Anda di halaman 1dari 27

STUDI KASUS KELOMPOK 2

KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA SEDANG

Setiyani Windrati
S.Kep Ners

Kasus
Tn. Z datang ke IGD diantar oleh warga karena
mengalami kecelakaan lalu lintas. Saat
perawat melakukan pengkajian didapati Tn.Z
membuka membuka mata dan tangannya
melokalisasi sumber nyeri, terdengar suara
merintih Tn.Z. Nampak keluar darah dari
kepala Tn.Z tetapi tidak aktif.

Berdasarkan kasus diatas,


berapa nilai GCS Tn.Z. Jelaskan
alasannya!
nilai GCS Tn.Z adalah 11
Penjelasan: E4 klien dapat membuka mata

secara spontan, M5 klien dapat melokalisasi


nyeri/ tau arah nyeri, V2 klien
merintih/mengerang.

GCS and Score

Berdasarkan penilaian GCS, maka


cedera yang dialami Tn.Z termasuk
dalam kategori apa? Jelaskan
pembagian kategorinya!
Berdasarkan penilaian GCS, maka Tn.Z

mengalami cedera kepala sedang.


Cedera kepala sedang : GCS 9-12

Klasifikasi Cedera kepala


berdasarkan GCS

1. CKR = GCS 13-15


2. CKS = GCS 9-12
3. CKD = GCS 3-8

Tanda-tanda peningkatan
TIK??
Nyeri kepala hebat
Muntah proyektil
Papil edema

Upaya mengatasi
Peningkatan TIK?
Posisikan kepala klien lebih tinggi dari badan

20-30
Pemberian diuretic
Pembatasan cairan
Pemberian kortikosteroid

Prinsip tata laksana pasien


dengan trauma spinal?
Immobilisasi

segera: membidai medulla spinalis


yang cedera karena gerakan terus menerus pada
medulla spinalis dapat memperberat kerusakannya.
Pengobatan:
pemberian
preparat
steroid
glukokortikoid dengan dosis yang tinggi pada
keadaan darurat dan dengan dosis maintenance.
Dekompresi:
meniadakan kompresi, dilakukan
traksi untuk meluruskan tulang belakang / melalui
pembedahan yang meluruskan tulang belakang
dengan memperbaiki hubungan antara facies
artikularis serta memperbaiki dislokasi.
Stabilisasi: stabilisasi atau imobilisasi local.

Perbedaan prinsip tatalaksana pasien


trauma spinal dengan pasien stroke?

Klien dengan trauma spinal harus


imobile/tidak boleh dilakukan manipulasi
posisi.
Pada pasien stroke boleh dilakukan mobilisasi
dan perubahan posisi, semifowler


Komplikasi dari trauma spinal?

Masalah pulmoner
Ulkus stress
Disrefleksia otonomik
Hiperkalsemia
Masalah tulang, sendi, dan otot
Syndrome nyeri kronis
Iskemia medulla spinalis

Tinjauan Teori
Konsep dasar
--Definisi
Cedera kepala adalah trauma yang meliputi trauma kulit
kepala, tengkorak, dan otak, dan cedera kepala paling sering
dan penyakit neurologik yang serius diantara penyakit
neurologik, dan merupakan proporsi epidemik sebagai hasil
kecelakaan jalan raya. (Brunner & Suddarth, 2002 : hal.
2210)
Cedera kepala adalah gangguan traumatik pada daerah kepala
yang menggangu fungsi otak dengan atau menyebabkan
terputusnya kontinuitas jaringan kepala yang biasanya
disebabkan oleh trauma keras (Sylvia A. Price, 2006 : hal.
1173).

