Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan mega senter keragaman hayati dunia, dan menduduki
urutan terkaya kedua di dunia setelah Brazil. Di Indonesia diperkirakan hidup
sekitar 30.000 spesies tumbuhan, dimana dari seluruh spesies tumbuhan tersebut,
diketahui sekurang-kurangnya 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat sebagai
tanaman obat dan kurang lebih 300 spesies yang baru digunakan sebagai bahan
obat tradisional oleh industri obat tradisional (Depkes RI, 2007).
Pengobatan tradisional dengan tanaman obat telah lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia, digunakan secara turun temurun dan dilakukan untuk
menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi. Untuk mengetahui khasiat
tanaman obat dalam pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan upaya pengenalan,
penelitian, pengembangan khasiat serta pengujian keamanan suatu tanaman obat
alam secara klinik.
Salah satu tanaman yang terdapat di Indonesia adalah herba suruhan
(Peperomia pellucida (L.) Kunth). Berdasarkan pengalaman empiris, herba
Suruhan digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati pusing kepala
yang disebabkan demam, dan hasil perasan daunnya digunakan untuk pengobatan
penyakit perut (Heyne, 2007). Sedangkan berdasarkan penelitian sebelumnya
terbukti bahwa ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth)
menunjukkan hasil sebagai antihiperurisemia dengan pemberian dosis 50
mg/kgBB sebanding dengan allopurinol 10 mg/kgBB. Selain itu herba suruhan
(Peperomia pellucida (L.) Kunth) juga berkhasiat sebagai antidiabetes dan
antiinflamasi.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka ekstrak etanol herba suruhan
(Peperomia pellucida (L.) Kunth) perlu dilakukan uji toksisitas akut yang
bertujuan untuk mengetahui efek toksik zat uji yang dapat menimbulkan kematian
dalam durasi singkat sehingga didapat dosis lethal median (LD50) serta
melakukan pengamatan autopsi kasar dan histopatologi organ yang mungkin
dirusak. Uji toksisitas akut dirancang untuk mengetahui efek toksik obat yang

dapat menimbulkan kematian dalam durasi singkat sehingga didapat dosis lethal
median (LD50). LD50 didefinisikan sebagai dosis tunggal suatu zat yang secara
statistik diharapkan akan membunuh 50% hewan uji.
Penelitian ini diberi perlakuan ekstrak etanol herba suruhan dengan dosis 100
mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 300 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB. Dosis ditentukan
dengan merujuk dari penelitian sebelumnya yaitu Penelitian yang dilakukan oleh
Irma Mariani dkk (2012) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol herba suruhan
dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit dengan dosis 50 mg/kg BB
sebanding dengan allopurinol dosis 10 mg/kg BB.
B. Perumusan Masalah
Pengaruh ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) pada
mencit BALB/C dengan penentuan dosis lethal median (LD50) serta melakukan
pengamatan autopsi kasar dan histopatologi organ target toksik.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh toksisitas akut ekstrak etanol
herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) pada mencit BALB/C dengan
penentuan LD50 serta melakukan pengamatan autopsi kasar dan histopatologi
organ target toksik.
D. Manfaat Penelitian
Memberi informasi kepada masyarakat mengenai efek toksik dan nilai LD50
pada hewan uji, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengujian toksisitas sub
akut, sub kronik dan pengujian jangka panjang agar diketahui profil
keamanannya.

Anda mungkin juga menyukai