Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENYULUHAN

REHABILITASI PSIKOSOSIAL

Disusun oleh :
Sarastania Oktatriana

110.2008.228

Pranindya Hadiwidjojo

110.2010.216

Silpi Hamidiyah

110.2010.270

Pembimbing : dr. Friendy Ahdimar

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RS JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA
MEI 2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan
Rahmat-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Proposal Penyuluhan yang berjudul
Rehabilitasi Psikososial yang merupakan salah satu pemenuhan syarat kelulusan di
Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Islam Klender.
Terima kasih tim penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dalam penyusunan proposal penyuluhan ini, khususnya kepada dr.Friendy Ahdimar sebagai
pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, serta pengarahan dalam penulisan
karya ilmiah ini. Tim penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dokter
muda sejawat dan semua pihak yang ikut berkontribusi.
Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penyuluhan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna
menyempurnakan proposal penyuluhan ini. Semoga karya ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada khususnya.
Sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta,

Mei 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN..................................................................................... 4
BAB I : PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 6
I.2. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 6
I.3. Manfaat Penulisan ................................................................................................. 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi ................................................................................................................. 8
II.2. Tujuan Rehabilitasi .............................................................................................. 8
II.3. Kriteria Rehabilitan .............................................................................................. 9
II.4. Tim Rehabilitasi ................................................................................................... 9
II.5. Tahap Rehabilitasi ................................................................................................ 9
II.6. Jenis Kegiatan Rehabilitasi................................................................................... 9
BAB III : PENUTUP
III.1. KESIMPULAN .................................................................................................. 13
III.2. SARAN .............................................................................................................. 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I.

II.

IDENTITAS
Topik
: Rehabilitasi Psikososial
Sub Topik
: Mengenal lebih dalam tentang Rehabilitasi Psikososial
Hari/Tanggal :
Waktu
: .00 s/d selesai
Sasaran
: Pasien dan Keluarga pasien rawat jalan
Tempat: RS Jiwa Islam Klender
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengetahui
Rehabilitasi Psikososial, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan
sasaran dari penyuluhan ini memahami manfaat dan tujuan dari Rehabilitasi
Psikososial.

III.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para peserta dapat :
1. Memahami tentang terapi rehabilitasi
2. Memahami tentang tujuan terapi rehabilitasi
3. Memahami tentang maksud dan tujuan terapi rehabilitasi
4. Memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi rehabilitasi
5. Memahami tentang terapi okupasi

IV.

MATERI (TERLAMPIR)

V.

MEDIA
1. Laptop
2. LCD
3. Microphone
4. Leaflet

VI.

METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


NO

Kegiatan

1.

Pembukaan

Penyuluhan
Mengucap salam

Audiance
Menjawab salam

Memperkenalkan diri

Memperhatikan

Waktu
5 menit
4

2.

3.

Isi

Penutup

Penyampaian isi materi


Menyimpulkan materi

Memperhatikan
Memperhatikan

Memberi

Aktif bertanya

kesempatan

peserta untuk bertanya

Menjawab salam

15 menit

10 menit

Menutup dan mengucap


salam

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Sebagian besar orang beranggapan bahwa rehabilitasi merupakan kegiatan ekstramural
dari pengobatan pasien gangguan jiwa sehingga selalu diorentasikan pada pekerjaan dan
masalah-masalah sosial saja, hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan psikiatri modern.
Dengan adanya kemajuan dibidang psiko-farmasi dimana telah ditemukan berbagai
jenis obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala psikiatrik, maka bentuk
pelayanan rehabilitasi juga harus disesuaikan dengan kemajuan tersebut sehingga perlu
disusun kegiatan yang diberikan kepada para rehabilitan yang sesuai ketika mereka dirawat di
Rumah Sakit Jiwa.
Menurut L.E.Hinsie dan RJ.Cambell pengertian rehabilitasi dalam Psychiatric
Dictionary adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional
sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk
mempersiapkan pasien secara fisik, mental dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh
sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuan yang ditunjukkan ke arah mencapai
perbaikan fisik sebesar-besarnya, penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan
kapasitas maksimal, penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial secara
memuaskan sehingga dapat berfungsi sebagai warga masyarakat yang berguna. Upaya
Rehabilitasi psikososial di Indonesia mulai dirintis pada tahun 1969 dan berkembang sampai
sekarang ini.
I.2. TUJUAN PENULISAN
1. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang terapi Rehabilitasi
Psikososial.
2. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang tujuan terapi Rehabilitasi
Psikososial.
3. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap
terapi Rehabilitasi Psikososial.
4. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang tujuan terapi okupasi
6

