Anda di halaman 1dari 5

KAL Stasioner (Kejapung)

Dalam Kualitas Air Laut Stasioner (Kejapung) dibuat profil vertikal dari beberapa parameter
kualitas air laut yang diambil di kejapung serta time series nya. Parameter Kualitas Air Laut yang
diukur adalah konduktivitas menggunakan Extech Instrument untuk Konduktivitas, temperatur
menggunakan HOBO Water Temp Pro V2 dan DO menggunakan DO Meter RBR Virtuoso.
Dalam pengambilan data KAL Stasioner ini untuk Neap selama sekitar 26 jam, sedangkan untuk
Spring adalah sekitar 28 jam.
Berdasarkan hasil grafik vertikal dan time series DO dapat dilihat bahwa nilai DO akan semakin
menurun seiring bertambahnya kedalaman. Hal tersebut dikarenakan jika dalam suatu perairan
kadar Oksigen akan semakin berkurang. Selain itu dapat dilihat bahwa pada malam hari nilai DO
lebih rendah daripada siang hari. Hal tersebut karena akibat aktivitas makhluk hidup di sekitar
perairan pengambilan data. Salah satunya adalah fitoplankton dan tumbuhan laut. Pada siang hari
atau pagi hari, Fitoplankton bergerak ke permukaan saat matahari sudah mulai muncul dan akan
turun ke dasar saat matahari tidak menyinari permukaan laut atau pada saat malam hari.
Sehingga kadar DO pada malam hari cenderung lebih rendah dibandingkan dengan siang hari.
Dalam Kualitas air laut nilai DO yang tinggi menandakan kualitas air laut yang bagus untuk
menjadi habitat makhluk hidup. Dapat disimpulkan bahwa nilai DO nya akan berkurang seiring
bertambahnya kedalaman dan bergantung dengan makhluk hidup yang ada di sekitar
pengambilan data.
Berdasarkan hasil grafik vertikal dan time series temperatur dapat dilihat bahwa temperatur air
laut semakin menurun semakin bertambahnya kedalaman,. Air laut di permukaan memiliki
temperatur lebih tinggi disebabkan air di permukaan menyerap energi termal dari matahari lebih
banyak dibanding air laut di kedalaman. Hal ini juga mengakibatkan temperatur air pada setiap
kedalaman lebih tinggi pada siang hari dibanding malam hari. Dari grafik temperatur saat posisi
bulan neap, dapat dilihat bahwa pada pukul 18:00 terjadi penurunan temperatur secara signifikan.
Hal tersebut dikarenakan pada saat itu alat ukur HOBO diangkat ke permukaan untuk diganti
pemberatnya, sehingga data yang terekam adalah temperatur udara.
Berdasarkan hasil grafik vertikal dan time series konduktivitas dapat dilihat konduktivitas akan
semakin bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Sama hal nya dengan grafik time series
yang menunjukkan semakin besar nya konduktivitas seiiring bertambahnya kedalaman. Besarnya

suatu konduktivitas suatu perairan mempengaruhi besarnya salinitas. Dimana salinitas air laut
akan bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Kemudian salinitas tersebut juga akan
mempengaruhi besarnya densitas di suatu perairan. Dengan bertambahnya konduktivitas
terhadap kedalaman berarti sebanding dengan bertambahnya salinitas dan densitas terhadap
kedalaman. Selain itu dapat dilihat bahwa ketika malam hari nilai konduktivitas akan bertambah.
Penambahan nilai konduktivitas di malam hari disebabkan karena pada malam hari temperatur
udara lebih rendah yang menyebabkan temperatur air laut juga menurun. Dengan menurunnya
temperatur air laut maka menyebabkan densitas dan kadar garam akan meningkat, sama halnya
dengan nilai konduktivitasnya. Berbeda dengan siang hari, dimana temperatur udara akan
meningkat, sehingga temperatur air laut ikut meningkat. Hal tersebut menyebabkan nilai
salinitas, densitas, dan konduktivitasnya berkurang. Dapat disimpulkan bahwa dengan
bertambahnya konduktivitas terhadap kedalaman berarti sebanding dengan bertambahnya
salinitas dan densitas terhadap kedalaman, begitupun sebaliknya.
Selain itu Pola perubahan baik konduktivitas dan temperature juga mengikuti pola pasang surut.
Ketika pasang, massa air dari lepas pantai yang bersalinitas tinggi dan bertemperatur rendah
terbawa ke dekat pantai. Keadaan sebaliknya ketika surut, massa air di dekat pantai terbawa ke
lepas pantai. Perbedaan yang cukup terlihat adalah massa air yang terbawa ketika pasang saat
neap akan lebih sedikit daripada pasang saat spring.
KAL BALAI
Dalam pengambilan data KAL Balai. Dilakukan di inlet serta outlet dari balai. Dalam
pengolahannya dibuat grafik timeseries. Grafik tersebut menunjukkan beberapa parameter seperti
pH, DO, Temperature, salinitas, serta konduktivitas nya untuk menunjukkan perbandingan antara
bagian pantai yang menjadi inlet dari suplai air balai dan outlet dari balai. Dari hasil
pengambilan data tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu air laut.
Untuk pH berdasarkan grafik time series pada inlet balai lebih besar dibandingkan dengan
outlet balai. Perbedaan tersebut disebabkan adanya proses di dalam balai, sehingga menyebabkan
meningkatnya kadar keasaman air tersebut. Pada balai terdapat mesin filter untuk mengolah air
yang masuk. Namun ada beberapa waktu yang nilai pH inletnya lebih kecil dibandingkan
dengan pH outlet. Jika dibandingkan dengan baku mutu, pH air laut untuk budidaya adalah 6,5
8,5, sedangkan pada hasil pengukuran di Inlet pH nya adalah rata-rata nya 8.0012 sehingga dapat

