Anda di halaman 1dari 30

KOMPLIKASI AKUT DIABETES

MELITUS

OLEH:

FAHRI PARLAUNGAN HARAHAP


081001078

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RANTAU PRAPAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN

PENDAHULUAN

Diabetes

Melitus merupakan salah satu


penyakit tertua pada manusia. Berasal dari
istilah kata Yunani, Diabetes yang berarti
pancuran dan Melitus yang berarti madu
atau gula.

Secara

definisi medis, definisi diabetes


meluas kepada suatu kumpulan aspek gejala
yang
timbul
pada
seseorang
yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah akibat kekurangan
insulin baik yang sifatnya absolut maupun
relative.

DM tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya


kekurangan hormon insulin pada proses penyerapan
makanan akibat dari malfungsi kalenjar pankreas

DM Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada


volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni selsel darah. Dalam kondisi ini produktifitas hormon
insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung
oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel
darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin.

Jika komplikasi diabetes dibuat menjadi daftar, pasti


akan terbentuk suatu daftar yang panjang. Penyakit
diabetes memang dapat menyebabkan penyakitpenyakit lain. Bahkan, banyak penderita diabetes
yang meninggal bukan akibat penyakit diabetes
melitus itu sendiri melainkan komplikasinya. Baik
komplikasi Akut maupun Kronik.

Berikut beberapa komplikasi akut diabetes


melitus
Menurut Brunner dan Suddarth (2002):
Hipoglikemia
Diabetes Ketoasidosis
Sindrom
Hiperglikemik
Hiperosmolar
Nonketotik

Hipoglikemia

adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah


hingga dibawah 60 mg/dl. Padahal kinerja tubuh,
terutama otak dan sistem syaraf membutuhkan
glukosa dalam darah yang berasal dari makanan
berkarbohidrat dalam kadar yang cukup.

Kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl pada


kondisi puasa,100-180 mg/dl pada kondisi setelah
makan

Faktor-faktor penyebab hipoglikemia adalah:

Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas


sehingga menurunkan kadar gula darah secara cepat

Dosis insulin terlalu tinggi yang diberikan kepada


penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula
darahnya.

Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal

Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau


pembentukan glukosa di hati

Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Indikasi pemakaian Obat Hipoglikemik Oral :

Apabila tindakan umum yang dilakukan bagi


penderita diabetes berupa diet dengan pembatasan
kalori, olah raga, berhenti merokok, tidak efektif
menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes
Tipe-2

Diabetes sesudah umur 40 tahun

Diabetes kurang dari 5 tahun

Memerlukan insulin dengan dosis kurang dari 40 unit


sehari

Diabetes mellitus tipe 2, berat normal atau lebih

Penggolongan Obat Hipoglikemik Oral


Golongan
Sulfonilurea

Nama Obat

Mekanisme Kerja

Klorpropamid

Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas, sehingga

Glibenklamid/

hanya efektif pada penderita diabetes yang se-sel

Gliburida

pankreasnya masih berfungsi dengan baik. Diberikan

Glipizida

pada pasien DM Tipe 2 tidak gemuk.

Glikazida
Glimepirida
Glikuidon

Biguanida

Metformin

Bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi


glukosa hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh
kelenjar pankreas. Diberikan pada pasien DM Tipe 2
gemuk.

Meglitinida

Repaglinid

Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas.

Turunan

Nateglinid

Meningkatkan kecepatan insulin oleh pankreas.

Rosiglitazon

Meningkatkan kepekatan tubuh terhadap insulin.

Troglitazon

Berikatan dengan peroxisome proliferators actived

Pioglitazon

receptor gamma/PPAR gamma di otot, jaringan lemak,

Fenilalamin
Tiazolidindion

dan hati untuk


menurunkan resistensi insulin.

Inhibitor glukosidase

Acarbose

Menghambat kerja enzim-enzim pencernaan yang

Migiitol

mencerna karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi


glukosa ke darah.