5. Sebagai salah satu syarat kelulusan di Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
RSIJ Klender.
I.3. MANFAAT PENULISAN
1.

Agar lebih memahami tentang terapi rehabilitasi

2.

Agar lebih memahami tentang tujuan terapi rehabilitasi

3.

Agar lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi rehabilitasi

4.

Agar lebih memahami tentang terapi okupasi

5.

Agar lebih memahami tentang tujuan terapi okupasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DEFINISI
Rehabilitasi mental atau rehabilitasi psikososial adalah pengembalian fungsi individu
melalui proses yang terencana dan bertahap sehingga rehabilitan dapat produktif kembali ke
masyarakat, mengurangi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Rehabilitasi
adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami kecacatan menuju
kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik, mental, sosial dan ekonomi,di rumah
sakit-rumah sakit,dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu.
Rehabilitasi menurut WHO Expert Commitee on Medical Rehabilitation (1969).
Penggunaan secara terpadu dan terkoordinasi dari tindakan medis, sosial, pendidikan dan
vokasional untuk melatih atau melatihi kembali individu ke arah kemungkinan tertinggi dari
tingkat kemampuan fungsionalnya. Kegiatan ini diberikan dengan menggunakan sejumlah
kegiatan dimana bertujuan membantu pasien mengembangkan kemampuan kerja dalam
kehidupan sehari-hari sebagai bekal bagi dirinya di masyarakat setelah pulang dirawat di
rumah sakit.
Rehabilitasi mental atau psikososial berangkat dari motivasi yang berbunyi gangguan
jiwa tidak pernah merusak seluruh kepribadian manusia ataupun tingkah lakunya dan bahwa
tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan atau dibina kepada jurusan yang mengandung
sejumlah reaksi atau respon yang baru, untuk itulah rehabilitasi psikososial dirasakan
penting dilakukan untuk proses kesembuhan pasien gangguan jiwa agar dapat berinteraksi di
masyarakat dan bermanfaat di masyarakat.
Rehabilitasi untuk proses jangka panjang dimana memerlukan program dan sarana yang
mencukupi. Keberhasilan dari program rehabilitasi tergantung kepada besarnya motivasi
belajar, pola hidup sebelum dan sesudah sakit dan dukungan dari orang-orang yag memiliki
arti bagi pasien.
II.2. TUJUAN REHABILITASI
1. Mengembalikan kemampuan individu setelah terjadinya gangguan kepada kondisi
atau tingkatan fungsi yang optimum
8

2. Mencegah kecacatan yang lebih besar


3. Memelihara kemampuan yang ada atau dimiliki oleh pasien
4. Membantu pasien untuk mengembangkan keterampilannya yang baru
5. Meningkatkan kepatuhan berobat melalui edukasi rehabilitan mengenai penyakit dan
pengobatan termasuk efek samping obat.
6. Mengembalikan fungsi keterampilan sosial dan perilaku normative sehingga
mencapai penyesuaian diri yang lebih baik, sadar terhadap hak azasi dan harga diri
pasien.
7. Meningkatkan keterampilan yang produktif dan berguna sehingga memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.

