Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya

untuk

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan,pengendalian

diri,

kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,


masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas. 2003 : pasal 1).
Berdasarkan pengertian diatas terlihat jelas bahwa pendidikan memiliki tiga ciri
yaitu adanya interaksi atau proses, tujuan serta hasil.
Pendidikan juga merupakan suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan (Kamus lengkap Bahasa Indonesia : 574)
Upaya pengajaran dan pelatihan dapat dilakukan ditempat-tempat yang memang
sudah disediakan untuk hal itu, seperti sekolah dengan guru sebagai pendidiknya
(formal), atau di rumah dengan orang tua sebagai pendidiknya (informal) bahkan
dilingkungan dimana masyarakat dan teman dapat berperan sebagai pendidik
(nonformal).
Dalam masyarakat sederhana, pada awalnya pendidikan dimaksudkan untuk
mengajarkan budaya, yaitu mengajar anak untuk mengetahui dan mengamalkan nilai-nilai
dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini berjalan secara informal, anak
belajar melalui pengamatan terhadap lingkungan dan orang-orang yang terdekat dengan
dia. Apa yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi tertentu diketahui melalui
pengamatan atau pengalaman. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004 : 365). Jadi dalam
masyarakat sederhana, semua orang yang lebih tua dan berpengalaman adalah

pendidik.Namun dalam masyarakatyang lebih kompleks, makin banyak yang harus


diketahui anak dengan baik, sehingga diperlukan adanya pendidikan yang formal dengan
guru sebagai pendidik dan terbagi dalam berbagai jenjang dan kekhususan.
Diadakannya suatu pendidikan pastinya mempunyai suatu tujuan. Tujuan
pendidikan ini memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan
indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin
dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. (Tirta, 2006 : 37)
Memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan, berarti bahwa pendidikan
itu tidak boleh digunakan sebagai ajang coba-coba. Pendidikan harus memiliki arah pasti,
karena pada dasarnya pendidikan digunakan untuk mengantarkan peserta didik untuk
dapat menemukan jati dirinya. Sedangkan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan, berati pendidikan digunakan untuk mengembangkan potensi yang
pada dasarnya telah dimiliki oleh setiapmanusia atau peserta didik. Potensi-potensi ini
harus diasah dengan benar sehingga peserta didik dapat memiliki kualitas yang baik dan
jika diberi stimulus-stimulus yang baik dari pendidik maka terciptalah pengembangan
yang utuh sehingga menjadi manusia yang memiliki kecerdasan menyeluruh, yang tidak
hanya cerdas dalam intelektual namun yang cerdas dan bersahaja dalam bersikap.
Kecerdasan menyeluruh ini sangat dibutuhkan dalam era globalisasi saat ini,
sehingga kualitas pendidikan yang baik sangat berpengaruh untuk membentuknya. Salah
satu indikator / komponen penting untuk menciptakan kualitas pendidikan yang baik
adalah pendidik yang berkualitas untuk membantu peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran,meniai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan

dan pelatihan,serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,terutama


bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU Sisidiknas nomor 20 tahun 2003 bab XI pasal
39 ayat 2).
Secara umum banyak sekali peranan yang mesti dilakukan guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. Namun, peranan guru yang paling pokok
berhubungan erat dengan tugas dan jabatannya sebagai suatu profesi. Tugas guru secara
profesional menurut Sutan Zanti Arbi (1992:134) meliputi tugas mendidik, mengajar, dan
melatih.
Mendidik berarti pemberian bimbingan pada anak agar potensi yang dimilikinya
berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta mengimbangkan nilai-nilai
hidup. Sebagai pembimbing, guru memberi tekanan pada tugas memberi bantuan pada
murid agar dapat mengatasi masalah yang dihadapinya. Tugas ini tergolong pada aspek
mendidik,sebab tugas guru disamping menyampaikan ilmu pengetahuan, juga mencakup
pembentukan nilai-nilai pada diri murid yang tertuju pada pengembangan seluruh aspek
kepribadian murid secara utuh agar tumbuh menjadi manusia dewasa.Mengajar berarti
memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif),sikap
(afektif) dan keterampilan(psikomotor) pada diri murid agar dapat menguasai dan
mengembangkan ilmu dan teknologi.
Berdasarkan kasus Banyak Guru Malas Mengajar yang dimuat dalam koran
Jawa Pos, Senin 09 April 2012, menceritakan tentang banyaknya Guru di wilayah
mojokerto yang malas mengajar karena cenderung mengejar Proses Sertifikasi. Bahkan
laporan itu terangkum dalam catatan strategi rekomendasi LKPj wali kota 2012 bila benar
guru menomor satukan sertifikasi maka dikhatirkan siswa akan menjadi petik korban
program wajib belajar (wajar) 12 tahun yang dicanangkan Pemkot Mojokerto.