Dosis Obat Hipoglikemik Oral (antidiabetik) yang sering


digunakan:
Klorpropamid mulai dengan 0,1 gr/hari dalam sekali
pemberian, maksimal 0,5 mg/hari
Glibenklamid mulai dengan 5 mg/hari dalam sekali
pemberian, maksimal 10 mg/hari
Metformin mulai dengan 0,5 gr/hari dalam 2 3 kali
pemberian, maksimal 2 g/hari.
Obat ini harus dimulai dengan dosis terkecil. Setelah
2 minggu pengobatan, dosis dapat ditingkatkan.

Ketoasidosis diabetik (KAD)

Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi yang


potensial yang dapat mengancam nyawa pada pasien
yang menderitadiabetes mellitus.

KAD disebabkan karena kekurangan insulin, dimana


yang dapat mengancam kehidupan metabolisme.
Dikarenakan sel beta dalam pancreas tidak mampu
menghasilkan insulin, selain itu hiperglikemi yang
disebabkan karena hiperosmolaritas.

Gangguan
tanda:

metabolism

glukosa

mempunyai

tanda-

Hiperglikemia (KGD sewaktu > 300 mg/dL),

Hiperketonemia/ ketonuria dan asidosis metabolik (pH


darah < 7,3 dan bikarbonat darah < 15 mEq/ L)

Hasil dari hiperosmolaritas adalah perpindahan cairan


dari dalam sel ke serum, hal ini menyebabkan
hilangnya cairan dalam urin sehingga terjadi
perubahan elektrolit dan dehidrasi total pada tubuh.
Gangguan metabolic lainnya terjadi karena insulin
tidak memungkin glukosa untuk masuk kedalam sel
sehingga sel memecah lemak dan protein yang
digunakan
sebagai
bahan
bakar.
Proses
ini
menyebabkan
pembentukan
keton.
Keton
menurunkan pH darah dan konsentrasi bikarbonat
dikarenakan ketoasidosis.

Berat ringannya
asidosisnya:

KAD

dibagi

berdasarkan

tingkat

RINGAN : pH darah < 7,3 , bikarbonat plasma < 15


mEq/L

SEDANG: pH darah < 7,2 , bikarbonat plasma < 10


mEq/L

BERAT : pH darah < 7,1 , bikarbonat plasma < 5


mEq/L

Penyebab ketoasidosis diabetic:

Pasien baru DM tipe 1

Stress

Penyakit atau keadaan yang meningkatkan kenaikan


metabolisme sehingga kebutuhan insulin meningkat
(infeksi, trauma)

Kehamilan

Peningkatan kadar hormone anti insulin (glucagon,


epinefrin, kortisol)

Obat-obatan yang menggangu sekresi insulin:

Glukokortikoid
dexamethasone)

(hydrocortisone,

prednisone,

Penitoin (dilantin)

Thiazide diuretic (hydroclorothiazide)

Sympathomimetics
(albuterol,
dobutamine,
dopamine,
epinephrine,
norephinephrine,
phenylephrine).

Nilai-nilai laboratorium ketoasidosis diabetic:

Serum glukosa (250 mg/dl)

Tingginya nilai BUN

Glukosuria

Meningkatnya serum osmolaritas ( > 300 mOsm/L )

Arterial pH < 7,35

Hiperkalemia (sering pada awal): > 5,4 mEq/L

Anion gap : > 20 mEq/L

PENATALAKSANAAN

Prinsip-prinsip pengelolaan KAD adalah:

Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi


dan rehidrasi)

Penggantian cairan dan garam yang hilang

Menekan
lipolisis
sel
lemak
dan
menekan
glukoneogenesis sel hati dengan pemberian insulin.

Mengatasi stress sebagai pencetus KAD

Mencegah komplikasi dan mengembalikan keadaan


fisiologis normal serta menyadari pentingnya
pemantauan serta penyesuaian pengobatan.

Hiperglikemik Hiperosmolar Non


Ketosis

juga merupakan keadaan koma akibat dari komplikasi


diabetes melitus di mana terjadi gangguan
metabolisme yang menyebabkan: kadar gula darah
sangat tinggi, meningkatkan dehidrasi hipertonik dan
tanpa disertai ketosis serum, biasa terjadi pada DM
tipe II.