II.3. KRITERIA REHABILITAN


1. Sudah tenang/tidak gaduh gelisah
2. Tidak ada indikasi bunuh diri
3. Usia produktif
II.4. TIM REHABILITASI
Tim yang menangani rehabilitasi yaitu tim kesehatan mental yang terdiri dari dokter,
perawat, psikolog, petugas sosial dan petugas terapi okupasional.
II.5. TAHAP-TAHAP REHABILITASI
1. Tahap Persiapan
Merupakan usaha untuk mempersiapkan pasien dengan berbagai pelatihan dan
kegiatan bermanfaat sebelum pasien di pulangkan. Tahapan ini meliputi :
Seleksi, Evaluasi, dan Uji Kerja (Work Assesment)
Terapi kerja
Latihan Kerja

2. Tahap Penyaluran atau Penempatan


Merupakan usaha pemulangan pasien ke keluarga, tempat kerja atau masyarakat dan
instansi lain yang berfungsi sebagai pengganti keluarga, disamping usaha
resosialisasi.
3. Pengawasan
Merupakan tindakan lanjut setelah pasien di salurkan ke masyarakat, meliputi
kunjungan ke rumah atau tempat kerja pasien, menyelenggarakan perawatan lanjut
(after care), serta rawat siang dan rawat malam (Day Care, Night Care), tujuannya
untuk mengetahui perkembangan pasien, permasalahan yang sedang dihadapi serta
cara-cara pemecahannya.
II.6. JENIS-JENIS KEGIATAN REHABILITASI
1. Terapi Edukasional
Kegiatan diskusi kelompok (Direct Group Therapy - DGT) yang dipimpin oleh
seorang terapis atau petugas rehabilitasi mental dengan tujuan agar rehabilitan
mempunyai wawasan tambahan disamping ilmu yang mungkin telah dimilikinya baik
formal maupun non-formal. Kegiatan DGT meliputi :
Kebersihan Diri dan Kesehatan
Rehabilitan dilatih bagaimana cara merawat diri yang benar, bagaimana menerapkan
cara hidup sehat, tujuannya agar rehabilitan dapat mandiri.
Pengetahuan Umum
Rehabilitan diberikan wawasan dan pengetahuan umum, seperti pengenalan mata
uang, lomba cerdas cermat, wawasan kebangsaan, dll.
Bimbingan Rohani
Rehabilitan diberikan bimbingan dan arahan spiritual berdasarkan agama yang dianut
oleh masing-masing rehabilitan, tujuannya untuk meningkatkan motivasi secara
spiritual.
Toilet Training
Rehabilitan dilatih bagaimana cara menggunakan toilet yang baik dan benar serta cara
menjaga kebersihan toilet setelah memakai toilet, dll.
Latihan Komunikasi Interpersonal
10

Rehabilitan dilatih bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar agar dapat
berkomunikasi dua arah dengan lingkungannya maupun masyarakat.
Persiapan Pulang dan Kembali ke Masyarakat
Rehabilitan dimotivasi dan diedukasi mengenai persiapan pulang dan kembali
kemasyarakat, tujuannya agar rehabilitan menjadi individu yang percaya diri, aktif
dan produktif serta dapat berinteraksi dalam ruang lingkung keluarga maupun
masyarakat.
2. Terapi Okupasional
Merupakan suatu rangkaian pelatihan yang diberikan pada rehabilitan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan fungsionalnya, melalui berbagai kegiatan
yang meliputi latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan jiwa, pendekatan kognitif,
aktivitas yang memacu kreativitas serta pelatihan keterampilan. Dengan terapi ini
mendorong pasien untuk mengembangkan minat untuk mempertahankan keterampilan
lama mempelajari keterampilan baru.
Kegiatan yang diberikan dapat berupa kerajinan tangan, seni tari, musik, drama,
rekreasi, ADL (activities of daily living), kegiatan yang dilakukan tersebut bersifat
terapeutik dan menyiapkan pasien untuk dapat dipulangkan ke tengah-tengah
masyarakat atau dicalonkan untuk direhabilitasikan, kegiatan ini dijalankan secara
individu atau kelompok.
Semua kegiatan tersebut dipandu oleh seorang okupasi terapis dimana tugas pokok
okupasi terapis adalah membangkitkan aktivitas positif melalui pekerjaan atau aktivitas
lain yang bersifat terapeutik dan mengevaluasi perkembangan pasien secara kontinyu
dan mengetahui efek terapi yang diberikan. Peran okupasi terapis adalah :

Motivator dan sumber reinforces : Memotivasi pasien dengan menjelaskan


secara rinci tentang kondisinya, berbagai manfaat dari aktivitas yang diberikan,
memberikan dukungan pada pasien.