Dari kasus tersebut Penulis menganalisa masalah masalah yang terjadi dalam
dunia pendidikan di Indonesia khususnya yang menyoroti kualitas tenaga pendidik, dalam
makalah yang berjudul Masalah Pendidikan di Era Globalisasi

1.2

RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian pendidikan?


Apa sajakah permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia?
Siapa yang bertanggung jawab dalam menjalankan sistem pendidikan?
Bagaimana peran tenaga pendidik dalam sistem pendidikan?
Bagaimana menganalisis masalah yang di hadapi pada sistem pendidikan di
Indonesia beserta solusinya?

1.3

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan
2. Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui siapa saja yang bertanggung jawab dalam menjalankan sistem
pendidikan di Indonesia.
4. Untuk menjelaskan peran tenaga pendidik dalam sistem pendidikan
5. Untuk menganalisis masalahyang dihadapi pada sistem pendidikan di Indonesia
serta solusinya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak
mulia,serta keterampilan yang diperlukan

dirinya,masyarakat, bangsa dan negara (UU

Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 1).

2.2 MASALAH YANG ADA DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA


Dalam dunia pendidikan dibutuhkan suatu sistem. Sistem tersebut digunakan sebagai
acuan untuk menjalankan proses pendidikan. Dan menurut (H. Dinn Wahyudin, dkk, 2007).,
Sistem Pendidikan itu merupakan Kegiatan yang kompleks, dan meliputi berbagai komponen
yang berkaitan erat satu sama lain. Oleh karena itu, apabila konsep pendidikan ingin
dilaksanakan secara terencana dan teratur, maka berbagai faktor yang terlibat dalam sistem
pendidikan harus dipahami terlebih dahulu seperti 7 komponen-komponen yang dijadikan
pedoman dalam penerapan sistem pendidikan di Indonesia. 7 komponen-komponen sistem
pendidikan itu meliputi :
1. Dasar Pendidikan
2. Tujuan Pendidikan
3. Materi Pendidikan
4. Metode Pendidikan
5. Alat Pendidikan
6. Peserta Didik
7. Pendidik.
Meskipun di dalam sistem pendidikan memiliki 7 komponen yang dijalankan secara
profesional dan proporsional, namun tidak luput dari kendala dan polemik dunia pendidikan.
Seperti yang telah kita ketahui bahwamayoritas masalah datang dari faktor intern, namun

tetap tidak luput dari masalah ekstern. Salah satu masalah intern yang paling sering terjadi
seperti masalah tenaga pendidik. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara
lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standartisasi pengajaran. Hal tersebut masih
menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus
dalam dunia pendidikan yaitu:
(1).Kurangnya sarana fisik,
(2). Rendahnya kualitas guru,
(3). Rendahnya kesejahteraan guru,
(4). Rendahnya prestasi siswa,
(5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
(7). Mahalnya biaya pendidikan.
Karena tenaga pendidik adalah suatu komponen yang sangat bertanggung jawab
dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, penulis membahas masalah dalam pendidikan dari
faktor intern yaitu Tenaga Pendidik.

2.3 PIHAK PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM MENJALANKAN


SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Tenaga pendidik sangat bertanggung jawab dalam menjalankan suatu dasar sistem
pendidikan karena telah dijelaskan pada UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2

Dalam proses pendidikan, pendidik merupakan pihak yang paling bertanggung jawab
dalam menjalankan proses pendidikan. Pendidik sendiri,menurut UU Sisdiknas nomor 20
tahun 2003 pasal 39 ayat 2 merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi. Adapun peranan atau kewajiban dan hak yang dimiliki
pendidik diantaranya:
1. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:
a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan social yang pantas dan memadai;
b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d. Perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual; dan
e. kesempatan untuk menggunakan sarana prasarana dan fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis;
b. Mempunyai

komitmen

secara

professional

pendidikan;dan

untuk

meningkatkan

mutu

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (UU Sisdiknas nomor 20 tahun
2003 pasal 40).
Namun

pada

kenyataannya,

keadaan

guru

di

Indonesia

juga

amat

memprihatinkan.Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk


menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan
pengabdian masyarakat.Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu
keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan
kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada
kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.Kualitas guru dan pengajar yang
rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.

