpangan Bandara SMB II Palembang",Program Studi
Taruna Gorontalo. Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
[5] Datu, V. V., Rumayar, A. L., & Lefrandt, L. I. (2018). Palembang. Berkala Teknik Vol.5 No.2 September 2015 ISSN
“Analisis Simpang Tak Bersinyal Dengan Bundaran (Studi 2088-0804.
Kasus: Bundaran Tugu Tololiu Tomohon)”. Jurnal Sipil Statik [26] Saelan. W., Rachman. R., & Bestari. S. 2020. “Kinerja
Vol.6 No.6 Juni 2018 (423-430) ISSN: 2337-6732. Simpang Tak Bersinyal Sultan Alauddin dan Monumen
Emmy Saelan di Era New Normal”. Paulus Civil Engineering [300 Verawanti. V., & Romadhona. P. J. 2019. “Dampak Petugas
Journal. Pengatur Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang 4 Tak
[27] Sriharyani, L., & Hadijah, I. (2017). Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Jalan Agro-Bougenvile (Lembah Ugm)”. Teknisia,
Tidak Bersinyal Kota Metro (Studi Kasus Persimpangan 24(1), 46-54. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Jalan, Ruas Jalan Jend. Sudirman, Jalan Sumbawa, Jalan [31] Wells, G. L. 1993. Rekayasa Lalu Lintas. Penerjemah: Ir.
Wijaya Kusuma Dan Jalan Inspeksi). Jurnal Program Studi Suwardjoko Warpani. Penerbit Bhratara, Jakarta.
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, [32] Wijayanto, Ady & Dewi, E. W. K. 2009. “Perancangan
[28] SUMO. 2020. Tujuan Pustaka SUMO. Analisa Kinerja Simpang Jalan S. Parman/Veteran/ Dr. Sutomo Semarang
Simpang Koordinasi Bersinyal Menggunakan Simulation of (Design of S. Parman/ Dr. Sutomo/Veteran Intersection on
Urban. Semarang)”. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
[29] Tuames. M. U. P., Pandulu. G. D., & Arifianto. A. K. 2019. [33] Wikrama, A. J. 2017. “Studi Simpang Tak Bersinyal (Studi
Analisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal pada Jalan Ade Irma Kasus : Jalan Raya Uluwatu – Jalan Raya Kampus Unud)”.
Suryani, Kecamatan Klojen Kota Malang. Universitas Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Trihuwana Tunggadewi Malang. Udayana.