Sebagai guru terapis : Memberikan pengalaman learning re-learning, okupasi


terapis harus mempunyai ketrampilan dan ahli tertentu dan harus dapat
menciptakan dan menerapkan aktivitas mengajarnya pada pasien.

11

Sebagai peran model sosial : Terapis harus mampu menampilkan perilaku yang
dapat dipelajari dan ditiru oleh pasien melalui role playing, terapis
mendemonstrasikan perilaku diharapkan (verbal atau non verbal) yang akan
ditiru oleh pasien.

Sebagai konsultan terapis : Terapis menentukan program perilaku yang dapat


menghasilkan respon terbaik dari pasien, terapis bekerja sama dengan pasien
dan keluarganya dalam merencanakan program ini.

3. Terapi Vokasional
Suatu proses dimana pasien dilatih dan ditempatkan sesuai dengan pekerjaannya
supaya pasien mendapatkan kepuasan dan bermakna. Kegiatan ini didasari atas
keyakinan bahwa dengan memberi pasien pekerjaan akan menghasilkan kreatifitas
kepuasan dalam berhubungan sosial dengan orang lain, meningkatkan kebanggaan
dalam menyelesaikan tugas dan harga dirinya.
Rehabilitan dibantu agar lebih bermanfaat dalam komunitasnya. Rehabilitasi ini bisa
dilakukan secara individual ataupun berkelompok, tergantung pada kebutuhan. Sebelum
mengikuti terapi ini biasanya pasien dilakukan uji sikap keterampilan, minat, kemudian
diminta mengobservasi dan mencoba salah satu jenis pekerjaan yang diminati,
kemudian dinilai kembali untuk diberikan terapi.

12

BAB III
PENUTUP

III.1. KESIMPULAN
1. Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami
kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik, mental,
sosial dan ekonomik, di rumah sakit-rumah sakit, dan pusat-pusat rehabilitasi
tertentu
2. Fungsi perawat dalam program rehabilitasi adalah menjaga komplikasi dari akibat
gangguan atau penyakit diderita pasien, membatasi besarnya gangguan semaksimal
mungkin, dan merencanakan dan melaksanakan program rehabilitasi.
3. Jenis - Jenis kegiatan rehabilitasi adalah terapi okupasional, terapi edukasi, dan
rehabilitasi vokasional.
4. Okupasi adalah Aktivitas yang terarah dan bertujuan adalah okupasi terapi sehingga
tidak ada waktu terluang dengan percuma tetapi semua waktu yang ada kita
manfaatkan untuk suatu kegiatan yang berguna bagi diri kita.
5. Jenis aktivitas terapi okupasi adalah aktivitas latihan fisik untuk meningkatkan
kesehatan jiwa, aktivitas dengan pendekatan kognitif, aktivitas yang memacu
kreativitas, training ketrampilan dan terapi bermain.Penatalaksanaan skizofrenia
yang berhasil membutuhkan perhatian yang lebih besar daripada sekedar
penatalaksanaan farmakologis. Hal yang penting dilakukan adalah intervensi
psikososial. Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau
mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan
sosial.

III.2. SARAN
1. Tenaga kesehatan hendaknya tidak hanya terpaku pada penatalaksanaan somatik
saja, tetapi juga penatalaksanaan psikososial harus lebih diperhatikan.
2. Tenaga kesehatan, pasien sendiri dan keluarga hendaknya saling bekerjasama dalam
melaksanakan kegiatan rehabilitasi agar diperoleh hasil yang maksimal.

13

Anda mungkin juga menyukai