HASIL KEBUDAYAANNYA
DISUSUN OLEH :
NAMA
: SUPRIYANTO
KELAS
: XI TKR C
Keturunan Bahasa Austronesia tumbuh dan berkembang ratusan tahun dan digunakan
oleh 300 juta manusia di Asia Timur dan Asia Pasifik. Para penutur bahasa Austronesia,
beragam, misalnya mulai dari para nelayan, pelaut, pedagang, bangsawan, pengeliling
dunia, sampai kaum petani di pedalaman. Sekitar 80 juta manusia penutur bahasa
Austronesia hidup di kepulauan nusantara dan kepulauan Pasifik.
Jadi siapa nenek moyang manusia yang bertutur dengan menggunakan bahasa
Austronesia yang tinggal di nusantara itu? Masih menjadi kontroversi di kalangan para
ahli. Pendapat mereka bermacam ragam, ada yang mengatakan dari Formusa (Taiwan),
Hainan (Hongkong), Yunan (China Selatan), Filipina, atau Jepang.
pelayaran mereka mulai canggih. Maka di antara mereka mulai ada yang bermigrasi ke
pulau-pulau di nusantara, misalnya ke Sulawesi dan Maluku. Bahkan ada yang sampai ke
pulau Mikronesia, Lautan Pasifik.
Dalam tahap selanjutrnya, puluhan tahun kemudian, mereka ada yang bermigrasi ke
Jawa, Sumatra, dan Semenanjung Malaka. Ke arah timur, mereka menuju ke Nusa
Tenggara, Maluku, Papua Barat, sampai ke kepulauan Bismarck. Di kawasan timur ini,
budaya tanaman biji-bijian mereka tinggalkan dan beralih ke budidaya berbagai tanaman
umbi-umbian. Bumi dan alam di nusantara bagian timur ternyata tidak cocok untuk
tanaman biji-bijian.
Menurut pakar arkeologi yang lain, Daud Ario Tanudirjo, persebaran para penutur Proto
Malayo Polynesia tersebut terjadi sekitar 4.000 hingga 3.300 tahun yang lalu. Hal itu
ditandai luasnya distribusi gerabah berpoles merah..
KEMAMPUAN mereka mengarungi lautan jarak jauh, mendorongnya untuk terus
mencari daerah baru yang kemungkinan lebih baik, atau lebih nyaman untuk hidup.
Mereka telah mengenal strategi lompat katak. Dari pulau yang satu melompat ke pulau
yang lain yang lebih dekat. Demikian seterusnya, sampai mereka tiba di pulau yang
paling jauh.
Bahasa Proto Malayo Polynesia tersebut berkembang di kawasan barat nusantara
sedangkan di kawasan Halmahera, Maluku, berkembang dan menjadi pusat bahasabahasa Proto Central Malayo Polynesi. Bahasa-bahasa Proto Eastern Malayo
Polynesia berkembang di daerah Kepala Burung, Papua Barat dan bahasa-bahasa Proto
Oceanic berkembang di Kepulauan Bismarck, Pasifik Barat dan sekitarnya.
Bentuk rumpun bahasa Austronesia ini tumbuh lebih menyerupai bentuk garu
ketimbang bentuk pohon. Mengapa? Karena semua proto-bahasa dalam bentuk ini, dari
Proto Malayo Polynesia hingga ke Proto Oceania menunjukkan kesamaan kognat yang
tinggi, yakni lebih dari 84 persen dari 200 pasangan kata. Demikian menurut pakar
arkeologi Daud Aris Tanudirjo.
Sementara itu menurut pakar bahasa Austronesia, Peter Bellwood, berbagai proto-bahasa
yang pernah tersebar dari Filipina sampai Kepulauan Bismarck, boleh dikatakan satu
bahasa, namun dengan sedikit perbedaan variasi dialek.
Austromelanesoid Mongoloid
Mungkin Anda bertanya, nama makhluk apa lagi ini? Apakah ini nenek moyang kita?
Jawabnya bukan! Sabar.
Dari hasil penemuan dan penelitian di pegunungan Sewu, bagian tengah Jawa TengahJawa Timur, para ahli menemukan kohabitasi, bercampurnya dua suku bangsa di suatu
wilayah, yaitu ras Australo-melanesid dengan ras Mongoloid dalam waktu yang hampir
bersamaan. Kohabitasi dua ras tersebut jauh sebelum datangnya para penutur Austronesia
yang berciri ras Mongoloid.