dikatakan air laut dari Inlet disekitar pantai baik untuk budidaya di Balai. Begitu pun dengan
outletnya, meski sudah tercampur dengan berbagai macam proses, namun masih baik untuk
digunakan dalam budidaya, karena rata-rata pH outlet nya adalah 7.903.
Untuk DO berdasarkan grafik time series pada inlet balai lebih kecil dibandingkan dengan outlet
nya. Hal tersebut bisa terjadi karena pada saat di dalam balai banyak terjadi proses-proses yang
menyebabkan air saat outlet terdapat banyak nya hasil dari biota yang ada di balai sehinggadapat
meningkatkan nilai DO nya. DO juga bisa menjadi pengukur tingkat pencemaran suatu perairan,
apabila DO nya kecil berarti perairan tersebut sudah tercemar. Nilai DO yang normal berada
pada kisaran 5 hingga 12 mg/L, sedangkan untuk budidaya DO yang baik adalah <11 mg/L.
Berdasarkan hasil pegambilan data terlihat besar kadar DO rata-rata 10,1 mg/L untuk intet dan
10,6 mg/L untuk outlet. Sehingga dapat dikatakan air laut Inlet dan Outlet baik digunakan untuk
budidaya di Balai. Namun, ada juga kadar DO dalam pengukuran yang anomaly. Anomali
tersebut terjadi karena dalam pengambilan data sensor alat yang digunakan terdapat kesalahan
sehingga angka yang dihasilkan berbeda pada umumnya.
Untuk temperature berdasarkan grafik time series pada inlet balai lebih besar dibandingkan
dengan outletnya. Hal tersebut diperkirakan terjadi akibat kegiatan budidaya ikan yang dilakuan
dalam balai yang menyebabkan temperatur air menurun. Pada malam hari temperatur inlet
maupun outlet akan rendah dibandingkan pada siang hari. Hal tersebut terjadi karena adanya
penyinaran matahari pada siang hari. Jika dibandingkan dengan baku mutu, temperature normal
untuk budidaya adalah 27 dan 32C, berdasarkan pengukuran hasilnya adalah rata-rata nya baik
inlet atau outlet adalah sekitar 30C. sehingga dapat dikatakan temperature dari Inlet dan Outlet
baik untuk budidaya di Balai.
Untuk salinitas berdasarkan grafik time series pada inlet balai lebih besar dibandingkan dengan
outletnya. Hal ini disebabkan karena nutrient dan zat-zat penting air inlet dari air laut yang
masuk telah digunakan didalam balai sehingga air yang keluar dari balai pada bagian outlet
memiliki kadar nutrien yang rendah, sehingga kadar salinitasnya rendah. Selain itu proses yang
terjadi di dalam balaipun dapat menyebabkan kadar garam nya menurun saat outlet. Berdasarkan
grafik tersebut juga terlihat nilai salinitas pada malam hari akan tinggi, karena tidak adanya
penguaoan oleh sinar matahari. Berdasarkan baku mutu kadar salinitas normal adalah 3334 ppt.
dari hasil pengukuran terlihat nilai salinitasnya adalah 32-33 ppt. sehingga air dalam inlet baik