Anatomi Fisiologi Otak

Klasifikasi cedera kepala


Berdasarkan mekanisme cedera:
1. Trauma tumpul: kecepatan tinggi (tabrakan
otomobil), dan kecepaan rendah (terjatuh,
dipukul).
2. Trauma tembus: luka tembus peluru dan
cedera tembus lainnya)
Berdasarkan Keparahan cedera:
1. Cedera Kepala Ringan (CKR): GCS 13-15
2. Cedera Kepala Sedang (CKS): GCS 9-12
3. Cedera Kepala Berat (CKB): GCS 3-8

Pengklasifikasian cedera kepala menurut Brunner Suddarth:


1. Komosio
2. Kontusio
3. Hematoma intrakranial:

a. hematoma epidural
b. Hematoma subdural: akut, sub akut, kronis
c. Hemoragi intraserebral
Berdasarkan penyebab, trauma kepala dibagi menjadi 2:

1. Trauma primer: terjadi karena benturan langsung atau


tak langsung (akselerasi/deselerasi).
2. Trauma sekunder: akibat dari trauma saraf (melalui
akson yang meluas, hipertensi intracranial, hipoksia,
hiperkapnea, atau hipotensi sistemik.

Etiologi
kecelakaan lalu lintas
kecelakaan di rumah
kecelakaan kerja
peluru yang menembus tulang tengkorak
kejatuhan atau jatuh dari pohon
akibat kekerasan.

Patofisiologi

Manifestasi Klinis
a. Bengkak pada sekitar fraktur
b. Hemoragi dari hidung, faring, telinga, dan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

darah terlihat dibawah konjungtiva.


Ekimosis/memar bettle sign
Laserasi atau kontusio otak ditunjukkan oleh
cairan spinal berdarah.
Penurunan kesadaran
Nyeri kepala
Mual, muntah
Brill Hematom
Pingsan

Komplikasi
a. Edema serebral
b. Herniasi otak
c. Defisit neurologis dan psikologis
d. Infeksi sistemik
e. Osifikasi heterotopik

Pemeriksaan diagnostik
Ct scan kepala
MRI
Angiografi
EEG
Sinar X
BAER
PET
Pungsi Lumbal
AGD
Elektrolit darah

Penatalaksanaan
Pedoman resusitasi dan penilaian awal
1) Menilai jln nafas
2) Menilai pernafasan
3) Menilai sirkulasi
4) Mengobati kejang
5) Menilai tingkat keparahan
pada pasien koma elevasi kepala 30 drjt,
hiperventilasi, berikan manitol susai indikasi,
pasang voley kateter

Asuhan keperawatan
Pengkajian dan pemeriksaan Fisik
a. Riwayat kesehatan
b. Kesadaran GCS
c. ABC
d. Neurosensori
e. Nyeri

Diagnosa keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d
penghentian aliran darah oleh SOL (hemoragi,
hematome) ; edema serebral (respons local
atau umum pada cedera, perubahan metabolic,
takar lajak obat / alcohol) ; penurunan TD
sistemik / hipoksia (hipovolemia, distrimia
jantung).
2. Resti pola nafas inefektif b.d kerusakan
neurovaskuler (cedera pasa pusat pernafasan
otak), kerusakan persepsi atau kognitif,
obstruksi trakeobronkial
3. Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan

Intervensi keperawatan

intervensi

TINJAUAN KASUS

Tinjauan
kasus

DAFTAR PUSTAKA
Price S.A., Wilson L.M.(1995).Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses PenyakitEdisi 4, Buku II, EGC, Jakarta.


MansJoer, Arif 2000.Kapita Selekta Kedokteran, Media
Aesculapius. Jakarta.
Suzanne CS & Brenda GB. 2000.Buku Ajar Medikal Bedah, Edisi
8. Volume 3. EGC: Jakarta.
Perhimpunan chritical care medicine Indonesia.
Penanggulangan Penderita Gawat darurat. Gawat Darurat
Emergenci 118.
Doenges M.E. 1989.Nursing Care Plan, Guidlines for Planning
Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Hudak & Gallo. 2001.Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik,
Volume II. EGC: Jakarta
http://gadar-stikesaisyiyahsurakarta.blogspot.com/p/cedera-kep
ala.html
(Senin 7/5/2013, 20:05 WIB)

Thanks

Anda mungkin juga menyukai