2.4 PERAN TENAGA PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN


Tenaga Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuaidengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dari definisi diatas jelas bahwa tenaga pendidik memiliki lingkup profesi yang lebih luas.
Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang- orang yang dalam melaksanakan
tugasnya yang berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam
suatu proses yang sistematis, terencana, dan terarah. Penggunaan istilah dalam kelompok
pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing - masing.
Guru dan dosen, misalnya, adalah Sebutan tenaga pendidik yang bekerja disekolah dan
PerguruanTinggi.Tampak sekalipun pendidik (guru) yang akan berhadapan langsung
8

dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan dari para tenaga
kependidikan lainnya,sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena
pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada dalam
konteks yang hampa,tidak ada aturan yang jelas, tidak didukungs arana prasarana yang
memadai, tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar
lain yang mendukung. Karena itulah pendidik memiliki posisi yang penting dalam konteks
penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran).Hal ini telah dipertegas dalam Pasal 39 a ya t
2 UU No.20 tahun2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa Pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakandan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.

2.5 ANALISA KASUS PENDIDIKAN DI INDONESIA SERTA SOLUSINYA


Berdasarkan kasus kasus yang dimuat dalam koran Jawa Pos, Senin 09 April
2012, menceritakan tentang banyaknya Guru di wilayah mojokerto yang malas mengajar
karena cenderung mengejar Proses Sertifikasi. Bahkan laporan itu terangkum dalam catatan
strategi rekomendasi LKPj wali kota 2012 bila benar guru menomor satukan sertifikasi maka
dikhatirkan siswa akan menjadi petik korban program wajib belajar (wajar) 12 tahun yang
dicanangkan Pemkot Mojokerto.
Dari kasus - kasus tersebut Penulis menganalisa masalah masalah yang terjadi
dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya yang menyoroti kualitas tenaga pendidik.
Berikut ini adalah kasus kasus dan hasil analisa penulis:

Teori
Kasus 1: Sabtu 3 Maret 2012

Fakta
Hampir merata di setiap

Hasil
Fakta dan teori tidak

1. Pasal 41 ayat 2 UU

SMP,SMA dan SMK NEGRI

sesuai karena pada

Sisdiknas no.20 th. 2003

di Jombang kelebihan tenaga

kenyataannya masih ada

Pengangkatan,penempatan dan

pengajar,terutama pada mata

satuan pendidikan yang

penyebaran pendidik dan

pelajaran Bahasa

kekurangan dan

tenaga kependidikan di atur

Indonesia,Ekonomi,Fisika,PK kelebihan tenaga

oleh lembaga yang

N.Selain kelebihan ,ada juga

pengajar.Ini

mengangkatnya berdasarkan

sejumlah pelajaran yang

membukktikan bahwa

kebutuhan satuan pendidikan

kekurangan tenaga

pengangkatan,penempata

formal.

pengajar.Seperti pada mata

n dan penyebaran tenaga

2. Pasal 41 ayat 3 UU

pelajaran

pendidik kurang

Sisdiknas no.20 th. 2003

Keterampilan,BK,Muatan

terorganisir dengan baik.

Pemerintah dan pemerintah

Lokal dan Seni Budaya.

daerah wajib memfasilitasi


satuan pendidik dengan
pendidik dan tenaga
kependidikan yang di perlukan
untuk menjamin
terselenggaranya pendidikan
yang bermutu.

...,secara prinsip tetap


10

Fakta dan teori sesuai

Kasus 2: 9 April 2012

mendukung upaya guru yang

dengan pasal 42 ayat 1

tengah berupaya

untuk meningkatkan

1.Pasal 42 ayat 1 UU

mendapatkan sertifikasi.

kualitasnya guru

SISDIKNAS 2003 Pendidik

Alasannya sertifikasi sendiri

meningkatkan

harus memiliki kualitas

dapat meningkatkan kualitas

kualitasnya guru

minimum dan sertifikasi sesuai

profesionalisme guru dan

berusaha memperoleh

dengan jenjang kewenangan m

mengarah pada peningkatan

sertifikasi.

engajar,sehat jasmani serta

kesejahteraan guru....

memiliki kemampuan untuk


mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.

para pendidik di kota

Tidak sesuai dengan UU

2.Pasal 40 ayat 2 poin B UU

mojokerto belakangan ini

sisdiknas pasal 40 ayat 2

Sisdiknas no.20 th. 2003

sangat malas mengajar karena dan pasal 39 ayat 2.

Pendidik dan tenaga

mengejar sertifikasi .