untuk budidaya di balai. Hal tersebut juga sama dengan konduktivitas. Karena nilai konduktivitas
sebanding dengan nilai salinitas. Nilai konduktivitas rata-rata adalah 47 mS/cm untuk Inlet dan
43 mS/cm untuk Outlet.
KAL Sebaran.
Pada KAL sebaran ini disajikan dalam kontur dan time series dari 3 titik stasiun yang
diamati. Pada output persebaran nilai Kualitas Air Laut (KAL) ini kita dapat melihat persebaran
nilai setiap parameter KAL pada daerah yang kami ukur, Penyajian dilakukan juga untuk kondisi
Neap dan Kondisi Spring. Pada kontur ini. Sumbu x menunjukkan bujur dan y menunjukan
lintang, dengan arah utara kearah bawah. Warna biru menunjukan nilai rendah, warna merah
menunjukan nilai tinggi. Plot persebaran ini ditampilkan garis-garis kontur yang menandakan
perbedaan nilai parameter KAL pada setiap garisnya. Pada pengukuran ini jugadikaitkan dengan
fenomena pasang surut, dimana pada saat pasang cendrung terjadi kenaikkan nilai temperatur
dan DO . Sedangkan pada saat surut cendrung terjadi kenaikkan salinitas, konduktivitas dan pH.
Untuk pH terhadap kedalaman, jika semakin dalam perairan, maka pH akan semakin
tinggi. Selain itu dari grafik dan kontur dapat dilihat bahwa kadar pH akan tinggi ketika
mendekati laut, sedangkan akan rendah ketika mendekati pantai. Hal tersebut karena pada laut
lepas, air nya tidak terlalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti faktor aktivitas
manusia. Akibat adanya aktivitas tersebut, air laut di pantai pH nya menjadi berkurang,
sedangkan di laut lepas tidak. Selain itu disekitar pantaipun dipengaruhi oleh adanya air tawar.
Saat surut pH cenderung tinggi dibandingkan dengan saat pasang.
Untuk DO jika semakin dalam perairan, maka DO akan semakin rendah. Karena semakin
dalam, maka semakin sedikit biota yang ada di laut. Selain itu dari grafik dan kontur dapat dilihat
bahwa semakin mendekati pantai DO yang terukur semakin besar, sedangkan semakin jauh dari
pantai DO yang terukur semakin rendah. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh adanya aktivitas
disekitar pantai. Seperti budidaya ikan, ataupun outlet balai. Pada malam hari DO akan tinggi.
Hal ini diperkirakan terjadi karena aktivitas biota laut banyak terjadi malam hari, Saat pasang
DO cenderung tinggi dibandingkan dengan saat surut.
Untuk temperature jika semakin dalam perairan, maka temperature akan semakin rendah.
Hal ini disebabkan air di permukaan mendapat penyinaran matahari dengan intensitas yang

tinggi, sedangkan air dikedalaman kurang mendapat penyinaran. Selain itu dari grafik dan
kontur dapat dilihat bahwa semakin mendekati pantai temperatur yang terukur semakin tinggi.
Berbeda dengan di laut lepas, yang temperature nya cenderung rendah. Hal tersebut disebabkan
akibat pengaruh dari daratan. Daratan menyerap panas lebih cepat dibanding lautan, Temperatur
pada siang hari juga lebih tinggi dibanding malam hari, hal ini disebabkan adanya penyinaran
matahari di siang hari. Saat pasang temperaturecenderung tinggi dibandingkan dengan saat surut.
Untuk salinitas jika semakin dalam perairan, maka salinitas akan semakin tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa semakin dalam air laut semakin memiliki kadar garam yang banyak sehingga
dapat diketahui bahwa densitas air semakin dalam semakin besar. Selain itu dari grafik dan
kontur dapat dilihat bahwa semakin mendekati pantai salinitas yang terukur semakin rendah. Hal
ini disebabkan oleh adanya air tawar dari darat. Sedangkan untuk di laut lepas, tidak dipengaruhi
oleh air tawar. Saat surut salinitas cenderung tinggi dibandingkan dengan saat pasang.
Untuk konduktivitas jika semakin dalam perairan, maka konduktivitas akan semakin tinggi.
Konduktivitas akan berhubungan dengan salinitas. Dimana salinitas akan bertambah seiring
bertambahnya kedalaman, sama halnya dengan konduktivitas. Selin itu dari grafik dan kontur
dapat dilihat bahwa semakin mendekati pantai konduktivitas yang terukur semakin kecil,
sedangkan semakin jauh dari pantai konduktivitas yang terukur semakin besar. Hasil dari
pengukuran konduktivitas juga sesuai dengan hasil pengukuran salinitas yang semakin menjauhi
pantai nilainya semakin besar. Hal tersebut karena nilai konduktivitas tinggi di daerah lepas
pantai disebabkan oleh adanya inputan air tawar dari darat. Sedangkan air yang berada jauh dari
pantai tidak langsung berinteraksi dengan air tawar dari darat sehingga konduktivitasnya lebih
tinggi dibanding air di daerah pantai. Dari grafik tersebut juga dapat dilihat bahwa konduktivitas
malam hari lebih tinggi daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada malam hari tidak ada
matahari yang meningkatkan temperatur air laut, sehinggatemperatur air laut di malam hari lebih
rendah daripada siang hari. Temperature tersebut akan mempengaruhi densitas, dimana densitas
akan sebanding dengan konduktivitas. Saat surut Konduktivitas cenderung tinggi dibandingkan
dengan saat pasang.

Anda mungkin juga menyukai