Menurut Hudak dan Gallo (edisi VI) koma


hiperosmolar adalah komplikasi dari diabetes yang
ditandai dengan :

1. Hiperosmolaritas dan kehilangan cairan yang


hebat.

2. Asidosis ringan.

3. Sering terjadi koma dan kejang lokal.

4. Kejadian terutama pada lansia.

5. Angka kematian yang tinggi.

Gejala-gejala meliputi :

1. Agak mengantuk, insiden stupor atau sering koma.

2. Poliuria selam 1 -3 hari sebelum gejala klinis timbul.

3. Tidak ada hiperventilasi dan tidak ada bau napas.

4. Penipisan volume sangat berlebihan (dehidrasi,


hipovolemi).

5. Glukosa serum mencapai 600 mg/dl sampai 2400


mg/dl.

6.
Kadang-kadang
gastrointestinal.

7. Hipernatremia.

8. Kegagalan mekanisme haus yang mengakibatkan


pencernaan air tidak adekuat.

terdapat

gejala-gejala

9.Osmolaritas serum tinggi dengan


minimal (disorientasi, kejang setempat).

10. Kerusakan fungsi ginjal.

11. Kadar HCO3 kurang dari 10 mEq/L.

12. Kadar CO2 normal.

13. Celah anion kurang dari 7 mEq/L.

14. Kalium serum biasanya normal.

15. Tidak ada ketonemia.

16. Asidosis ringan.

gejala

SSP

DIAGNOSIS
Kriteria .diagnosis HHNK adalah :

Hiperglikemia > 600 mg%

Osmolalitas serum > 350 mOsm/ kg

pH > 7,3

Bikarbonat serum > 15 mEq/L

Anioan gap normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium sangat membantu untuk


membedakan dengan ketoasidosis diabetic. Kadar
glukosa darah > 600 mg%, aseton negative, dan
beberapa tambahan yang perlu diperhatikan : adanya
hipertermia, hiperkalemia, azotemia, kadar blood
urea nitrogen (BUN): kreatinin = 30 : 1 (normal 10:1),
bikarbonat serum > 17,4 mEq/l. Bila pemeriksaan
osmolalitas serum belum dapat dilakukan, maka
dapat dipergunakan formula :

PENATALAKSANAAN MEDIS

Pengobatan :

1. Rehidrasi dengan mengunakan cairan

2. Insulin

3. Kalium

Perbedaan antara KAD dan HHNK

Gejala

KAD

HHNK

anoreksia , mual

Bingung , lesu

Nyeri pada abdomen

Lemah

Takikardi

Terlihat kemerah-merahan pada kulit

Nafas berbau aseton

Takikardi

Pernapasan cepat dan dalam

Nafas cepat

Bingung, lesu, Merasa haus

Napas berbau aseton

Nilai laboratorium
Glukosa darah

Tinggi

Tinggi > 1000 mg/dl

Serum sodium

Tinggi

Tetap

Serum pottasium

Tetap

Tetap

Serum osmolarity

Tinggi (tetapi < 330 mOsm/L)

Tinggi sampai > 350 mOsm/L

AGD

Asidosis

metabolic

penurunan

pH

dengan Normal asidosis ringan

kompensasi alkalosis pernafasan

Keton urin

Positive

Negative

Intervensi

Insulin, cairan dan penggantian elektrolit

Insulin,
elektrolit

cairan

dan

penggantian

Ada tiga komplikasi akut pada diabetes yang penting dan


berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar
glukosa darah jangka pendek
a)Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi kalau kadar glukosa darah turun


dibawah 50 hingga 60 mg/dl.

b)Diabetes Ketoasidosis

Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya


jumlah insulin yang nyata. Keadaan ini mengakibatkan
gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak.

c)Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketotik

Merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolaritas


dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran
(sense of awareness).

Anda mungkin juga menyukai