Karena pendidik di sini

kependidikan berkewajiban :

tidak mejalankan profesi

Mempunyai komitmen secara

mereka sesuai pasal 40

profesional untuk

ayat 2 yang seharusnya

meningkatkan mutu

pendidik berkewajiban

kependidikan.

untuk meningkatkan
mutu pendidikan
sedangkan disini,
pendidik hanya

11

mengutamakan
kesejahteraan dirinya
sendiri dengan mengejar
sertifikasi saja.

Komisi III DPRD kota


mojokerto menyatakan
belakangan ini banyak
laporan yang diterima
menyangkut indikasi

Sesuai

3. Pasal 52 UU sisdiknas no.2

malasnya para pendidik saat

Karena dalam kasus ini,

thn 1989 Pemerintah

mengajar karena cenderung

pemerintah mengetahui

melakukan pengawasan atas

lebih mengejar proses

penyebab malasnya guru

penyelenggaraan pendidikan

sertifikasi

mengajar.

yang diselenggarakan oleh


Pemerintah ataupun oleh
masyarakat dalam rangka
pembinaan perkembangan
satuan pendidikan yang
bersangkutan.

Sorotan komisi III DPRD


kota Mojokerto.Banyak
laporan masyarakat seputar
guru yang malas mengajar
Tidak sesuai, karena

12

3.Pasal 39 Ayat 2 UU Sisdiknas

dalam kasus ini peserta

no.20 th. 2003 Pendidik

didik ditelantarkan oleh

merupakan tenaga profesional

para guru. Dalam pasal

yang bertugas merencanakan

39 Ayat 2 pendidik

dan melaksanakan proses

bertugas merencanakan

pembelajaran,menilai hasil

dan melaksanankan

pembelajaran,melakukan

proses pembelajaran

pembibingan dan pelatihan

secara professional.

serta melakukan penelitian


.Pengabdian kepada
masyarakat terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.

Banyak guru di Kabupaten


Mojokertoyang belum
mendapat TPP meskipun
Kasus 3: 25 April 2012

1. Pasal 40 Ayat 1 Poin a UU

sudah mendapat sertifikasi


karena adanya kekurangan

Fakta dan teori tidak

anggaran.

sesuai karena seharusnya

Sisdiknas no.20 th. 2003

para pendidik

Penghasilan dan jaminan

memperoleh jaminan

kesejahteraan sosial yang

kesejahteraan sosial yang

pantas dan memadai.


2. Pasal 40 Ayat 1 poin b UU

pantas dan memadai


sesuai dengan tugas dan

Sisdiknas no.20 th. 2003


prestasi kerjanya.Tapi
Penghargaan sesuai dengan
13

tugas dan prestasi kerja.

karena minimnya
anggaran yang di
sediakan pemerintah
banyak yang belum
memperoleh TPP-nya

BAB III
14

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
1.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terncana untuk mewujudakan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakn potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dn Negara.
2.
Permasalahan khusus pendidikan yang ada di Indonesia yaitu, kurangnya sarana fisik,
rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya
kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
serta mahalnya biaya pendidikan. Sedangkan permasalahan umum yang sekarang terjadi di
Indonesia adalah rendahnya kesejahteraan guru yang menyebabkan terganggunya proses
pembelajaran.
3.
Yang bertanggung jawab dalam menjalankan proses pendidikan adalah tenaga
pendidik, karena tanpa adanya pendidik yang professional maka proses pendidikan akan
terhambat.
4.
Peran tenaga

pendidik adalah bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta


melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
5.
Untuk mengatasi masalah rendahnya kesenjangan guru pemerintah diharapkan lebih
bijaksana dalam upaya pemerataan dan penempatan para tenaga pendidik secara professional
dan proposional sesuai tuntutan dan kebutuhan dan keadaan daerah atau wilayah yang lebih
membutuhkan tenaga pengajar sesuai dengan kriteria yang membutuhkan.
3.2 Saran
Hasil analisis kasus diatas, diharapkan dapat ditindak lanjuti untuk menjadi pendidik
dimasa yang akan datang menjadi lebih baik dan lebih profesional sesuai UU SISDIKNAS
dan juga dapat memiliki pengetahuanserta dapat menelaah kasus kasus dalam lingkungan
pendidikan khususnya di Indonesia.

15

DAFTAR PUSTAKA
Bin/nk.03 maret 2012. Buntut Kelebihan Guru,Pelototi Kinerja Guru. Radar

Mojokerto: hal 3.
Ris/nk.09 April 2012. Banyak Guru Malas Mengajar. Radar Mojokerto: hal 20.
Abi/c3/yr.25 April 2012. Guru Sertifikasi Kemenag Mengeluh. Radar Mojokerto: hal
25 dan 35.

16

Anda mungkin juga menyukai