Anda di halaman 1dari 28

Mekanisme Miksi dan

Terjadinya Inkontinensia
Kelompok A4:
Rosinta simbolon
102011395
I Wayan Eri Purnama Yudha 102012025
Edison
102012106
Vita Paramitha Teken
102012107
Valencia Jeandry
102012221
William Limadhy
102012241
Rachel dwi putri
102012345
Shienowa Andaya Sari
102012445
Muhammad radhi bin kamal 102012497

Skenario
Seorang perempuan usia 50
tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan sulit menahan
kencing sejak 1 tahun terakhir.
Dari anamnesa diketahui pasien
tersebut mempunyai 7 orang
anak.

Identifikasi Istilah

Tidak ada

Rumusan Masalah
Seorang perempuan usia 50
tahun mempunyai 7 orang anak
dengan keluhan sulit menahan
kencing sejak 1 tahun terakhir

Analisis
Masalah
Struktur
Organ yang
Terkait

Sulit
Menahan
Kencing

Komposis
i Urin

Mekanisme
Sistem
Urinaria

Pembentukan

Pengeluaran

Makro
Mikro

HIPOTESIS
Seorang perempuan umur 50
tahun sulit menahan kencing
karena sering melahirkan
sehingga sphincter urethrae
melemah

SASARAN PEMBELAJARAN
Struktur makro & mikro organ
yang berperan
Mekanisme sistem urinaria
Komposisi urin
Faktor Faktor yang
mempengaruhi jumlah urin

Traktus Urinarius
Struktur makroskopis dan
mikroskopis traktur urinarius terdiri
dari :
1. Ginjal
2. Vesika urinaria
3. Ureter
4. Urethra

Struktur Makroskopis
Ginjal

Letak : retroperitoneal
Pembungkus ginjal:
Capsula Fibrosa,Adiposa,
Fascia renalis
Bagian Ginjal : Korteks
,Medulla

Ureter
2 bagian : Pars
abdominalis, Pars
pelvina

3 penyempitan :
-Uretro pelvic
junction
-Flexura Marginalis
-Ureter masuk ke
vesika urinaria
Persarafan : Plexus

Vaskularisasi Ginjal
Pendarahan
Ginjal

Pembuluh balik
Ginjal

V.
interloburalis
V. arcuata
V. interlobaris
V. renalis

A. renalis
A. interlobaris
A. arcuata
A.
interlobularis

Vesika Urinaria
Letak : di belakang
os pubis
Lapisan otot V.U:
- M. detrustor
- M. trigonum
-M. sphincter vesica
Fungsi: reservoir
urine

Vaskularisasi
A. vesicalis superior

Cab. A.

umbilicalis (Fundus V.U)


A. vesicalis inferior
Cab. A. Iliaca
interna
( caudal & lateral permukaan depan V.U)
A. Vesicolodeferensialis
Cab. A. Iliaca
interna
( 1/3 permukaan posterior V.U)

Urethra
Masculina

Femina

Panjang : 20 cm

Panjang : 3,5 cm

M. Sfingter interna
(otot polos dari
M.detrusor Involunter)

M. Sfingter externa
( distal inferior dari
kandung kemih dan
bersifat volunter)

M. Sfingter externa
( urethra pars
membranosa

Struktur Mikroskopis
Glomerulus
gulungan kapiler
dikelilingi kapsul
epitel berdinding
ganda (kapsula
Bowman).

Mikroskopis
Tub. Kontortus
proximal
o Epitel kuboid
rendah, inti bulat.
o Asidofil
o Lumen tak jelas
o Fungsi : absorbsi &
transpor ion

Tub. Kontortus
distal
o Epitel selapis
kuboid rendah
o Basofil
o Lumen jelas,lebih
lebar
o Fungsi :
reabsorbsi ,
sekresi/ eskresi

Duktus Koligents
o Epitel
kuboid/torak
o Sitoplasma pucat
o Batas sel jelas

Ureter
o Epitel transisional
o Lamina propia
( jaringan ikat pembuluh darah )
o Otot polos (long sir
long)

Vesika urinaria
ep.transisional
lamina propria
T.mukosa

T. muskular long-sirk-long
T. adventitia jar. ikat
fibroelastis

Urethra
PRIA
P: 20 cm
Mukosa
Ep. Transitional
sampai berlapis
gepeng
Muskularis
Otot polos
Adventitia

WANITA

P: 2,5 4 cm
Terletak di antara
klitoris dan
pembukaan vagina

Mekanisme Sistem
Urinaria

MEKANISME PENGELUARAN URIN


Vesica urinaria 150 cc

dinding penuh

reseptor regang dinding vesica urinaria


kontraksi tekanan intra vesica urinaria
impuls ke medula spinalis refleks spinal
m.detrussor kontraksi

parasimpatis

sfingter uretra externa relaksasi MIKSI

Komposisi Urin
Zat padat terbanyak: Urea
Mineral terbanyak: Nacl
Larutan organik:
urea, amoniak dan garam ammonium,
kreatin dan kreatinin, asam urat
Larutan anorganik:
asam amino, allantoin, klorida, sulfat,
fosfat, oksalat, mineral, vitamin, hormon,
enzim, natrium, kalium, magnesium,
fosfor

Faktor yang mempengaruhi


jumlah urin

Hormon ADH
Jumlah air

Kesimpulan
Inkontinensia adalah kelainan yang dialami oleh
seseorang yang sudah lanjut usia khususnya pada
wanita yang berusia diatas 65 tahun ataupun pada
wanita yang sering melahirkan. Wanita yang sering
melahirkan lebih mungkin terjadinya inkontinensia
karena kemampuan otot-otot yang melemah sehingga
orang tersebut tidak hanya mengalami kelemahan
otot tapi juga tidak mampu menahan uterus atau alatalat dalaman perut sehingga ia akan lebih sering
membuang air kecil dalam jumlah kecil dan frekuensi
sering.

Anda mungkin juga menyukai